SCANDAL

By : Han Kang Woo

Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Exo Member, etc.

Main Cast : HunHan

Genre : Romance

Warning : BL (Boys Love), NC Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M

DLDR

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

o

o

"The best singer of the year, dimenangkan oleh... Xi Luhan." seru si pembaca nominasi, meneriakkan nama pemenang penyanyi terbaik tahun ini.

Teriakan riuh dan gegap gempita mengiringi langkah seorang namja imut asal China naik ke podium kemenangan. Dialah Xi Luhan. Dia hanya mengucapkan beberapa kata saja, winning speach. ucapan terima kasih pada intinya. Terutama kepada para fansnya yang jauh jauh dari dari China ke Korea Selatan.

Piala yang diterimanya begitu berkesan, namun ada yang paling membuatnya sangat terkesan, yaitu seorang namja tampan yang memberikan piala itu padanya. Dia bernama Oh Sehun, aktor tampan yang sedang naik daun. Aktor itu bersama seorang yeoja pembaca nominasi.

Dua namja beda negara itu saling tatap, lumayan lama. Piala sudah berpindah tangan, namun tatapan itu belum juga terhenti. Hingga durasi yang terbataslah yang menghentikan semuanya.

Mereka masing masing kembali kebelakang panggung. Berpisah disebuah belokan menuju tempat masing masing. Namun, mereka saling mencari cari.

Setelah agak lama, mereka bertemu di ruang make up.

"Selamat, kau memenangkan penghargaan itu. Aku suka lagu lagumu." kata Sehun, agak cadel dalam pengucapan bahasa Koreanya.

"Sama sama, terima kasih." balas Luhan, dengan bahasa Korea yang lumayan. dia sebenarnya ingin memuji Sehun juga, namun Sehun sama sekali belum masuk nominasi apapun, maklum saja, Sehun masih baru dan hijau.

Suasana canggung terjadi kemudian. Mereka masing masing tidak tahu mau membahas apa. Dan ujung ujungnya mereka kembali membicarakan karir mereka yang beda jalur, juga kemungkinan pertukaran budaya baik dalam musik, film atau lainnya antar kedua negara.

Hening sejenak,

"Apa kau mau menemaniku minum?" tawar Sehun, dia merapikan pelan dasi kupu kupunya yang agak miring.

"Boleh. Dimana?" Luhan langsung setuju. Wajahnya sumringah.

"Di bar temanku, Chanyeol. Apa kau masih punya jadwal?"

"Sekarang ini tidak. Acara penghargaan juga masih berlangsung. Mungkin sejam masih sempat." Luhan melihat sekilas jam tangannya.

"Baiklah. Aku juga sama."

"Kalau begitu aku beritahu managerku dulu."

"Ok."

Dua pemuda itu deal. Mereka sepakat pergi bersama, meninggalkan acara penganugrahan musik dan film tahunan tersebut. Sehun menggunakan mobil pribadinya, dan otomatis Luhan ikut di mobil milik Sehun itu, agar efesien.

Wushhh.

o

o

o

o

O...O...O...O

Di dalam perjalanan, Sehun dan Luhan lebih banyak diam. Mereka tidak tahu harus bicara dan mulai dari mana. Ini adalah pertemuan mereka secara langsung. Biasanya mereka bertemu disuatu acara atau event, namun belum pernah bertegur sapa dan saling mengenal lebih jauh. Perkenalan yang terbilang lambat sepertinya.

"Ehh... Kau..." Sehun dan Luhan tiba tiba berujar bersamaan, tidak sengaja.

"Ah, kau mau bilang apa?" Sehun mempersilahkan Luhan bicara duluan.

"Tidak. Kau duluan." Luhan balas mempersilahkan.

Mereka berganti ganti mengatakan itu, hingga tawa mereka pecah. Suasana kembali cair, dan lagi lagi terlambat.

"Bar temanmu itu masih jauh?" tanya Luhan, dia sesekali melirik menatap wajah tampan Sehun.

"Agak lumayan. Seoul ini luas, dengan distrik yang lumayan banyak. Tapi aku bisa mempercepat laju mobilku."

