Chapter1: Prolog

Haii minna~, ini adalah fanfic pertama saya! Mohon maaf jika menurut reader dan senpai sekalian fic ini jauh dari kata bagus dan terkesan jelek karena saya masih newbie butuh belajar lagi.


LOVE

Story by

Blue's Princess

Disclamer

Naruto©Masashi Kishimoto-sensei

Pairing

[Uzumaki Naruto – Hyuga Hinata]

[Uchiha Sasuke – Uzumaki Naruko]

Rate

T

Genre

Romance, Drama Hurt/Comfort, Family

Summary

Naruto dan Naruko, dua saudara kembar yang sejak kecil hidup di Panti Asuhan, mereka tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tua mereka. Bagaimana jika mereka harus diangkat anak oleh Minato dan Kushina? Sedangkan mereka berdua adalah orang tua kandungnya. Bagaimana pula kisah cinta mereka?. Semua peristiwa 17 tahun yang lalu akan terungkap disini

Warning!

AU, OOC, Naruto sedikit OOC, alur cepat dan membingungkan

Cerita membosankan, typo berkeliaran, geje dll

Don't Like Don't Read

~Happy Reading~ ^^

7 tahun yang lalu~

Terdengar tangisan bayi yang berasal dari salah satu ruangan di Rumah sakit Konoha. Hari ini tepat tanggal 10 Oktober, keluarga Namikaze Minato mendapatkan kebahagiaan. Yaitu, lahirnya dua bayi kembar. Bayi kembar yang akan menghiasi kehidupan rumah tangganya dengan Istrinya, Namikaze Kushina. Namun kebahagiaan itu sirna ketika dua bayi mereka yang baru lahir itu hilang saat seorang suster baru saja meletakkan bayi mereka di box bayi. Kushina yang saat itu masih sangat lemah, pingsan seketika mendengar bayi kembarnya diculik. Sedangkan Minato langsung menghubungi salah satu anak buahnya untuk mencari keberadaan penculik bayi kembarnya beserta buah hatinya tersebut.

Sedangkan di tempat lain~

Seorang wanita berambut merah berkacamata, berjalan menuju bangunan yang bertuliskan 'PANTI ASUHAN AME'. Di tangannya terdapat keranjang bayi cukup besar. Di dalam keranjang bayi tersebut terdapat dua bayi kembar dengan selimut yang menyelimuti kedua bayi tersebut. Tak lupa sebuah topi rajutan bertuliskan 'Naruto dan Naruko' berada di kepala mereka. Setelah dirasa cukup aman, dirinya menaruh keranjang bayi tersebut di depan pintu Panti asuhan. Kemudian mengetuk pintu Panti asuhan.

"Maafkan Karin Baa-san ya sayang. Gara-gara Baa-san kalian berdua harus berpisah dengan kedua orang tua kalian" Gumam wanita tersebut. Dia mencium kening kedua bayi tersebut kemudian beranjak pergi dari tempat itu. Sebenarnya dia tidak tega meninggalkan mereka disana. Namun, karena suatu tuntutan membuat dirinya tega menculik dan menaruh bayi kakak sepupunya itu.

Ketika Ia akan memasuki mobilnya, ia melihat ada seorang wanita lanjut usia menemukan keponakannya itu dan membawa mereka masuk kedalam Panti.

"Gomen ne Kushina-nee, Minato-nii" Gumamnya sambil menjalankan mobilnya, pergi dari tempat tersebut. Airmatanya turun dengan deras menginggat dosanya kepada kedua orang tersebut


