Keluarga Hyuga adalah keluarga petarung, dimana mereka dari kecil telah dipersiapkan untuk bertarung. Maka dari itu sebagai anggota keluarga inti, Hyuga Hinata dan Hyuga Hanabi telah belajar bela diri dari kecil, adapun juga Kakak sepupu mereka, Hyuga Neji, walaupun bukan dari keluarga inti tapi dia sudah diangkat menjadi kakak –bagi Hinata dan Hanabi- dan menjadi anak bagi Hyuga Hiasi. Istri Hiasi telah lama meninggal sejak Hinata berumur 5 tahun. Walaupun mereka adalah keluarga petarung, tapi di masyarakat awam, mereka hanya keluarga biasa. Ya keluarga biasa dimana karena kejadian masa lalu mereka akhirnya tunduk dibawah Namikase Corp. Walaupun tak ada yang tahu, -selain Namikaze Minato dan Namikaze Kushina dan keluarga Hyuga itu sendiri- mereka telah dipekerjakan untuk melayani keluarga Namikaze. Yah mungkin karena terlalu diam-diam sehingga orang-orang tidak sadar bahwa baik Neji, Hinata, selalu berada disekolah yang sama dengan Namikaze Naruto. Mereka tidak mengetahui apapun soal kerja dibawah pimpinan Namikaze Corp, mereka belum diberitahu sampai mereka berada diusia 20 tahun. Satu sekolah dengan orang terkaya di dunia, sekolah yang sangat elit, dan hanya orang kaya yang mampu untuk bersekolah disana, di Konoha Gakuen. Orang-orang berfikir bahwa Neji dan Hinata mendapatkan beasiswa, karena mereka tidak pernah keluar dari 3 besar. Baik Neji maupun Hinata juga tidak tau tujuan mereka disekolahkan di sekolah elit tersebut.

Tapi masa-masa itu sudah lewat Hinata telah menjadi seorang gadis yang dewasa. Rambut panjangnya, mata khas Hyuga, kulit mulus tanpa cacat dan wajah yang bersih. Dan Naruto sendiri telah menjadi pria dewasa yang diincar oleh semua para gadis. Bayangkan saja, siapa yang mau menolak pria yang terkaya –karena dia adalah anak tunggal-, dan wajahnya juga mendukung untuk tidak di tolak, rambut kuningnya, kulit tannya yang mengundang selera, dan mata birunya yang membuat siapapun dapat menolaknya. Tak ada satupun yang tidak luluh jika berhadapan dengan Naruto. Kecuali satu orang, dan orang itu adalah orang yang ditugaskan menjadi pengawal Naruto secara diam-diam yaitu Hinata.

Hinata diberikan tugas untuk melindungi Naruto karena sekarang Neji, sudah bekerja di perusahaan Namikaze, tapi di bagian Suna. Minato sendiri yang mengutusnya kesana. Dia sudah mengetahui hubungan Namikaze dengan Hyuga terlebih dahulu sebelum Hinata, jadi setelah lulus dari universitas ternama, dia dikirim ke Suna. Sedangkan Hanabi masih di Konoha junior High school. Yang tersisa adalah Hinata. Jadi dia yang akan ditugaskan untuk melindungi Naruto. Begitulah perintah yang diberikan kepadanya setelah diberitahukan di usia 20 tahunnya

Hinata tidak pernah memikirkan masalah kehidupan percintaannya, karena baginya itu semua hanya omong kosong. dia fikir bahwa orang yang jatuh cinta itu adalah orang bodoh, 'mengatakan aku mencintaimu-bertengkar-putus-mencari kekasih yang lain-mengatakan aku mencitaimu' seperti di lingkaran setan, tak akan pernah putus. Itulah pemikiran Hinata, atau pemikiran bagi orang yang tak pernah mengalami cinta. Dia hanya berfokus pada tugasnya 'bekerja-tua-mati. Setidaknya itu ada ujungnya. begitulah pemikirannya.

Dan sejujurnya Hinata tidak mengenal siapa itu Naruto, walaupun satu sekolah bukan berarti dia tau. Dia bukanlah tipe cewek yang suka bergabung untuk mercerita mengenai cowok fashion atau apapun yang tidak penting, dia terlalu cuek untuk mengetahui masalah orang lain. Dalam berteman pun dia sangat pilih-pilih. Walaupun hanya mempunyai sedikit teman, yang penting Hinata nyaman dengan mereka. Maka dia tidak akan pernah mengecewakan sahabatnya. Seperti Sakura, Ino dan Ten-ten. Ten-ten sudah menikah dengan Neji, dan pindah ke Suna bersama Neji. Yang tertinggal adalh Ino dan Sakura. Walaupun mereka jauh dari Ten-ten tapi mereka tetap berkomunikasi. Hanya saja ada yang tidak diketahui Hinata, atau mungkin memang dia tidak tahu, dan tidak ingin mngetahuinya. Dia tidak tahu yang mana namanya Naruto.

