PERFUME

By : Han Kang Woo

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Exo Member, etc.

Main Cast : ChanBaek

Genre : Romance

Warning : BL (Boys Love), NC Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M

DLDR

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

o

o

"Oohh...ahhh..ohh...yeah."

"Ooh...ouch... Faster... Ahh.."

Desahan, lenguhan dan jeritan terdengar begitu jelas. Dua anak manusia mengarungi lautan birahi yang sangat panas. Namja yang satu menggenjot namja yang lain. Penisnya yang besar maju mundur. Hot.

"Nikmati aku... Masukan teruss.. Lebih dalam.. Ahh.." yang digenjot hanya bisa mendesah desah nikmat, hidungnya membaui aroma parfum namja yang memakainya.

"Ahhh..."

Hingga beberapa lamanya, si namja seme mengerang nikmat. Cairan kelakiannya muncrat.

"Ahhh..." lolongnya, wajahnya sama sekali tidak terlihat.

"Oohhh... Lagi..ahhh..."

o

o

o

o

Byun Baekhyun terbangun, dahinya berkeringat. Baju kaos yang digunakannya basah seksi. Dia melongok melihat kedalam selimutnya.

"Oh shit... Punyaku basah lagi." rutuk namja berwajah imut itu.

Baru saja namja itu bermimpi lagi, mimpi yang sama dan sering terulang ulang berkali kali. Dia mimpi berhubungan seks dengan seorang pemuda yang wajahnya tidak terlihat. Dia tidak pernah bisa mengingat wajah namja penggenjot itu. Namun dia bisa merasakan wangi parfum si namja. Wangi misterius yang membuat terangsang.

"Sial, selalu mimpi yang sama. Ufff..." gumam Baekhyun, seraya mendesah kasar. Dia mengusap wajahya pelan.

Tok tok tok.

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Ketukan dari ibunya.

"Baekhyun sayang. Bangunlah..." panggil si ibu diluar sana.

"I..iya omma." jawab Baekhyun, dia cepat cepat beranjak dan berdiri.

Namja itu menyembunyikan benda benda seks yang sempat tergeletak acak didalam kamarnya. Menyembunyikan benda tidak seharusnya itu kedalam lemari, dibagian paling dalam. Tidak lupa juga gambar atau poster namja Kpop shirtless yang tergantung di kamarnya lekas dibalik, hingga sisi lain poster yang menampilkan grup SNSD yang berjumlah 8 orang terpampang.

Namja itu lalu membuka pintu kamarnya, memasang wajah anak lugu dan masih polos.

"Aku sudah bangun omma." kata Baekhyun, betul betul polos.

"Lekaslah mandi sayang. Nanti kau terlambat sekolah." ibu Baekhyun yang masih cantik jelita mengacak pelan rambut anak satu satunya itu.

"Baik omma."

"Setelah itu turun sarapan." tutup ibu Baekhyun. Single parent itu turun lagi ke lantai bawah.

Baekhyun mendesah lega, untung saja ibunya tidak masuk kedalam kamarnya. Dia lupa mematikan laptopnya yang sejak semalam masih memutar video porno yang tereplay. Jika ibunya melihat itu, maka tamatlah sudah statusnya sebagai anak polos dan sayang mama.

"Baiklah... Saatnya mandi. Oh, namja dalam mimpiku... Siapakah kau sebenarnya..." Baekhyun mendesah desah centil. Dia mencoba merasakan lagi wangi parfum itu. Wangi yang sulit dijelaskan dengan kata kata. Setelah berfantasi, pemuda cute itu kemudian menanggalkan semua pakaiannya. Namja itu berjalan dalam keadaan telanjang menuju kamar mandinya.

Happy day.

o

o

o

o

O...O...O...O

Proses belajar mengajar di sekolah YonBae High School baru saja usai. Baekhyun yang merupakan siswa di sekolah terkenal itu nampak duduk lesu di salah satu meja kantin.

