614

.

.

.

.

"Mungkin ada benarnya juga buku-buku itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri." - Tere Liye.

.

.

Cast: EXO Baekhyun, Chanyeol, etc.

Rate: T

Genre: Romance, Hurt

Yaoi (Boys Love)

Alternate Universe

.

.

.

.

.

.

Chapter 1


Byun Baekhyun—begitu nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya—memejamkan matanya seraya menghirup udara segar musim semi Korea, tanah kelahirannya. Hatinya begitu tenang melihat dedaunan yang kini menghijau kembali setelah sebelumnya berguguran lewat jendela jernih kamar asramanya. Jemari indahnya mengerat genggaman pada sebotol susu segar berperisa stroberi kesukaannya. Ia suka sekali buah merah yang rasanya manis keasaman itu.

Semua produk perawatan tubuhnya mulai dari sampo, sabun mandi, sikat gigi, parfum hingga piyama dan kaus kakinya berhubungan dengan stroberi. Seleranya seperti anak kecil, begitu juga dengan wajah imut menggemaskannya.

Bibirnya yang berwarna merah muda terang mengulaskan sebuah senyum samar. Lelaki mungil itu akhirnya tidak merasakan debaran lagi ketika berpapasan dengan Jongin, mantan kekasihnya.


Semuanya terjadi begitu cepat. Proses perkenalan dan pendekatan mereka, bagaimana ketika saat itu Jongin menyatakan perasaannya, hingga lelaki berkulit kecoklatan itu memutuskan hubungan mereka. Jenuh, katanya. Baekhyun menggelengkan kepalanya sendiri menyadari kebodohannya saat itu. Ia jadi mengingat salah satu kutipan dari foto profil Jongdae, temannya. Bunyinya seperti ini kurang lebih,

"Have you ever looked at your past and realized you were such a dumb?"

Bagaimana tidak, ia dan Jongin hanya menjalankan satu hari lamanya untuk masa pendekatan. Tetapi dengan mudahnya Baekhyun menerima ajakan lelaki itu untuk berpacaran. Ketika itu mereka tak lebih hanya siswa sekolah menengah atas. Dasar cinta remaja.


Kini Baekhyun adalah seorang mahasiswa jurusan biologi semester empat. Tentu saja karena kecintaan Baekhyun terhadap alam yang membawanya kesini. Alam adalah hal yang luar biasa, tidak hanya terdiri dari satu jenis makhluk hidup. Namun ada ribuan jenis atau bahkan lebih, jika suatu saat nanti ada peneliti yang menemukan spesies baru. Baekhyun sangat berhasrat di bidang ini, seakan-akan ia terlahir untuk alam.

Baekhyun suka bagaimana saat pagi hari sinar matahari lembut menerpa wajahnya. Juga bagaimana ketika musim semi bunga-bunga bermekaran, dan ketika musim dingin tanah ini akan tertutup dengan putihnya salju yang dingin.

Keluarga Baekhyun seluruhnya tinggal di Bucheon, sebuah kota yang terletak di provinsi Gyeonggi. Lokasinya berada di antara kota Incheon dan Seoul, tempat dimana Universitasnya berada. Baekhyun tidak mungkin melakukan perjalanan pulang-pergi Seoul-Bucheon, jadi ia memutuskan untuk tinggal di asrama yang telah kampusnya sediakan khusus untuk mahasiswa yang domisilinya di luar kota Seoul.

Ia terlahir dengan perawakan mungil seperti ibunya. Begitu pula dengan mata, bibir dan juga jemari lentiknya. Hidung mancungnya ia dapatkan dari sang Ayah, Tuan Byun. Baekhyun dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, menjadikan lelaki ini memiliki sifat yang disukai oleh orang-orang disekitarnya. Terlebih ketika ia tersenyum, garis matanya akan membentuk lengkungan seperti bulan sabit atau seperti yang disebut orang-orang yaitu eye smile. Matanya memang tidak memiliki lipatan —yang kata orang syarat penilaian mata indah—namun cukup dengan eye smilenya, Baekhyun sudah membuat gemas teman-temannya.


Baekhyun meminum susunya perlahan dan mengecap rasa manisnya ketika susu itu masuk ke dalam mulutnya. Kemudian telpon genggamnya berdering.

"Yeoboseyo?"

"Baekhyun-ssi, apa kau sedang berada di lingkungan kampus?"

