All My Love Is For You

SasukeXFemNaru

Warn:Alur yang perlahan

I though I was put this on rate T, but lets see

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Story: Always Mine


Kau tahu bahwa cinta kadang bisa membuatmu bodoh bahkan sangat bodoh. Bodoh karena kau hanya tahu dua hal kau hanya ingin bersamanya dan kau hanya ingin orang yang kau cintai bahagia bagaimanapun caranya.

1. Yellow Grin

Selama hidup aku hanya tahu satu hal, aku tak pernah gagal mendapatkan apapun. Ambisi selalu mengahantarkanku pada keberhasilan. Keluargaku mungkin bukan merupakan kalangan terpandang dengan uang dan jabatan yang bisa dibanggakan, namun tak ada yang kuselali karena kebahagiaan selalu menyelimuti keluargaku.

Ibuku Uchiha Mikoto seorang ibu rumah tangga yang sangat enerjik, masakan yang tak pernah tidak terasa lezat saat tangannya yang hangat meracik semuanya dan jangan lupakan senyuman riangnya menghangatkan suasana rumah yang selalu kurindukan dimanapun aku berada.

Ayahku Uchiha Fugaku, dia seorang petroleum engineer di sebuah perusahan milik negara, mungkin ekspresinya sedikit kaku. Ibu sering berkata saat kami sedang berbincang ringan bahwa dia bahkan tak bisa memahami gelagat ayah sepanjang 35 tahun usia pernikahannya, konyol memang tapi ayahku memang penuh dengan misteri, dan perbincangan kami selalu berakhir dengan gelak tawa karena tiba-tiba ayah akan berdeham sangat keras karena menguping pembicaraan kami.

Aku anak kedua dari dua bersaudara yang berarti aku memiliki seorang kakak, Kakakku 5 tahun lebih tua dariku dia seorang perfeksionis bernama Uchiha Itachi, cita-citanya dulu adalah menjadi space engineer di NASA dan memang dia menjadi apa yang dia cita-citakan selama ini. Sekarang dia bekerja jauh disana USA meninggalkan kami yang menetap di Tokyo, tak ada masalah sebenarnya dimanapun ia bekerja karena riuh yang dia timbulkan selalu bersama kami setiap hari, dia selalu menelpon jika ada waktu luang katanya, padahal aku tahu benar bahwa pekerjaannya tidak punya banyak waktu luang bahkan hanya untuk duduk berselonjor meluruskan tubuh yang lelah, tapi itulah kakakku si keriput yang selalu mengerjaiku dan brother complex nya yang seringkali mengganggu tapi aku tak keberatan karena aku menyayanginya.

Dan aku sendiri Uchiha Sasuke 25 tahun, seorang dokter muda spesialis bedah jantung terkenal seantero jepang. Narsis dan pamer, tentu saja aku bangga dengan ini karena pekerjaanku ini membuat orangtuaku sangat bangga. Setahun yang lalu sebuah penelitian membuatku masuk jajaran teratas dokter terbaik di dunia, penelitian yang menghantarkanku pada kesuksesan yang tak pernah terbersit dalam list ambisiku, sebuah penelitian yang membuatku mengerti bahwa bodoh merupakan sifat dasar manusia saat berhubungan dengan hubungan aneh bernama cinta, penelitian yang membuatku tahu rasa kehilangan dan pengorbanan. Dan itu semua berhubungan dengan dia, dia dengan cengiran khasnya. Uzumaki Naruto

Flash back (5 tahun yang lalu)

(Tokyo Daigaku Hospital)

Hari masih menunjukkan pukul 09.00 namun segerombol pemuda berjas putih telah bergegas menuju ruangan operasi, jika dilihat sepintas wajah mereka masih sangat muda untuk melakukan operasi serius di dalam ruangan tersebut, mereka merupakan mahasiswa kedokteran semester 8 di Universitas Tokyo. Tak lama seorang dokter senior muncul dengan pakaian lengkap untuk operasi

"Selamat pagi anak-anak. Kuharap kalian sudah mempersiapkan semuanya sebelum kalian berani menginjakkan kaki di dalam ruangan ini." Perkataan yang sangat menohok bagi siapapun yang tidak berkompeten untuk tidak memasuki ruangan operasi

"Hai!" jawab segorombolan pemuda tersebut kompak.

