Disclaimer : Bighit entertainment, God, and their parents.
Main cast : Kim Taehyung 17 y.o
Jeon Jungkook 16 y.o
Supporting cast: Bambam 16 y.o
Mark 17 y.o
A Vkook fanfiction
Happy reading~
You'll Fall unto Me
"Nice shoot V!" seruan itu menyita perhatianku seketika. Kim Taehyung, atau kerap dipanggil V, adalah sunbae yang selalu bisa menarik perhatianku dan membuat jantungku berdegup kencang. Ah lihat! Sekarang dia sedang tersenyum, senyum lebar khas dirinya yang selalu membuatku ikut tersenyum.
"Hoy Jungkook! Jungkook!" Panggil Bambam mengagetkanku.
"Apa?" sahutku dingin. Menyebalkan, menggangguku saja. Tidak tahu kah aku sedang memandangi sosok paling tampan di dunia ini?
"Haish, dingin sekali sih." Bambam mengikuti arah pandangku lalu kembali menggumam, "Pantas saja, sedang asyik memperhatikan sang pangeran."
"Brisik sekali, diamlah. Ada apa?"
Bambam menghela nafas, aku yakin sekarang dia sedang memutar bola matanya jengah.
"Kenapa malah diam? Hoy!" Aku menengok dan menemukan Shim seonsaengnim berdiri di sebelahku menyeringai ke arahku. Sial. Kenapa Bambam tidak memberitahuku sih kalau seonsaengnim berjalan ke arahku? Aku melirik Bambam dan dia hanya menyeringai sambil angkat bahu. Ck. Menyebalkan. Tapi oke, ini salahku yang tak menghiraukan panggilannya.
"Eh seonsaengnim, anneyong." Cengirku seolah tak punya dosa.
"Sepertinya pelajaran olahraga kelas 2-B menarik sekali ya sampai sepertinya kau tidak mengetahui kalau sekarang pelajaran matematika sedang berlangsung di kelas 1-A." ucapnya dengan nada yang 'menyenangkan'
"Ehehe tidak juga kok saengnim, pelajaran matematika juga menarik." Ucapku sambil memamerkan senyum manis andalanku. Yang… sialnya tidak mempan sama sekali.
"Ah kau benar, pelajaran matematika memang sangat menarik. Kalau begitu kau tidak keberatan 'kan maju dan menjawab soal nomor 1 sampai nomor 5? Hanya 5 nomor saja kok." Ucap Shim seonsaengnim tersenyum simpul.
"Li-lima nomor?" tanyaku tidak percaya.
"Iya, bukankah bagi Jeon Jungkook yang pintar pelajaran matematika sangatlah mudah? Lagipula jika kau tertarik dengan pelajarannya semua akan menyenangkan."
Wahaha… lucu sekali orang ini. Pintar sekali menyindir. Aku memang pintar, tapi mengerjakan lima soal di papan tulis? Sungguh tidak berperikesiswaan.
Aku tersenyum miring lalu berkata, "Ah tentu saja saengnim, kau benar sekali."
Aku pun maju dan membaca soal yang dia berikan padaku. Seketika mataku terbelalak. Apa?! Ini 'kan materi yang belum diajarkan? Aku menengok ke belakang dan melihat dengan jelas bahwa seonsaengnim evil itu tengah menyeringai padaku. Aku mengalihkan pandanganku ke Bambam dan dia hanya cengar-cengir geje. Sudah kuduga, dia memang tidak bisa kuandalkan. Apa yang kuharapkan? Meminta bantuan Bambam mengerjakan matematika sama saja dengan mempercayakan nyawamu dalam sebuah perjanjian dengan dewa kematian. Berlebihan? Tapi memang itu kenyataannya.
Aku menghela nafas dan membuka halaman sebelumnya yang berisi penjelasan mengenai soal-soal semacam itu kemudian mulai mengerjakan soal-soal menyebalkan itu. Tak butuh waktu terlalu lama aku sudah selesai mengerjakannya. Ya memang ini merupakan rekor terlamaku mengerjakan soal tapi mau bagaimana lagi? Aku belum mempelajari materi ini. Usai mengerjakan aku tersenyum simpul kemudian kembali duduk di tempatku. Seonsaengnim terlihat sedikit kesal dengan tingkahku, terlebih karena aku bisa mengerjakan soal tersebut dengan benar.
