HYUUGA AMATIRAN

by Yuriko Rei


NARUTO MILIKNYA OM MASASHI KISHIMOTO

REI CUMA PINJEM KOK OM

WARNING : OOC, HUMOR GARING, GAJE, ANEH, TYPO(S), DLL

.

HAPPY BACA

.


"Kembalikan ponsel ku, dasar pencuri gak modal!" hardik Hinata sarkratis.

"Enak aja, seharusnya kau berterimakasih, aku yang nemu kok!" balas Sasuke tak mau kalah.

"Eh, mana ada maling mau ngaku?!"

Seketika munculah siku-siku pada dahi Sasuke akibat kekesalannya dengan sikap Hinata yang menuduhnya sebagai maling, ia pun menyerahkan sebuah I-phone keluaran terbaru berwarna hitam yang di bawanya kepada Hinata "Nih! Ponsel kita tertukar! Mana ponsel ku sekarang!"

Hinata menerima ponsel yang di serahkan Sasuke padanya. "Haha ponsel cantikku sudah ketemu" ia megusap-usap phonsel nya menggunakan pipinya dengan penuh perasaan. "Emang phonsel kita tertukar ya?" tanya Hinata polos.

Sasuke memutar bola mata bosan "Ya! Sekarang, mana ponsel ku" ia mengulurkan tangannya ke depan Hinata, meminta ponsel kesayangannya untuk di kembalikan.

"Oh, tadi itu ponsel mu ya? Pantesan, semua koleksi foto bunga lavender Hinata pada gak ada " jelas Hinata "Em.. tadi udah aku buang ke sungai saat berangkat naik bus" ucap Hinata polos, dengan pose berpikir layaknya seorang detektif yang sedang berpikir untuk memecahkan sebuah masalah.

"A-apa k-katamu?" tanya Sasuke tergagap sekaligus tak percaya akan apa yang diucapkan gadis Hyuuga tersebut, yang dibalas anggukan kepala Hinata .

"APA?! DASAR HYUUGA AMATIRAAAAN GUOBLOK!" teriak Sasuke jengkel, frustasi akan kekonyolan yang di lakukan Hinata, sementara Hinata? jangan tanya kemana ia sekarang, ia sudah berlari secepat kilat menghindari kemarahan sang Uchiha Bungsu.

….OOO...OOO...

Di parkiran sekolah yang sepi, seorang gadis dengan surai soft pink berdiri disana ia bernama Haruno Sakura, pacar Sasuke, sepertinya ia sedang menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Sasuke itu sendiri.

"Sasuke-kun!" panggilnya saat orang yang di tunggunya telah datang.

"Ayo pulang!" ujar Sasuke dingin dengan raut wajah kesal.

"Sasuke-kun kenapa?" tanya Sakura "Pasti karena si Hyuga itu lagi" lanjut Sakura dalam hati, kesal.

"Tidak apa-apa, sudahlah, aku ingin cepat pulang" ujarnya datar.

Mereka menaiki motor sport berwarna hitam milik Sasuke dan berlalu pergi meninggalkan area parkir sekolah.

….OOO...OOO...

"Tadaima!" seru seorang gadis bersurai indigo dengan riang.

"Eh, anak kaa-chan sudah pulang, bagaimana sekolahnya sayang?" tanya seorang wanita paruh baya, dengan surai senada dengan Hinata , ia Hyuga Hikari, ibu Hinata.

"Seperti biasa, aku menghancurkan praktik pelajaran kimia lagi" ujar Hinata agak malas, oh sepertinya ia melupakan sesuatu, melupakan jika ia juga sudah menghilangkan I-phone kesayangan seorang Uchiha Sasuke.

"Waaaahh, anak kaa-chan hebat ya!" puji Hikari, bermaksud sedikit menyindir putri kesayangannya.

"Yaiyalah, Hinata gitu. Ya hebatlah" ujar Hinata penuh ke banggaan sambil melangkah menaiki anak tangganya satu persatu.