"Baiklah kalo kalian telah mempersiapkan segalanya. Karena modul tidak tersedia di ruangan ini. Sekitar 15 menit lagi operasi kardiotoraks akan dimulai, beberapa dari kalian akan mengamati jalannya operasi secara bergantian, kalian tidak hanya sekadar menonton salah satu diantara kalian yang punya kompetensi yang baik akan menjadi asistenku hari ini."

Semua pemuda di depan ruangan operasi tersebut menelan ludahnya masing-masing, gugup dan tertekan adalah suasananya. Operasi adalah bagian paling rumit pengetahuan, kesigapan, kegesitan dan pengalaman sangat amat dibutuhkan, miss pengalaman karena operasi bedah jatung yang selama ini mereka tahu hanya sekadar dari video seminar dan jurnal yang mereka baca. Galat 1 % tidak diperkenankan dalam operasi karena ini menyangkut hidup dan mati pasien. Siapapun yang akan menjadi asisten dokter dalam operasi hari ini pastilah seseorang dengan nyali yang sangat besar.

"Sensei, apakah aku boleh jadi asisten anda hari ini?" tiba-tiba seorang menginterupsi keheningan

"Ya Sasuke kun, siapapun boleh menjadi asistenku hari ini, termasuk kau. Dan sepertinya kau sangat percaya diri untuk operasi kali ini" dokter senior tersebut tersenyum mengangkat sebelah sudut bibirnya, beberapa mungkin menganggap respon dokter tersebut terlihat merendahkan.

"Semoga rasa percaya diriku bisa membantu anda hari ini Kakashi sensei" responnya sembari tersenyum sopan

Ok semua orang mungkin menganggap Sasuke gila karena menantang mautnya sendiri, namun memberikan kelegaan bagi mahasiswa yang lain karena bukan mereka yang akan menjadi asisten hari ini.

"Aish, kau membuatku teringat masa mudaku Sasuke kun. Baiklah karena aku tahu kemampuan sasuke selama ini, kuperbolehkan kau menjadi asistenku hari ini. Sasuke persiapkan dirimu dan mentalmu. Semuanya ganti pakaian kalian dan bersihkan diri kalian se steril mungkin." Semua orang termasuk Sasuke segera bergegas.

Skip Time

Operasi berjalan lancar dan pasien telah dipindahkan ke ruang ICU. Semua orang bernafas lega di ruangan tersebut, Kakashi sebagai dokter senior segera membersihkan diri dan menghimbau semua orang diruangan untuk membersihkan diri juga. Sasuke berjalan tenang meninggalkan ruang operasi.

Di ruang peristirahatan dokter semua orang dari ruang operasi tadi berkumpul, bersantai sejenak sembari mendengarkan arahan Kakashi.

"Semuanya, aku tak menyangka bahwa ada mahasiswa bernyali besar dengan keterampilan luar biasa mengejutkanku hari ini." Riuh ucapan kagum terucap untuk Sasuke. Responnya, dia hanya mengangguk ringan sembari menenangkan detak jantungnya. Normalkan jika adrenalinnya terpacu karena operasi tadi.

"Selamat atas asistensimu kali ini Sasuke. Dan untuk yang lain kuharap kalian terpacu untuk lebih berkompeten lagi agar kita semua bisa menjadi partner dilain waktu. Untuk hari ini cukup, kalian bisa kembali ke kampus kalian masing-masing untuk membuat jurnal dari operasi tadi." Riuh tepuk tangan untuk sasuke mengiringi kepergian Kakashi sensei dari ruangan tersebut.

Seseorang segera menghampiri Sasuke sembari memukul kepalanya pelan

"Teme, kau tadi keren sekali. Sampai tak sadar, kukira kau dokter bedah beneran" gadis kuning yang cukup berisik memang tapi dia sahabat Sasuke

"Dobe, kubilang kan jangan pukul kepalaku. Nanti kalau aku jadi bodoh dan berisik sepertimu bagaimana?" Sasuke memang selalu terganggu dengan rutinitas pukul kepala yang dilakukan naruto

"Hehe, kau membuatku bangga. Nanti di dormitori ceritakan bagaimana rasanya jadi asisten ya Teme. Ayo kita kembali ke kampus. Tugas membosankan menunggu kita" Beginilah sahabat Sasuke, terkadang aneh melihat seseorang pendiam dan dingin seperti Sasuke bisa bersahabat dengan gadis berisik dan mencolok seperti Naruto.

"Hn." Respon Sasuke cepat sembari bergegas meninggalkan ruangan.