"Membosankan." gumamnya, pelan.

Dan tiba tiba seorang temannya datang dan langsung duduk didepannya. Mendadak.

"Hei Baek... Apa yang kau lakukan?" tanya namja itu, dia bernama Sehun. Namja tampan berkulit sangat putih.

"Aku sedang diperkosa oleh namja super tampan disebuah kebun yang sepi." jawab Baekhyun, asal saja.

"Aku serius."

"Pertanyaanmu sangat bodoh Oh Sehun. Jelas jelas aku dikantin, jadi aku sedang makan... Dasar idiot." ketus Baekhyun.

"Bukan itu maksudku... Kau kan seharusnya ada diruangan Shindong saem, mengulang pelajaran fisikamu yang error." Sehun berujar, seraya memesan makanan.

"Masa bodoh dengan pengulangan itu. Aku tidak peduli." Baekhyun memutar bola matanya. Pikirannya saat ini terfokus pada mimpinya selama beberapa hari ini.

"Saem pasti memarahimu."

"Aku tidak peduli. Whatever."

Baekhyun terus memutar mutar bola matanya, hingga akhirnya mata sipitnya yang sering dipolesi eyeliner itu tertuju pada penampakan seorang namja yang duduk sendirian di pojok kantin, namja itu hanya meminum segelas jus buah, dengan buku tebal ditangannya. sedang membaca.

Melihat namja itu, Baekhyun langsung bersemangat. Dia merasakan ada aura 'sesuatu' pada namja itu.

"Hei Sehun... Apa kau tahu nama namja disana itu?" Baekhyun memelankan suaranya.

"Yang mana?"

"Yang disana, sendiri."

"Ahjussi suami ibu kantin?"

"Bukan. Yang disana itu... Yang sedang duduk sendirian."

"Yang berkaca mata?"

"Yap, namja itu."

"Kalau tidak salah namanya Park Chanyeol. Namja culun dan kutu buku. Dia sering menyendiri. Apa kau tidak pernah melihatnya?" Sehun menjelaskan.

"Entahlah. Tapi aku seperti baru pertama melihatnya." Baekhyun menyunggingkan senyuman. Dia lalu menjilat jilat sendok ditangannya, aksinya itu terlihat seperti menjilat penis.

"Kenapa dengannya?" tanya Sehun, ingin tahu.

"Oh, tidak. Apa menurutmu dia punya kejantanan yang besar?" Baekhyun bertanya balik. Vulgar dan no sensor.

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Jawab saja, menurutmu bagaimana."

"Yaa aku tidak tahu. Tapi yang pasti sepertinya tidak lebih besar dari punyaku... Hahahahaa." Sehun memberikan jawabannya sambil tertawa cetar badai.

Pletak. Baekhyun menjitak kepala Sehun.

"Ketawamu sangat jelek. Seperti ahjussi mesum." tukas Baekhyun, matanya terus mengamati namja yang bernama Chanyeol diujung sana.

"Itu sakit Baek." Sehun mengusap usap kepalanya. Tidak lama kemudian pesanan makanannya datang.

Baekhyun berkata bahwa dia akan membayar semua pesanan makanan dan minuman Sehun, dan itu membuat Sehun terlonjak kegirangan. Sebagai anak kos dodol yang agak kere, dia jadi terbantu dengan traktiran Baekhyun itu.

Baekhyun sangat senang sekarang, itulah sebabnya dia mentraktir Sehun. Pandangannya terus tertuju pada sosok Chanyeol diujung sana. Dia sudah punya rencana khusus untuk namja berkaca mata itu. Yeah.

'Oh Chanyeol... Kau akan menjadi milikku malam ini.'

o

o

o

o

O...O...O...O

Bell pulang sekolah berbunyi. Semua siswa sekolah berhamburan keluar kelas. Terdengar celoteh kegirangan karena mata pelajaran untuk hari ini telah usai. Baekhyun merupakan salah satu penceloteh itu.