Sementara Hikari, ia langsung sweatdrop "Hufft dasar Hinata tidak peka!" gerutunya bosan.

"Baiklah, segera mandi dan bantu kaa-chan ke dapur!" ujar Hikari lagi setengah berteriak karena Hinata yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Iya kaa-chan!" balas Hinata juga dengan berteriak dari dalam kamarnya.

….OOO...OOO..

"Hinata-chan, tolong antarkan bingkisan ini ke rumah Mikoto baa-chan ya" Hikari menyerahkan sebuah bingkisan yang berisi beberapa potong kue coklat yang tadi di buatnya bersama Hinata.

"Baik kaa-chan" jawab Hinata, ia menerima bingkisan tersebut dan berlalu ke garasi rumahnya untuk mengambil sepeda. Apa Hinata tidak mamakai mobil? oh jangan tanya soal itu, mobil mewah nya sekarang sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit-bengkel mobil terpercaya di Tokyo, akibat ulah Hinata yang dengan tidak elitnya menyosor sebuah got dijalan.

SKIP TIME

Hinata sudah sampai di depan rumah Uchiha tersebut, ia memarkirkan sepedanya di pekarangan rumah tersebut dan berjalan menuju pintu masuk rumah megah itu lalu menggedornya, saya tegaskan lagi, menggedornya, bukan mengetuknya.

"Iya sebentar!"

Cklek

"Ck , ada apa? Bisakah kau memperlakukan pintuku dengan baik? Bisa-bisa pintuku rusak" ujar Sasuke sarkratis.

"Aku sudah mengetuknya tadi" ucapnya enteng, seperti tidak ada masalah.

"Apa?! Kau menggedornya tadi, bukan mengetuknya, dan kegiatan itu selalu kau lakukan saat kemari" geram Sasuke menahan marah.

"Sama saja, lagian salah sendiri, lemot bukainnya" balas Hinata tak mau kalah.

Sebenarnya bukan hanya itu saja alasan Hinata setiap datang kemari dengan cara menggedor pintu, dulu saat ia kemari untuk pertama kalinya-saat kecil- ia mengetuk pintu, karena pintu kediaman Uchiha ini sekeras batu, jadilah tangannya yang lebam karena mengetuk pintu tersebut, setelah kejadian tersebut, ia tidak pernah lagi mengetuk pintu itu, mami Mikoto dan papi Fugaku serta Itachi menyarankan Hinata untuk menggedor pintu saat kesana, mereka khawatir akan keselamatan tangan Hinata.

"Jelas menggedor dan mengetuk itu beda!"

"Beda tipis"

"Tck dasar tak tahu sopan"

"Biarin, mana mami Mikoto?" tanya Hinata.

"Di dalam" ia menunjuk belakangnya dengan menggunakan ibu jari.

tanpa menunggu di persilahkan Sasuke untuk masuk, ia langsung tancap gas melenggang pergi menerobos masuk ke dalam rumah.

"Ck dasar Hyuuga Amatiran" gerutu sasuke bosan.

Yah, begitulah setiap kali Hinata datang ke rumah ini, keluarga Sasuke tidak pernah keberatan dengan sikap Hinata setiap ia kemari tentu saja kecuali Sasuke itu sendiri, malah mereka justru sangat senang, Hinata akan bersikap seperti berandal hanya di depan Sasuke Uchiha saja, karena menurutnya, Sasuke itu galak dan menyebalkan. Orang tua mereka memang sudah bersahabat sejak lama, tak heran Hinata sudah biasa berlaku seperti itu setiap datang kemari.

"Mami!" teriak Hinata senang saat ia telah menemukan Mikoto berada.

"Eh Hinata-chan!" pekik Mikoto tak kalah senang dan langsung berlari memeluk Hinata erat seperti di film-film India yang pernah dilihat Mikoto –dramatisir- itulah yang di lakukan Mikoto saat Hinata datang, padahal Hinata sudah berkali-kali datang kemari, Cuma mami Mikoto aja yang alay.