...

Tiga tahun berlalu dengan cepat, Sasuke telah menjadi dokter residen di rumah sakit kampusnya. Sasuke bukan hanya sekadar dokter residen biasa melainkan dokter residen yang diperebutkan rumah sakit lainnya. Bagaimana tidak, kemampuannya dibidang kedokteran sudah tidak diragukan lagi meskipun kini dia sedang menjalani program residensinya sembari menjalani pendidikan spesialisnya dibidang bedah jantung. Siapa yang tak tahu nama Sasuke, mahasiswa Kedokteran dengan IPK 4 berwajah dingin dan tenang, ambisi yang kuat tangan kanan Kakashi sensei. Mahasiswa barupun pasti tahu Sasuke hanya dengan menyebutkan namanya.

Menjadi dokter residen bukan hal mudah, karena dia akan lebih sering berada di Rumah Sakit ketimbang berada di dormitorinya. Apalagi terbayang rumah dan senyuman kedua orangtuanya itu akan menjadi hal yang sangat langka untuknya. Ditambah lagi departemen tempatnya bernaung sekarang Departemen Bedah Jantung departemen paling sibuk di rumah sakit ini.

Sasuke sedang memeriksa keadaan pasien saat tiba-tiba handphone nya berbunyi, siapa gerangan yang mengganggu pekerjaannya. Sebuah email sebelum dia buka bahkan dia sudah tahu siapa pengirimnya

From: Dobe

Teme. Ayo kita makan ramen nanti malam

Sudah lama kita tidak makan diluar. Jangan banyak alasan.

Aku tahu kau sibuk tapi sempatkanlah.

Kutunggu di tempat biasa ya Teme XD.

Mendecih adalah responnya setelah membaca email tersebut

"Dasar dobe pemaksa. Bahkan aku tak sadar kalau kau seorang gadis"

Dimasukannya kembali handphonenya kedalam kantung jasnya. Kemudian tersenyum ringan pada pasien dihadapannya. Sasuke melihat jam ditangannya pukul 9 malam. Bodohnya naruto mengirimi Sasuke email dengan kata nanti malam padahal waktu sudah malam. Sasuke bergegas meninggalkan rumah sakit.

9 lebih 15 Sasuke sampai di tempat yang dijanjikan Naruto. Dia lihat sekeliling mencari cengiran lebar dan warna mencolok di kedai ramen tersebut, namun tak nampak apapun sepanjang dia mencari. 'Biasanya dia akan berisik saat aku sampai didepan kedai ini' pikir Sasuke saat itu. Dan benar saja Naruto memang tidak ada didalam kedai itu.

"Dobe sialan. Dia mengerjaiku" kesal Sasuke diperlakukan seperti itu bahkan oleh sahabatnya sendiri

Sasuke memutuskan pergi untuk kembali ke rumah sakit, masih banyak pasien yang harus dia cek malam ini. 'Awas saja dobe, saat bertemu habislah kau' sasuke memang bukan tipe pendendam tapi Naruto sudah kelewatan kali ini.

Seminggu berlalu setelah tingkah kelewatan Naruto namun Sasuke belum bertemu sama sekali dengan Naruto, bahkan hanya untuk sekadar mengiriminya email saja tak ada, tidak seperti biasanya. Mungkin Naruto sedang sibuk pikirnya, Naruto juga sedang menjalani reesidensinya di salah satu rumah sakit ternama lain di Tokyo namun bukan rumah sakit yang Sasuke tempati

"Aku bosan terus bersamamu Teme" itu perkataan Naruto saat Sasuke menanyakan keputusannya mengambil residensi di rumah sakit lain. Sasuke hanya mengangkat bahu saat mendengarnya, itu hidupnya pikir sasuke dia bebas menentukan apapun dalam hidupnya.

Sebulan berlalu namun belum nampak batang hidung Naruto dihadapan Sasuke.

"Dobe sialan, sebenarnya kau kemana" umpatnya sebari melepaskan jas dokternya

Kebetulah Sasuke besok mendapat cuti istirahat, Bergegas menyelesaikan pekerjaannya dan Sasuke bisa pulang ke rumahnya. Bukan ke dormitori yang pasti karena dia sudah tidak bertempat tinggal disana dari sebulan yang lalu. Ibunya Mikoto menyarankan Sasuke agar tinggal di Rumah saja jika urusannya dengan kampus tidak se sering dulu. Berniat berpamitan dan mengabari Naruto malam itu namun nampaknya tidak terlaksana ditambah Naruto juga sudah pindah duluan dari dormitori tersebut. Nampaknya memang Sasuke sangat sibuk sampai-sampai tidak tahu bahwa sahabatnya, tetangga sebelah kamarnya telah pindah. Saat tahu itu Sasuke geram, setidaknya beritahu lewat email pikirnya saat itu, umpatan keluar karena kekesalannya.