"Bisa bisa aku keguguran mendadak mendengarkan ocehan tidak jelas Sungmin saem." kata Baekhyun, lebay.

"Memangnya kau yeoja yang sedang hamil." Sehun menimpali, namja itu ada disamping Baekhyun.

Pletak. Baekhyun kembali menjitak kepala Sehun.

"Itu hanya candaan bodoh. Aku ini namja, real namja." Baekhyun mencerocos seperti ibu ibu kompleks yang kalah saing dengan ibu ibu pejabat.

"Aku juga hanya becanda... Kepalaku sakit lagi." Sehun menampilkan mimik sedih yang dibuat buat.

"Ini uang jajan untukmu. Hari ini aku sedang baik. Suasana hatiku seperti taman bunga disamping kuburan." kata Baekhyun, seraya memberikan beberapa lembar uang won ke tangan Sehun.

"Terima kasih mami Baek." Sehun terlonjak kegirangan.

"Mami apaan. Memangnya aku ibu kostmu." Baekhyun ingin menjitak kepala Sehun lagi, namun Sehun sudah lebih dahulu kabur. Namja cadel itu melambai lambaikan uang pemberian Baekhyun keudara.

"Huh... Dasar labil." sahut Baekhyun. Sehun meninggalkannya.

Matanya menyapu kesegala arah, mencari cari sosok incarannya. Dapat. Yess.

'Ah, dia disana.' Baekhyun membatin, lalu berjalan pelan kearah si namja yang tampak sendirian.

Baekhyun berjalan anggun bak sosialita medsos. Pelan, pelan dan pelan. Sampai posisinya sudah sangat dekat dengan si namja. Baekhyun langsung melancarkan aksi murahan yang bisa ditebak, namja itu pura pura terkilir tepat didepan si namja.

"Aduh. Kakiku..." ucap Baekhyun, meringis ringis lebay. Dia memegang pergelangan kaki kanannya.

"Kau tidak apa apa?" namja itu sontak bertanya, kaget dan agak panik.

'Yess, berhasil.'

"Ini... Kakiku terkilir." jawab Baekhyun, meringis ringis lagi.

"Tapi kau pakai sepatu biasa. Bukan hak tinggi." tukas namja itu, seakan tidak percaya. Dia memastikan bahwa Baekhyun itu benar namja.

"Biasa seperti ini... Apa kau bisa membantuku duduk disana?" Baekhyun menunjuk sebuah kursi yang dekat dengan sebuah kelas, tempat nongkrong siswa dan siswi.

"Bi.." belum sempat namja itu menyelesaikan kalimatnya. Baekhyun sudah bergelayut dibahunya, memegangnya erat.

'Ah, ototnya sangat keras... Aww.' Baekhyun menjerit jerit kegirangan dalam hati.

Namja yang menjadi incaran Baekhyun itu tentu saja adalah Park Chanyeol, namja berkaca mata dengan banyak buku dalam tas sekolahnya. Chanyeol menuntun dan menbawa Baekhyun duduk ke kursi itu.

"Terima kasih." kata Baekhyun, tangannya belum lepas dari bahu Chanyeol, dia malah sudah meraba dada bidang namja tinggi itu. Aww aww.

"Sama sama." timpal Chanyeol, seraya tersenyum manis.

Baekhyun bisa memperjelas wajah Chanyeol sekarang. Dengan jarak dekat dia bisa menilai jika wajah Chanyeol sangat tampan, hanya mungkin telinganya yang terlalu lebar. Tanpa aba aba, Baekhyun langsung menarik kaca mata Chanyeol, membukanya. Chanyeol tentu saja terkejut dengan aksi mendadak Baekhyun itu.

"Nah, begini lebih baik." gumam Baekhyun, dia semakin terpana, tanpa kaca mata wajah Chanyeol nampak semakin tampan.

