Suara detik jarum jam di dinding kamarnya terdengar, memecah keheningan siang itu. Jarum panjang serta pendek bertemu di angka dua belas menjadi aba-aba baginya. Ia bangkit bangun dari kasur empuknya yang berlapis kain beludru. Ia mengeluarkan dua macam pistol dengan kaliber 35 dan 50 dari dalam lemari. Ia mencengkram pegangan kedua pistol keluaran Rusia tersebut sebelum menyembunyikan keduanya di balik setelan jasnya.

Luhan melangkah keluar dari kamarnya, berjalan menuju ruang arsip tempat para bajingan Rusia itu menyimpan dokumen-dokumen rahasia mereka. Kris memang tidak cukup bodoh untuk menunjukkan ruangan sepenting itu padanya. Namun, Alpha lainnya yang jelas-jelas dungu karena begitu mudah terpancing oleh daya tarik Omeganya. Dengan senang hati, menunjukkan tempat itu setelah Luhan menawarkan mereka blowjob terbaik seumur hidup mereka.

Selama nyaris dua minggu tinggal di sini, Luhan bisa dibilang sudah dianggap seperti bagian dari keluarga Krushnic. Dengan tangan terbuka, mereka semua merangkul pengkhianat sepertinya tanpa menaruh curiga sedikit pun. Luhan berani bertaruh kalau hanya Kris Krusnic saja yang tidak termakan oleh sikap manisnya.

Bahkan, di atas ranjang sekalipun Kris masih belum juga memercayainya. Alpha itu berulang kali mengancam akan menguliti Luhan kalau Omega itu berani menusuknya dari belakang. Luhan hanya membalas ancamannya dengan erangan panjang karena penis Kris berkali-kali menghujam prostatnya.

Luhan sengaja memilih untuk beraksi pada jam 12 tepat. Karena menurut pengamatannya dari pukul 12 sampai 1 siang adalah para bodyguard Krusnic selalu makan siang bersama di lantai dasar. Sementara, di lantai dua, hanya ada tiga orang bodyguard yang berkeliling di sekitar lorong kamar sampai ruang arsip.

Ia mengintip lewat lubang pintu. Bagus, bajingan yang semula ada di depan kamarnya mungkin juga makan siang sekarang. Luhan segera bergegas keluar kamarnya dan berjalan cepat menyusuri lorong, lalu berbelok kanan menuju kamar Kris yang berhadapan dengan ruang arsip. Sejauh ini, kondisi masih aman-aman saja. Ia melirik ke kiri dan kanan sebelum masuk ke dalam ruangan yang tidak dikunci itu.

Luhan menyeringai. Tuhan memang sedang berpihak padanya sekarang.

Begitu ia berada di dalam ruangan, Luhan langsung mengunci pintu. Sebenarnya, misi utama Luhan bukan untuk menjadi mata-mata keluarga Dénommée yang bertugas memberikan informasi menyangkut keluarga Krusnic pada Jasper. Misi utamnya, yang Oh Inhwa mohon langsung padanya, adalah mencari anak hilang Jasper Dénommée alias penerus utama keluarga Dénommée yang sebenarnya.

Sesungguhnya, Luhan sedikit tidak paham mengapa mafia Rusia memiliki file Kim Minha–istri pertama Jasper. Omega itu mencari nama Kim Minha dari deretan file yang ada di lemari pertama, lalu berpindah ke lemari kedua, dan akhirnya di lemari ketiga, ia menemukan berkas lengkap mengenai perempuan itu. Luhan tidak pernah tahu betul cerita mengenai Kim Minha dan ayah angkatnya.

Banyak yang bilang kalau kisah cinta mereka adalah suatu tragedi yang harus dikubur dalam-dalam. Selain itu, Inhwa sendiri pun selalu menutup mulutnya setiap Luhan dan Sehun kecil meminta perempuan itu bercerita sedikit tentang sosok misterius Kim Minha. Jadi, Luhan tidak pernah benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarganya.

Ia membuka halaman pertama file yang merupakan biodata lengkap Kim Minha. Ada foto hitam-putih perempuan itu yang menangkap sempurna senyumnya. Kim Minha adalah seorang perempuan yang sangat cantik. Luhan mulai membuka lembaran selanjutnya dan membaca riwayat singkat mengenai perempuan itu.

