Dark Parade
.
.
.
Rate M
Dead chara, crime, fiendship, drama, adventure, roman? Maybe -_-, humor :3
AU
Warning: ooc, typo, eyd murat marit :v, bahasa amburgaul :3, dll
Kuroko No Basuke selalu punya FUJIMAKI TADATOSHI
.
.
.
Chap 1
Semua Berawal Dari Sini
.
.
.
Aomine terduduk dikasur asramanya dengan perasaan campur aduk, bukan karena dia ingin es dawet atau es oyen yang campur-campur tetapi karena dia masih terlalu binggung dengan situasi yang terjadi diasramanya.
Dia bersekolah di Kurobasu School. Kurobasu School bukanlah sekolah biasa, Kurobasu School adalah sebuah sekolah khusus untuk pelatihan calon polisi yang berazas militer.
Hampir semua lulusan Kurobasu School selalu memegang peranan yang menjanjikan dipemerintahan, karena itulah Kurobasu School menjadi sekolah military paling menjanjikan diseluruh Jepang bahkan menjadi sekolah pelatihan polisi nomor 1 didunia. Dengan tes masuk yang tentu saja tidak semua orang bisa, hanya orang-orang tertentu yang mendapat undangan dari KS( kurobasu school) yang mampu masuk disekolah elit ini. Dan hanya mereka yang ahli dibidangnya sajalah yang mampu masuk ke sekolah ini.
"Aaaaghaku pusing" Aomine mengacak rambutnya ganas sambil berteriak frustasi.
Mari kembali ke beberapa jam sebelumnya untuk mengetahui apa yang terjadi.
.
FLASH BACK
.
Pagi itu masih sama seperti pagi biasanya, sesosok pria berkulit kehitaman bukan karena sering surfing terlihat bergelung diselimut kesayangannya.
Brak
Seorang wanita bersurai pink cerah terlihat mendobrak masuk ke kamar sang bocah surai navy blue.
"Aomine-kun ayo bangun" ucap sang sensei cantik berdada besar *dan authornya pun pundung*
"Aomine –kun~" kata sang sensai sambil mengguncang tubuh Aomine ganas. Kalau pelan-pelan mana mungkin bangun kan.
"Tsk berisik Satsuki biarkan aku tidur" sergah Aomine cepat sambil menarik selimutnya lebih erat untuk membungkus dirinya.
"Ugh Dai-chan mo~" sensei bernama kecil Satsuki dan bermarga Momoi itu cemberut sambil mengulang memanggil nama kecil Aomine pelan.
Tanpa disadari oleh Momoi seorang pria berrambut putih tiba-tiba masuk dan 'JEDUAK' menendang Aomine keras sampai terjatuuh darikasur.
"Uh?" ucap Momoi kaget dengan apa yang terjadi.
"Bangsat berani sekali kau menendang-eh" ucapan Aomine terputus saat tau siapa yang barusan menendangnya "Tsk Wakamatsu" decihnya pelan.
"Cepat bangun dan mandi jangan karena kau pintar dan kesyangan kepala sekolah kau bisa enak-enakan tidur sedang teman-teman mu yang lain akan terpanggang di lapangan"ucap Wakamatsu sinis sambil berlalu dari kamar super luas dan mewah milik Aomine.
"Ya-ya" sahut Aomine malas "Dasar tukang ngadu" dengan tidak tahu malunya dia melotot kea rah Momoi.
"Aku gak ngadu tau tadi diadatang sendiri! cepat mandi sana" ucap momoi sambil berlalu keluar kamar.
"Hah~ malasnya…yang benar saja! Aku benci hari Senin upacara lah, guru killer lah, pr lah tsk…apa tidak ada hal yang menarik" gerutunya sambil berjalan ke kamar mandi. Kau tak tahu saja nak apa yang akan menanti mu nanti.
Aomine sedang tidur dibangkunya saat tiba-tiba kelasnya yang biasanya sunyi mendadak ramai.
'Ada apa ya' batin Aomine.
Dibukanya sebelah matanya untuk melihat apa yang terjadi, Aomine terduduk paksa waktu melihat wajah teman sekelasnya yang seolah belum boker selama berbulan-bulan.