7 Tahun kemudian~

Gadis kecil itu hanya memperhatikan sekelilingnya sambil menggerakkan ayunan yang ia tempati. Di tangan kanannya ia memegang boneka beruang kecil berwarna biru yang selalu ia bawa-bawa. Ia sangat membenci keadaan ramai seperti ini, apalagi saat ada pesta perayaan ulang tahun di panti asuhan tempat ia tinggal. Dari dulu ia memang tidak suka dengan keramaian, dia suka dengan ketenangan. Semua penghuni panti tersebut tahu tentang hal itu. Maka dari itu, tidak heran jika gadis berumur 7 tahun itu memilih berdiam diri di ayunan disamping bangunan panti tersebut dibandingkan bergabung dengan teman-temannya. Takkan ada yang mencarinya, karena mereka tahu jika setiap hari gadis itu akan diam di ayunan tersebut. Jika tidak, dia akan berada di dapur membantu pengasuhnya menyiapkan makanan buat teman-temannya. Hari ini, di panti asuhannya ada acara perayaan pesta ulang tahun salah satu anak dari Pengusaha terkenal di kotanya. Pesta ini dirayakan dengan sedikit mewah. Kata Pengusaha tersebut, Ia ingin membagi kebahagiaan ini bersama anak-anak yatim piatu di panti ini. Gadis itu hanya memandangi orang-orang yang datang melewati gerbang pantinya. Kebanyakan anak-anak kecil seumurannya yang datang. Entah itu bersama keluarganya maupun dengan pengasuhnya. Ia hanya menghela nafas. Tiba-tiba matanya menangkap seorang anak kecil terjatuh, Ia menangis. Kemudian Ibu anak itu menghampirinya, lalu menggendong anaknya yang terjatuh. Dia menggusap lutut anaknya yang sedikit tergores. Mengecup lututnya agar cepat sembuh. Tangisan sang anak langsung berhenti melihat perhatian sang Ibu kepadanya. Sang Ibu mengelus rambut anak itu dengan lembut membuat anak itu tertawa pelan. Tangan gadis itu secara reflek memegangi dadanya. Ia sangat iri dengan anak kecil tersebut. Airmatanya mengalir secara tiba-tiba. Dia mengusap airmatanya dengan punggung tangannya secara cepat. Hatinya sakit, Ia sedih melihat kejadian itu. Tiba-tiba ada sebuah tangan menepuk bahunya, membuat Ia sedikit terkejut. Dia menoleh dengan cepat kearah pemilik tangan itu.

"Sedang apa kamu disini Naruko?" Tanya anak laki-laki seusianya. Jika di perhatikan baik-baik anak laki-laki itu mirip sekali dengan gadis itu. Gadis yang dipanggil Naruko itu hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaannya. Ia langsung memalingkan mukanya ke depan, kemudian melamun. Karena pertanyaannya tidak dijawab, anak itu berlutut didepan gadis itu. Ia memperhatikan gadis itu dalam-dalam. Ia tahu kalau gadis didepannya itu sedang bersedih.

"Naruko ..." Panggilnya lembut sambil mengelus tangan Naruko. Naruko langsung tersadar.

"Eh ... A..ada a..apa Naruto-Nii," Tanyanya dengan gugup. Naruto hanya menghela nafas melihat tingkah saudara kembarnya ini.

"Kamu kenapa Naru? Cerita sama Nii-san" Kata Naruto sambil mengusap pipi chubby Adiknya.

"Enggak kok Nii-san, Naruko enggak kenapa-napa Nii-san gak usah khawatir ya" Seru Naruko dengan nada ceria yang di buat-buat. Naruto bisa mengangkap nada sedih di kalimat saudaranya.

"Bohong"

"Beneran Nii-san-"

"Naruko, aku ini Nii-sanmu, saudara kembarmu. Kita sejak kecil selalu bersama. Jadi, aku tahu kalau kamu berbohong." Potong Naruto dengan tegas. Naruko hanya bisa berkedip dan terdiam. Ia memang tidak bisa berbohong kepada saudaranya ini. Entah bagaimana Naruto selalu bisa mengetahui apa yang ada di pikirannya. Ia menghela nafas lagi. Dadanya sakit menginggat kejadian tadi. Ia langsung memeluk kakaknya. Menangis di pelukan kakaknya. Naruto terkejut dengan tingkah laku adik kesayangannya. Ia membalas pelukan adiknya itu, kemudian mengelus kepala dan punggung Naruko membuat Naruko sedikit tenang. Naruko menumpahkan rasa sakitnya yang mencengkram hatinya. Setelah sedikit tenang, Ia menarik tubuhnya dari pelukan sang Kakak.

Tangan Naruto terulur ke depan, menghapus airmata sang adik. "Sudah tenang?" tanyanya pelan. Naruko hanya menganggukkan kepalanya.

"Udah jangan nangis lagi ya, nanti cantiknya hilang lho" goda Naruto

"Ih.. Nii-san" seru Naruko dengan rona merah menghiasi pipi chubbynya, tangannya memukul pelan bahu Naruto. Naruto tertawa pelan.