Sebelum, Jasper menikah dengan Oh Inhwa–ibu angkatnya dan ibu kandung Sehun. Pria itu menjalin hubungan terlarang dengan seorang perempuan biasa bernama Kim Minha. Awalnya, keluarga Jasper yang merupakan keturunan asli dari pendiri mafia Italia–the original, they said–menentang mati-matian hubungan Jasper dengan perempuan desa itu.

Jasper yang menjanjikan anak laki-laki berstatus Alpha agar hubungannya dengan Minha diterima pun akhirnya mendapatkan izin. Namun, pada akhirnya mereka tidak benar-benar resmi menikah. Sayangnya, setahun setelah mereka menikah. Minha melahirkan seorang anak laki-laki bernama Fransisco LaRedoff Dénommée–yang sayangnya adalah seorang Omega.

Setelah, mendengar berita mengecewakan itu. Jasper segera menyembunyikan istri serta anak pertamanya dari keluarganya sendiri. Sayangnya, bukan hanya keluarganya saja yang mengincar anak serta istrinya untuk meruntuhkan kejayaan Jasper di masa itu. Mafia Rusia berhasil membunuh Kim Minha, tapi tidak berhasil menemukan anak perempuan itu.

Merasa putus asa karena kematian orang yang paling dicintainya, Jasper akhirnya setuju menikah dengan Oh Inhwa. Setahun kemudian, perempuan berdarah Yakuza itu melahirkan Oh Sehun–seorang Alpha. Dan tepat seminggu setelah kelahiran Sehun, Jasper membunuh Kristian Krushnic serta istrinya di hadapan Kris Krushinc sebagai pembalasan dendam. Sehingga, sampai detik ini Kris masih menyimpan dendam padanya. Dan tidak pernah berhenti mencari anak Jasper hanya untuk membunuhnya di depan pria itu–seperti apa yang pria itu lakukan padanya.

Luhan membuka lembaran terakhir pada berkas itu. Dan matanya terbelalak kaget karena akhirnya Mafia Rusia itu menemukan anak Jasper yang lama telah hilang. "Kim Jongin," bisiknya dengan dahi mengerut. Ia mengenali wajah pria di foto ini. Sayangnya, ia tidak bisa mengingat dimana ia bertemu dengannya.

Tapi, itu bukan hal yang terpenting sekarang ini. Luhan kembali memasukkan berkas itu ke dalam lemari. Otaknya bekerja keras berusaha menemukan jawaban dari satu pertanyaan yang amat mengusiknya.

Jika, Kris sudah menemukan Kim Jongin dari lama. Apa yang pria itu tunggu sekarang? Mengapa ia belum membunuhnya juga?

Kamera CCTV bergerak ke kiri dan kanan merekam dirinya. Dengan seringai serta wajah penuh kemenangan, Luhan menembak kamera tersebut. Kemudian, ia menarik horden berukuran nyaris 2 meter yang menutup jendela. Waktunya tidak banyak, sehingga ia langsung mengulurkan horden itu keluar jendala. Ia menggunakannya sebagai tali untuk mengantarkannya keluar dari sini.

Luhan mengikatkan ujung horden tersebut pada kaki meja di samping jendela. Setelah memastikan ikatannya cukup kuat, Luhan berdiri di ambang jendela. Ia menoleh ke bawah dan seperti perkiraannya, jarak antara lantai dua dan lantai dasar tidak begitu tinggi. Tangannya berpegangan kuat pada kain horden tersebut. Ia perlahan turun hingga kakinya tidak begitu jauh dari tanah. Luhan segera meloncat lalu berlari menuju garasi yang persis di seberangnya.

Kris memiliki kecintaan tersendiri pada mobil-mobil mewah. Maka, tidak aneh kalau pria Alpha itu memikil sepuluh mobil mewah yang harganya setinggi langit di dalam garasinya. Satu-satunya mobil Kris yang menarik perhatiannya adalah Bugatti Chiron. Mobil yang launching-nya sengaja ditunda setahun lagi ini berhasil Kris dapatkan saat mengikuti acara pelalangan ilegal di Dubai.

