My Gentle Girl
Naruto
Rated: T+
Pairing: Sasufemnaru
Uchiha Sasuke and Uzumaki Naruto
Yaoi or boys love
Warning: Typos, absurd, OOC, gaje, boring, and pasaran.
DON'T LIKE DON'T READ
Have Fun...!
.
Sebelumnya saya mau memberi alasan kenapa saya tidak memakai tokoh Naruko karena jujur saya tidak terlalu suka pasangan yang sudah saya rencanakan akan dipasangkan untuk Naruko jadi saya memlih OC dan juga ada alasan lainnya yang akan terjawab seiring ceiritanya berjalan. Dan tokoh Naruko sangat tidak cocok dengan gambaran saya jadi saya memakai Haruna. Gomen readers...
.
.
.
.
.
.
TAP
.
.
TAP
.
.
TAP
.
.
.
Cleck
.
.
.
TAP
.
.
.
"Oh... Nar kau sudah sampai. Duduklah." Lelaki berusia sekitar 32 tahun, dengan rambut hitam yang mencuat ke atas, mata tajam musang nya seperti mengintimidasi penjahat kelas kakap.
Perempuan yang baru masuk tadi duduk di depan lelaki musang tersebut dengan tenang. Perempuan itu memiliki rambut kuning pirang cerah sepunggung yang dibiarkan tergerai, bibir tipis bewarna peach minta dikulum, iris sapphire yang manis, lembut, serta menggemaskan, dan kulit lembut halus bewarna tan seksi yang minta disentuh. Tubuh mungil yang tegap. Dia berkilau an di bawah lampu dan sinar matahari yang menerobos masuk ke ruangan luas dan megah tersebut. Bersinar tampak seperti malaikat tanpa sayap.
Lelaki musang menyerngitkan keningnya bingung setelah menengok an kepalanya kebelakang perempuan sapphire itu. "Dimana Haruna?" suara baritone tegas terdengar.
"Haruna menyusul, ia sedang berurusan dengan Tenten untuk melatih junior." Perempuan itu menyahut pelan dan lembut tanpa menghilangkan wibawanya.
Mengurut pelipis nya pusing, lelaki musang itu membuang benda nikotin yang sedari tadi bertengger dimulut nya. Menatap perempuan beriris sapphire frustasi. "Bocah itu benar-benar... Kapan dia berhenti layaknya sok pintar."
"Nyata nya Haru-chan memang pintar, dan dia salah satu anggota terbaik dan berhasil masuk Anbu tanpa ujicoba. Ingat itu Saratobi-sama." Ralat perempuan sapphire itu dengan tanpa nada kesal yang ditutupi.
"Ckckck... shitt!"
"Berhenti mengumpat sensei. Akan ku laporkan pada Kurenai-san nanti."
Lelaki yang dipanggil Saratobi-sama itu menampilkan ekspresi kesal. "Oke.. Oke.. ck. Kalian sepupu biadab." mengangkat tangan ke atas, membuat posisi seperti orang menyerah.
Menampilkan seringaian. "Ku anggap itu sebagai pujian."
.
.
"Ehem. Dimana Temari? Bukankah aku sudah bilang datang 'berenam'." Kembali berekspresi datar dan menekankan kata berenam.
'Cih! Berusaha mengalihkan perhatian.' batin perempuan beriris sapphire.
"Seperti biasa... Temari-nee sedang menangani dua pembuat onar." Santai... perempuan sapphire menyahut santai.
Lelaki Saratobi itu benar-benar terlihat frustasi. "Aku benar-benar heran bagaimana bisa kakek tua itu merekut kalian..."
"Itu tergantung..." menyeringai lagi. Perempuan sapphire menatap pintu sekilas lalu menutup mata. "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Nanti keriputmu bertambah."
CTACK
Lelaki dari Clan Saratobi itu bersunggut kesal dengan muka yang memerah menahan marah sedangkan perempuan di depannya hanya tersenyum cantik seolah sedang berkomunikasi dengan seseorang dipikiran nya. "Mereka akan tiba." Menampilkan iris sapphire yang indah sebiru lautan luas samudra.
Benar saja setelah itu terdengar suara berisik yang diikuti pekikan nyaring, suara pukulan, dan teriakkan kencang bak di arena tinju.
CLECK
"Aku sudah bilang! Uchiha Sasuke itu lebih hebat dari lelaki nanas itu!" Perempuan beriris aquamarine dan perempuan beriris emerald berteriak kesal.
"Hei! Nara Shikamaru itu lebih tampan dan jauh lebih pintar dari si pucat bermuka datar!" Perempuan berambut cepol dua juga berteriak tak kalah kesal.