"Tidak. Begini saja. Aku suka laju sedang begini. Aku bisa memandang gedung gedung tinggi di kota ini dengan lebih jelas." ucap Luhan, seperti bergumam.

"Baiklah." angguk Sehun, tetap dengan laju mobilnya yang sekarang.

Hening. Hanya suara musik klasik tanpa lyric yang diputar Sehun yang terdengar, musik itu seakan memberikan pengaruh kepada mereka berdua. Lirik lirikan mata terjadi, baik Sehun maupun Luhan tidak menyembunyikan lagi bahwa masing masing saling memperhatikan.

Luhan tampak menarik nafasnya dalam, mendesah berkali kali. Dan entah dorongan dari mana, dia meletakkan tangannya ke paha Sehun.

Deg.

Sehun menunduk, menatap tangan halus Luhan dipahanya, dan entah mengapa hal itu lantas membuat celananya menyempit. Dia merasakan 'sesuatu' membesar dibawah sana. Sesak.

Sehun tidak menepis tangan Luhan itu, dia membiarkannya. Dan hal itu membuat Luhan terlonjak dalam hati, ada sinyal hijau.

Si namja cadel tampak berpikir pikir, selangkangannya menjadi semakin sesak. Dan tanpa sadar dia meletakkan tangannya diatas punggung tangan Luhan. Meremasnya pelan.

Deg.

Mereka saling pandang lagi, dengan bibir yang tidak mengucapkan apa apa. Sinyal sinyal dan tanda tanda itu semakin terasa. Sehun mengambil keputusan cepat, dia mengarahkan mobilnya ke jalur lain, jalur yang mirip jalan tol dan agak lengang.

Setelah agak jauh, dan mobil yang melintas di kanan dan kiri mereka tidak banyak, Sehun menepikan mobil itu ditempat agak sepi.

Deru mesinpun mati.

Hening.

Sehun meremas lagi tangan Luhan di pahanya, kemudian tanpa aba aba langsung mengarahkan tangan namja China itu ke selangkangannya sendiri.

"Apa kau menginginkannya?" tanya Sehun, sangat berani. Dia menggesek tangan Luhan itu. Dia tidak ingin pura pura lagi.

Luhan tidak langsung menjawab, penyanyi muda itu menundukkan wajahnya yang memerah.

"Y..ya. Aku..aku menginginkannya." jawab Luhan, sangat pelan, namun masih bisa terdengar.

Mereka sudah saling jujur, dengan awal bahasa tubuh dan diakhiri dengan ucapan. Kini jelas sudah jika mereka berdua memang 'menginginkan itu'.

Sedetik.

Dua dertik..

Tiga detik...

Secara mendadak Sehun menyerang Luhan dengan sebuah ciuman, bukan langsung di bibir, namun dibagian leher.

"Ahhh..." Luhan mendesah otomatis, dia menggelinjang kegelian. Nikmat. Tangannya juga secara otomatis semakin meremas kejantanan Sehun yang tertutupi celana.

"Ohh ahhh..."

"Isshh... Ouch..."

Sehun terus mencumbu leher Luhan, sang namja tampan itu mencium liar dan erotis. Luhan semakin keenakan dan menggelinjang.

"Aku... Menginginkan bibirmu Sehun...ahh.." ucap Luhan, disela sela desahannya. Dia ingin dicium tepat dibagian bibir.

"Baiklah." angguk Sehun, menghentikan jilatan di leher Luhan. Dia mengarahkan wajahnya lebih keatas. Face to face, intens.

Lalu... Chuppp.

"Hmmmfff..."

Ciuman bibir itu terjadi juga. Sehun dan Luhan berciuman dengan sangat bernafsu dan panas. Bibir mereka berpagut, seakan tidak mau lepas lagi. Jilatan dan isapan isapan erotis menjadi bumbu ciuman perdana itu. Tangan mereka masing masing tidak tinggal diam. Tangan itu bergerilya dan meraba apapun yang bisa dijangkau.