Mengapa Luhan memilih mobil ini dari mobil lainnya? Karena Kris Krushnic dengan gamblang pernah mengatakan kalau ada satu pun manusia yang berani menyentuh mobil ini selain dirinya. Orang itu akan dirinya kejar bahkan sampai ke liang kubur sekalipun.

Luhan menerobos keluar dari gerbang mansion Krushnic dengan senyuman lebar. Ia yakin kalau situasi di dalam rumah sedang kacau sekarang. Namun, apa pedulinya? Pada dasarnya ia bukan seorang Krushinc, dan tidak akan pernah menjadi salah satu dari mereka, karena tepat saat Oh Inhwa menyelamatkannya bertahun-tahun yang lalu itu dirinya sudah memilih untuk menjadi seorang Dénommée.

.

"Kita bisa menggunakan jet pribadiku untuk bersembunyi di Austria atau entahlah, dimana pun yang kau mau,"

Sehun menggenggam tangannya erat. Ia menatap Jongin seolah sebentar lagi mereka akan terpisahkan. Jongin balas meremas tangan Sehun sebagai isyaratnya dalam mengatakan semua akan baik-baik saja, sekalipun ia tidak begitu yakin akan pemikirannya itu. Mereka memang belum secara resmi menjadi mate, tapi Jongin bisa merasakan desiran rasa cemas Sehun yang melingkupi dirinya. Sebagai seorang Omega, mungkin tidak seharusnya ia mengambil langkah pertama. Namun, persetan dengan aturan itu, Jongin berpindah duduk di atas pangkuan Sehun dengan tangan melingkar pada lehernya sekarang.

"Kita akan baik-baik saja," bisiknya, berhasil menenangkan diri Sehun secara perlahan.

Sehun menangkupkan kedua pipi Jongin dengan telapak tangannya yang seolah akan melahap wajah Jongin. "Stiamo andando tutto bene, il moi amore," Sehun mengulang kata-kata Jongin dalam bahasa Itali. Jongin mengulum senyum karena Alpha-nya terlihat lebih lega sekarang.

Yes, his Alpha.

"Sehun," Jongin bermain dengan surai rambut pria itu. Chanyeol pernah bercerita padanya kalau warna rambut asli Sehun adalah blonde. Tetapi, pria itu memilih untuk mengecat rambutnya menjadi hitam atau cokelat dengan alasan agar lebih mudah berbaur di Korea. "make me yours,"

Sehun dapat melihat kesungguhan di dalam mata Jongin. Omeganya itu telah menyerahkan diri seutuhnya pada Sehun. Kedua tangan Sehun yang semula berada pada pinggang Jongin bergerak turun dan berhenti pada bokongnya. Ia meremas bokong Jongin dengan lembut, dapat merasakan basahnya cairan Omega itu yang menembus celana jeans-nya. Sehun mengangkat kepala dan mendapati kalau wajah Jongin sudah memerah hebat. "Fuck you," gumam Jongin, dengan suara parau.

Sehun dapat merasakan gairah Jongin lewat aroma Omega itu yang sangat memikat dirinya. Jika, ia tidak menyentuh Jongin sekarang juga. Mungkin, ia bisa menggila karena begitu menginginkan Omega itu untuk menjadi miliknya. Namun, Sehun sadar kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan libido atau penisnya yang semakin mengeras di dalam boxernya. Ia tahu diri kalau terakhir kali Jongin meninggalkannya adalah akibat dari kebodohannya sendiri.

Sehun mengangkat tubuh Jongin hanya untuk membaringkan tubuh Omega itu di atas kasur. Jongin hanya terdiam menatapnya, memperhatikan setiap langkah yang dirinya ambil dengan penasaran. He want to be Sehun's. He needs to be. Sehun menanggalkan celana jeans serta boxer hitam Jongin yang sudah basah oleh cairan Omeganya. Penis Jongin yang berukuran normal sudah menegak, meminta untuk dituntaskan. Sehun termangu sejenak begitu menyadari kalau Jongin mencukur area bawahnya.

"You are hairless," gumam Sehun, benar-benar terkejut oleh apa yang dilihatnya. Ini bukan pertama kalinya Sehun tidur dengan Omega. Dan baru pertama kali ini, ia menemukan Omega yang cukup peduli untuk mencukur area bagian bawahnya–sampai hairless seperti ini.

