Chapter 6

.

.

.

Brakk!

suara dentuman pintu yang diterjang begitu terdengar menggelegar dikediaman keluarga Kim. bahkan tuan Kim, nyonya Kim, dan sang putra sulung tampan terkejut setengah mati.

nyonya Kim menatap horor kearah anak bungsunya yang tengah berdiri tanpa sepatah kata dengan wajah idiotnya nan terlihat tolol itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu segera mendekatinya.

"yack, ada apa denganmu eoh?"

"kau tidak perlu tau apa yang terjadi, yang pasti... AKU BENCI ANAK ITUU!"

"yakk, apa yang kau bicarakan eoh?" kali ini Suho yang menyahut. Kai meniup pininya kesal.

"aku ini lagi bete, jagan ditanya - tanya. dasar kepo!"

"..." seluruh orang didalam ruangan itu menatap Kai aneh, dan mereka segera mengalihkan pandangannya terhadap Baekhyun yang berada disampingnya.

"Baek, ada apa?"

"..." Baekhyun menggeleng dengan wajah tanpa dosa.

"molla, kurasa kalian bisa bertanya kepada Junmyeon Oppa..."

dan segera mengandeng Kai menuju kamarnya yang berada dilantai satu. sepeninggalan mereka, semua diam. begitupun Lay yang terlihat bodoh dan hanya mematung didepan pintu.

"err...oppa?"

"dia itu sebenarnya perempuan atau laki - laki sih?" kali ini ayah Kai bersuara.

"yeobo, pertanyaan itu... sudah terlalu sering kau ulang. jawabannya tetap saja, dia adalah separuh dari laki - laki dan perempuan(?)" balas Ibu Kai mengurut bahu suaminya membuat Suho sweatdrop mendengarnya. namun sedetik kemudian wajahnya berubah drastis saat otak encernya menangkap sesuatu yang mengejutkan namun tidak juga.

"kalian pernah berfikir untuk melihat bahunya? mendengarkan suaranya yang melengking itu, wajahnya, jakunnya, dan... dadanya"

plak!

sahutan Suho sukses mendapatkan tamparan sayang dari ibunya.
"kau sama saja seperti ayahmu, sama - sama mesum!"

"yakk, laki - laki mesum itu wajar bu. berarti dia normal" bela Suho. dan sekali lagi...
pekk!

"miaww!"

melihat anak bujangnya dianiaya oleh istrinya, tuan Kim menghalangi lengan istri cantiknya itu dan berinisiatif menyudahi perang dunia kedua itu namun akhirnya...

PEKK!
"..."

"aww, sayang... kau menyentuhnya..."

gulp~
"yeobo, aku tidak sengaja"

melihat ada aura aneh antara ibu dan ayahnya, Suho menjauh dan mendekati Lay yang berdiri seperti patung didepan pintu mension mewah milik keluarga Kim itu.

"sayang, kau tidak apa - apa?" tanya Suho berinisiatif namun ditatap sinis oleh Lay. membuat namja berperawakan pendek itu sedikit menciut. ya, hanya sedikit. sisanya hanya Suho dan tuhan yang tahu.

"apa kau? APA LIHAT - LIHAT?!"

"a-aniya..." Lay memutar bola matanya malas dan ikut menyusul Kai dan Baekhyun yang telah dahulu meninggalkannya menuju lantai atas dengan sengaja menyenggol lengan Suho sehingga membuatnya sedikit oleng kebelakang.

"isshh... ditanya salah, tidak ditanya apa lagi"

.

saat ini Kai, Baekhyun dan Lay tengah berada dikamar Kai. keadaan hening, masing - masing saling sibuk dengan urusan yang sebenarnya mereka buat serumit mungkin(?) dan menghabiskan banyak waktu. contohnya Baekhyun, namja manis itu tengah mengedit foto selca dirinya dan Chanyeol saat dinamsan tower beberapa waktu lalu. dan itu membutuhkan waktu hingga satu jam lebih untuk satu foto.

sedangkan Lay... jangan ditanya anak itu ngapain. dia lagi memejamkan matanya sambil mengangkat tangannya diudara. seperti biasa, menerawang. anak itu memang aneh jadi jangan heran jika pertama berjumpa dengannya image yang pertama kita lihat dari Lay adalah, orangnya yang sok mistis dan menyeramkan.