"Mmm... ya. Ada hal apa ahjussi?" Baekhyun menautkan kedua alisnya heran. Hari ini adalah Minggu, dan tidak biasanya Kim Ahjussi, sang pengawas gedung asrama menelponnya. Apa orangtuanya datang berkunjung? Tiba-tiba Baekhyun menjadi bersemangat.

"Ah... Kalau begitu, segera datang ke lobby asrama, ya. Ada yang ingin kusampaikan. Ahjussi tunggu."

"T-tapi Ahjussi..." telpon terputus.

"Astaga Ahjussi itu selalu tidak ingin berlama-lama bicara lewat telpon, ya," Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia membuang sampah kemasan botol susunya yang telah habis ke tempat sampah kecil di pojok kamarnya lalu mematut diri di depan cermin.

Ia memakai sweat shirt tosca kesayangannya dengan celana jeans santai. Meskipun ia tidak tahu apa tujuannya datang ke lobby asrama, ia tetap harus tampil rapi dan wangi. Jadi ia merapikan rambutnya dan menyemprotkan parfum beraroma stroberi kesukaannya ke sekitar leher, belakang telinga dan pergelangan tangannya. Ia pernah membaca artikel bahwa agar wangi parfum bertahan lebih lama, disanalah tempat-tempat kita harus menyemprotkannya. Dan sepertinya memang cara itu bekerja. Baekhyun telah mempraktekkannya sedari dulu.

"Sudah siap!" Baekhyun tersenyum riang melihat pantulan dirinya di cermin dan melangkah keluar dari kamarnya.


Chanyeol dengan wajah datar dan tubuh atletis tinggi menjulangnya memasuki area asrama Seoul University. Ia menggunakan T-shirt putih bertuliskan 'This is not a moschino T-shirt' dari merk kesukaannya dan celana jeans hitam. Tangan kirinya menahan tali tas tempat Matilda, gitar kesayangannya diletakkan sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menarik koper besarnya.

Rumah Chanyeol sebenarnya tidak terlalu jauh dari kampusnya. Namun karena ia mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dari kedua orangtuanya, maka disinilah ia berada. Chanyeol tidak tahan berada di suatu kondisi yang setiap harinya dipenuhi dengan pertengkaran.


Masa kecilnya indah. Kedua orangtuanya pun mencurahkan segala kasih sayang mereka kepada Chanyeol sebagai anak semata wayang mereka. Apapun yang Chanyeol inginkan akan selalu mereka turuti tak peduli apakan itu masuk akal atau tidak. Yang terpenting Chanyeol senang, begitu prinsip Tuan dan Nyonya Park. Tapi kemudian semenjak Chanyeol menjadi seorang mahasiswa, kedua orangtuanya sering bertengkar. Jika Chanyeol menilik, sepertinya bukan disebabkan oleh finansial. Keuangan mereka masih baik seperti sebelum-sebelumnya.

Apa karena masalah orang ketiga? Tetapi Chanyeol tahu kedua orangtuanya bukanlah tipe yang seperti itu.

Atau karena... Kejenuhan? Tapi apakah mungkin mereka yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya dapat merasakan itu? Maksud Chanyeol, mengapa mereka tidak membicarakan masalah mereka secara baik-baik? Bukankah mereka pasti sudah mengetahui kekurangan mereka masing-masing? Chanyeol tidak mengerti.

Yang ia tahu hanyalah ketika itu ayahnya bercerita kepadanya betapa ia menyayangi istrinya, Nyonya Park. Saat itu hari-hari mereka memang sudah dipenuhi dengan pertengkaran. Chanyeol bergeming mendengar ayahnya bercerita.

Keduanya masih saling mencintai, begitu yang Chanyeol simpulkan. Mengapa mereka tidak saling memaafkan saja? Namun sepertinya masalah yang kedua orangtuanya buat terlalu pelik. Ego mereka juga terlalu tinggi. Yang Chanyeol masih syukuri adalah kedua orangtuanya masih bertahan tinggal di satu atap. Dan pertengkaran mereka tidak lebih dari lisan.

Chanyeol hanya berpesan kepada ayah dan ibunya untuk mengingat alasan mereka jatuh cinta pada pertama kalinya. Dan pada pagi harinya Chanyeol meninggalkan surat di atas meja ruang keluarganya, mengatakan bahwa ia akan tinggal di asrama kampusnya. Beserta foto keluarga mereka dimana ketiganya terlihat sedang tersenyum bahagia.