"Eh?" Chanyeol masih kaget, namun dia membiarkan kacamatanya di lepas.

"Apa matamu minus? atau plus?" Baekhyun memberanikan diri bertanya.

"Sebenarnya tidak. Aku hanya terbiasa memakai kacamata untuk memperbesar tulisan dibuku yang kubaca." jawab Chanyeol, cepat dan tepat.

Baekhyun mengangguk angguk pelan. Menurutnya Chanyeol bukanlah namja cupu alias culun yang selama ini dikatakan Sehun. Chanyeol sangat lancar bicara, dan sama sekali tidak tergagap gagap khas seseorang yang culun dan minder.

"Kakimu bagaimana?" tanya Chanyeol, setelah jeda agak lama.

"Eh, oh.. Sudah tidak sakit lagi." Baekhyun sedikit terlambat memberikan jawaban, dia masih terpesona dengan namja dihadapannya.

"Syukurlah." lega Chanyeol.

"Hm... Bisa aku minta tolong padamu?" Baekhyun memulai rencana utamanya sekarang.

"Minta tolong apa? Katakan saja."

"Ah, aku hampir lupa. Kita belum berkenalan, namaku Byun Baekhyun."

"Namaku Park Chanyeol. Aku banyak mendengar tentangmu selama ini." ujar Chanyeol, tersenyum.

"Benarkah? Apa aku sepopuler itu?" Baekhyun mendadak berbahagia. Seakan dirinya dibawa ke langit kedelapan.

"Aku biasa mendengar dari siswa yang lain, Sehun. jika kau sering berteriak teriak di dalam aula. Meneriaki banyak siswa adik kelas, teriakanmu sangat menarik perhatian." jujur Chanyeol, tertawa kecil.

Baekhyun yang tadi diatas angin mendadak terhempas ke comberan. Dia mendongkol seketika.

'Awas saja kau Sehun... Ukkhh...' geram Baekhyun dalam hati.

"Ah, tadi kau mau minta tolong apa?" Chanyeol dengan cepat kembali ke topik utama. Tawa kecilnya sudah mereda.

"Ohh, ini... Aku ingin kau menjadi guru privatku, hanya dua mata pelajaran, matematika dan biologi. Sehari ini saja, sampai malam." Baekhyun mengatupkan kedua telapak tangannya, gaya bermohon. Namun ekspresi wajahnya malah seperti minta dicipok.

"Guru?"

"Ya, guru privat. Aku sudah mendengar dari siswa lain, kau pandai dalam mata pelajaran itu. Tolong ajari aku. aku akan membayarmu." jelas Baekhyun, masih memohon.

Chanyeol berpikir sejenak, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sesekali juga menatap jam tangannya.

"Baiklah. Aku mau. Tidak usah membayar. Ok." Chanyeol setuju.

"Benarkah?"

"Yap, tentu saja."

Baekhyun tanp O, langsung memeluk tubuh tegap Chanyeol, seakan Chanyeol baru saja melamarnya dan mereka akan menikah di tengah lautan. Baekhyun sangat senang.

"Eh, ini.." Chanyeol gelagapan karena pelukan mendadak Baekhyun itu.

"Oh, maaf. Aku terlalu senang." Baekhyun dengan terpaksa melepaskan pelukannya. Dia sempat membaui aroma tubuh Chanyeol yang membuatnya terangsang.

'Ehh, wangi ini...' Baekhyun tertegun, membatin. Dia baru sadar setelah melepaskan pelukannya.

"Kenapa?" tanya Chanyeol, pelan.

"Ah, tidak apa apa." Baekhyun menggeleng pelan, dia memejamkan singkat matanya, dan membukanya lagi.

Rencana dan modus seorang Byun Baekhyun berhasi alias lancar jaya. Dia tidak menyangka akan semudah itu membawa Chanyeol kerumahnya. Yuhuu.