Jongin membuang muka, tidak sanggup untuk menatap langsung mata Sehun yang semakin menyorotkan gairah Alpha itu padanya. Kulit Jongin seolah terbakar. Suhu ruangan yang semula terasa biasa saja, kini menjadi sangat panas. "Diam. Aku tidak akan membicarakan hal ini denganmu," balas Jongin.

Sehun mengulum senyum guna menahan tawanya. Jongin is fucking adorable. Bahkan, disaat seperti ini pun Kim Jongin bisa menjadi sangat menggemaskan. Sehun tidak sabar untuk merasakannya. Ia mendorong kepalanya hingga berada di tengah kedua kaki Jongin. Satu jarinya mencolek cairan yang merembes keluar dari hole Jongin lalu ia menjilatnya. Jongin yang melihat tindakan Sehun itu hanya bisa terdiam menatapnya dengan mata terbelalak sambil menggigit bibir.

"Sweet," komentar Sehun, membuat insting Omega Jongin semakin liar. Tanpa dirinya sadari, ia semakin melebarkan kakinya untuk Sehun.

"Do you want more?" tanya Sehun, sengaja menggoda Jongin dengan mencengkram batang penisnya.

Jongin mengerang pelan dengan mata terpejam. "I wanna, I wanna. Touch me, Alpha," mohon Jongin, terdengar amat frustasi dan begitu menginginkan sentuhan Sehun.

"Your wish is my command, Princess,"

Setelah itu, Sehun menjulurkan lidahnya masuk ke dalam lubang Jongin, menjilati daerah sekitarnya dan merasakan manisnya cairan Omega tersebut. Jongin mengerang keras dikuasai oleh kenikmatan yang Sehun berikan padanya. Satu tangannya mencengkram seprai, sementara yang lainnya menekan kepala Sehun dan menjambak rambut Alpha itu pelan.

Lidah Sehun bermain dengan liar, menyentuh setiap jengkal daerah yang sudah lama tak tersentuh oleh siapapun. Beberapa kali, lidah Alpha itu berhasil menyentuh prostat Jongin, membuatnya mengerang keras dengan kepala terayun ke belakang. Sehun menyeringai setiap mendengar desahannya. Alpha itu memakan lubangnya seperti serigala yang kelaparan.

Dada Jongin terangkat naik dan turun, mengatur tempo nafasnya yang berantakan. Ia ingin menyentuh penisnya sendiri. Namun, jika Sehun tidak mengizinkannya. Ia akan menahan diri dan membiarkan lidah Alpha itu memuaskannya sampai berhasil mencapai orgasmenya. "Alpha, Alpha, can I touch–"

"No, baby. Aku ingin membuatmu orgasme hanya dengan lidah atau tanganku," larang Sehun, menjadi keputusan final bagi Jongin. Omega itu mengangguk patuh, sekalipun ia benar-benar ingin menyentuh penisnya.

Sehun tersenyum kecil, lantas mengecup paha dalam Omeganya. Ia menggigit kulitnya lembut, meninggalkan bekas keunguan di sana. Jongin menggigit bibir, memperhatikan setiap gerak-gerik Alpha-nya dengan wajah merah padam. Bekas yang Sehun tinggalkan pada dirinya, bukan hanya membekas pada kulit Jongin. Melainkan, juga di dalam dirinya.

Jongin yakin kalau tidak ada orang lain yang mampu membuatnya merasakan semua ini, selain Oh Sehun.

"Apa kau merasakannya, mon petit ours?" kali ini, Sehun menggantikan lidahnya dengan kedua jarinya. Jongin bahkan tidak sanggup untuk mengangguk, apalagi menjawab pertanyaan Sehun. Karena Alpha itu menyodok keluar-masuk jarinya ke dalam hole Jongin dengan tempo cepat.