"Kenapa menangis hmm? Cerita sama Nii-san"

"Tadi Naruko melihat ada anak kecil jatuh, lalu Ibunya datang. Terus anak tadi digendong sama Ibunya"

"Emangnya apa hubungannya Naruko?" Tanya Naruto polos

"Naruko ingin seperti anak itu," rengek Naruko, Naruto langsung terdiam. Memang dari dulu Adiknya ingin mempunyai orang tua. Namun ketika ada orang yang ingin mengadopsinya, Ia selalu menolak. Alasannya Ia ingin dirinya ikut bersama Naruko. Karena alasan inilah banyak yang tidak mau mengadopsi mereka. Sudah berulang kali Ia bilang kepada adiknya ini, Ia tidak apa-apa bila dia di tinggal oleh Naruko. Karena Ia laki-laki, bisa jaga diri. Tapi adiknya tetap saja bersikukuh dengan pendapatnya itu. Dasar gadis keras kepala gerutu Naruto setiap kali debat dengan adik kesayangannya. Naruko itu gadis yang lemah lembut namun terkadang bisa keras kepala jika mempertahankan sesuatu. Sebenarnya jauh di lubuk hatinya ia sedih melihat adiknya seperti ini. Diluar Naruko terlihat tegar dan ceria, namun di dalam Naruko itu rapuh karena kurang kasih sayang kedua orang tuanya. Oleh sebab itu ia berjanji akan menjaga Naruko dan selalu di sisi sang adik. Ia tak akan meninggalkan Naruko.

Naruto tersenyum lembut, kemudian mengacak-acak rambut kuning pirang sang adik dengan gemas. Naruko menggembungkan pipinya kesal. Dengan jarinya yang kecil, ia menyisir rambutnya yang panjangnya sebahu itu sambil menggerutu tidak jelas, membuat sang kakak tertawa. Mereka tak sadar jika sepasang mata melihat adegan mereka dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

•_•Love•_•

Mobil yang dikendarai Namikaze Minato dan istrinya berhenti di parkiran yang telah di sediakan di Panti Asuhan itu. Setelah mengunci pintu mobilnya, Ia menggandeng sang istri menuju tempat di mana perayaan pesta ulang tahun anak dari sahabatnya itu di selenggarakan. Sebenarnya Ia ingin tidak menghadiri acara tersebut menginggat sang istri yang saat ini masih terpukul atas menghilangnya bayi kembar mereka 7 tahun yang lalu. Ia dan sahabatnya itu telah bersahabat sejak kecil, tak mungkin dia tak hadir ke acara itu. Entah mengapa sahabatnya mengadakan pesta putranya di panti asuhan ini. Tak seperti biasanya, batinnya dalam hati.

Setelah memasuki area pesta dan memberi ucapan selamat serta kado kepada anak sahabatnya itu, Ia mengajak sang istri berkeliling area panti untuk menghibur istrinya. Kemungkinan istrinya akan sedikit terhibur melihat anak-anak bermain disana. Sang istri hanya diam, tak ada satupun kata keluar dari mulutnya. Minato hanya menghela nafas dalam-dalam.

"Minato" Panggil seseorang dari kejauhan. Keduanya menoleh bersamaan. Orang itu melambaikan tangannya mengisyaratkan agar dirinya mendekat. Sebenarnya ia enggan meninggalkan sang istri sendirian, namun melihat pancaran mata istrinya yang mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja membuat dirinya terpaksa melangkah pergi menuju orang yang memanggilnya. Sebelum ia melangkah pergi ia membisikkan sesuatu di telinga sang istri.

"Aku hanya pergi sebentar jadi tunggulah disini jangan kemana-mana, oke" Kata Minato, kemudian dibalas dengan anggukan pelan istrinya. Setelah mengucapkan kalimat itu, Ia langsung melangkah pergi menemui temannya tersebut.


Kushina menghela nafas melihat sang suami pergi menemui koleganya disana, kemudian ia mengedarkan pandangannya. Banyak anak kecil bermain disana. Acaranya sudah di mulai sejak tadi, dan sekarang memang waktunya anak-anak itu bermain dengan permainan yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara. Beberapa orang menyapanya dan Ia hanya membalas dengan senyuman tipis. Sejak ditinggal suaminya beberapa menit yang lalu membuat dirinya merasa kesepian. Hatinya miris melihat anak-anak yang disana bermain dengan cerianya. Dia teringat dengan anak kembarnya yang menghilang 7 tahun yang lalu. Saat ia menoleh ke arah halaman samping panti asuhan ini, matanya menatap anak laki-laki dan perempuan sedang bermain di sana. Jika dilihat baik-baik wajah mereka sangat mirip satu sama lain. Kembar,pikirnya.