Cengiran lebar Naruto terkadang menyimpan misteri untuk Sasuke, bagaimana bisa seorang gadis selalu terlihat ceria padahal teman sebayanya yang lain tengah sibuk dengan kegalauanya terlepas dari bahasan kegalauan dengan pacar, tugas maupun urusan sosial lainnya. Sedari mahasiswa baru Sasuke mengenal Naruto. Waktu itu Naruto hanya terlalu berisik hingga membuat naruto geram dan membentaknya tanpa sadar

"Bisakah kau diam!" tukas Sasuke waktu itu, namun hanya dibalas cengiran lebar oleh Naruto.

Setelah itu mereka berkenalan, dan ternyata mereka bertetangga juga di dormitori kampus. Hal yang aneh memang Sasuke bisa bersahabat dengan Naruto, karena Sasuke pada dasarnya benci orang yang berisik. Entahlah semacam perasaan nyaman bersama Naruto mungkin itu yang dirasakan Sasuke.

Selama mengenalnya Sasuke tak pernah melihat Naruto menangis, kecuali saat ayahnya kecelakaan dia menangis dalam diam, air mata dan keringat memenuhi wajahnya saat itu. Hanya itu. Selebihnya Naruto hanya menampilkan cengiran lebarnya.

Hal itu yang ada dipikiran Sasuke selama diperjalanan menuju rumahnya. Sampai di rumah sasuke bergegas memasuki kamarnya. Penghuni rumah sudah terlelap rupanya saat Sasuke sampai, jelas saja sudah lewat tengah malam saat itu.

Kamar yang familiar, aroma mint kesukaannya juga suasana hangat yang membuatnya nyaman. Sasuke segera berbaring mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Abaikan kekesalannya terhadap Naruto, saat ini dia hanya ingin menikmati waktunya di rumah. Mata Sasuke terpejam, mengantar dirinya pada ruangan gelap yang terbentuk saat dirinya telah pulas tertarik kedalam tidur nyenyaknya.

Kriiiiiing. Kriiiiiing. Kriiiing

Alarm handphone sasuke berdering kencang berulang kali, nampaknya sasuke lupa menonaktifkannya semalam. 05.00 pagi, itu memang jadwal bangun Sasuke setiap hari, karena dia harus segera mengecek keadaan pasiennya. Terusik dengan kebisingan yang ditimbulkan alarmnya sasuke perlahan membuka matanya, mengucek matanya ringan kemudian bangun terduduk meraih handphonenya di atas nakas tempat tidurnya berniat untuk mematikannya.

Sunyi telah kembali, namun sasuke nampaknya tak bisa kembali tidur. Sebuah email membuatnya tertegun tak percaya

"Kampret dobe" seraknya sembari membuka email tersebut

From: Dobe

Konbanwa Teme, atau Ohayou ya haha XD

Maaf dini hari mengganggu mu. Maaf juga aku tak bisa menunggu di kedai ramen malam itu

Ayahku menelpon agar segera pulang teme.

Dan juga aku ada di Inggris sekarang hehe.

Maaf juga baru memberitahumu teme.

Kau sehatkan teme? Salam pada ayah ibumu teme aku rindu mereka haha

Sudah ya. Jaaa Teme

Selesai membaca isi email dari Naruto, Sasuke memijit pelipisnya ringan

"Dobe sialan. Bagaimana bisa dia. Ish kepalaku." Sakit dikepalanya tak mereda bahkan setelah tidur, seminggu dia harus menderita sakit kepala, dan dia baru sadar bawa sudah seminggu. Careless adalah sifat buruk Sasuke terhadap dirinya sendiri, padahal dirinya adalah seorang dokter bagaimana bisa dia mengabaikan kesehatannya sendiri. Merogoh aspirin didalam kantong celananya Sasuke menegak obat tersebut tanpa air minum.