"astaga, Kai. penunggu diruangan ini bertambah lagi..."

"apa? apa yang bertambah?"

"kuntilanak"

"mwo?" Baekhyun merangkak mendekati Lay.

"a-apa katamu?"

"aniyo... aku tidak bermaksud menakutimu ya, Baek. jika nanti kau sakit karena ucapanku... bukan karenaku" Kai memutar bola matanya mendengar ucapan Lay. dia masih sibuk memikirkan apa saja yang ia lakukan sehingga bibirnya menjadi seperti ini, bengkak. dan itu terlihat sangat tebal dan tentu saja terlihat kau

"ishh... dasar Sehun mesum menyebalkan!"

"seharusnya kau bersyukur, Kai. belum sampai seminggu kau kenal Sehun sudah... kau mengerti bukan maksudku?" Baekhyun mengedipkan sebelah matanya kepada Kai, membuatnya serasa ingin melempar namja jadi - jadian itu dari atas kamarnya jika saja dia sudah bosan hidup.

"sudahlah, Kai. dicium Sehun itu..."

"...rejeki anak soleh namanya" goda Baekhyun serta Yixing yang terus menerus membuat darah Kai serasa berada diubun - ubun.

"bisa tidak kalian diam? HAH?! dan kau, ByunBaek... apa katamu? dicium Sehun itu adalah rejeki anak soleh?!"

"so what?!" kali ini Lay menyolot.
"hey, Yixing. aku bilang Baekhyun ya, bukan kau!"

"terus kenapa?"

"apa masalahnya denganmu eoh?"

"ByunBaek itu temanku, wajarlah aku belain dia" Lay tambah nyolot dan juga menyolot amarah Kai tentu saja.

"mwo? jadi kau anggap aku ini apa eoh?"

"angin"

"yak!"

"mending angin atau kentut?"

"eww"

Kai memutar bola matanya malas. berbicara dengan Lay itu tidak ada habisnya, kalo berantem dia bakalan nyolot terus. Kai menatap pantulan dirinya dicermin dan dia sangat mengeselkan bentuk bibirnya sekarang yang bertambah tebal saja.

"ini gara - gara kau... Oh Sehun. menyebalkan! ishh ishh ishhh!"

"yack, ada apa denganmu eoh?! dari tadi ngeluh terus!" protes Baekhyun yang lagi selca - selca alay dipojok kamar serba ungu itu. entah sejak kapan dia beranjak dari sebelah Lay kesana.

"berisik, diamlah"

Baekhyun manyun.

"tumben kamu nggak ngelawan, Baek."

"berisik, aku bilang diam!" teriak Kai sekali lagi membuat LayBaek menciut saat merasakan aura yang berbeda dari namja pesek berkulit hitam dan bibir bengkak itu #plakk.

tiba - tiba Kai teringat adegannya dengan Sehun saat dilapangan tadi. Kai menyentuh bibirnya yang masih 'terasa' saat Sehun... ah sudahlah. Kai ini yadong sekali. itu saja diingat - ingat.

"okefix, lupakan Kim Jongin. lupakan!" Kai menghela nafasnya panjang. saat ini masalah itu tidak terlalu penting. yang terpenting adalah. balas dendam kepada Sehun. ya, itu yang terpenting. Kai tersenyum jahat namun terlihat imut?

"Baek... beliin aku lem kayu dong"

"buat apa?" seolah tidak heran lagi dengan tingkah laku Kai yang memang suka nyuruh orang beli yang aneh - aneh. untuk apa coba dia lem kayu? tapi entahlah. lihat saja apa yang akan ia lakukan.

"belikan saja"

"iya, aku tanya memangnya buat apa?!" Baekhyun mulai emosi.

"nanya terus deh, princess pusing tau?"

"aich, kau pikir aku ini babumu, HAH?! Beli saja sana sendiri. dasar pemalas!"