Dengan tergesa diputarnya lehernya untuk menatap ke depan kelas. "Imayoshi?" Aomine tahu siapa beliau, beliau adalah teman sang ayah sekaligus juga wakil kepala sekolah. Salah satu dari dua orang terpenting disekolah yang selalu meng'anak emas'kannya.
"Selamat pagi semua~" sapa Imayoshi pelan sambil tersenyum aneh. "Aku ada sedikit permintaan bisakah kalian semua berkumpul di aula indoor? Ah tentu kalian bisa ayo segera ke sana kuku" dan dengan berakhirnya perkataan Imayoshi semua murid pun berbondong-bondong pergi ke aula.
"Entah mengapa perasaan ku tidak enak" gumam Aomine pelan.
Aula itu penuh sesak oleh banyak murid dari berbagai angkatan. Terlihat wajah-wajah panic yang menghiasi mereka.
"Aominecchi~" teriak seorang siswa bernama Kise dengan semangatnya pada Aomine.
"Yo" dengan tergesa Aomine menghampiri Kise yang sudah bersama dengan para member Kisedai .
"Ah menyebalkan sekali disini sesak dan makanan ku habis" gerutuan itu bukan berasal dariAomine melainkan dari Murasakibara.
"Bersabarlah nanodayo" sergah Midorima sambil menaikkan kacamata.
"Kacamata mu tidak jatuh Midorima-kun kenapa kau naikkan?" ucap Kuroko pelan.
"Itu tanda jika dia gugup Tetsuya" sang Akashi muda berbicara.
"Siapa yang kau bilang gugup Akashi? Dan ini kebiasaan ku nanodayo" balas Midorima cepat.
"Hahahahahah sangat Midorimacchi sekali ya~"sang ikemen ½ tampan ½ cantik berbicara.
"Ehem ….perhatian," sang Kepala Sekolah mulai berbicara, suasana yang tadinya kacau mulai berangsur-angsur sunyi.
"Aku mengumpulkan kalian disini untuk sebuah permainan…." ucap Kepala Sekolah di atas podium di tenggah panggung
. "Hah? Game" ucap Aomine sewot, bagaimana pun juga dia sudah merelakan tidur pulasnya diganggu untuk sebuah game.
"Buang-buang waktu" tanggap Akashi pelan.
"Mungkin berhadiah menarik-ssu" kata Kise.
"…..Permainan ini bukanlah permainan biasa, karena permainan ini akan dilaksanakan selama 1 tahun penuh…" lanjut sang Kepala Sekolah.
"Hah satu tahun? Lalu sekolah kita bagaimana?" tanggap Midorima sewot,kan dia sudah bayar mahal untuk sekolah disini masa dengan mudahnya si Kepsek berambut alay itu memotong masa pendidikannya selama 1 tahun hanya untuk sebuah permainan konyol.
"….Jangan terburu-buru menanggapinya …"lanjut Kepala Sekolah.
"Apa ini masih lama aku sudah sanggat lapar" gerutuan Murasakibara semaikin menjadi.
"….Permainanya adalah-" perkataan Kepalas ekolah terputus sampai disitu.
"Huwahhhhh~" teriak ngeri seluruh siswa yang ada diaula. Didepan mata mereka sang Kepala sekolah terbunuh dengan kepala yang terjatuh seolah tertebas, padahal dipanggung sanggat terang dan tidak ada orang lain selain Kepala sekolah. Suasana menjadi sanggat kacau karena para siswa yang merupakan calon polisi malah panic dan tidak menguasai keadaan.
"Mohon untuk tenang desu" ucap Imayoshi dipinggir panggung dengan tenang, seolah apa yang terjadi pada Kepala Sekolah adalah hal yang wajar.
"Kalian bisa lihat sendiri bukan apa yang terjadi" Tanya Imayoshi dengan nada calm dan senyum foxy yang penuh misteri.
"Ini merupakan bukti bila ada pembunuh diantara kita" lanjutnya dengan tenang.
"Inti dari permainan ini adalh membunuh atau dibunuh bertahan atau kehilangan" tandasnya.
