Mom

Casts :

Oh Sehun

Lu Han

dll

Rated : M

Genre : Romance, Drama, Family, Mature Content, Sex Scene

Warning : Typo bertebaran, EYD berantakan, NC gak hot, Cerita abal2an

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T BE SILENT READER

~keiLu present~

Happy reading^^

Dentuman suara musik dan lampu yang berkelap-kelip memenuhi ruangan tempat dia duduk sekarang ditemani segelas alkohol berkadar rendah. Dia masih harus menyetir dan tak ingin mati konyol karena menabrak tiang pembatas jalan. Dikeluarkannya sebungkus rokok dari saku jaketnya beserta pematiknya. Alkohol dan rokok memang perpaduan yang pas untuk dirinya saat ini.

Setidaknya dia pulang dalam keadaan sadar atau jika tidak dia akan mendapat bogem dari sang Appa karena pulang dalam keadaan mabuk berat dan tengah dirangkul Jongin yang sama-sama mabuknya dengan dirinya seperti beberapa hari yang lalu. Bodohnya saat itu dia mabuk hanya karena mengetahui perempuan yang beberapa bulan ini disukainya ternyata tidak lebih dari sekedar pelacur murahan yang tiap malam dibobol oleh lelaki yang berbeda. Parahnya bagaimana dia bisa tertipu dengan wajah malaikatnya yang selalu menebar senyum menawan tetapi berubah menjadi iblis tanpa busana tiap malamnya.

Harusnya dia bersyukur karena mengetahui fakta tersebut bukannya malah melampiaskan kekesalannya dengan menegak berbotol-botol alkohol dan berakhir babak belur ditangan Appanya. Walaupun Appanya jarang dirumah setidaknya dia peduli padanya. Tidak seperti seseorang yang pernah dia sebut sebagai eomma tapi memilih kabur saat appanya hampir bangkrut dan meninggalkannya yang saat itu masih berusia 3 tahun. Dirinya menjadi semakin muak saja dengan yang namanya perempuan.

Diedarkannya mata tajamnya pada lantai dansa yang sudah penuh sesak dengan tarian-tarian nan erotis. Tubuh berpeluh yang sengaja bergesekan atau bersenggolan membuat lantai dansa semakin panas. Jongin-temannya kini pun sudah asik melumat dan meremas dengan seorang wanita bergaun merah menyala dan sangat ketat. Benar-benar menjijikan. Dia bertaruh jika 30menit lagi keduanya akan berakhir di salah satu kamar yang disediakan oleh pemilih bar. Bajingan memang si Jongin. Dia yang tadi mengajaknya kesini untuk bersenang-senang sekarang dirinya malah berakhir sendirian di meja bar dengan sebatang rokok yang terselip di belahan bibirnya.

Haruskah dia berkenalan dengan seorang perempuan seksi yang rela mendesah dibawahnya?

Pandangannya kini berhenti pada salah satu meja di ujung sana yang dihuni seorang gadis berambut hitam kelam seperti langit malam yang sangat menghanyutkam tengah memandangnya intens. Belahan dada pada gaunnya yang sangat rendah membuat dirinya mampu melihat daging kenyal berisi pujaan setiap lelaki. Dirinya memberikan sedikit seringaiannya lalu kemudian menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya dengan sensual seolah menggoda sang gadis.

Lihatlah tanpa menunggu lama gadis yang tadi duduk diseberang kini tengah bersantai didepannya. Wajahnya yang mungil serta mata seperti rusa yang berbinar-binar membuat dirinya sedikit tenggelam dalam tatapan itu. Bibirnya yang kecil namun menggoda seolah menyuruhnya untuk menghisap dan menggigitnya sekarang juga.

"Sendirian saja Tuan emm..

"Sehun"

"..Tuan Sehun?"

