GANBATTE!
Disclaimer: Kuroko no basuke punya saya *dihajar readers* oke ini punya bang fujimaki tadatoshi -w-)
HUMOR TAPI GARING, GAJE, ABAL, TYPO BERTEBARAN, CERITA SANGAT AMAT MAINSTREAM, GUNAKAN SESUAI RESEP DOKTER
Pair: AOMINE X KAGAMI
Rated: M muahahahahaha *ketawa jahat*
Oke tanpa banyak bacot kita langsung mulai aja
HERE WE GO ~(*w*~) (~*w*)~
Sebentar lagi adalah minggu ulangan kenaikan kelas untuk para pelajar sekolah menengah atas. Atau bahasa kerennya itu UAS. Aomine hari ini akan menginap di apartemen kagami. Alasannya? Dia ingin belajar bersama kagami. Niat sebenernya sih dia pengen modus modus dikit sama sang uke tercinta tapi sayangnya sang uke terlalu polos untuk menyadari itu. Sesampainya di apartemen kagami, Aomine langsung mengeluarkan buku pelajarannya dan dengan semangat 69 ia siap untuk belajar malam ini. Tak kalah semangat dengan Aomine, Kagami pun sudah bersiap dengan buku pelajarannya dan ikat kepala bertuliskan "ganbatte". Aomine dan Kagami mulai membaca satu persatu soal matematika mereka. Setelah 10 menit memperhatikan soal-soal tersebut, Aomine memutuskan untuk membuka percakapan.
"Etto...Kagami"
"Hn?"
"Kau mengerti soal yang ini tidak?"
"Wah aku tidak mengerti kalau yang itu"
"Kalau yang ini?"
"Yang itu juga aku tidak mengerti."
Hening...
"BAKAYAROOOO...KALAU TIDAK MENGERTI NGAPAIN LO NGAJAKI GW BELAJAR BARENG KAMPRET."
"AHOOOOOO...SOALNYA SENSEI BILANG KALO BELAJAR BARENG ITU BISA LEBIH EFEKTIF."
"EFEKTIF NDASMU HAH? GIMANA MAU EFEKTIF KALO KITA BERDUA GK ADA YANG NGERTI"
"INI SALAHMU, KENAPA KAU GK BILANG KALO LO GK NGERTI HAH?"
"LO KAGAK NANYA"
"AHOMINE"
"BAKAGAMI"
"AHOOOOOOOO..."
"BAKAAAA..."
Hening...mereka akhirnya menyadari kalau diantara mereka gk ada yg pintar, dua duanya sama sama bego *author diinjek injek Kagami plus Aomine*. Yak setelah mereka capek teriak-teriak akhirnya mereka berenti juga.
"Kayaknya mendingan kita makan dulu deh, siapa tau abis makan otak kita makin encer."
"Hah encer? Gk mau ah nanti kalo otak gw keluar lewat kuping gimana?"
"AHO, biarin aja biar lo gk punya otak sekalian."
Kagami dengan amarah yang menggebu menggebu memutuskan untuk langsung pergi ke dapur. Terlalu lelah untuk menghadapi uhukkekasihuhuk bodohnya yang satu ini. Namun baru satu langkah iya maju terdengar suara ketukan pintu. Kagami berjalan kearah pintu dan mengintip siapa yang mendatangi rumahnya malam malam begini. Kagami begitu terkejut melihat siapa yang mendatanginya malam malam begini.
"Etto...Aomine kemari sebentar deh?"
"Tck, apaan lagi?"
"Udah cepetan sini deh"
Aomine menyerah dan akhirnya menghampiri kagami.
"Apaan?"
"Itu liat deh"
Ia menunjuk alat yang menunjukan wajah sang tamu di depan rumahnya (author gk tau nama alatnya). Dan terlihatlah sosok nenek yang sedang membawa gayung.
"Itu nenek nenek, ya terus kenapa?"
"Bukan itu aho, liat deh nenek itu bawa bawa gayung."
"Ya terus"
"Lo gk tau cerita tentang nenek gayung?"
"Ya elah itu kan setan indonesia, yakali tu nenek nyasar ampe ke jepang."
"Ih tapi tuh nenek serem banget liat deh rambut putihnya berantakan gitu."
"Ya udah gk usah lo buka pintunya."