"ihh, nggak mauu"

"wae, eoh? malas jalan? kaki sakit? bibir bengkak? muka jelek?"

"yack, kau terlalu menistakanku. hiks" Baekhyun memutar bola matanya malas dan melanjutkan mengedit foto hasil selcanya.

"kau tidak lihat bibirku ini huh?"

"..."

"yak, Zhang Baekhyun!" teriak Kai karena merasa dikacangin oleh Baekhyun.

"kesal sih kesal ya. tapi jangan bawa - bawa marga berbie juga kali !"

"hey, Xing. itu panggilanku, ok? berbie adalah julukanku, sudah bagus julukan kau itu 'Voodoo' jadi jangan mimpi deh mau dipanggil barbie. arra?" ujar Kai frotal dan mendapatkan tatapan mematikan oleh Lay.

"ayolahh... kalian temanku bukan sih"

"aww... perutku... sakit sekali" eluh Baekhyun sambil memegangi perutnya yang sebernya tidak sakit. Kai memutar bola matanya mlas.

"tidak mau sih tidak mau saja, Baek. jangan begitu. caramu itu... basi dan terdengar kuno sekali" Baekhyun manyun.

"Lay..."

"..."

"Yixinggie..." Lay menatap Kai datar. dia paling tidak bisa melihat temannya yang memohon padanya, apalagi saat ini wajah Kai memang pantas untuk dikasihani.

"yaudah, mana uangnya?"

"eungg... Yixinggie wangi deh cantik lagi, nggak kayak Baekhyun"

YIxing sweatdop.

"uangku lagi?"

"hehehe"

Lay manyun lalu beranjak.

"orang bodoh memang gitu" caci Baekhyun dan mendapatkan lemparan manis pada dahi seksinya.

.

.

.

pagi itu Kai terlihat sangat bahagia dari hari - hari biasanya, entah kenapa. namun ada suatu yang janggal dengan anak itu. dia datang dipagi hari. bayangkan saja, seorang Kim Jongin yang dikenal akan kemalasannya dan kekurang ajarannya selama ini bisa datang sepagi ini. pukul 06.15.

aneh bukan?

bahkan hyungnya saja yang memang biasa datang dijam - jem segitu merasa ada yang aneh dengan adiknya hari ini. dan dia terliaht begitu bersemangat, beda sekali dengan semalam yang terlihat seperti raga tanpa jiwa.

"angker juga ya datang kesekolah pagi - pagi..."

"horror" sahut Suho menyahuti ucapan sang adik. lelaki berkulit putih itu memasukkan tangan kirinya kesaku dan yang sebelah lagi sibuk mengobrak - abrik isi ponsel(?). tiba - tiba Kai menghentikan langkahnya membuat Suho mau tak mau ikut berhenti juga.

"ada apa, Jongin?"

Suho menatap ruang kelas yang seolah menjadi jawaban dari pertanyaannya kepada Kai. ruang kelas IX IPA 1. ada apa dengan ruangan itu sehingga Kai memandanginya dengan sebegitu intensnya?

dan itu adalah ruang kelas Sehun asal kalian tahu saja. hal itu juga yang membuat Suho agak sedikit aneh dengan adik hitamnya ini. tiba - tiba ia tersenyum lebar. dan...

"yak, ada apa denganmu eoh?!" sekali lagi Suho bertanya dengan nada bassnya yang membuat Kai menoleh, namun tetap dengan senyuman manisnya yang terkesan aneh dan terlalu misterius. bagi Suho.

"hyung tahu kan ini kelas apa?" tanya Kai terkesan tolol.

"tahu, kelas yang dipakai untuk belajar"

"bukan begitu hyung..." Kai melototkan matanya dan terlihat menyeramkan.

"jadi?"

"hehehe"

"mau apa kau berhenti didepan kelas orang pintar?"

"hyung..."

"ha?"

"hyung duluan saja. aku ada urusan sedikit..."

"urusan apa? biar aku te..."