Sehun sedikit memamerkan seringaiannya membuat gigi taringnya mengintip malu-malu "Aku sedang menunggu seseorang yang pantas untuk ku ajak melebur dalam gairah panas malam ini"

Gadis didepannya tergelak mendengar jawabannya lalu menyampirkan rambutnya kebelakang telinga membuatnya dapat melihat beberapa tindikan ditelinga sang gadis "Wow. Anda terlalu terburu-buru untuk membawa seorang gadis mendesah dibawah anda tanpa rayuan sedikitpun"

"Untuk apa merayu jika aku sudah mendapatkan gadis yang dengan suka rela membuka pahanya lebar-lebar untukku" Sehun mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi sang gadis sang sejak awal sudah bersemu merah entah karena make up atau natural.

"Siapakah gadis beruntung itu yang rela menemani sang Tuan kesepian ini?"

"Aku tidak kesepian ngomong-ngomong. Aku datang bersama temanku dan yah sekarang dia tengah asik menggenjot lubang perempuan sedangkan diriku berakhir mengenaskan disini"

"Lihatlah!" Gadis itu menunjuk lantai dansa dengan jari letiknya yang bercat merah diujung-ujungnya yang isinya semakin penuh saja padahal musik sudah berbunyi sejak 3jam yang lalu diiringi permainan sang DJ "Bukankan disana banyak gadis yang bisa kau ajak menghabiskan malam bergairah denganmu"

Sehun tersenyum melihat kelakuan sang gadis yang tidak dikenalnya namun dapat berbicara dengan santai dengannya seolah mereka adalah teman lama yang tak sengaja bertemu disini. Senyum yang tiap kali merekah dari bibir merah itu seperti menebarkan feromon-feromon nakal yang membuatnya sedikit tertarik dengannya.

"Aku tidak tertarik dengan mereka. Jadi.. Apakah nona..

"Luhan"

"Luhan? Seperti bukan nama orang Korea?"

"Ya. Aku orang China"

"Jadi apakah pemuda Korea ini mendapatkan belas kasih dari Nona China untuk sama-sama melepas gairah malam mereka?"

.

.

.

.

.

Setelah saling berkenalan dan membicarakan hal yang menurut mereka sangat tidak penting keduanya memilih untuk menyewa salah satu ruangan terbaik. Ruangan yang mengantarkan mereka untuk melebur menjadi satu.

Kini keduanya tengah asik melumat bibir satu sama lain dengan kasar. Sehun terus menekan tengkuk Luhan agar dia dapat leluasa menikmati bibir manis sang gadis. Tangan kirinya dia gunakan untuk mengelus pinggul sang gadis menimbulkan sengatan-sengatan panas yang menjalar ke seluruh tubuh Luhan. Tangan berkuku panjang milik Luhan meremas lengan Sehun menyalurkan perasaan nikmat yang meletup-letup.

Bibir mereka yang menyatu sungguh terasa pas seperti bibir ini memang diciptakan berpasangan. Lidah keduanya saling menjulur dan menjilat bibir sang lawan tanpa henti. Sehun dengan sigap menangkap lidah Luhan dan menyedotkan dengan kencang membuat beberapa saliva menetes pada leher putihnya.

Bibir Luhan yang tadi merah karena polesan lipstick kini tergantikan dengan saliva yang merata dibibir lalu menetes kedagu runcingnya. Bibirnya pun sudah tampak membengkak tapi pemuda yang menyudutkannya ketembok ini tidak melepas pagutannya barang sedetikpun. Gaun yang awalnya melekat rapi pada tubuh rampingnya kini telah kusut di beberapa bagian juga pengaitnya yang telah lepas akibat ulah tangan lihai Sehun. Diremasnya helaian rambut coklat milik Sehun untuk meluapkan kenikmatan yang membanjiri raganya.

Sehun menggiring Luhan keranjang tanpa melepaskan tautan bibir mereka dan menjatuhkan tubuh keduanya dengan hati-hati. Dia tak ingin perempuan seindah cahaya rembulan ini tergores sesuatu yang membuat kulis halusnya ternodai. Dia tak ingin merusak ciptaan Tuhan yang terlalu sempurna ini. Ditatapnya mata rusa bening yang memancarkan kerlipan menakjubkan itu dengan seksama. Bulu mata lentik nan panjang yang akan bergerak-gerak saat empunya mengedipkan matanya dengan polos.