"Ma-mami, Hi-Hinata tidak bisa berna-nafas" keluh Hinata terbata-bata saat Mikoto memeluknya terlalu erat.

"Eh, maaf Hina-chan" ucap Mikoto kikuk "Ada apa Hina-chan?" tanya Mikoto setelah ia melepaskan pelukan mautnya.

"Ini, kaa-chan menyuruhku memberikan ini pada mami" jawabnya sambil menyodorkan bingkisan tersebut kearah Mikoto.

"Apa ini Hina-chan?" Mikoto mengambil bingkisan tersebut dan memandangnya bingung

"Iu kue coklat mami, tadi Hinata dan kaa-chan yang buat" jawab Hinata seraya tersenyum manis membuat Mikoto semakin gemas kepadanya.

"Eh, Itachi-nii belum pulang?" tanya Hinata sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Itachi, kakak Sasuke.

"Ia sedang keluar, hufft anak muda jaman sekarang, suka banget berduaan padahalkan nggak mukhrim" curhat Mikoto sambil berjalan menuju dapur, menaruh bingkisan tadi ke dalam lemari es nya, sementara Hinata hanya ber "oh" ria sambil mengekori Mikoto dari belakang.

….OOO...OOO...

"Tou-chan kaa-chan, Hinata berangkat!" ujar Hinata seraya mencium kedua pipi orang tuanya.

"Kau tidak sarapan dulu?" tanya Hikari khawatir yang dibalas gelengan kepala Hinata "Tidak kaa-chan, Hinata buru-buru"

"Mau tou-chan antar?" tawar Hiashi, yang juga dibalas gelengan kepala Hinata "Tidak tou-chan, terimakasih, Hinata bisa naik bus kok"

Hinata akan melenggang pergi jika tidak mendengar ibunya yang menyuruhnya untuk menunggu. "Tunggu sebentar Hina-chan" Hikari melangkah tergesa-gesa kembali menuju dapur, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa dua buah kotak bento.

"Ini bentomu dan yang satu lagi berikan ke Sasuke-kun ya!, jangan lupa untuk di makan, kaa-chan tidak mau Hinata sakit" Hikari menaruh kotak bekal berwarna ungu dan coklat tersebut ke dalam tas ungu Hinata.

"Tch, dasar kaa-chan, tidak tahu apa kalau si chicken butt itu sudah punya pacar" gerutu Hinata yang tidak di dengar ibunya karena asyik membenarkan bento Hinata, dan pada akhirnya juga, Hinata hanya bisa menurut.

"Baiklah, tou-chan kaa-chan Hinata berangkat jaa!" setelah mengucapkan kalimat tersebut Hinata langsung bergegas berangkat.

…OOO...OOO...

Sasuke datang ke sekolah berboncengan dengan seorang gadis, tentu saja dengan pacarnya.

Kedatangan mereka di sambut jeritan histeris oleh para siswi lainnya yang tak memperdulikan kalau Sakura selaku pacar Sasuke juga berada di sana.

Ada tatapan iri dan sengit dari para fans sasuke yang di tujukan pada Sakura dan dibalas tatapan meremehkan dari sakura.

Tanpa mengindahkan kondisi yang ada, mereka berjalan menuju ruang kelas mereka (Sasuke, Sakura, dan Hinata satu kelas) dengan tangan Sakura yang bergelayut mesra di lengan Sasuke, selain ia cinta dan suka Sasuke, jujur ia juga bangga punya pacar yang setenar dan setampan seperti Sasuke.

Bel tanda masuk berbunyi, semua murid sudah masuk ke kelasnya masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak" sapa seorang guru yang terkenal killer walaupun berwujud seorang wanita, Anko Mitarashi. semua murid yang awalnya berisik langsung diam saat guru tersebut masuk.