Namun sang nenek menggedor pintu rumah kagami semakin keras. Sontak Kagami langsung memeluk Aomine.
"Hiiii...gw takut."
"Tenang, ada gw disini."
Jawab Aomine sok berani padahal tuh kaki udah gemeteran plus itu celana udah basah gara-gara Aomine ngompol pemirsa *author diketekin Aomine* *author pingsan*. Aomine mengambil payung yang ada didekat pintu dan bersiap memukul sang nenek. Pintu sudah terbuka dan baru saja Aomine ingin memukul sang nenek, sang nenek sudah mencrocos panjang x lebar=luas persegi panjang.
"DASAR ANAK MUDA WONG EDAN, MALEM MALEM TERIAK-TERIAK SAYA LAGI MANDIIN CUCU SAYA TAU. GARA GARA KALIAN TERIAK TERIAKAN KAYAK GITU CUCU SAYA SAMPE KETAKUTAN SAMPE NANGIS NANGIS DIA JADI JAMBAK JAMBAK RAMBUT SAYA GINI. NIH LIAT RAMBUT SAYA JADI BERANTAKAN GINI."
Kagami dan Aomine hanya bisa memasang watados.
"Aduh nek maaf nek kami gk tau, lagian kamu lagi belajar kok nek. Hehehe"
Aomine nyengir kuda berharap sang nenek terpesona. Namun sepertinya sang nenek malah jijik melihatnya. Dan akhirnya Kagami dan Aomine mendapat getokan cinta dari gayung sang nenek.
"WONG EDAN, KALIAN TUH SAMA SAMA BEGO UDAH DEH GK USAH SALING MENGHINA."
JLEB. Kata-kata sang nenek menusuk kokoro Aomine dan Kagami.
"Pokoknya kalo kalian teriak-teriak kayak gitu lagi, saya siram kalian pake air panas."
Sang nenek pun melenggang pergi meninggalkan pasangan duo ahobaka kita yang masih shock dengan ocehan sang nenek.
"Kagami."
"Iya?"
"Kita masuk aja yuk."
"Ayuk."
Aomine dan Kagami pun menutup pintu dan kembali ke kegiatan masing-masing dan mencoba melupakan kejadian sang nenek gayung tersebut. Kagami mulai memasak untuk makan malam mereka. Sedangkan Aomine hanya guling gulingan dilantai. Wangi masakan mulai tercium membuat cacing-cacing di perut Aomine mulai berdemo meminta perutnya untuk segera diisi. Kagami membawa masakannya ke meja makan, ternyata disana Aomine sudah bersiap dengan senjata rahasianya yaitu...sumpit. Kagami Dan Aomine memakan makanan mereka dengan khusyuk. Setelah mereka selesai makan mereka kembali ke ruang tamu untuk kembali belajar. Namun keadaan masih tetap sama seperti tadi. Mereka berdua hanya menatap soal-soal itu dengan wajah yang sangat amat memprihatinkan.
"Nee...kagami."
"Hn?"
"Kau bilang kalau kita sudah selesai makan otak kita akan menjadi, kok aku masih gk bisa ngerjain soal ini sih?"
"Hmm...mungkin kaunya saja yang aho dari lahir."
Jawab kagami gk nyadar diri. Sebenernya Aomine masih kesal dengan Kagami. Ingin meneriakinya lagi tapi takut sang nenek tetangga sebelah Kagami benar-benar menyiraminya dengan air panas. Aomine menghela nafas.
"Oh iya aku punya ide."
"Apa itu?"
"Kita panggil saja kuroko, dia cukup pintar, setidaknya lebih pintar dari kau dan aku."
"Heee? Memanggil tetsu? Yang benar saja ini sudah terlalu larut dan mungkin tetsu juga sudah tidur."
Giliran Kagami yang menghela nafas.
"Lalu kita harus bagaimana?"
Aomine berfikir sebentar dan menjentikan jarinya.
"Kalau begitu kita lanjutkan besok saja kalau sekarang..."
Aomine mendekat kearah Kagami dan memeluknya dari belakang.
"...aku ingin kau mengajari ku hal lain."
Aomine menjilat telinga Kagami.
"A-ah...a-apa itu" Wajah Kagami mulai memerah.
Aomine berbisik di telinga Kagami. "Sex..."