Sehun mendekatkan wajahnya pada telinga Luhan dan menghembuskan nafas hangat disana membuat sang gadis menahan desahan "Kau tahu. Bahkan aphrodite pun tidak dapat menandingi keelokanmu"

"Kau terlalu menggombal Tuan. Tidakkah ini terlalu lama? Aku sudah tidak sabar merasakan betapa kuatnya tubuhmu menggagahiku malam ini"

Sehun terkekeh mendenger perkatan Luhan yang terlalu frontal "Kau akan segera merasakannya sayang"

Sehun mulai menciumi lagi bibir merah bengkak Luhan dengan rakus seolah bibir itu adalah permen yang paling nikmat didunia. Dialihkannya bibirnya itu untuk meninggalkan beberapa tanda pada leher dan dada sang gadis. Netranya dapat melihat bahwa puting sang gadis tengah mencuat tegang karena gairah dibalik gaun ketat yang dipakainya. Tangannya tanpa tinggal diam menurunkan gaun itu hingga terpampanglah dua benda kenyal nan besar yang siap disantap.

Slurp.

Ahh

Entah kenapa semua yang ada pada tubuh Luhan terasa manis.

Dijilatnya berulang-ulang kedua puting Luhan tanpa ada niatan menghisap atau menggigitnya. Bahkan tangannya sekarang hanya diam tak membantu sedikitpun. Dia ingin Luhan memohon padanya. Dia ingin tahu seberapa ingin Luhan dengan dirinya malam ini. Karena ini semua bukan hanya tentang bercinta tapi juga rasa nikmat yang akan keduanya rasakan.

Penis yang tertutupi celana jeans itu dia gesek-gesekkan pada pusat sang gadis membuatnya merintih karena gairah yang menggebu-gebu tapi dengan brengseknya Sehun malah terus-terusan menggodanya.

Bruk

Luhan membalik posisi mereka dan kini dialah yang berada diatas Sehun. Dia tidak ingin terus-terusan dipermainkan seperti ini. Dia ingin menunjukkan betapa inginnya dia terhadap Sehun.

"Wow kau terlalu agresif Nona"

"Tutup mulut brengsekmu dan nikmati apa yang akan aku lakukan pada dirimu malam ini"

Tangan lentik Luhan mulai melepàskan baju yang ada pada tubuh Sehun dengan lihai lalu juga pakaian yang melekat pada tubuhnya hingga keduanya kini sama-sama telanjang. Sehun menatap perbuatan Luhan pada tubuhnya dengan seringaian yang tak lepas pada bibirnya. Setidaknya malam ini dia puas tanpa harus bekerja. Wanitanya malam ini dengan sukarela memberinya kenikmatan dengan cuma-cuma. Dah ugh tubuh sintal putih bersih tampak di depan matanya dan kini tengah menduduki pahanya. Payudara penuh milik Luhan menggantung dihadapannya siap untuk ia hisap dengan kencang.

"Menikmati pemandanganmu sayang?" Luhan membelai dada Sehun yang sedikit beorotot tapi tidak mengurangi sedikitpun kharisma milik pemuda dibawahnya.

"Aku seperti melihat dewi dari langit yang bersedia membuka pahanya diatas penis tegangku" ujar Sehun dengan frontalnya merasa bangga dengan penis besar miliknya.

Luhan sedikit merundukkan tubuhnya dan menjilat penis Sehun diiringi desahan keenakan. Dilumurinya penis itu dengan salivanya hingga basah dan semakin menggoda. Mulutnya yang kecil mulai melahap penis Sehun dan mengemutnya sesekali gigi-gigi kecilnya juga ikut menggesek penis Sehun hingga otot-otot dipenis itu semakin tampak dan memerah siap meledakkan cairannya. Hingga Sehun mulai menggeram dan gerakan Luhan pada penis Sehun semakin cepat pertanda Sehun akan klimaks tapi Luhan dengan seenaknya melepas kuluman penis Sehun pada mulutnya membuat Sehun mendesis kesal.