"Selamat pagi sensei" jawab mereka serentak.

"Baiklah, buka buku kalian halaman 56 dan kerjakan soal 1-50 kerjakan sendiri-sendiri SEKERANG!" perintahnya disertai penekanan pada kata terakhirnya.

"Tapi-" protes para murid yang ada di kelas tersebut tak terkecuali Hinata yang langsung di potong oleh Anko.

'Kalau hanya itu sih mudah saja, aku kan siswi terpintar di kelas ini' pikir Sakura meremehkan sekaligus bangga akan dirinya.

"Tidak ada tapi-tapian, kerjakan sekarang atau kalian mau nambah lagi!" ancamnya tegas yang membuat para murid mau tak mau harus menuruti perintahnya.

…..OOO...OOO...

kriiiingg

Bel istirahat yang ditunggu para muridpun akhirnya tiba, semua murid mulai berhamburan untuk menyerbu kantin sekolah mereka.

"Kasih gak ya?" tanya hinata pada dirinya sendiri.

"Kasih, enggak, kasih, enggak, kasih….. Kasih?!" ucapnya tak percaya seraya menghitung menggunakan kelima jari tangannya.

"Tapikan udah ada si jidat, mungkin kan mereka sudah berbagi bekal. Em.. mungkin aku berikan si duren aja kali ya?" gumamnya pelan.

Seperti biasanya, jika ibunya membuatkan bekal untuknya dan sasuke, Hinata akan menyerahkan bekal bagian Sasuke ke Naruto yang Hinata anggap jauh lebih membutuhkan ketimbang Sasuke yang notabene biasa makan bareng sama Sakura.

Maklumlah, biasanya Hinata sering melihat Naruto mengemis-ngemis kepada Sasuke untuk di belikan ramen, bukannya tidak punya uang, justru Naruto seorang putra tunggal dari pejabat pemerintah di Konoha –iuhh.. anak pejabat kok malu-maluin gitu sih-

setiap dengan polosnya hinata bertanya, kenapa kamu tidak beli sendiri, uang jajanmu kan jauh dari kata cukup? Ia selalu bilang, kita itu dari kecil harus terbiasa hidup HEMAT supaya besok di hari tua kita tidak sengsara.

'Hinata-chan, sedari kecil, kita harus belajar hidup HE-MAT, agar kelak kita tidak sengsara di masa tua, memangnya Hinata-chan mau, saat tua harus banting tulang untuk makan? tidak kan?' ucapnya sok bijak dengan nada suara yang di persiskan ala-ala om Mario Teguh Golden Away

Mengingat hal tersebut membuat Hinata menggerutu pelan, merutuki kelakuan Naruto "Bilang aja kalau cari yang gratisan , kagak usah pake alasan"

Ia melangkahkan kakinya menuju bangku Naruto yang berada agak jauh dari bangkunya.

"Eh duren-chan, ini buat kamu!" katanya seraya menyerahkan kotak bento berwarna coklat yag tadi di bawanya.

"Eh Hina-chan, tahu aja kalau aku lagi laper" katanya sambil cengengesan gak jelas.

"Kalau kamu sih, mau laper mau enggak, kalau ada gratisan ya pasti mau aja" ujar Hinata agak bosan, sementara Naruto semakin cengengesan tak jelas.

"Hei Dobe, besok sepulang sekolah kau ada waktu untuk pergi ke tempat seperti biasanya?" suara baritone tersebut tiba-tiba muncul di belakang Hinata, membuatnya menengok ke belakang dan menatap orang tersebut dengan tatapan seperti mengatakan 'Sejak kapan kau di situ?'

"Apa lihat-lihat?" kata Sasuke judes.

"Yeee….dilihatin kayak gitu aja marah, orang muka jelek kayak gitu kok sok amat" balas Hinata tak kalah judes.