Sasuke POV

"Dobe sialan. Bagaimana bisa dia. Ish Kepalaku." Sakit kepala ini menyiksa, sial. Dari kapan sakit kepala ini muncul, kemarin? Ah iya sudah seminggu. Seminggu ya. Kurogoh kantong celanaku, mengeluarkan aspirin yang kebetulan kubawa, terlalu malas untuk mencari air minum langsung kutelan saja obat ini.

Melihat handphone yang tergeletak, kupikir membalas emailnya bisa meredakan kekesalanku. Kuraih handphoneku lagi, kutulis apapun yang ada di kepalaku sekarang, dasar dobe sialan.

To: Dobe

Heh, kau tahu berapa lama kau tak menghubungiku?

Sebulan Dobe Ahooo

Dan kau hanya mengirimiku email sependek itu.

Lebih baik kau mati saja sana, jangan mengabariku lagi

Email telah terkirim, geram mengingat kelakuan gadis itu. Kulihat lagi email yang telah terkirim, mungkin aku sedikit keterlaluan ya sampai menyumpahi si dobe juga. Kukerutkan dahi, kurasa malah dia yang lebih keterlaluan karena tidak memberi tahu dia dimana selama sebulan ini.

Wait, kenapa juga Naruto harus selalau mengabarkan bagaimana keadaannya dan dimana dia sekarang. Sepertinya kepalaku terpengaruh aspirin yang kuminum.

Sepertinya ada yang bergetar,kulihat handphoneku ternyata yang bergetar. Kuambil lantas kulihat, ada balasan dari si Dobe

From : Dobe

OwOa aku bingung kau kenapa teme

Tumben sekali membalas emailku

Marah? Lol XD

Semua orang pasti akan mati Teme.

"Cih, kau mengajak perang dobe? Baiklah" dengan cepat kubalas emailnya

To: Dobe

Aku? Aku baik2 saja. Hanya cukup gila karena punya sahabat sepertimu Dobe.

Marah? Murka mungkin kata lebih tepat

Aku tahu itu Dobe. Kau berhutang banyak penjelasan padaku.

Hidupmu tak akan tenang jika mempermainkan ku Dobe

Email telah kukirim. Kita lihat bagaimana respon si Dobe.

End Sasuke POV

Tak lama hp sasuke bergetar lagi, dengan semangat sasuke buka email tersebut

From: Dobe

Teme kau makin aneh. Kurasa lebih baik kau tidur lagi

Penjelasan? Kurasa tak perlu Teme.

Santai saja, hidupku dari dulu memang tak pernah tenang Teme

Kau tak usah repot2 mendoakan sesuatu untukku Teme

Membuatkku terharu saja QuQv

"Meh" sasuke membalas email tersebut lagi

To: Dobe

Hn

Terlalu kesal, Sasuke akhirnya membalas dengan dua huruf favoritnya.

Belum sempat meletakan hpnya kembali, email Naruto masuk, segera Sasuke buka email tersebut

From: Dobe

Akhirnya kau kembali normal Teme.

Syukurlah XD

Btw Teme!

Maafkan aku ya. Mungkin esok dan selanjutnya aku tak bisa bertemu denganmu lagi

Jaga kesehatanmu ya Teme.

"Ada apa dengannya, seperti mau mati besok saja" ucap sasuke sembari meletakkan kembali hpnya di nakas tanpa membalas email Naruto.

"Kurasa aku akan menelponnya besok"

Dan Sasuke terlelap lagi tanpa sadar

...

Sasuke telah kembali ke rumah sakit. Dia mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, sampai pada pasien terakhirnya dan pasien tersebut adalah

"Yo Sasuke, Hisashi Buri"

"Kyuu Nii"

Uzumaki Kyuubi kakak Naruto.

For Next Chapt

"Kupikir kau merasa naruto sedikit aneh akhir-akhir ini?" Sasuke berpikir sejenak

"Bagaimana mungkin Naruto menderita penyakit itu kyuu nii?"

"Maafkan aku Dobe" dengan cengiran khasnya, namun sedikit berbeda karena

"Apa yang kau lakukan padanya Sensei" Sasuke menghampiri tubuh Naruto

"Dia mungkin akan segera mati Sasu" Ucap Kyuubi

"APA APAAN INI SEMUA"

"Jaga kesehatanmu otouto, aku bertemu seseorang disini" Senyum Itachi

Kesadaran akan sesuatu yang berharga selalu muncul saat kita mulai merasa sesuatu itu hilang