'Sepertinya aku pernah melihat mereka, tapi dimana' tanyanya dalam hati. Ia hanya memperhatikan mereka dari jauh. Dirinya tidak menyadari bahwa senyuman terlukis indah di wajahnya saat ini. Entah mengapa melihat mereka berdua seperti itu membuat dirinya bahagia. Anak laki-laki itu mengelus punggung gadis kecil yang sedang menangis itu dengan lembut, seolah-olah ia menghibur saudaranya yang sedang bersedih. Kemudian menggodanya. Gadis kecil yang digodanya itu terlihat cemberut dan sepertinya ia menggerutu dan membuat anak laki-laki di depannya itu tertawa. Karena terlalu asyik melihat tingkah laku kedua anak itu, Kushina tak menyadari jika suaminya sudah berada di dekatnya saat ini.

"Kushina, kau lihat apa kok senyum-senyum sendiri" tanya Minato, membuat dirinya tersentak kaget.

"Eh Minato, Sejak kapan kamu ada disini" Tanya Kushina balik.

"Barusan saja. Lihatin apa sih kok dari tadi ku perhatikan dari jauh kau tampaknya senyum-senyum terus?"

"Kamu bisa lihat dua anak itu tidak?" Kata Kushina sambil menunjuk dua orang anak kecil berambut pirang berumur sekitar 7 tahunan yang berada di ayunan itu. Terlihat sang anak laki-laki menjahili anak perempuan dihadapannya. Minato hanya mengganguk pelan. Kemudian ia mengalihkan pendangannya ke samping, ke istrinya. Ia melihat senyuman terukir di wajah cantik Kushina membuat dirinya tidak bisa ikut tersenyum. Sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman manis istrinya itu.

"Kamu suka dengan mereka?" Tanya Minato.

"Iya, entah kenapa ketika aku melihat mereka rasanya seperti melihat anak-anak kita Minato," Jawabnya sambil tersenyum, terkadang tertawa pelan melihat tingkah laku mereka berdua yangg menurutnya menggemaskan itu.

"Kamu mau kita mengadopsi mereka?"

Pertanyaan itu sontak membuat wanita itu berpaling kepada dirinya. Ia bisa melihat rona kebahagiaan di mata Kushina.

"Boleh kita mengadopsi mereka?" Seru Kushina dengan nada ceria. Minato menggangguk kemudian mengusap kepala Kushina dengan lembut.

"Iya sayang," Kata Minato lembut. Kushina tak bisa menutupi kebahagiannya, kemudian Ia langsung memeluk suami tercintanya itu.

"Arigatou Minato"

"Dou itashimashite, Hime"

•_•Love•_•

"Jadi Anda ingin mengadopsi mereka?" Tanya Chiyo, Kepala Panti Asuhan Ame kepada sepasang suami-istri yang berada di hadapannya ini.

"Benar, kami ingin mengadopsi mereka. Karena dulu kami kehilangan anak-anak kami. Juga saya ingin membahagiakan istri saya" Terang Minato sambil melirik kearah Kushina yang berada disampingnya. Setelah pesta selesai, dia dan Kushina menemui Kepala Panti Asuhan Ame. Dia memberitahu maksud kedatangannya kesini yang bertujuan untuk mengadopsi si kembar itu.

Tentu saja pernyataan itu membuat Ibu Kepala Panti itu shock. Karena dulu tak ada satupun pasangan yang mau mengadopsi Naruto dan Naruko. Alasan mereka cukup logis, kerena mengurus mereka berdua membutuhkan biaya yang cukup banyak. Setelah sekian lama, akhirnya mereka ada yang mau mengadopsi dan merawat mereka tanpa harus membuat mereka berpisah. Berita bahagia buat mereka berdua,batin Ibu Kepala Panti.

"Baiklah Tuan dan Nyonya, kami akan mengurus keperluan adopsi sekarang. Konan" Kata Ibu Kepala Panti.