Luhan malah sudah memasukkan tangannya dan berhasil menyentuh 'rudal' Sehun yang sudah full ereksi. Hal itu membuat tangannya bergetar hebat, ini kali pertamanya melakukan hal mesum seperti itu. Dia bisa merasakan hangat dan kerasnya benda berdaging itu ditangannya.

"Ahh..hmm..ffmmff..." saliva mereka sudah tertukar dan terkecap.

Panas, panas dan panas. AC mobil milik Sehun seakan tidak berdaya memberikan efek dingin. Suasana didalam mobil itu sangatlah panas oleh birahi mereka. Mereka saling melucuti pakaian, dengan bibir masih bercumbu. Nafsu itu sudah diubun ubun.

Sampai akhirnya mereka harus melepaskan ciuman itu karena kehabisan oksigen. Dan secara bersamaan mereka nyaris bugil.

"Apa kau ingin melakukan lebih jauh?" Sehun bertanya, pertanyaan lanjutan di sesi kedua ini.

"Aku ingin melakukannya." Luhan mengangguk mantap. Dia mengelap pelan keringat Sehun yang ada bagian dahi. Seakan Sehun adalah pacarnya.

"Tapi... Apakah kau tidak akan menyesal?" tanya Sehun lagi.

"Menyesal? Aku tidak akan menyesal. Aku menyukainya. Aku menyukaimu." jujur Luhan, dia tidak bisa mengingkari perasaannya.

Sehun tersenyum tampan, dia menoleh kiri dan kanan, melihat keadaan diluar mobil. Aman. Hanya beberapa mobil dan kendaraan lain yang melintas, dan tidak mempedulikan mobil mereka. Sehun memang memasang penutup kaca mobil, sehingga orang dari luar tidak bisa melihat langsung kedalam. Gelap.

"Tapi... Aku namja dan kau juga namja." Sehun bergumam, sedikit mendesah.

"Aku tahu. Tapi aku rela melakukannya. Kau bisa memasukiku. Aku akan menahannya." sahut Luhan, dia meyakinkan Sehun agar tidak ragu walau jenis kelamin mereka sama.

"Tapi aku tidak bawa pengaman."

"Tidak perlu pakai begitu. Aku bukan yeoja, tidak akan hamil."

"Tapi..."

"Lakukan saja Sehun. Kita saling membutuhkan. Kita sama sama menginginkannya. Masuki aku... Sekarang." potong Luhan, nadanya seperti memelas.

Hening sejenak,

Sehun mengangguk, deal.

Dan sudah bisa ditebak, apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka berbugil ria didalam mobil. Sehun meratakan jok mobil bagian belakang, agar posisi mereka bisa leluasa. Yeah.

Wajah Luhan merona merah, dia meraba ABS seksi Sehun yang sudah terbentuk. Dan tidak kalah dari itu, adalah kejantanan Sehun yang besar sudah mengacung seksi.

Dan terjadilah sesi inti dari semuanya. Sehun dengan pelan memasukkan kelaminnya kedalam hole sempit Luhan. Si namja tampan harus sedikit bersusah payah menembus hole partnernya itu, karena ini adalah kali pertama.

"Akhhh...ahhh..." Luhan meredam jeritannya, penis Sehun berhasil memasukinya. Gool.

"Tahanlah... Aku akan melakukannya dengan cepat.. Ahh..." Sehun bergumam, dia gelonjotan. Penisnya terjepit keras, nikmat.

Dia memompanya, dahsyat.

"Ahhh... Ohh... Ahhh..."

"Yeahh... Ouch... Uff... Ahhh..."

Luhan menjerit jerit dan mendesah desah. Awalnya dia merasakan sakit yang amat sangat, namun lama lama sakit itu berganti dengan rasa geli yang nikmat. Uhh.

"Ohh... Ahh... Lebih cepat Sehun ah... Ohh..."

Sehun menggenjot semakin keras dan dalam, sesuai permintaan Luhan. Mobil yang mereka naungi bergoyang goyang. Hantaman dan genjotan Sehun memang terlalu kuat. Dan untung saja ini malam hari, jadi goyangan mobil itu tidak terlalu terlihat jelas dikejauhan.