Mata Sehun tidak pernah sekalipun meninggalkan Jongin. Mengamati setiap gerakan Omega itu yang sebentar lagi mencapai orgasmenya. Seluruh otot tubuh Jongin menegang. Kepalan tangannya pada seprai mengerat serta tubuhnya mengejang hebat. "Sepertinya–ahh, Sehun–aku harusshh–"

"I know, princess," Sehun mengulang perkataannya dalam bahasa Italia. "Lo so, principessa,"

Sehun kembali membungkukkan dirinya, hingga wajahnya sejajar dengan lubang Jongin. Kedua jarinya masih menyodok lubang Omeganya dalam tempo sedang. Sehun memejamkan mata lalu menjulurkan lidahnya untuk kembali memuaskan Jongin. Sementara itu, Jongin tidak bisa lagi menahan sensasi yang menyerang tubuhnya bertubi-tubi. He needs to cum. Ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

Saat, lidah serta jari Sehun secara bersamaan menyentuh prostatnya. Penis Jongin yang sudah menegang, menempel pada otot perutnya. Sembari meneriakan nama Sehun, Jongin akhirnya mencapai orgasme. Cairannya menyembur ke atas membasahi perut, dada serta mengenai dagunya. Sehun hanya bisa menyeringai lalu mencium lembut bibir penuh menggoda Omeganya itu.

"Kau siap untuk ronde dua, il mio orso?" Sehun kembali menunjukkan seringai khasnya, yang terlalu seksi untuk Jongin tolak.

Jongin mengatur nafasnya terlebih dahulu. Masih merasakan euforia pasca orgasme yang memenuhi dirinya. "Apa kau baru saja memanggilku beruang kecil?" tanya Jongin, berusaha amat keras untuk tidak tersenyum.

Satu alis Sehun terangkat naik. Matanya mengerling jahil pada Jongin. "Ya. Imut, bukan? Seperti dirimu," lalu, Alpha idiot itu tergelak sendiri layaknya orang gila. Jongin hanya menggelengkan kepala dan menangkupkan kedua sisi pipi Sehun.

"Dasar bodoh. Setelah ini, aku akan memberikanmu blowjob,"

"Ide bagus, princess,"

.

.

Chanyeol tidak menyangka kalau di hari yang mulai mendung ini. Ia menemukan Luhan berdiri di depan apartemennya dengan kondisi baik-baik saja serta senyum mengembang di bibirnya. Rasa rindu yang selama ini terpendam di dalam dirinya meluap, meminta untuk dituntaskan. Sehingga, sebelum momen ini terlewat dengan sia-sia. Chanyeol menarik tubuh Luhan yang lebih kecil darinya, masuk ke dalam dekapan hangat Chanyeol.

Luhan yang semula bingung hanya bisa mengerjap canggung. Sampai akhirnya, ia memilih untuk menyerah dan membiarkan dirinya bersandar pada Park Chanyeol. Mungkin, ia memang membutuhkan ini. Atau mungkin, ia memang merindukan sentuhan Chanyeol yang selalu berhasil membakar dirinya oleh gairah.

Tetapi, terlepas dari itu semua.. Luhan akui bahwa dirinya sangat merindukan Park Chanyeol. Rasa itu memang tidak pernah terlintas selama dirinya bersama dengan Kris. Namun, saat dirinya melihat Chanyeol untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan ini. Rasa itu datang menyergap dirinya, membuat ia merindukan rumah lebih dari apapun.

Luhan dapat mendengarkan detak jantung Chanyeol yang teratur. Berada sedekat ini dengan pria itu masih terasa seperti mimpi indah baginya. Mungkin, Park Chanyeol adalah rumahnya. Dan di sinilah tempat seharusnya ia berada selama ini.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Chanyeol berbisik padanya.

Luhan mendongakkan kepala, hingga mata mereka bersitatap. Chanyeol sangat ingin mengecup bibir pria itu. Sayangnya, ini bukanlah saat yang tepat. Kedatangan Luhan ke sini bukanlah sekedar kunjungan biasa saja. Ia yakin ada hal penting yang pria itu ketahui. "Ini mengenai anak Kim Minha. Ternyata, dia masih hidup. Dan aku menemukannya," jelas Luhan. Seutas senyum merekah di sudut bibirnya.

"Siapa?"

"Kim Jongin,"

.

.