"Heh! Muka kamu tuh kayak saringan kopi" ujar Sasuke tak mau kalah.

"Enak aja, muka imut kayak gini dianggap saringan kopi, kamu tuh saringan teh" balas Hinata seraya berkacak pinggang.

"Udah-udah jangan ribut" kata Naruto menengahi 'tumben tuh Naruto bisa bersikap bijak' batin mereka berdua –Sasuke dan Hinata-

"Emangnya bedanya saringan kopi sama saringan teh itu apa?" lanjut Naruto cengo dengan muka innocent, membuat kedua orang yang tadinya berpikir kalau Naruto sudah insyaf dari seorang yang bodoh jadi seorang yang bijak harus kembali menelan kata-katanya tersebut mentah-mentah.

"Dasar Dobe, masih aja goblok, sudahlah kau bisa atau tidak?" ujar Sasuke penuh dengan penegasan.

"Emmm.." Naruto tampak seperti seorang peneliti yang sedang berpikir keras akan penemuannya dengan penuh pertimbangan matang sebulum akhirnya melanjutkannya kalimatnya "oh iya, Hina-chan,tadi kaa-san bilang untuk menanyakan ke kamu, kalau besok sehabis pulang sekolah, Hinata-chan bisa datang kerumahku untuk membantu kaa-san membuat kue kan? Besok paman killer Bee datang" bukannya menjawa pertanyaan Sasuke, Naruto malah bertanya pada Hinata.

"Benarkah? Mama Kushina memintaku membantunya? Paman Bersin Bee datang?" tanya Hinata dengan mata berbinar, yang dib alas anggukan kepala Naruto.

"Mama? Bersin Bee?" tanya Sasuke dengan menarik sebelah alisnya. Ternyata dia juga menyebut ibu Naruto mama?

"Iya Teme, kau tidak tahu ya? Kalau Hinata sudah lama memanggil kaa-san ku dengan sebutan mama, dan Bersin Bee itu paman Bee,Hinata-chan memanggilnya dengan sebutan Bersin Bee,kamu tahukan, kalau orang-orang sering memberikan julukan "Hachi Bee" ke paman. oh iya jadi aku tidak bisa pergi kesana,karena kaa-san juga memintaku untuk membantunya, kamu mau ikut?" ujar Naruto panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang. (entah dari mana atau apanya paman Bee mendapat julukan Hachi Bee, mungkin dapat julukan dari hutan kali ya?)

"Tidak, aku ada urusan lain" kata Sasuke cuek sambil berjalan pergi keluar kelas.

"Yeee.. kalau ada urusan, kenapa ngajak orang, dasar bodoh" gumam Hinata kesal.

"Mungkin, jika si Hyuuga Amatiran itu yang membantu, dapur ibu Naruto mungkin akan seperti prahu pecah, sama seperti yang di lakukannya saat membantu ibuku, kalau itu sih, bukannya membantu malah tambah membuat onar" gumamnya pelan.

.

TBC

.


hai minnasan! #melambaikan tengan dengan semangat membara.

hohoho Rei datang dengan membawa fic baru, emang udah pernah di pub di grup di fb sih, tapi pengen aja Rei pajang di ffn, siapa tahu aja laris #plak *emang dagangan?

soal rombak-merombak, mungkin nggak semua atau bisa dibilang cuma sedikit yang Rei rombak. jangan salahkan Rei, salahkan saja tingkat kemalasan Rei yang di atas rata-rata.

padahal ini Rei lagi UAS, tapi berhubung tangan Rei lagi gatel pengen pub di ffn, yeah Rei bela-belain nggak belajar deh *sudah Rei bilang, Rei lagi malas.

untuk yang fc yang satunya "Who The Last Laugh?" itu sedang masa proses pembuatan, tenang saja, Rei nggak ada niatan kok buat nelantarin tuh fic #siapa yang nanya.

: em.. ini jadi aku pub


ok sekian sayonara! jangan lupa RnR!