Luhan terus mendesah, dia menatap wajah Sehun dengan pandangan sayu. Tangannya meraba raba baju jasnya yang berserakan acak, mencari ponselnya.

"Ahh.. Kkau mau apaa?" tanya Sehun, sambil terus memaju mundurkan kelaminnya.

"Menyimpan kenangan ini. Aku akan merekamnya." jawab Luhan, dia mengambil gambar Sehun, gambar alat kelamin yang maju mundur. Semua dalam bentuk video.

"Ini...tidak akan...menjadi kenangan Luhan. Kita akan terus melakukannya jika ada kesempatan...ahh.."

"Ahhh, aku takut ini tidak akan terulang Sehun ah... Ahhh... Ohh..."

Luhan dengan susah payah menaruh ponsel berkameranya dibagian yang strategis, agar aksi seks yang dilakukannya terekam total. Seks yang divideokan.

"Ini akan jadi rahasia kita.. Ahh.."

"Rahasia ahh... Hanya tuhan dan kita berdua yang tahu.. Ahhh... Faster Sehun ah... Ahh..."

Dosa termanis itu terus berlangsung. Sangat tidak terduga jika akhirnya mereka akan melakukan seks bersama. Dan itu dilakukan didalam mobil.

"Aahhh.. Hmmff.." Sehun mencumbu Luhan sambil terus menggenjot.

Sedangkan Luhan hanya bisa mendesah dan menerima serangan ciuman Sehun lagi. Tangannya menjangkau apa yang bisa dijangkau, meraba perut rata Sehun, mencengkram dada bidangnya dan memegang erat kedua bahu lebar Sehun. Keringat seksi mereka menyatu.

Tidak lama kemudian, Sehun mulai mengejang, penisnya berkedut. Cairan cintanya sebentar lagi akan tumpah. Dia memberikan tanda kepada Luhan, bersamaan dengan itu, namja tersebut semakin mempercepat sodokannya.

"Ouch... Yeaaahh.. Ahhhh... Aku mau keluar..."

"Ahh.. Keluarkan... Ohh... Aku mencintaimu Sehun ah... Ahh.."

"Aku juga mencintaimu Luhan. Ahh..." balas Sehun, tepat setelah balasan cintanya, sperma namja itu tumpah ruah. Menembak hole Luhan. Cairan kental dan putih itu meluber. Lengket.

"Ahhhh..." Sehun ambruk, sambil memeluk Luhan yang baru saja menjadi kekasihnya. Luhan membalasnya dengan memeluk Sehun, meraba keringat di punggung lebar kekasihnya yang tampan rupawan itu.

Seks nikmat itu berakhir dengan kepuasan, mereka banjir keringat. Dan juga banjir sperma. OMG.

"Kau tidak menyesalkan?" Sehun mengulang pertanyaan yang sudah ditanyakannya.

"Kenapa tanyakan itu lagi. Aku tidak menyesal. Aku menginginkan seks ini." jawab Luhan, seraya mencubit pelan pinggang Sehun.

"Tidak. Aku hanya ingin memastikan saja. Kita baru pertama saling mengenal lebih dekat... Dan langsung melakukan hal ini." Sehun mencoba menormalkan nafasnya, penisnya melemas dengan tempo pelan.

"Ini takdir kita." sahut Luhan, tersenyum.

"...dan rahasia kita." tambah Sehun, dia juga tersenyum.

Sepertinya malam itu adalah malam yang tidak akan terlupakan bagi namja Korea dan China itu.

Selamanya.

o

o

o

o

O...O...O...O

Dua minggu berlalu, sejak adegan seks yang direkam didalam sebuah mobil milik Sehun. Hubungan cinta Sehun dan Luhan masih terjalin harmonis dan baik baik saja. Mereka berdua pandai merahasiakan hubungan terlarang itu dari keluarga besar mereka, management, dan terutama publik. Mereka juga pintar mengelabui para wartawan dan awak media yang selalu berusaha menguntit mereka.