"Bitch! Apa maumu hah!" Teriak Sehun geram dan membalik posisi mereka hingga kini dia yang diatas lagi. Penisnya terasa berkedut perih karena gagal mencapai puncaknya. Luhan malah tersenyum senang karena dapat membalas Sehun.

"Ugh kau semakin tampan jika sedang marah. Lalu.. apa yang kau tunggu.. masukkan penismu dan kita akan bersenang bersama-sam enghh..

Tanpa aba-aba Sehun memasukkan kedua jarinya pada lubang Luhan yang demi tuhan sangat sempit seperti seorang perawan. Tapi melihat dari kelakuannya tidak mungkin gadis yang kini sedikit mendesis kesakitan karena olehnya ini masih perawan. Jarinya yang panjang dan besar merasa terjepit dan semakin tersedot.

"Ahh.. ahh. Sehhunn sakkiiiitthh"

Sehun sengaja memainkan jarinya dilubang Luhan tanpa mengenai titik lemah gadis itu hingga menimbulkan sensasi perih. Dia tahu dari ekspresi Luhan yang menampakkan raut kesakitan yang kentara. Tak ingin membuang-buang waktu lagi Sehun langsung mencabut jarinya dan melumuri penis tegangnya dengan cairan Luhan untuk pelumas.

"Bersiaplah sayang. Sebentar lagi kita akan ke surga bersama-sama"

Sehun mencium lagi bibir Luhan tapi kini dengan lembut dan penuh perasaan sambil menposisikan penis besarnya pada lubang Luhan. Saat baru kepala penisnya yang masuk Luhan langsung melepaskan pagutannya dan berteriak kesakitan. Tapi jika Sehun berlama-lama ini akan lebih menyakitkan jadi Sehun langsung menghentakkan penisnya hingga masuk sepenuhnya dan cakaran Luhan pada lengannya semakin terasa. Mungkin lengannya kini sudah memerah atau mengeluarkan darah.

"Ugh.. emmhh.. bergeraklah sayang"

Setelah Luhan siap dengan segala hentakkannya Sehun langsung menggerakkan penisnya dengan tempo lambat mencoba mencari titik sensitif milik sang gadis hingga sang gadis mulai memekik dan mendesah keenakan dengan kencang Sehun sadar jika penisnya di dalam sana sudah menemukannya. Sehun menumbuk titik itu berulangkali hingga desahan keduanya melebur menjadi satu. Gairah yang sedaritadi dipermainkan kini sudah terbebas seiring dengan teriakan keenakan juga irama ranjang berdecit seolah irama dari surga. Tak peduli sudah berapa posisi yang mereka coba juga sudah berapa kali cairan itu keluar keduanya seolah tak cukup.

Kini Luhan tengah duduk pada pangkuan Sehun dan menggoyang-nggoyangkan tubuh lengketnya kedepan dan kebelakang dan Sehun yang asik menghisap putingnya yang terus-terusan tegang karena gairah. Keringat dan sperma dan mengotori tubuh keduanya seolah tak berpengaruh sedikitpun.

"Naik turunkan tubuhmu sayang" Sehun melepaskan bibirnya pada puting Luhan dan membantu sang gadis menaik-turunkan tubuhnya dengan cepat. Hingga keduanya mencapai klimaks secara bersamaan.

Chup

Setelah aksi bercinta mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam kini keduanya tengah berpelukan berbagi kehangatan pada tubuh telanjang masing-masing.

"Terimakasih"

"Hmm?" Luhan mengeryitkn dahinya bingung.

"Terimakasih untuk malam ini. Kau tahu? Ini adalah pengalaman bercintaku yang paling menakjubkan dengan seorang gadis yang sangat menggairahkan" jelas Sehun.

"Apa itu sebuah pujian? Aku juga berterimakasih karena pemuda tampan sepertimu rela bercinta denganku"

Sehun pun mengeratkan pelukan keduanya dan mengarungi alam mimpi untuk mengistirahatkan tubuhnya yang benar-benar lelah.

.

.

.

.

.