'Ah, sekarang tinggal eksekusi.'

o

o

o

o

O...O...O...O

Baekhyun dan Chanyeol naik keatas kamar milik Baekhyun dilantai dua. Kedua namja berbeda tinggi itu beberapa menit yang lalu tiba di rumah keluarga Byun.

Dengan tipu daya dan juga muslihat, Baekhyun berhasil membuat ibunya terlambat pulang. Ibu Baekhyun yang seorang dosen muda cantik disebuah perguruan tinggi kini berada di pusat perbelanjaan yang sedang diskon besar besaran. Baekhyun menelfon dan membohongi ibunya itu. Dia menyamar sebagai sales yang akan memberikan promo yang menggiurkan, dan dengan mudah ibunya terbujuk. Byun Baekhyun memang sangat pandai bicara.

"Duduklah Chanyeol..." kata Baekhyun, lembut mendayu, seperti putri keraton. Dia menunjuk ranjang besarnya yang terletak dipinggir kamar.

"Duduk di ranjang? Apa kita akan belajar disana?" Chanyeol bertanya, sama sekali gagal paham.

"Ya, belajar bercinta...sampai puas...ahh." desah Baekhyun, tanpa sadar.

"Apa? Kau bilang apa?"

"Oh tidak. Tentu saja kita belajar di meja belajarku. Tunggu disini, aku akan membuat minuman untukmu." Baekhyun melempar tasnya acak, dia keluar kamar dengan gaya centil yang seksi.

Chanyeol mengangguk pelan.

o

o

o

o

Baekhyun membuat susu panas di dapurnya. Namja itu agak lama didapur karena memikirkan sesuatu.

"Wangi parfum misterius itu... sama dengan aroma Chanyeol. Ya, Aku tidak salah." gumam Baekhyun, pelan. Dia menghirup nafas panjang, merasakan kembali wangi itu.

Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu, benda seperti serbuk yang dibungkus plastik bening.

"Apa aku harus menggunakan obat tidur ini?" gumamnya, menimbang nimbang. Perihal wangi parfum itu dia mencoba melupakannya. Sekarang dia fokus dengan obat tidur ditangannya.

Yeah, dia galau antara ingin memasukkan obat tidur kedalam gelas minuman untuk Chanyeol. Obat tidur konsentrasi tinggi itu sudah lama dimilikinya, dia mendapatkannya dari kawanan wanitanya yang seorang perawat.

"Ah, tidak. Kalau si tampan itu tidur, berarti dia jadi pasif dan tidak bisa melakukan apa apa. Dia harus sadar sepenuhnya. Aku ingin dia menjamahku seperti namja dalam mimpiku... Menusukku dalam dalam, sampai puas...sampai aku pingsan...sampai klimaks tiada tara.. Ohh." pikiran gila dan mesum Baekhyun terus berputar putar, selangkangannya mendadak jadi gatal.

'Yeah, aku akan memancing dan menggodanya. Akan kutunjukkan siapa Byun Baekhyun sebenarnya... Im coming... tampan.'

Namja itu menjilat sisa tetesan susu di jari jari lentiknya, menghisap dengan gaya bintang porno yang sedang 'meng-anu' kejantanan lawan mainnya. Setelah itu dia bergegas naik kembali ke lantai atas.

Oh, Baekhyun benar benar sudah tidak tahan.

o

o

o

o

O...O...O...O

"Silahkan diminum susunya." kata Baekhyun, dia meletakkan susu itu dan juga setoples kue kering khas Korea diatas meja belajar.

"Terima kasih. Aku malah merepotkanmu." timpal Chanyeol, tersenyum tidak enak.

"Kau sama sekali tidak merepotkanku Chanyeol." Baekhyun duduk disisi ranjangnya, mengelus elus sprei putihnya itu, dia seakan memberikan kode : 'serang aku dengan kejantananmu itu Chanyeol'. Dia menggigit bibir bawahnya dengan tidak kentara.