Kediaman Hyuga

"Oto-sama memanggilku?" kata Hinata ketika mendapati ayahnya tengah duduk membelakanginya. Dengan pelan Hinata duduk bersimpuh dibelakang ayahnya.

"Dengar Hinata, kau akan menikah dengan anak dari keluarga Namikaze." Kata Hiasi langsung pada intinya. "Dengan menjadi istri, kau akan lebih mudah untuk mengawasinya" lanjut Hiasi tetap dengan wajah yang sangat sulit diartikan

"Tapi Oto-sama, jika aku menjadi istri berarti aku hanya akan mengawasinya ketika dirumah saja."

"Itu juga termasuk melindunginya, ini adalah perintah dari Minato. Karena beberapa hari yang lalu, ditemukan racun dalam makanannya. Ternyata orang yang mencoba meracuninya adalah pembantunya sendiri. Dia disewa oleh perusahaan saingan Namikaze Corp untuk membunuh Naruto. Agar tak ada yang menjadi penerus perusahaan Namikaze."

'susah juga menjadi orang kaya' batin Hinata. "Oto-sama, setau saya Naruto sudah memiliki kekasih". Itu yang diketahui dari sakura, ia sempat menangkap pembicaraan Sakura dan Ino.

"Itu masalah keluarga Namikaze, kau tak perlu memikirkannya. ayahnya sendiri yang memberi perintah untuk menikahkan mu dengan putranya. Apa kau keberatan Hinata?" Tanya Hiasi, walaupun mereka tunduk dibawah keluarga Namikaze tapi ayahnya juga masih memikirkan perasaan putrinya. Jika Hinata menolak dia akan mencoba segala cara untuk menolak perintah Minato. Sekalipun dia yang akan menanggungnya sendiri.

"Sama sekali tidak Otou-sama, ini adalah tugas kita sebagai klan Hyuga. Untuk melindungi keluarga penyelamat kita di masa lalu. Karena merekalah kita masih bisa hidup sampai sekarang. Nyawaku sekalipun tak akan bisa membayar kebaikan mereka" jawab Hinata bohong. Ia baru mengetahui tentang apa dan bagaimana hubungan mereka dengan keluarga Namikaze setahun yang lalu. Baginya ayahnya adalah nyawanya. Jika dia menentang maka ayahnya akan masuk dalam masalah, maka dari itu dia tidak ingin memberi beban bagi ayahnya. Sebab ayahnya yang membesarkan mereka seorang diri. Dia tidak akan pernah mengecewakan ayahnya. Itulah janjinya

Hiasi berfikir sebentar, lalu menghembuskan nafasnya, dengan penuh wibawa dia berucap "Baiklah kalau begitu, pernikahannya akan diadakan minggu depan, kau boleh pergi"

"Baik Otou-sama" ucap Hinata lalu beranjak pergi. Tak ada perlawanan, toh dia hanya perlu bangun- pagi masak sarapan untuk naruto-menyiapkan makan malam-menunggunya pulang-menungguya makan-tidur. Lingkaran setan, dia tidak habis pikir bahwa dia akan masuk kedalam lingkaran setan. Yah setidaknya mungkin dia bisa bersenang-senang ketika Naruto pergi kerja. Bisa menguasai rumah sendirian itu menyenangkan. Begitulah isi pikiran Hinata.

Kediaman Namikaze

"Pokoknya aku tidak mau, Ayah. Bukankah kalian menentang hubunganku dengan Shion karena dia berada di keluarga yang tidak berada? Sekarang kalian malah menyuruhku untuk menikahi orang yang lebih di bawah dari Shion?" teriak Naruto geram. Dia tidak habis pikir dia di panggil ke ruang keluarga hanya untuk disuruh menikah dengan wanita yang tidak jelas. "Jika kalian ingin menyuruhku menikah, maka aku lebih memilih untuk menikah dengan Shion, toh tidak ada bedanya dengan masalah keuangan, dan aku sangat mencintai Shion" ucap naruto membela diri.