Asal ada kesempatan dan waktu, bisa dipastikan jika Sehun dan Luhan akan melakukan seks. Bisa di toilet, ruang ganti dan tempat tempat lainnya. Mereka akan melakukannya dengan cepat, dengan gaya doggy style yang terkenal itu. Tidak ada yang pernah curiga dengan aksi mereka itu. Semua menganggap mereka hanya teman dan rekan dalam dunia showbiz.

Hingga sebulan berlalu, Luhan sudah merasakan kejenuhan yang dalam. Bukan karena dia tidak mencintai Sehun lagi, atau Sehun yang tidak cinta padanya. Tapi dia merasa bahwa hubungan mereka hanya jalan ditempat, sembunyi sembunyi dan tidak jelas.

o

o

Malam itu, Luhan tampil disebuah acara musik di sebuah stasiun TV di Korea. Namja itu menyewa apartement di pusat kota Seoul, dan sekaligus memperpanjang masa tinggalnya di negeri ginseng yang terkenal dengan operasi plastik itu. Luhan tampil dengan tidak fokus, dia memutuskan tampil lipsync (pura pura bernyanyi) agar penampilan dan suaranya terlihat sempurna. Sehun tidak datang melihatnya, padahal kekasihnya itu sudah berjanji.

'Kenapa kau tidak datang Sehun ah? Padahal aku ingin membicarakan sesuatu yang penting.' batin Luhan, usai tampil. Dia tidak mengadakan jumpa fans, dan memutuskan langsung pulang ke apartemennya.

Sesampainya ke apartement, dia kaget, karena sudah ada sosok Sehun didalam kamarnya. Mereka memang berbagi password kamar.

"Sehun ah...hmmff..." belum sempat Luhan melanjutkan kalimatnya, Sehun sudah menyumpalnya dengan bibir. Mereka berciuman.

Untung saja manager Luhan tinggal di apartement yang berlainan, jadi aksi mereka lagi lagi tidak kepergok.

Sehun terus saja mencubu Luhan, cumbuan itu tidak lama karena Luhan mendorong tubuhnya, hingga terhempas keatas ranjang. Bugh.

"Ohh heiii... Sepertinya kau memancingku untuk melakukannya lagi." Sehun menaik naikkan alisnya, mesum tingkat dewa. Dia memegang selangkangannya.

Luhan menggeleng, ekspresi wajahnya serius, sangat serius. Dia menarik nafas panjang.

"Honey... Kau..."

"Sehun ah, aku ingin membicarakan sesuatu..." tukas Luhan cepat, sebelum dia tergoda lagi dengan pose dan kejantanan Sehun.

"Apa itu honey?" Sehun nampak santai.

"Aku tidak bisa begini terus. Aku tidak bisa." jelas Luhan, nada suaranya agak bergetar.

"Maksudmu?" tanya Sehun, dia tidak paham.

Luhan menghela nafas panjang, kemudian berbicara.

"Aku tidak bisa terus begini. Menyembunyikan hubungan percintaan kita. Aku ingin kepastian dan pengakuan Sehun ah." Luhan menerangkan, dia berusaha agar suaranya tetap normal.

"Aku masih tidak paham."

"Aku ingin kau menikahiku Sehun. Dan publik harus tahu pernikahan itu." tukas Luhan, yang semakin memperjelas maksudnya.

Sehun sontak kaget, ekspresi wajahnya berubah.

"Apa kau gila Luhan... Kau gila. Aku namja, kau juga namja. Kita tidak mungkin menikah semudah itu. Kau harus realistis. Ada apa denganmu? Hah." nada bicara Sehun mendadak meninggi, agak emosi.

"Aku tidak peduli. Aku menginginkanmu Sehun. Aku ingin kau jadi milikku seutuhnya."

"Aku sudah jadi milikmu Luhan. Kita saling mencintai."

"Kau belum milikku seutuhnya. Belum ada ikatan resmi dan legalitas. Aku ingin kau menikahiku." Luhan kekeuh dengan keinginannya. Sebuah keinginan yang sepertinya sulit terwujud.

"Akhh..." Sehun mengacak acak rambutnya, dia terduduk disisi ranjang. Beberapa kali dia mengusap kasar wajah tampannya.