Refleks Kagami menampar wajah Aomine karna malu. Wajahnya sekarang tak kalah merah dengan rambutnya.
"Y-yang benar saja AHO...l-lepaskan aku...a-aku mau tidur."
"Heeee? Taiga-chan kejam sekali menamparku...kau tahu? Anak nakal harus diberi hukuman."
Aomine menampilkan senyuman...ah tidak lebih tepatnya seringaiannya. Aomine segera menggendong Kagami ala karung style ke kamar Kagami dan melempar kagami kekasurnya. Tidak sampai disitu saja, Aomine mengambil dasi Kagami dari lemarinya dan segera mengikat Kagami dengan cukup keras, cukup untuk membuat Kagami kesakitan.
"A-auw...apa-apaan kau Aomine? Lepaskan aku sekarang, ini sakit sekali."
"Hm? Melepaskanmu? Tidak akan kau sudah menamparku dan kau pikir itu tidak sakit hm? Semua perbuatan harus ada hukumannya benar kan...taiga?"
Seketika wajah kagami kembali memerah karena Aomine memanggil nama kecilnya, ia memalingkan wajahnya. Aomine menarik dagu kagami agar melihat kearahnya. Kagami tidak sanggup melihat kearah mata Aomine dan memejamkan matanya erat. Aomine terkekeh lalu mencium bibir Kagami. Awalnya hanya sebuah kecupan. Kecupan lembut. Semakin lama Aomine menginginkan lebih dari itu. Ciuman yang lebih menuntut. Saling lumat dan saling hisap. Pertarungan lidah antara sang tiger dan sang black panther. Aomine menghentikan ciumannya saat dirasa Kagami butuh oksigen. Kagami menghirup oksigen dengan rakus hingga dadanya naik turun. Pemandangan yang indah. Menurut Aomine ini adalah pemandangan yang paling indah melihat sang uke dengan semburat merah di pipinya dan bibir yang mengkilap dan sedikit membengkak akibat perbuatannya tadi. Aomine melanjutkan aksinya. Ia merobek seragam sekolah Kagami.
"AHO, SERAGAM GW KENAPA LO ROBEK ROBEK SEGALA? NANTI GW SEKOLAH PAKE APA HAH? LO MAU GANTI SERAGAM GW YANG ROBEK?"
"ssshhh...tenang saja, jangan terlalu banyak marah nanti wajah manismu langsung menghilang."
Kagami manyun manyun sambil blushing.
"Wajahku gk manis b-baka..."
Sepertinya Kagami sudah tertular virus tsundere sang wortel dari shuutoku. Aomine melanjutkan kegiatannya. Tangannya bergerak ke arah dada bidang Kagami dan menyentuh dua tonjolan di dada Kagami. Kagami menahan desahannya mati-matian dengan cara menggigit bibir bawahnya. Melihat itu Aomine semakin gemas untuk mempermainkannya. Aomine menjilat nipple di bagian kanan dada Kagami dan memuntir yang sebelah kiri.
"A-ahn..."
Kagami tidak kuat akhirnya desahan itu lolos dari bibirnya. Aomine semakin menyeringai di tengah kulumannya. Aomine menarik celana panjang kagami dan yang tersisa ditubuhnya sekarang adalah boxer berwarna biru tuanya. Aomine melihat milik kagami yang sudah setengah tegang.
"Nee...taiga, bukankah kau tadi bilang hentikan." Aomine meremas milik Kagami yang sudah setengah tegang.
"A-akh...h-hentikan." Nafas Kagami semakin memburu.
"Heee? Tapi sepertinya kau menyukainya ya?."
Aomine mengulum milik kagami yang masih tertutup boxernya.
"HNNNAAAHH...H-HENTIKAN A-AKHOMINE...I-INI TERLALU BERLEBIH HYAAH."
Bukannya menghentikan kegiatannya, Aomine malah semakin semangat mengulum batang kejantanan Kagami yang sekarang sudah benar-benar tegang. Ah Aomine rasanya sudah tidak tahan lagi, Aomine menghentikan kegiatannya dan menarik paksa boxer Kagami sehingga tak ada satu helai benangpun yang menutupi tubuh kagami. Aomine lagi lagi menampilkan seringaiannya. Aomine bergerak kearah leher kagami dan menghirup aroma khas dari tubuh Kagami. Kagami sedikit bergidik geli merasakan nafas Aomine yang hangat menerpa lehernya. Aomine menggigit leher dan menghisapnya dengan cukup keras sehingga meninggalkan bercak merah yang pasti akan terlihat untuk beberapa hari. Setelah puas memberi beberapa tanda di leher Kagami, Aomine kembali mencium bibir kagami. Kali ini tidak ada ciuman yang ganas, hanya sebuah kecupan lembut. Reflek Kagami menutup matanya merasakan bibir lembut Aomine menyentuh bibirnya.