Dari kejauhan, ia melihat seorang pria paruh baya tengah tersenyum menyambut kedatangannya yang ia yakini sebagai Kim Ahjussi, sang penjaga asrama. Sebelumnya ia telah berkonsultasi kepada pihak universitasnya tentang penyewaan asrama. Dan ia langsung dirujukan untuk menghubungi Kim Joonmyeon, sang penjaga asrama.

"Park Chanyeol, ya kan?" tebak pria itu ketika Chanyeol telah mendekat.

"Nde, Ahjussi, Park Chanyeol imnida," ucap Chanyeol sambil membungkukkan badannya menunjukkan hormat dan tersenyum ramah.

"Ne, aku sudah tahu," pria itu tersenyum. "Kita harus menunggu seseorang disini, tidak apa-apa kan ?"

"Ah... Ya Ahjussi, tidak apa-apa," Chanyeol mengedarkan pandangannya ke sekitar lobby asrama barunya. "Memang kita sedang menunggu siapa, Ahjussi?"

"Dia adalah... Nah itu dia," tunjuk Kim Ahjussi.

Netra Chanyeol mengikuti arah kemana Ahjussi itu tunjukkan. Ia melihat seorang petite dengan kulit putih bersinar seperti boneka porselen Rusia berjalan menghampiri mereka. Bahu sempit dan lengan kecilnya membuat ia semakin mungil, Chanyeol gemas ingin memeluknya. Kemudian kedua matanya bergerak, membentuk dua lengkungan manis mengiringi bibirnya yang tersenyum. Jemari lentiknya melambai kearah Chanyeol berdiri. Jemari itu begitu indah hingga menyihir Chanyeol.

"Oh, astaga, ia tersenyum ke arahku, bukan?" Chanyeol membatin.

Kemudian si mungil itu berlari riang dengan kaki kecilnya, menghampiri... Kim Ahjussi.

"Kim Ahjussiiii!" lengkingan suara Baekhyun membuyarkan lamunan Chanyeol.

Chanyeol yang terkejut dengan tingginya nada teriakan lelaki mungil itu spontan menutup kedua telinga perinya. Belum pernah ia mendengar suara semelengking itu. Ia khawatir telinganya akan bermasalah namun ia tetap memasang wajah tenang khas dirinya.

Baekhyun melihat kearah pemuda setinggi pintu disebelah Kim Ahjussi. Ia meringis melihat pemuda itu menutup telinganya ketika ia berteriak tadi. Ia langsung berinisiatif membungkukkan badannya sambil meminta maaf.

"Aigo, maafkan aku, jeosonghamnida," Baekhyun membungkukkan badannya berulang-ulang. Ia merasa tidak enak sekali. Sepertinya ia belum pernah melihat pemuda itu sebelumnya. Atau mungkin dia mahasiswa baru? Baekhyun tambah merasa tidak enak hati karena pertemuan pertamanya sudah tidak meninggalkan kesan baik akan dirinya.

Chanyeol masih dengan wajah datarnya melihat lelaki mungil itu terus-terusan membungkuk dan meminta maaf. Ia gemas sekali dengan tingkah lelaki itu. Kalau ia lihat dari wajah si kecil itu, sepertinya ia adalah mahasiswa semester dua sama seperti dirinya. Atau malah seperti siswa sekolah menengah pertama. Wajah mungilnya terlalu imut untuk menjadi mahasiswa. Ugh.

"Tidak apa-apa. Hey, berhenti meminta maaf, kubilang tidak apa-apa," suara bass Chanyeol mengagetkan Baekhyun dan segera berhenti membungkukkan badannya.

Ia mengangguk kecil dan segera menjauhkan pandangannya dari pemuda tinggi itu.

"Galak sekali," Baekhyun bergumam kecil sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yak, aku mendengarnya," Chanyeol mengerutkan alisnya. Memikirkan alasan mengapa si kecil itu berasumsi seperti itu. Sepertinya tadi ia berbicara dengan intonasi biasa saja.

Kim Ahjussi menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil.

"Kalian berdua ini tidak boleh bertengkar di pertemuan pertama," ujar Joonmyeon. "Apalagi jika setelah ini kalian akan menjadi teman satu kamar." Sambungnya.

"APA?" keduanya terkejut.


Baekhyun menggerutu sepanjang jalan ia mengantarkan pemuda tinggi galak tadi ke kamar asrama mereka. Ia yang kemudian Baekhyun ketahui namanya sebagai Park Chanyeol, mahasiswa teknik yang dipahami Baekhyun sebagai manusia bersifat kaku. Hidupnya pasti dipenuhi dengan angka dan kepastian.