"Kau harus menikahiku Sehun. Hubungan kita sudah lama dan..."

"Lama? Katamu lama... Kita baru sebulan berhubungan, kau sebut itu lama."

"Yah, memang sebulan. Namun dalam rentan waktu itu, hampir tiap hari kau memakaiku... Andai saja aku yeoja, bisa dipastikan aku sudah hamil sebulan. Mengandung benihmu...anakmu." Luhan mendadak emosi, matanya berkaca kaca.

"Kau menginginkan itu. Apa sekarang kau menyesal?" Sehun bertanya, matanya menyorot kepada kekasihnya itu.

"Aku tidak menyesal, sama sekali tidak. Aku menyukainya. Tapi, aku ingin tanggungjawabmu... Nikahi aku dan publik harus tahu."

"Kau mulai aneh Luhan. Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau berbicara masalah yang sama sekali tidak penting ini. Kau kenapa?"

"Katamu tidak penting. Kau egois Sehun... Ini masalah penting untukku. Aku sudah memikirkannya dengan serius, berhari hari."

"Seandainya kita menikah dan hubungan kita bocor ke publik, apa kau mau menanggung semua konsekuensinya? Kau akan kehilangan popularitasmu. Kehilangan kontrak rekaman dan manggungmu. Kehilangan semua. Kau akan malu... Fans akan menghujatmu. Apa kau mau?" Sehun menuturkan argumen dan kemungkinan kemungkinan masalah yang akan timbul dengan niat Luhan itu.

"Aku tidak peduli. Aku akan melepas karirku, melepas semuanya. Aku mencintaimu Sehun, dan aku ingin kita hidup bahagia dalam ikatan pernikahan. Mengadopsi anak dan..."

"Gila...gila..gila... Kau sudah gila Luhan. Kau harus realistis, ini bukan dunia fanfiction yang dibuat oleh para fans fansmu. Ini dunia nyata, dunia yang kejam. Kau sudah berada dipuncak popularitas, dan kau ingin merelakan itu. Apa kau sadar, banyak namja dan yeoja muda yang bunuh diri karena gagal debut, gagal terkenal. Dan kau yang sudah ber..."

"Cukup Sehun... Cukup. Kau bukan berbicara tentangku. Tapi tentang kau sendiri. Kaulah yang tidak ingin popularitasmu hancur, lenyap. Kau mementingkan karirmu dibandingkan cinta kita." air mata Luhan yang sejak tadi ditahan, kini menetes membasahi pipinya.

'Hiks hiks hiks...'

Sehun berusaha tenang dan menormalkan emosinya. Namja tampan itu bergerak pelan, ingin membujuk Luhan dengan sebuah ciuman dan pelukan atau mungkin seks lagi.

"Luhan ah, ayo kita melakukannya lagi. Aku akan membatalkan beberapa jadwalku malam ini. Kita akan melakukannya sampai pagi... Penisku sudah tidak tahan untuk..." kalimat Sehun belum selesai, Luhan sudah mendorongnya dengan sangat keras.

"Jangan merayuku... Baiklah, jika kau tidak berjanji menikahiku, aku akan berbuat nekat... Aku tidak main main." teriak Luhan, suaranya bergaung di apartemennya itu.

"Maksudmu?"

"Aku akan menyebarkan video seks kita. Dan semuanya akan hancur."

Deg.

o

o

o

o

o

o

o

TBC

O...O...O...O...O...O...O

Haloo lagi. Kali ini aku bawa FF HunHan, semoga ceritanya disukai dan bisa membuat teman teman terhibur, walau rada mesum.. Hehehee...

Untuk yang mengataiku belagu karena keseringan publish FF juga mengupdatenya, entahlah... Aku tidak tahu harus berkata apa. Bukankah publish cepat itu baik? Aku hanya berupaya menghargai Review dan komen yang masuk di FFku dengan cara mengupdate cepat chapter selanjutnya. Namun bila ada yang terganggu, aku mohon maaf.

Review ya teman teman.

I love you all.

Han Kang Woo