Mulanya, Sehun hanya bertujuan untuk membantu Jongin membersihkan dirinya di dalam bathtub. Tetapi, gairah yang bercampur dengan godaan saat melihat tubuh mulus Jongin. Membuat Sehun melupakan tujuan utamanya. Kini, Jongin berada di atas pangkuannya, menghadap ke arahnya dengan tangan melingkar pada lehernya. Jongin menempelkan keningnya pada kening Sehun lalu mereka berciuman. Bibir mereka saling beradu dan melumat. Dan saat lidah mereka bertemu, Jongin mengalah membiarkan Sehun menyentuh seluruh bagian dalam mulutnya. Sementara itu, tangan Sehun mulai berpindah pada kedua bongkahan bokong dan meremasnya gemas.

Di tengah-tengah ciuman panas mereka, Jongin mengambil keputusan yang seharusnya dia ambil sejak beberapa jam yang lalu. "Fuck me, Sehun," bisik Jongin, dengan rengekan memohon di telinga Sehun.

Penis Sehun yang mulai bergesekan dengan penis Jongin, menegang keras di bawah sana. Mata mereka kembali bertemu dan Sehun dapat melihat kesungguhan terpancar dari mata Omeganya. Jongin tidak main-main. "Langsung masukkan saja. Kau sudah mempersiapkanku tadi," mohon Jongin lagi.

Sehun menelan ludah. Insting Alpha-nya sudah nyaris menggila karena tidak bisa menahan diri lebih lama lagi. Ia harus memiliki Jongin seutuhnya. Ia harus mengklaim Kim Jongin sebagai miliknya–Omeganya. Mereka adalah mate dan memang inilah yang seharusnya mereka lakukan.

Tetapi, di lain sisi akal sehat serta hati Sehun berkata kalau ia harus menunggu sebentar lagi. Mereka masih memiliki banyak waktu bersama. Saat ini, bukanlah waktu yang tepat baginya untuk mengklaim Jongin. Mengingat, keluarganya sedang terancam oleh FBI serta bajingan keparat bernama Kris Krushnic.

"Jongin," Sehun menyentuh lembut salah satu pipinya. Matanya yang seolah dapat bicara mengatakan kalau hanya Jongin lah seorang yang mampu meluluhkan hati dingin seorang Alpha bengis seperti Oh Sehun. "aku sangat mencintaimu. Itu bukan karena kau adalah mate-ku. Atau karena kita ditakdirkan untuk bersama. Tapi, itu karena aku memang mencintaimu,"

Jongin mendengarkan setiap perkataannya dengan mata terpejam. Lalu, ketika ia membuka matanya lagi. Ia melihat Sehun yang amat mencintainya dan itu semua terucap jelas, bahkan tanpa perlu Sehun mengatakannya. "Ini bukan saat yang tepat–"

"Aku paham," potong Jongin, lantas kembali menempelkan keningnya pada kening Sehun. "dan Oh Sehun, my Alpha, my mate, ti amo," itu adalah bisikan terakhir Jongin sebelum bibir mereka kembali bertemu, saling memagut menunjukkan cinta yang membara di dalam keduanya.

Kala itu, masa depan seperti tidak pernah ada bagi mereka. Begitupun, dengan masa lalu. Yang ada hanya ada masa ini, waktu ini, detik ini–momen ini. Jika, mereka bisa menghentikan waktu. Jongin maupun Sehun tidak ingin momen ini berakhir. Mereka tidak mau menghadapi masa depan yang terasa menakutkan ataupun masa lalu yang dapat menguak misteri.

Sayangnya, mereka tidak bisa menghentikan waktu. Masa depan itu tetap akan datang, begitupun dengan masa lalu yang sudah menunggu di belakang mereka. Bersiap-siap membuka satu rahasia besar yang mampu memutar balikkan hidup mereka.

.

.

Rin's note :

entah udah berapa lama aku nggak pernah update. aku sendiri pun nggak tau haha. sumpah deh ini adalah writer block terlamaku dan i hate it too. udah berapa banyak draft terbengkalai di folder dokumenku hanya karena goddamn WB itu. anyways, sorry for lateee update and bad smutt. pada dasarnya aku nggak jago bikin smutt dan selama ngetiknya aku ngeri mamaku masuk ke kamar dan baca lol

selanjutnya, req mau update apa?