Sedangkan dua wanita dibelakangnya yang satu berambut merah dengan gradasi jingga diujungnya dan perempuan berambut kuning pucat yang dikuncir empat berjalan santai namun tidak untuk wanita yang berkuncir empat. Ekspresinya sedang berkedut menahan kesal.
DUAGH
"Awww~..."
"Bisakah kalian semua tenang. Lihat, kita sudah diruangan Asuma-san." perempuan berambut kuning pucat yang dikuncir empat, menghentikan perdebatan dan pembicaraan konyol di depan atasan mereka.
Aura hitam keluar dari tubuh Asuma. "Sudah selesai?" Menatap tajam kesekitar. "Bisakah kalian sehari saja tidak membuat keributan?"
"Tergantung..."sambil menyunggingkan senyum misterius yang ingin Asuma tembak ke kepala bawahan-bawahan tengil nya.
"Kalian ini sudah dewasa, mau sampai kapan kalian begini. Ehhh... yak! HARUNA!" ceramah panjang terhenti karena salah satu bawahannya yang paling tengil menyelonong ke tempat penjual minum yang entah bagaimana bisa ada di pojok ruangan.
DRAK
.
.
KLENTANG
.
.
Bunyi sesuatu ditendang diikuti benda berkaleng bersoda jatuh. Sebuah tangan berkulit putih seputih susu mengambil dan membuka kaleng itu.
Suara desissan minuman dan tegukkan orang minum entah mengapa menjadi pemandangan sangat erotis. Bagaimana leher itu bergerak naik turun dan bibir semerah buah delima mengecup lembut pinggir kaleng tersebut.
Haruna, perempuan berambut merah dengan jingga diujungnya yang dikuncir kuda asal-asalan menoleh menghadap mereka, menampilkan iris greynya menatap mereka dengan senyum meremehkan walaupun tertutup kaleng yang masih menempel di bibirnya.
Perempuan bermata aquamarine dengan rambut dikuncir kuda bewarna kuning pucat yang disisakan poni panjangnya menoleh ke arah Haruna. "Hoi! Kau Haru-chan!... ambilkan minuman ku juga." "Aku juga..."sahut perempuan beriris emerald sambil menganggukkan kepalanya yang bermahkotakan rambut seperti bunga sakura sebahu.
Haruna menaikkan sebelah alisnya melihat dua tingkah kedua nee-san nya ini. Tapi, ia tetap mengambilkan minuman kesukaan mereka.
Hap
.
.
Hap
.
.
Hap
.
.
Hap
.
.
Hap
.
.
"Wuhh... refleks yang bagus." Yamanaka Ino perempuan bermata aquamarine dengan rambut dikuncir kuda bewarna kuning pucat yang disisakan poni panjangnya mengelus dada.
Aura hitam mengelilingi tubuh Asuma, Naruto yang melihatnya hanya mengerling ke arah Haruna sang sepupu yang seperti kembaran. "Kalian!.. Bisakah kalian seri-..."
.
Hap
.
Terpotong lagi, karena gerakan refleks nya menangkap minuman dari si grey. "To the point..." Haruna berbicara dengan nada datar sambil berjalan ke arah Naruto sang sepupu kembaran.
Asuma mengelus dada berusaha sabar dan mempertahankan wibawanya. "Kalian kesini akan ku beri tugas penting. Tugas ini disampaikan langsung oleh kakek tua itu."
Naruto memutar bola matanya bosan. "To the point..." nada yang sama keluar tapi lebih lembut dan manis, semanis orangnya.
.
.
"Kalian tahu Taka Entertainment bukan?"
"Bukankah itu agensi yang cukup sukses di Konoha?" suara bernada malas keluar dari Sabaku Temari.
Asuma mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan. "Ya.. Seperti yang kalian tau, agensi itu cukup terkenal disini. Namun yang kalian tidak tau salah satu orang dalam sedang melakukan kecurangan dan tangan kanan Cuubi. Mafia sekaligus Yakuza terbesar di Asia yang menjadi buronan terbesar kita."
"Souka? Bagaimana bisa? Seperti nya itu tidak mungkin." Tenten... perempuan yang rambutnya dicepol dua membalas ragu.
"Hal seperti itu sudah mungkin di dunia ini. Kabarnya bantuan dana dari saham mereka yang turun diberikan oleh salah satu Yakuza." Naruto memberi tambahan penjelasan.
Temari menolehkan kepalanya cepat ke arah Naruto membuat rambut kuning pucat dikuncir empatnya bergerak. "Bagaimana kau bisa tau Naru?"
"Saratobi-sama sudah memberi kami tugas untuk menyelidiki agensi itu dari dalam. Dan yah... memang ternyata banyak kecurangan beserta keanehan disana."