Ia melihat ke seluruh murid sebelum akhirnya berkata, "Nah murid-murid, ini merupakan contoh soal dari materi yang kita bahas baru saja…"
What? Jadi sebenarnya dia sudah mengajarkan? Kapan? Ah pasti saat aku sedang melihat Taehyung sunbae -aku lebih suka memanggil nama aslinya daripada V-, yah peduli amat. Toh aku tetap bisa mengerjakannya. Lagipula memperhatikan Taehyung sunbae lebih menyenangkan daripada memperhatikan si evil seonsaengnim.
"Dengan begini pelajaran kita akhiri sampai di sini. Selamat siang anak-anak." Ucap Shim seonsaenngim sambil berjalan keluar. Tepat setelah ia keluar, bel istirahat berbunyi. Bambam menghampiriku dengan segera dan menarik tanganku keluar kelas sebelum aku dikerubungi perempuan-perempuan di kelasku. Ah aku lupa bilang ya? Aku memang merupakan idola di kelas, jelas saja, aku pintar, tampan, pandai menyanyi dan menari. Kenapa? Aku sombong? Bukan, aku hanya mengatakan kenyataan.
Bambam menarikku ke taman di belakang sekolah. Bambam dan aku biasa menghabiskan waktu istirahat di sini. Kenapa? Karena tempat ini sepi dan tidak banyak yang tahu. Jika aku ke kantin, pasti aku akan dikerebungi perempuan-perempuan itu.
"Jungkookie~" panggil Bambam sambil tersenyum (sok) manis.
"Apa? Aku tidak berminat padamu."
"Heol. Percaya diri sekali~ Aku juga tidak berminat padamu tahu. Aku cuma mau bilang kalau kali ini aku nggak makan siang bersamamu ya, aku mau pergi ke kelas Mark hyung hehe~"
"Apa?! Jadi kau mengajakku ke sini lalu meninggalkanku?"
"Lebay deh. Kamu kayak cewek yang diputusin pacarnya. Hahaha." Dia tertawa bahagia sekali.
"Sialan. Ketawa aja terus. Sudah sana pergi! Pergi! Hush! Hush!"
"Dih ngambek. Ya sudah, aku ke tempat Mark hyung dulu ya~ Jaa~" ucap Bambam meninggalkanku.
"Bagus, sekarang aku sendiri di sini. Ck. Padahal aku mau memintanya membelikanku makan." Gerutuku.
"Ya! Jeon Jungkook!" seru Bambam dari balik tembok. Lah ni anak belum pergi ternyata.
"Mwo?" sahutku kesal.
"Makanya cari pacar. Masa' murid paling populer mengkeret kalo ketemu V sunbae. Hahaha!" serunya tertawa puas dan menghilang di balik tembok. Aku melempar sepatuku tapi meleset karena dia sudah terlanjur menghindar dan selain itu sepatuku terbang terlalu jauh. Bagus. Kalau aku artis dan aku muncul di Running Man aku pasti sudah mengalahkan Eunhyuk Super Junior dalam permainan lempar sandal.
Aku mencari sepatuku tapi tidak dapat menemukannya. Konyol. Mau ditaruh dimana mukaku kalau aku masuk dengan sepatu hanya sebelah gara-gara mau melempar Bambam dan gagal? Eoh? Itu ada orang. Apa aku tanya saja ya?
"Chogiyo—" orang itu berbalik dan… orang yang berada di hadapanku sekarang adalah orang terakhir yang ingin kutemui saat kondisiku seperti ini. Kim Taehyung!
"Ah apa kau pemilik sepatu ini?" tanya Taehyung sunbae. Oh. My. God. Kenapa suaranya seksi sekali? Tanpa sadar aku melamun dan tidak menjawab pertanyaannya. Dia melambaikan sepatuku di depan wajahku berulang-ulang. "Hey."
"A-Ah iya." Sial. Aku malu sekali ketahuan melamun seperti ini. Dan kenapa dia melambai-lambaikan sepatuku di depan wajahku? Itu membuatku semakin malu. Ck.