"Ia adalah seorang yang ahli dalam membunuh dan berkamuflase, kalian akan sulit membedakannya dengan yang lain tapi kuharap kalian bisa menggungkapkan jati diri sang pelaku, hadiahnya kalian akan langsung menjadi Kepala Kepolisian. Jangan kaget karena hadiahnya karena sebenarnya game ini diadakan oleh kementrian dunia, melihat makin maraknya kasus criminal pihak keamanan dunia memerlukan seorang yang mempuni karena itu berusahalah untuk menang. Pemenangnya tidak ditentukan berapa orang . Jadi jangan sampai kalah, karena Ia akan menghabisi kalian sampai kalian habis tak bersisa." Dan dengan berakhirnya perkataan Imayoshi aula pun kembali ricuh.
.
.
.
END FLASBACK
.
.
.
"Apa yang sebenarnya terjadi sih kenapa semuanya jadi begini" kalimat frustasi dari bibir Aomine keluar.
BRAK
"Aomine-kun ada yang meninggal" teriak Kuroko setelah mendobrak pintu kamar Aomine yang sebenarnya tidak pernah dikunci. "Hah meninggal" dengan cepat Aomine berjalan keluar kamar menyusul Kuroko.
Pemandangan didepannya benar-benar mengerikan sekaligus menjijikkan, kakak kelasnya ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Terbunuh dikamar mandi tanpa kepala dengan isi perut kosong, 'Mengerikan' hanya itu yang terlintas dibenak para siswa.
.
.
.
"Bagaimana cara dia mati" Tanya Murasakibara.
saat ini Kisedai sedang berada dikantin, keadaan memang belum begitu normal karena ada 2 pembunuhan diKS tetapi mereka mencoba bersikap biasa dan mencoba untuk mengungkap siapa sebenarnya pelaku pembunuhan tersebut.
"Bukankah sudah jelas dia dibunuh oleh orang suruhan pemerintahan dunia" jawab kuroko sambil menyeruput vanilalatte'nya pelan
. "Yang ku maksut bukan itu Kurochin, kalau menurut Akachin bagaimana", Tanya sang Raksasa berambut ungu pada Akashi.
"seperti yang dibilang Soichi-sensei dia professional dan orang suruhan Pemerintahan Dunia, dia bisa jadi siapa saja belum lagi pandai berkamufase berarti dia mungkin sudah berbaur diantara kita. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Kepala Sekolah terbunuh, apa itu hanya rekayasa atau apa ini masih menjadi misteri" Pendapat Akashi membuat Kisedai terdia.
"Ugh aku takut-ssu" kata Kise dengan badan gemetaran dan kedua tangan memeluk dirinya sendiri.
"Mungkin saja para guru sendiri tidak tahu siapa pelakunya " kali ini Midorima yang mengeluarkan pendapat sambil menaikkan kacamatanya.
"Jika memang begitu menurut mu kenapa Imayoshi-sensei terlihat mencurigakan" sambar Kuroko polos. "Kurasa dia ingin mengendalikan situasi Kuroko" balas Midorima.
"Bisakah kalian berhenti membicarakan itu aku takut-ssu" cicit Kise sambil mulai mepet-mepet kearah Aomine.
'JEDUAK'
"Gak usah sok dekat-dekat dengan ku najis" Kata Aomine sinis setelah menendang Kise dengan bringas sampai terjatuh.
"Ngomong-ngomong kau dari tadi diam terus Daiki ada apa?" Tanya Akashi.
mengacuhkan Kise yang mewek kepadanya sambil menarik-narik ganas celana bahannya dalam usaha mengadukan perbuatan bejat Aomine.
"Aku takut hal buruk terjadi pada Satsuki" jawab Aomine ogah-ogahan, tapi semua member Kisedai tahu jika sebenarnya Aomine cukup khawatir pada bibinya itu.
"tenang saja Aomine-kun Satsuki-san pasti baik-baik saja" Kuroko menjawab dengan nada yakin.
"Hum… akan segera ku tangkap pelakunya" balas Aomine semangat.
.
.
.
TBC
.
.
.
Saya memohon "KRITIK DAN SARAN" terutama yang membangun desu '-')9
Arigatou na~