Minato masih tenang duduk sofa memandang Naruto yang tengah frustasi "Naruto, sudah berapa kali ayah bilang, bahwa Shion hanya memanfaatkanmu." Jelas Minato setenang mungkin. Dia tahu siapa dan bagaimana Shion itu. Ternyata gadis yang bernama Shion itu memiliki banyak kekasih kaya untuk dimanfaatkan, ketika sudah tidak memiliki uang, dia akan meninggalkannya, pernah juga Shion berada di pub malam sedang berciuman dengan seorang pria. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh mata-mata pribadinya –Hatake Kakashi-. "ini pilihan ayah, ayah tahu yang terbaik bagimu" sambungnya. Tentu saja sebagai seorang ayah, dia harus bertindak. Dia tidak ingin anaknya jatuh kedalam wanita pemeras. menurutnya Naruto masih meninggi-ninggikan cinta monyetnya. Dia hanya dipermainkan oleh seorang wanita. Dan bukan hanya itu, dia perlu seseorang yang sangat dia percayai untuk menjaga puteranya. Dan itu adalah keluarga Hyuga. Dia sudah menganggap Hiasi sebagai sahabat baiknya. Bukan sebagai bawahan

"Ibu.." Naruto menoleh ke Ibunya untuk meminta tolong tapi Kushina malah menunduk, seperti menahan tangis –menurut Naruto- lalu Kushina mengangkat kepalanya, matanya berwarna merah menahan tangis, tapi ada yang lolos dari matanya yang sudah turun membasahi pipinya "Naruto, ikuti saja perintah ayahmu. Kali ini ibu tak bisa membantumu." Walaupun ibunya galak, tapi entah kenapa seolah TERLIHAT ingin membela anaknya.

Satu hal yang paling dibenci Naruto, melihat ibunya menangis. Dia tidak tega bila melihat wanita menangis, apalagi wanita itu adalah orang yang sangat penting baginya, orang yang sudah melahirkannya. Dia luluh. Setaunya dia tidak pernah melihat ibunya menangis. Apapun yang penting ibunya berhenti menangis. "Baiklah…" ucap Naruto menyerah dan pasrah.

"Pernikahannya akan diadakan minggu depan, bersiap-siaplah" Minato membuka suara setelah hening beberapa saat.

"Terserah…" balas Naruto malas dan beranjak ke lantai dua, kekamarnya.

Ketika sudah dirasa Naruto berada dalam kamarnya, langsung saja Kushina mengucek-ngucek matanya. "aduh perih, kenapa aku tidak memakai tetes mata saja". Masih setia mengucek matanya

Minato tersenyum geli melihat istrinya ini. Dia tau kalau dia hanya berpura-pura menangis dengan menggunakan bawang merah di matanya. Naruto tidak mencium bau bawang tersebut mungkin karena terlalu focus menahan amarah, terlalu jauh jarak duduknya dengan orang tuanya, atau mungkin karena sudah terlalu bodoh sehingga indera penciumannya tidak berfungsi. "Salahmu sendiri, kenapa mau berpura-pura menangis"

"Berisik" sambil mencubit perut suaminya "Ini juga untuk membantumu, kalau aku tidak pura-pura menangis, Naruto tidak akan setuju. Dan mungkin dia akan tetap bertahan dengan cinta monyetnya itu" jelas Kushina menutup mata menahan perih dimatanya. Dia tahu, Naruto tidak akan pernah menolaknya jika dia menangis. Diam-diam dia bangga akan anaknya yang tidak ingin durhaka kepada ibunya. Yang malah ia manfaatkan sebaik-baiknya.

"Sykurlah, kebodohan Naruto berasal darimu. Jadi kau bisa membodohinya" ucap Minato mengejek dan membalikan wajah istrinya untuk berhadapan dengan wajahnya.

"Ap-" belum sempat Kushina mengucapkan huruf terakhir Minato memotong perkataanya. "buka matamu." Perlahan Kushina membuka matanya, lalu Minato pun meniup-niup mata istrinya.

Kamar Naruto

'Aku tidak habis pikir, kenapa mereka malah ingin menjodohkanku dengan orang yang tidak jelas. Bagiku cintaku hanyalah Shion. Aku tidak peduli dengan apa yang mereka ucapkan tentang Shion. Aku menikah bukan berarti aku tidak boleh bertemu dengan Shion. Lihat saja, akan kubuat si Hyuga itu menyerah, dan menceraikanku. Aku akan membuatnya tersiksa dan menyesal karena mau menjadi istriku.' Batin Naruto dan akhirnya tidur karena kelelahan bercampur kaget dengan kabar buruk ini-menurutnya-.