"A-aomine."
"Hn?"
"Bisa kau lepaskan ikatan ini? Lagipula ini sakit sekali."
"Ah tidak bisa taiga-chan, lagipula ini hukumanmu kan? Kenapa kau terlihat begitu menikmatinya?"
"T-tapi...aku...a-aku ingin...memelukmu."
Kagami memelankan suaranya dan memalingkan wajahnya yang memerah kearah lain. Aomine tidak tahan melihat keunyukan wajah Kagami.
"Berjanjilah kau tidak akan menamparku seperti tadi lagi."
Kagami mengangguk. "Tidak akan, aku janji"
Aomine melepaskan ikatan Kagami. Terlihat bekas memerah di pergelangan tangannya karena ikatan yang terlalu keras.
"Jadi...boleh aku lanjutkan."
Kagami mengangguk. Aomine segera menyodok mulut kagami dengan ketiga jarinya membuat Kagami tersedak. Kagami menggigit jari kagami dan reflek Aomine mentempeleng kepala Kagami.
"Sakit bego, lo ngapain gigit gigit jari gw hah?"
"PWEH PUEH HUEEEK, JARI LO ASIN LO ABIS NGUPIL YA?"
"Enggak kok, lagian ini tuh buat persiapan biar nanti gk terlalu sakit."
Kagami yang masih terlalu polos hanya bisa cengo dengan kata kata ambigu Aomine.
"Tch kalo gk dipraktekin lo gk bakal ngerti."
Aomine menjilat ketiga jarinya sendiri, takut digigit lagi kalo masukin ke mulut Kagami. Setelah sudah cukup basah, Aomine memasukan satu jarinya kelubang Kagami. Kagami menggeliat tak nyaman diranjangnya. Aomine memasukan satu jarinya lagi. Kagami mencengkram bahu Aomine.
"A-aomine...s-sakit sekali."
"Heh? Begini saja sudah sakit? Bagaimana dengan punyaku yang besarnya berkali kali lebih besar dari ini hm?"
Kagami menganga mendengar penuturan Aomine. Aomine menambah satu jarinya lagi. Kagami menggigit bibir bawahnya, rasanya sakit sekali seperti dirobek menjadi dua. Cukup lama Aomine menggerakan jari jarinya di bawah sana. Setelah siap Aomine mengeluarkan jari jarinya, membuka celananya dan membuangnya kesembarang arah. Aomine langsung memasukan miliknya dalam satu hentakan. Kagami tercekat, ia ingin teriak tapi rasanya tak ada suarayang keluar dari pita suaranya. Rasanya sakit sekali hingga tak disadari butiran air keluar dari kelopak mata crimsonnya. Aomine tidak langsung bergerak. Ia menunggu Kagami sampai Kagami terbiasa dengan miliknya yangberada di lubangnya. Aomine menjilat air mata kagami dan menngecup kening Kagami.
"Hei...tenanglah."
"Hiks...i-ini sakit sekali"
"Aku tau."
Aomine kembali mencium bibir Kagami. Mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut Kagami. Dengan senang hati Kagami membuka mulutnya dan kesempatan ini tidak disiak siakan Aomine, ia menjelajahi seluruh isi mulut kagami, memeriksa deretan gigi yang ada di dalam sana dan terakhir mengajak lidah sang lawan untuk bertarung. Tentu saja disini Aomine yag lebih dominan. Aomine melepaskan ciumannya saat dirasa mereka sama sama membutuhkan oksigen. Aomine menatap Kagami.
"Nee...boleh aku lanjutkan."
Kagami mengangguk. Aomine mulai menggerakan pinggulnya secara perlahan.
"Ah ahh A-Aomine...ahhh l-lebih c-chephat."
"As you wish my princess."
Aomine tidak menahan dirinya lagi, ia memompa pinggulnya semakin cepat bahkan Kagami mulai ikut menggerakan pinggulnya.