Pagi sayang :)

Maaf saat kau bangun kau tidak menemukan pemuda tampan ini. Aku harus segera pergi dan tak tega membangunkan bidadari cantik yang tertidur ini.

Luhan tersenyum membaca kalimat awal dari memo yang ditemukannya di atas nakas samping ranjang.

Aku tahu sekarang kau tengah tersenyum. Jadi berhentilah tersenyum dan bersihkan tubuhmu itu.

Ugh bagaimana Sehun bisa sangat menjengkelkan dan perhatian dalam waktu bersamaan.

Aku berharap kita dapat melalui malam-malam panas lagi seperti semalam.

021783xxxxxx ini nomorku.

Dari pangeran kuda putihmu.

Oh Sehun.

Dasar menggelikan.

.

.

.

.

.

Suara decitan ban motor dan lantai memekak memenuhi suasana parkir hotel ternama di Seoul. Pemuda dibalik helm merah itu memutar kuncinya dan mengantonginya disaku jaketnya sebelum melepas helm dan sarung tangannya. Dia sedikit tersenyum melihat body motor barunya yang dibelinya tiga hari yang lalu. Motor ini adalah keluaran terbaru yang langsung menarik perhatiannya walaupun dirinya sudah memiliki tiga mobil mewah yang tak kalah keren. Ah salahkan saja Appanya yang terlalu kaya membuat tumpukan dollar bersarang di rekeningnya yang setiap saat mendesak untuk dibelanjakan. Hingga tumpukan dollar itu terganti dengan motor merah dihadapannya kini.

Tungkai panjangnya melangkah memasuki lobby hotel dan disambut pegawai disana dengan hormat sebelum mengikutinya dari belakang.

"Dimana Appa?" Tanya Sehun dengan nada angkuhnya.

"Tuan besar berada di lantai 10 dan sedang menunggu anda Tuan muda" jawab sang pegawai laki-laki dengan setelan jas rapi yang membalut tubuhnya.

Jika kalian mengira jika hotel ini milik Appanya maka kalian benar. Hotel Zeus. Salah satu dari puluhan hotel dibawah kekuasaan sang Appa jadi tidak heran jika segala hal yang diinginkannya dapat terpenuhi dengan mudah. Bahkan jika saat ini dirinya meminta 10 jet tempur pun Appanya tanpa segan akan mengabulkannya. Tapi untuk saat ini dia belum membutuhkannya. Tunggu sampai si sialan Jongin berani menyentuh game yang ada di ponselnya dan membuat levelnya turun. Benar-benar kekanak-kekanakkan. Salahkan saja Jongin yang dengan usil meminjam ponselnya dan mencoba memainkan game di ponselnya dengan otak udangnya sehingga dia kalah berkali-kali hingga levelnya turun dan Sehun akan langsung marah besar akan hal itu.

"Silahkan masuk Tuan muda" pegawai hotel yang tadi membuntutinya membukakan sebuah pintu besar beraksen mewah didepannya.

Mata elangnya melihat sang Appa tengah asik bercakap-cakap dengan seorang perempuan yang dari postur tubuhnya masih terlihat sangat muda. Dia berdehem untuk meminta perhatian dari sang Appa dan sosok perempuan yang membelakanginya.

"Ah kau sudah datang. Duduklah" Appanya menyambut dirinya dengan senyuman hangat khas.

Sehun duduk berhadapan dengan perempuan yang kini tengah menunduk fokus pada makanannya.

"Sehun kenalkan ini Luhan, mama baru mu..

deg

Perempuan itu mengadahkan kepalanya dan mata mereka sama-sama membola kaget. Sosok itu. Sosok yang seminggu lalu pernah berbagi malam panas dengan dirinya.

..dan Luhan, kenalkan ini Sehun anakku yang otomatis sekarang menjadi anakmu juga"

Suara Appanya terdengar samar-samar masuk ke telinganya. Yang jadi fokusnya sekarang hanya sosok didepannya yang dia tunggu kabarnya kini hadir sebagai..

..mama barunya?

TBC/END

Review please