"Pantas saja dari nada bicaranya pun sudah tidak bersahabat," Baekhyun berdengus.

Chanyeol yang berjalan disamping Baekhyun daritadi hanya merundukkan kepalanya sambil memperhatikan gerak-gerik si kecil itu. Ia menahan tawa melihat perubahan raut muka Baekhyun yang cepat bergonta-ganti seakan-akan sedang memikirkan sesuatu yang serius.

Chanyeol berdeham membuka obrolan.

"Jadi... Kita akan tidur di kamar yang mana?" Chanyeol melihat-lihat nomor kamar yang tertera di pintu masing-masing kamar.

"Enam satu empat," sahut Baekhyun singkat.

Chanyeol dengan sifat jahilnya mencoba memancing emosi Baekhyun, "Usiamu berapa sih?"

Baekhyun segera mendongakkan kepalanya dan menatap Chanyeol heran, "Mengapa kau bertanya seperti itu?"

"Itu seharusnya diucapkan enam ratus empat belas, bukan enam satu empat, anak kecil." Chanyeol menekankan kata 'anak kecil' agar Baekhyun marah. Dan benar saja.

"Iiish sudah kubilang aku ini lebih tua darimu! Aku bukan anak kecil, kau yang kecil!" Baekhyun bersungut-sungut sambil mencubit lengan Chanyeol dan meninggalkan pemuda tinggi itu meringis kesakitan.

Baekhyun berhenti didepan pintu kamarnya dan membuka kunci kamar itu dengan pin yang hanya diketahui olehnya dan Kim Ahjussi. Ia kemudian melihat Chanyeol sudah berdiri disampingnya siap untuk memasuki kamar.

"Kau tidak jorok, kan?" ucap Baekhyun sambil mendorong pintu kamarnya. Kemudian ia menggeser badannya untuk mempersilahkan Chanyeol masuk.

"Jorok dalam konteks apa?" Chanyeol menyeringai. "Apakah jorok dalam pengertian seperti aku suka menonton film uke seksi atau-" Chanyeol melihat reaksi Baekhyun. Lelaki mungil itu tengah membulatkan matanya lucu.

Chanyeol tertawa melihatnya, "Astaga tidak, Baekhyun. Aku tidak jorok, kok." Baekhyun masih dalam muka terkejutnya. Chanyeol memutarkan matanya. "Jorok dalam hal seperti yang kau maksud, aku tidak akan membuang sampah sembarangan dan tidak akan meletakkan baju kotorku sembarangan."

Baekhyun lega. "Baguslah kalau begitu, karena aku tidak suka kamar kita akan bau dan kotor," ia duduk di pinggir ranjangnya memperhatikan Chanyeol yang tengah meletakkan tas gitarnnya lalu merebahkan tubuh tingginya di ranjangnya sendiri.

"Hm," Chanyeol menyahut singkat. "Tapi fakta yang tadi kusebutkan jika aku suka menonton film uke seksi itu benar kok, aku suka sekali," Chanyeol menyeringai.

Baekhyun sweatdrop di tempatnya.

To be continued

.

.

.

.

.

.

.

P.s.

Jadi ini ff aku yang ketiga wkwkwk. Setelah sebelumnya 2 ff oneshot aku dipublish dan aku baca reviewnya, readersku mengharapkan cerita yang chaptered, ya. Tapi pribadi aku kalo emang jadi reader juga maunya cerita yang chaptered, sih wkwkwk nah sekarang aku bikin ff yang panjang dan ini genrenya romance ajaaa. Kalian sukanya baca yang manis-manis gitu kan chanbaeknya?

Untuk pertemuan pertama aku kasih chanbaeknya berantem kecil dulu gitu biar lucu dan dengan sedikit mesumnya park chanyeol. Tapi karena baru sedikit mesumnya/? Jadi aku kasih ratenya T dulu aja. Mungkin nanti kalo reviewnya banyak aku akan kasih tambahan/? Hehehet.

Anyway, chap 1 ini masih abstraksi, ya. Yang lebih jelasnya akan diceritakan di chap-chap selanjutnya. Semakin banyak juga momen chanbaeknya dan kalau ada slight pairnya aku kasih yang otp kok (kecuali kalau crack pair dimana baekhyun jadi ukenya karena aku suka baekhyun jadi uke bangeeettt). Jangan lupa reviewnya yaaaa, terima kasih! ^^