Chanyeol merapikan buku buku dihadapannya, dia sama sekali tidak sadar jika masuk kedalam sarang 'biawak cabe' yang cetar.

"Ayo kita mulai saja..."

"Mulai? Oh, aku memang sudah tidak tahan." Baekhyun memotong kalimat Chanyeol.

Chanyeol mengerutkan dahinya, lagi lagi tidak paham.

"Maksudku, aku tidak tahan lama lama. Aku ingin cepat pandai dua mata pelajaran itu." Baekhyun dengan cepat memperbaiki kata katanya.

"Baiklah. Kita mulai dengan matematika." ucap Chanyeol, seraya membuka buku tebal matematika miliknya.

"Tidak. Kita mulai dengan biologi saja. Aku ingin kau menjelaskan mengenai reproduksi manusia. Aku tidak pernah paham dengan materi itu." tukas Baekhyun, dia bergerak ala ninja dan duduk disamping Chanyeol. Perpindahannya itu betul betul ekspres.

"Reproduksi?"

"Ya, aku ingin tahu... Kenapa kejantanan warga Korea Selatan lebih kecil dari warga Jepang? Apa jawabanmu." Baekhyun langsung mengajukan pertanyaan vulgar dan kurang pantas.

"Apa itu survey? Tahun berapa?" Chanyeol malah bertanya balik.

"Yang pasti bukan sebelum masehi. Apa tanggapanmu mengenai fakta memilukan itu?"

"Menurutku itu tidak sepenuhnya benar. Kejantanan warga Asia timur rata rata sama pada umumnya. Jadi kita bisa dikatakan sebelas duabelas dengan Jepang. Malah menurutku banyak namja Korea yang kejantanannya diatas rata rata." Chanyeol mengutarakan argumennya.

"Apa kau bisa memberikan contoh nyata?" desah Baekhyun, namja bereyeliner memajukan wajahnya, mempersempit jarak.

"Contoh nyata? Maksudnya?" Chanyeol lagi lagi gagal paham.

Baekhyun menggerakkan tangannya dan kembali mencopot kacamata yang dikenakan Chanyeol. Dan untuk kedua kalinya Chanyeol sama sekali tidak marah atau mencegah. Dia membiarkan Baekhyun menelanjangi matanya.

Baekhyun semakin berani, dia menunjukkan ekspresi wajah sayu, namun bergairah. Gairah yang sudah sampai diubun ubun, siap meledak kapan saja seperti bom.

"Tunjukkan kejantanan diatas rata rata itu. Sebuah kelamin besar dan panjang." kata Baekhyun, yang disertai desahan diakhir kalimatnya.

"Ehh..." Chanyeol tidak tahu harus berkata apa, dia menahan nafasnya, karena posisi wajah Baekhyun yang semakin dekat dengan wajahnya.

Hening.

Baekhyun menyingkirkan semua buku buku pelajaran yang ada diatas meja dengan tangannya. Buku buku itu berjatuhan menimpa lantai. Bug bug. Desahan nafasnya semakin jelas dan memburu, dia betul betul tidak tahan lagi.

Dan tanpa konfirmasi dan permisi, namja eyeliner itu langsung memegang selangkangan Chanyeol yang masih tertutupi celana. Meremasnya kasar.

"Kau sangat tampan Chanyeol ah... Perkosa aku sekarang... Please."

o

o

o

o

o

o

o

TBC

O...O...O...O...O...O...O

Disini aku bawa FF ChanBaek baru lagi, khusus untuk yang ngeship atau suka couple ini, hehehee... Maaf, kalau karakter Baekhyun lagi lagi seperti itu.

Beberapa menit lagi, aku juga update FF HunHan terbaru...hihihi...

Review ya, semoga bisa update cepat lagi.

XOXO

Han Kang Woo