"ahh... aniyaa. biar aku sendiri saja...eungg... iya hehehe"

"kau kenapa, Jongin?" tanya Suho merasa sedikit janggal dengan adiknya itu.

"tidak apa - apa hyung. aku hanya ingin mengambil buku catatanku saja yang tertinggal didalam kelas ini" jelas Kai -berbohong- dengan ekspresi tololnya yang bodohnya dipercayai oleh Suho begitu saja. biarkan sajalah dia pikir Suho tak mau ambil pusing.

"tapi kau tidak ingin melakukan hal yang aneh - a..."

Brug!

"...neh kan" ucapan Suho terputus saat melihat ada sebuah benda yang cukup mencurigakan terjatuh begitu saja dari belakang punggung Kai.

"ehh" namun Kai dengan cepat segera memungutnya dan membuat Suho memicingkan matanya saat menangkap tulisan yang tertera dikotak bungkusan kuning itu. lem kayu.

'bukankah ini kelas Sehun...' batin Suho.

"apa yang sedang kau rencanakan, heh bocah?" Suho mendelik.

"ah... itu hyung" Suho menatap Kai datar dan memilih untuk meninggalkan adiknya yang 'kurang waras' itu.

"bye hyung! Jongin cinta hyung, hati - hati naik tangganya! nanti dijorokin wewe gombel"

"apaan sih?!"

sepeninggalan Suho. Kai menatap benda ditangannya terharu.

"akhirnya aku bisa juga membalas perbuatan menyebalkanmu, Oh Sehun... sayangnya aku terlalu pintar." Kai memasuki ruangan luas nan bersih itu dan mengitari hampir seluruh sisi ruangan hingga berhenti disebuah sisi paling depan dan mencolok dari ruangan persegi empat itu. itu bangku Oh Sehun.

Kai tersenyum licik dan membuka kotak serta tutup dari lem kayu yang dibelinya dan menaruh hampir seluruh isinya dikursi yang biasa Sehun duduki dengan liciknya.

"makanya jadi orang jangan nyebelin kalo jadi orang, mentang - mentang kau anak IPA 1, sedangkan aku IPS 4 mau songong. dan jangan mentang - mentang kakak kelas kau ingin berbuat semaumu. jangan berharap ya..."

crott!

Kai menatap hasil kerjanya puas.
"kita lihat saja, apa yang akan menjadi topik pembicaraan hari ini..." dan beranjak menuju kelasnya.

.

Sehun berjalan menuju kekelasnya dengan gaya angkuh seperti biasanya dan segera duduk dibangkunya seperti biasa. dia merasa agak sedikit janggal dengan kursinya hari ini, tapi... entahlah. Sehun memasang earphonenya dan memulih memejamkan matanya daripada mendengarkan para gadis yang terus mengoceh tanpa henti.

tiba - tiba tepukan dipundaknya membuat Sehun terbangun dari acara setengah tertidurnya dan menatap sosok Chanyeol yang sedang menyengir sungguh menyeramkan dihapadannya.

"apa?"

"ibu konseling mencarimu"

"ha?" Chanyeol mencabut sebelah earphone yang Sehun dengarkan.

"ibu konseling mencarimu!" ulang Chanyeol sekali lagi membuat Sehun mengangguk dan segera beranjak namun dia merasa ada yang lengket dibelakangnya. tepatnya yang didudukinya. namun Sehun mencoba menyangkal hal - al aneh yang dipikirkannya dan segera beranjak. namun...

Srakkk!

"..."

"..."

"Sehun-ah, celanamu..."

"h-hhuaa Sehun oppaaa!"

Cringg ~

Cringg ~

"shit... ini pasti Jongin"

.

.

.

TBC~

A/n ; I just wanna say sorry to you all guys, I'm really sorry. I late to update the chapter's 4. it was because, I forgot my ffn password. wkwkw.

jeongmal mianhae *bow*

maaf jika garing, aneh, semakin geje, pendek, deelel. karena saya hanya bisa menulis sebatas itu saja. dan imajinasi saja tidak seluas pertama kali saat saya membayangkan sakan mengetik cerita ini.

love and piece!

RnR please?