"Kalau begitu duduklah, akan kupasangakan sepatumu." Ujarnya lagi. Aku ingin berkata tidak tapi suaranya seolah menyihirku. Aku duduk dan membiarkannya memasang sepatuku. Aku hanya menunduk memperhatikannya. Sejenak kemudian dia berdiri lalu tersenyum.
"Nah, sudah selesai."
"N-Ne, terima kasih sunbae."
"Ah jangan panggil aku begitu. Panggil hyung saja. V hyung." Ujarnya menjabat tanganku.
"Jungkook. Jeon Jungkook. Aku tidak suka nama "V" itu, boleh aku memanggil nama aslimu saja?" tanyaku lancang. Astaga. Apa yang kukatakan? Lihat sekarang ia mengernyitkan alisnya.
"Ah maaf sunbae-hyung, aku lancang—"
"Tidak, tidak masalah. Hanya saja, kalau kau memanggil namaku apa tidak aneh?"
"Aneh? Aneh kenapa?"
"Karena namaku Taehyung, kalau kau tambahi hyung maka akan jadi Taehyung hyung."
Aku pun tertawa mendengar penuturannya.
"Ada yang salah?" tanyanya lagi. Oh Tuhan. Sudah berapa kali aku bertindak tidak sopan di depannya?
"Ah tidak kok hyung. Tidak ada. Maafkan ketidaksopananku."
"Tidak, kau tidak tidak sopan sama sekali. Eum tunggu, tidak tidak sopan? Ah ya benar kok, tidak tidak sopan." Ucapnya sambil berpikir. Mau tidak mau aku tertawa lagi. Ekspresinya sungguh lucu. Aku tidak menyangka disamping wajah brandalannya-rambutnya disemir coklat terang, memakai pierching, bajunya selalu keluar dan jasnya hanya disampirkan di bahunya-, ternyata dia sangat konyol. Ya, aku tahu dia lucu-aneh-, tapi aku tidak tahu dia sekonyol ini.
"Hahaha kalau begitu aku memanggil hyung Taehyungie hyung saja ya~?" tanyaku sambil tersenyum manis. Entah halusinasiku atau apa aku melihat dia tertegun sebentar kemudian tersenyum.
"Ya, begitu juga boleh." Sial, sekarang aku yang tertegun. Senyumannya, astaga. Dia semakin tampan dilihat dengan jarak dekat begini. Oke, aku tahu kalian pasti sudah bosan mendengarku terus memuji senyumannya, tapi hey aku tidak bisa disalahkan. Senyumannya memang mempesona.
"Eum? Kook? Kookie? Halo? Bumi kepada Kookie?" panggil Taehyungie hyung.
"A-ah iya? A-apa?" tanyaku gugup melihat wajahnya yang sangat dekat denganku. Sial kenapa aku gugup begini. Malunya, ketahuan melamun.
"Hahaha kau manis sekali." Ujarnya sambil mengacak-ngacak rambutku. Apa tadi dia bilang? Manis? Aku tidak salah dengar kan?
"Hey, kau melamun lagi."
"Ah iya maafkan aku hyung. Jadi ada apa?" tanyaku sambil menata lagi rambutku.
"Aku mau memanggilmu Kookie. Apa kau keberatan?" tanyanya lagi dengan cengiran di wajah tampannya itu. Astaga, tentu saja. Mana mungkin aku bilang tidak? Ingin aku berteriak begitu, tapi tentu saja tidak. Aku harus menjaga image ku yang sudah cukup rusak di depannya.
Aku berdeham. "Tentu saja boleh." Ujarku tersenyum manis. Sengaja menebarkan pesonaku di depannya.
"Baguslah kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu—"
KRUYUK
Oh shit. Sudah susah-susah aku menjaga image-ku dan sekarang perutku berbunyi seenaknya.
"Hahaha kau lapar ya? Kalau begitu ayo ke kantin, masih ada sedikit waktu." Ujarnya sambil menarik tanganku.
"Ti-tidak usah, tak apa. Aku tidak begitu lapar." Dan perutku berbunyi lagi dengan tidak tahu malunya.
"Hahaha, sudahlah, perutmu sudah protes begitu kok."
"Tidak mau hyung. Aku tidak suka di kantin, pasti ramai sekali." Ujarku berhenti berjalan.
"Aigoo, aku lupa kau punya banyak sekali fans yang akan mengerubungimu di sana."