"A-aahhh aaahhh f-fuck me...harder ahhh."
"Call my name taiga."
"Ah aaahhh D-Daiki nngghh aahhnn...m-more D-Daiki ahh."
Kagami semakin gila. Ia sudah tidak bisa menahan desahannya lagi. Ia tidak perduli jika para tetangganya mendengar suaranya saat ini. Yang dia pikirkan sekarang adalah dirinya dan kehangatan tubuh Aomine.
"Ngaahh...D-Daiki a-aku mau keluar akh aaahh."
"Aku juga Taiga...bersama-sama."
Aomine semakin mempercepat gerakan pinggulnya dan memompa milik Kagami.
"A-ah D-Daikih a-aku hyaaah k-keluar."
Kagami keluar dan membasahi tangan Aomine dan sprei dibawahnya. Tak berapa lama Aomine menyusul Kagami dan mengeluarkan miliknya didalam Kagami.
"Haah...haah...Taiga...aishuteru."
"A-ah a-aku juga Daiki."
Dan malam itu pun berakhir dengan duo ahobaka kita yang kelelahan. Sinar matahari mulai menampakan cahayanya melalui celah jendela apartemen Kagami. Kagami terbangun dengan pinggang yang sakit dan pergelangan tangan yang masih memerah. Kagami mengguncang guncang tubuh Aomine untuk membangunkannya.
"Nee Aomine ayo bangun."
Aomine menggeliat.
"Nghhhh...sebentar lagiiii~"
"Ayolah Aomine kita masih harus belajar kau ingat."
"Ini hari mingguuuu~"
"Tapi kita belum belajar untuk UAS."
Aomine tidak membalas dan yang terdengar hanya suara dengkuran Aomine yang cukup keras. Kagami kesal bukan kepalang.
"INI KAPAN BELAJARNYAAAAAAA~"
Dan hari itu pun berakhir dengan teriakan kagami yang melengking dan Kagami dan Aomine yang disiram air panas oleh sang nenek karena teriakan Kagami yang melengking
OMAKE~
Kagami tertunduk dibangkunya. Akibat kegiatan malam mereka Kagami tidak sempat untuk belajar dan Kagami pun terpaksa menggunakan pensil pemberian Midorima. Kuroko menghampiri Kagami dan menepuk bahu Kagami.
"Kagami-kun, kau terlihat kurang sehat, kau baik baik saja?"
Kagami hanya mengangguk.
"Soukah...setelah UAS ini kita akan libur selama dua minggu kan?"
Kagami mengangguk kembali.
"Akashi-kun mengajak kita untuk berlibur di perkemahan."
"B-benarkah?"
"Un"
Kuroko mengangguk. Kagami sudah membayangkan liburan di pedesaan yang tenang tanpa adanya...
"Akashi-kun juga mengajak anggota kiseki no sedai yang lain."
...Aomine.
"Katakan pada akashi aku tak akan ikut."
"Tapi Akashi-kun tidak menerima penolakan. Itu artinya kau harus ikut kagami-kun."
"TIDAAAAAAAAKKKKK."
Kagami kembali berteriak dengan suara melemgkingnya. Sang nenek entah yang datang darimana tiba tiba menyiram Kagami dengan air panas.
"PANAAAAAAS."
fin~ or tbc?
HAI KETEMU LAGI DENGAN SAIAH \(^w^)/ AUTHOR LAGI PUSING MIKIRIN UAS. DAN BUKANNYA BELAJAR SAYA MALAH BIKIN FIC NISTA KAYAK GINI -" OH IYA SAYA UASNYA HARI SELASA LOH/gknanya *w*) OKEH INI ENTAH KENAPA KAGAMI TERUS TERUSAN DI TEROR SAMA SANG NENEK GAYUNG -" OH IYA FICT INI LANJUT ATAU TIDAK? SILAHKAN KIRIM PENDAPAT KALIAN DI KOTAK REVIEW. JANGAN LUPA KRITIK DAN SARAN, FLAME JUGA BOLEH KOK TAPI JANGAN PEDES PEDES YA INI BUKAN GADO GADO OwO YAK SUDAH CUKUP CUAP CUAP SAYA AKHIR KATA...MIND TO REVIEW? ~(*w*~) (~*w*)~