"Haii' Chiyo-sama" Kemudian masuk gadis berumur sekitar 20 tahunan itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Konan sopan.

"Tolong panggil Naruto dan Naruko, bawa mereka kesini sekarang" Perintah Chiyo ke gadis itu.

"Haii'" Ujar Konan sambil berjalan keluar.

Kushina meremas tangan suaminya. Ia tidak bisa membendung rasa bahagianya. Setelah 7 tahun ia kehilangan anak-anaknya, akhirnya kini ia bisa menjadi seorang ibu lagi. Walaupun hanya anak angkat. Minato juga merasakan kebahagiaan yang telah hilang selama ini. Akhirnya dirinya dan istrinya dapat memiliki anak lagi.


"Ne, Nee-san kita mau kemana?" Tanya Naruko kepada Konan. Tadi saat dirinya bersama Naruto sedang belajar dikamar mereka tiba-tiba Konan datang menemui mereka berdua. Ia menyuruh mereka berdua berganti pakaian dan mengikutinya menuju ruang Kepala panti. Dan kini mereka berada di koridor panti berjalan menuju ruangan Kepala panti dengan membawa barang-barang mereka. Naruko memakai gaun berwarna merah muda kesukaannya. Ia mendapatkan gaun itu ketika ada donatur datang ke pantinya memberi sumbangan pakaian bekas yang masih terlihat bagus, sedangkan Naruto memakai pakaian sehari-harinya hanya saja dia memadukannya dengan jaket favoritnya itu. Konan hanya tersenyum melihat raut wajah Naruko yang kebingungan tersebut.

"Nanti kalian tau sendiri" Jawab Konan dengan cengiran khasnya.

Tak butuh waktu yang lama, mereka sudah berada di depan pintu ruang Kepala Panti. Naruko gugup ketika mereka tiba di sana. Melihat adiknya gugup dan bergemetaran, ia menggenggam tangan sang adik. Merasa tangannya di genggam kuat, Naruko reflek menoleh ke arah Naruto kemudian ikut tersenyum melihat senyuman di wajah Naruto.

Tok ... tok ... tok ...

"Saya sudah membawa mereka" Kata Konan saat memasuki ruangan itu. Kemudian di ikuti oleh si kembar.

"Naruko ... Naruto sini mendekat kepada Baa-chan," Kata Chiyo lembut. Naruto dan Naruko berjalan mendekati Ibu Kepala Panti. Mereka melihat sepasang suami-istri tersenyum lembut kepada mereka.

"Naruko, Naruto kenalin ini Tuan Namikaze Minato dan Nyonya Namikaze Kushina, ayo beri salam kepada mereka" ucap Chiyo. Minato dan Kushina hanya tersenyum melihat mereka berdua yang kelihatannya gugup itu.

"Selamat Siang Tuan, Nyonya. Perkenalkan nama saya Naruto dan ini adik Kembar saya Naruko" Kata Naruto dengan suara tegas namun sopan kemudian membungkukkan badannya

"Se...selamat Siang Tuan, Nyonya," Kata Naruko gugup dan mengikuti Kakaknya.

"Selamat Siang Naruto, Naruko. Saya Namikaze Minato dan ini istri saya, Namikaze Kushina." Ucap Minato sambil menunjuk Kushina yang berada di sampingnya. Kushina hanya memperhatikan mereka berdua dengan pandangan sulit di artikan. Jika dilihat-lihat, kedua anak ini memiliki rambut dan mata yang sama dengan Minato. Anak laki-laki yang bernama Naruto itu, bentuk wajah dan sifatnya hampir mirip dengan suaminya. Sedangkan gadis di sebelahnya Naruto, bentuk wajahnya mirip dengannya. Mungkin sifatnya juga. Itulah yang ada di dalam pikirannya saat ini.

'Kenapa aku bisa berpikiran seperti itu? Padahal kami baru saja bertemu. Seakan-akan aku telah mengenal mereka lebih dari ini. Dan jika diperhatikan lebih jauh, mereka berdua benar-benar mirip dengan diriku dan Minato! Siapa mereka sebenarnya?' ucapnya dalam hati. Matanya terus memperhatikan mereka berdua mulai dari bawah hingga atas rambut mereka. Mencoba meyakini jika pikirannya itu salah.