"Maksudnya?" Sakura bertanya.
Naruto menghela nafas. "Entah lah... data pemasukan yang tidak sesuai dengan pengeluaran..."
.
Hening sesaat.
.
"Bukan kah itu sudah biasa? Korupsi... Hal yang lazim bukan." Ino menimpali.
"Masalah nya server keamanan yang mudah ditembus bahkan mungkin, tidak diberi sistem keamanan. Semua data perusahan kosong, yang penting pun itu nihil. Sama sekali tidak ada."
"Tapi keamanan diluar terlihat ketat seolah ada sesuatu yang berharga disana. Dan pemasukan perusahan itu 2x lipat dari pengeluaran. Seolah-olah dana mengalir bagi air terjun. Terus... tanpa henti. Pemasukan yang tidak sewajarnya dan pengeluaran yang biasa-biasa saja." Jelas Haruna panjang lebar.
"CEO nya pun mempunyai pendapatan yang fantastis tidak sesuai yang kita perkirakan. Data perusahan juga nihil ditangannya. Dari kata beberapa karyawan dia sering membuat pertemuan dengan klien . Tapi, yang kita dapatkan kan nol. Mereka tidak mempunyai kilen Yakuza dan data pesawat yang menyembunyikan identitasnya." Tambah Naruto.
"Yah... itu ganjil. Sangat ganjil." Ino setuju dengan ucapan Naruto.
"Kita selidiki di dalam perusahan bersih, karyawan nya pun bungkam tidak tahu. Rumah CEO nya pun bersih beserta laptop dan sever lainnya seolah memang disetting seperti itu." Haruna berbicara tegas.
Temari sang analisis mengerutkan kening tanda berpikir. "Lalu bagaimana kau bisa tahu bahwa mereka berhubungan dengan Cuubi?" Pertanyaan itu menuai anggukan setuju dari mereka minus Naruto, Haruna, dan Asuma.
"Kalian masih ingat laporan misi di Jepang, tepatnya di Tokyo enam bulan lalu? Dari data itu memiliki beberapa kecocokkan seperti pengeluaran dan rapat klien nya." Naruto menjawab Temari setelah meminum cappucino latte kaleng nya.
Ino menatap Naruto serius. "Jadi menurut Naru-chan klien Yakuza yang dimaksud bajingan tengik itu dia."
Naruto mengangguk mantap." Yap! Seperti nya itu mereka. Menurut ku pelakunya lebih dari satu orang dalam."
Sakura menyesap minumannya dalam. "Yeah... I think like that."
.
PROK
PROK
PROK
.
"Oke ladies... sudah jelas kan mengenai hubungan misi kita kali ini?" Asuma bertepuk tangan keras berusaha mengembalikan ekstensi nya.
Mereka mengangguk kompak. "Oke misi kita kali ini adalah, menyamar masuk menjadi staff mereka. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, cari bukti, sadap servernya, cari pelaku, tangkap dan seret bawa mereka kembali. Kita harus bisa menaklukkan Cubbi." Asuma berkata tegas, penuh wibawa.
Haruna dan Naruto mendengus kesal. "Cihh.. kau Oji-san tua bangka, sangat gampang sekali memerintah." sarkas Haruna dan Asuma hanya bisa pasrah.
Sakura memiringkan kepalanya bingung. "Urusan penyamaran dan identitas kami bagaimana?"
"Tenang saja... Semua sudah di urus departemen teknologi dan komunikasi."
"Temari dan Tenten, kalian akan menjadi manager. Sakura dan Ino kalian akan menjadi pelatih vokal. Dan devil twins... kalian akan menjadi asisten manager dan artis. Peran kalian disini sangat penting. Jika ada tenggang waktu cari informan dalam dan luar. Wakatta?"
"Tapi siapa yang akan kita tangani? Maksudku kita menjadi manager dan asisten bukan? Berati, kita akan terlibat dengan salah satu artis dari mereka." Ino mengkerutkan alis, bingung. Ucapan Ino menuai angukkan setuju kecuali Asuma, Naruto, dan Haruna.
"SHINOBI." Satu kata tegas dari Asuma membuat seisi ruangan hening seketika.
.
"lie.. lie." Haruna menjawab dingin dan datar, penuh keteguhan.
Sakura dan Ino sontak memutar bola mata mereka bosan. "Oh ayolah Haru-chan... kapan lagi kami bisa mendapatkan kesempatan emas ini." Ino si penggoda ulung mencoba merayu Haruna dengan alis yang dinaik turunkan menatap Haruna.
Iris grey itu menyipit tajam, berusaha mengintimidasi Asuma. "Sekali tidak tetap tidak."