"Kau menyindirku?" tanyaku sinis.
"Ah bukan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu. Em… Kalau begitu tunggu di sini. Akan kubelikan roti." Ujarnya pergi meninggalkanku.
Aish! Apa yang kukatakan tadi? Dia pasti tersinggung. Uh. Jeon Jongkook and his sharp tongue. Bagus Jeon Jungkook, kau sudah membuat hyung kesayanganmu tersinggung. Setelah ini pasti dia tidak akan menyapamu lagi. Dan dia pasti juga tidak akan kembali ke sini lagi.
Tepat ketika aku berpikir seperti itu, Taehyungie hyung datang membawa dua bungkus roti.
"Kau suka yang mana? Aku tidak tahu kamu suka rasa apa jadi aku beli dua berdasarkan rasa favoritku, Coklat dan Vanilla."
"Vanilla."
"Kalau begitu ini untukmu."
"Terima kasih."
"Sama-sama em… kau masih marah ya?"
"E-Eh tidak kok? Kenapa berpikir begitu?" tanyaku sambil memakan roti pemberiannya.
"Habisnya jawabanmu singkat-singkat."
"O-Oh maafkan aku."
"Tidak, tidak, aku yang salah kok tadi."
"Tidak, kau tidak salah kok hyung."
"Sst… sudah, diamlah dan makan." Ucap Taehyungie hyung sambil meletakkan jarinya di bibirku. Jelas saja wajahku pasti memerah sekarang.
Aku berdeham untuk mengusir rona di wajahku lalu bertanya, "Ah iya berapa harganya hyung?"
"Eoh? Tidak usah. Anggap saja permintaan maafku."
"Tapi hyung 'kan tidak salah."
"Ya kalau begitu anggap saja hadiah perkenalan. Sudah ya, aku mau ke kelas dulu." Ujarnya tersenyum kemudian kembali ke gedung utama sekolah. Aku hanya bisa terpaku menatapnya sambil membalas lambaian tangannya. Well, memang banyak insiden memalukan tapi kurasa, ini hari keberuntunganku.
"Ehem." Aku menoleh dan menemukan Bambam menyeringai ke arahku membuat pipiku merona lagi. Sial. Anak ini, muncul dari mana? Aku pun mengalihkan pandanganku seolah tidak ada apapun di belakangku kemudian berjalan ke kelas.
"Hey! Ya! YA! Jeon Jungkook, tunggu! Ya!
~TBC~
A/N: Anneyong, saya author baru di fandom BTS, salam kenal~ Kalian bisa memanggilku Hyejin. Nah, cerita ini kosnepnya mau menceritakan Jeon Jungkook, yang populer, tampan, pintar, bisa menari dan menyanyi tapi juga angkuh dan egois yang jatuh cinta pada sunbaenya, Kim Tehyung, yang berpenampilan preman tapi konyol dan sangat ramah. Meski begitu ini fanfic VKook. Jadi meski Jungkook ini angkuh, angkuhnya hilang saat ketemu V. Kkk. Kenapa aku buat Jungkook begini alasannya adalah karena Jungkook sering sekali angkuh dan egois walau dia juga sering lucu dan manja. Karena itu aku ingin membuat fanfic yang Jungkooknya seperti itu. Jangan salah, aku juga suka Jungkook, dia bias keduaku. Tapi kalau diingat dia memang kadang seperti itu. Lihat saja American Hustle Life ep 3. Di sana Jungkook bilang, "Karena aku yang menang sebelumnya, aku tidak mau mereka menang." Dari situ terlihat jelas kalau dia angkuh dan egois. Tapi sisi imut, polos, dan manjanya juga ada. Di American Hustle Life ep 1 Jungkook bilang. "Aku pikir aku akan dibawa kemana, aku terus memikirkan eomma." So, dari situlah lahir fanfic dengan Jungkook yang uke tapi angkuh, egois, tapi di saat yang bersamaan juga polos, imut, dan manja. Hahaha kenapa aku malah ngoceh panjang lebar begini? Maafkan aku readerdeul. Oke, review please~ Juseyo~ *Ask Jungkook to do puppy eyes for reader*
Another Disclaimer:
Mark and Bambam belongs to JYP Entertainment
Running Man belongs to SBS
Eunhyuk Super Junior belongs to SM Entertainment