"Kalian tahu kenapa kalian ada disini?" Pertanyaan Chiyo membuat Kushina kembali ke alam sadarnya. Naruto dan Naruko menggelengkan kepala mereka, tanda mereka tidak tahu apa alasannya mereka di panggil.

"Mereka berdua, Tuan Minato dan Nyonya Kushina adalah Orang yang mengadopsi kalian menjadi anak mereka" Terang Chiyo dengan lembut.

Naruko memandangi kedua orang dewasa dihadapannya dengan pandang tak percaya. Akhirnya, dirinya dan Naruto memiliki orang tua. Impian mereka selama ini terwujud. Naruto hanya bisa terdiam, tak menyangka jika ada orang yang mau mengadopsinya dan adiknya. Minato memandangi mereka dengan tatapan lembut, sementara Kushina matanya berkaca-kaca.

"Me-mereka Orang tu-tua angkat kami" Kata Naruko hampir menangis. Minato berjalan menuju anak angkatnya kemudian memeluk mereka berdua.

"Iya kami adalah orang tua kalian, Mulai sekarang panggil aku Otou-san dan istriku Okaa-san ya," ucap Minato sambil mengelus kepala mereka.

"Haii', Otou-san," Kata mereka berdua serempak.

Kushina berjalan menuju mereka dan mengelus rambut kedua anak angkatnya itu. Ia bahagia, sekarang dirinya bisa memiliki anak yang telah ddi impikannya sejak dulu. Ia berjanji akan merawat mereka seperti anak kandungnya sendiri.

"Nah, sekarang kalian berpamitan kepada Ibu Kepala Panti dan ucapkan terima kasih karena sudah merawat kalian ya" Ucap Kushina lembut. Kemudian Naruto dan Naruko menarik diri mereka dari pelukan ayah angkatnya. Mereka berjalan menuju Chiyo dan Konan.

"Arigatou Gozaimasu Baa-chan karena sudah merawat kami dari bayi hingga sekarang. Kami minta maaf jika kami punya kesalahan pada Baa-chan dan Konan-Nee." Kata mereka berdua serempak dan membungkuk badan mereka. Konan hanya mengangguk kemudian memeluk mereka berdua. Ia merasa kehilangan si kembar. Apalagi Naruko yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Dia merasa kesepian jika tak ada mereka berdua. Setelah Konan melepaskan pelukkannya, bergantian dengan Chiyo.

"Nah Naruto, Naruko. Kalian sudah memiliki orang tua, jadi kalian harus patuh kepada mereka, tidak boleh nakal, harus sopan kepada mereka. Ingat kata Ibu ya! Jangan lupa sering main kesini ya!," Kata Chiyo menasehati mereka berdua sambil mengelus kepala mereka dengan lembut.

"Haii," Ucap mereka serempak

"Baiklah kalau begitu kami pamit dulu, terima kasih atas waktunya Anda." Pamit Minato, kemudian membungkukkan badannya diikuti Kushina, Naruto, dan Naruko.

"Baik Tuan, terima kasih atas kunjungannya. Semoga keluarga kalian di beri kebahagiaan oleh Kami-sama " Kata Chiyo.

"Arigatou Chiyo-sama atas Do'anya. Ayo anak-anak kita pulang ke rumah," Kata Kushina dengan semangat.

"Haii Okaa-san," Teriak mereka berdua tak kalah semangat.

Kushina mengandeng tangan Naruko dan Naruto. Minato hanya tersenyum melihat rona bahagia di wajah sang istri. Ia bersyukur atas nikmat yang di beri Kami-sama kepada keluarganya. Sambil membawa barang bawaan Naruto dan Naruko, mereka menuju mobil yang dibawanya itu. Setelah semua sudah siap, Naruto dan Naruko berpamitan kepada teman-temannya di Panti Asuhan dan berjalan pergi meninggalkan tempat dimana mereka di besarkan menuju masa depan mereka bersama kedua Orang Tua angkat mereka. Namun, Naruto dan Naruko tidak mengetahui jika orang tua angkat mereka adalah orang tua kandung mereka. Dan Minato dan Kushina tidak sadar jika anak-anak yang mereka cari selama ini berada di samping mereka saat ini. Biarkan waktu yang mengunggkapkan kebenaran itu pada mereka berempat. Dan biarkan takdir berbicara tentang akhir kisah ini.

...

...

...

TBC