"Haruna, lebih baik kau menerimanya. Ini merupakan kerja sama dari 3 negara. Misi yang besar." Asuma mencoba merayu Haruna.
"Tiga negara?" Sakura bertanya.
"Konoha, Suna, dan Uzu. Kebetulan Uzugakure memiliki tujuan dan kerugian yang sama. Mereka dipihak kita."
"Sudah kuduga..." gumam Temari pelan.
"Bagaima-..."
"80%" Haruna memotong ucapan Asuma dengan serius.
"Hah?!" Spontan seluruh orang diruangan ini berteriak kecuali Naruto yang mengerlingkan matanya senang dan Haruna yang menatap Asuma datar.
Haruna berdecak kesal. "80%".
"No.. No way. Fifty fifty." Asuma menjawab setelah connect.
Ino bersunggut kesal. "Sensei yang benar saja?!"
"80 persen. Kami terima." Lanjutnya lagi.
Asuma tidak mau kalah."60 40, bagaimana?"
Temari memutar bola matanya malas, selalu seperti ini. "Sudahlah Asuma-san.. mengalah.. kau seperti anak kecil saja." Asuma menatap kesal Temari.
Sakura menyeringai melihat ekspresi Asuma ketika mendengar ucapan Temari. Nee-san nya yang satu itu memang terkadang bisa diajak bekerja sama. "Ayolah Asuma.. Jangan bercanda. Kami ini berenam." Bujuk Sakura.
"Ani... Bagaimana dengan 70, 30?" tawar Asuma lagi. Tenten yang diam sedari tadi angkat bicara. "Ini tiga negara, pasti sangat besar bukan? Jangan mencoba merampok kami."
"Oh... ayolah, ini adil 70 30."
"72 persen, atau cari yang lain." Naruto memutuskan kompak membuat ke lima orang minus Haruna dan Naruto di ruangan itu menoleh ke arah Naruto.
Ino yang tidak terima berusaha memprotes."YAK! NAR-..."
"Oke deal..." potong Asuma senang tanpa menyadari seringaian Naruto dan Haruna.
Ino yang kesal ingin berkoar kembali sebelum senyuman dan tatapan Naruto menghentikan emosinya. "Kapan misi ini dimulai?"Naruto menatap Asuma langsung ke matanya.
"Besok... misinya akan dimulai besok. Dan pekerjaan kalian yang lain harus selesai hari ini 'juga'." Asuma bergerak menyamankan duduknya.
.
Ucapan Asuma sontak membuat suasana hening. Suasana diruangan itu berangsur-angsur tampak mencekam dengan aura yang keluar dari ke enam perempuan di depannya. Asuma yang menyadari hanya tersenyum penuh kemenangan tanpa menyadari aura paling kelam di sebelah Naruto.
Sedangkan Naruto hanya tersenyum tidak terganggu akan hal itu. 'Ini akan menjadi hal yang menarik' batinnya antusias.
.
.
.
.
.
1
.
.
.
.
.
.
2
.
.
.
.
.
3-...
"ARGHHHHH!.."
.
.
Dan tepat setelah itu terdengar teriakan memekakan telinga keluar dari Asuma setelah bertatapan dengan mata beriris ruby terang dengan seringai di bibir kissable nya.
.
.
.
.
My Gentle Girl
TBC
Next Chapter
.
.
"Shikamaru..."
.
.
"Mendoukusei.."
.
.
"Bagaimana dengan Gaara?"
.
.
"Gaara.. bukankah ini aneh? Bagaimana bisa semuanya mengalami pergantian seperti ini?"
.
.
."Aku tentu saja sudah."
.
.
"Anbu.."
.
.
OHAYO MINNA! VIE BALIK BAWA FF BARU LAGI. Hihihi maaf ya.. bukan lanjutin ff lain yang nganggur malah nambah pekerjaan lagi. Ini gimana? Bagus ga? Pasti aneh ya? Dan mm.. kalau ini responnya bagus bakal Vie lanjut ke tahap yang berikutnya. Jadi mohon reviewnya...
Untuk It's nothing impossible yunjae dan Lucky Fans Sasufemnaru version bakal saya update habis UAS ya.. entah itu bulan desember awal atau akhir, doain aja mudah-mudahan author ga sibuk.
Author note: Hinata akan main disini tapi tidak menjadi tokoh seperti Anbu karena tokoh Hinata yang feminim dan malu-malu, sangat tidak elit sekali bila tiba-tiba Hinata menjadi seperti yang ada di Genjutsunya Tenten saat tsukoyomi.
Sebelumnya terima kasih buat yang udah mau baca dan review ini cerita.
.
.
.
Arigatou^^
Don't forget to review, oke?^^