Minghao membuka matanya perlahan, ia mendongakkan kepalanya untuk melihat Jun. Jun nampak terkejut, dan memundurkan badannya perlahan.

"A-apa gege bilang?" Tanya Minghao terbata bata

Jun langsung bangkit dari posisinya, dan diikuti oleh Minghao, kini mereka berdua terduduk sambil berhadapan

"Maafkan aku Hao" ucap Jun sambil menundukkan kepalanya

Dengan tergesa gesa Minghao bangkit dan ia berlari meninggalkan Jun yang terduduk lemas di bawah pohon maple.

"MINGHAO!" Teriak Jun

.

.

.

"Semua lukaku, adalah medaliku."

Title : 勋章

Pairing : Soonhoon, Junhao, Meanie

Cast : All member Seventeen and Others

Genre : Hurt/Comfort, Drama, Romance.

Rating : T+

Length : Chaptered

.

.

.

"Wonwoo hyung!" Panggil Mingyu

Wonwoo menghentikan tariannya dan menoleh ke arah Mingyu

"Ada apa?" Tanya Wonwoo

"Ini" jawab Mingyu sambil melemparkan botol berisi air mineral, dan dengan sigap Wonwoo tangkap dan ia teguk habis

"Kau seperti onta." Sinis Mingyu

"Sialan kau tiang!" Balas Wonwoo sambil menonjok lengan kekar Mingyu. Mingyu hanya meringis dibuatnya, namun setelahnya mereka tertawa bersama.

Perlahan Mingyu mulai memeluk pinggang ramping Wonwoo yang membuat sang empunya sedikit terkejut.

"Min-" ucapan Wonwoo terpotong

"Sstt, biarkan seperti ini dulu hyung" ucap Mingyu sambil mencium bahu sempit Wonwoo.

"Tapi- kalau ada melihat bagaimana Gyu-ie?" Tanya Wonwoo sembari mengusap tangan besar Mingyu yang melingkar di pinggangnya

"Tak akan ada yang melihatnya hyung" Mingyu menjawabnya dengan nada santai

"Mingyu?"

"Ya hyung?"

"Sampai kapan hubungan kita terus di semb-" lagi lagi ucapan Wonwoo terputus karena bibir tebal Mingyu mendarat di bibir tipisnya.

"Mmh~" erang Wonwoo

Mingyu melepaskan tautannya, dan mulai menangkup pipi tirus Wonwoo, di tatapnya mata kucing kekasihnya

"Tunggu sebentar lagi hyung, bersabarlah"

.

.

.

"Pemirsa, agensi KSY kini telah membuka pendafataran bagi siapapun yang berminat menjadi trainee di agensi tersebut. Sama seperti tahun sebelumnya KSY agensi sudah menyebarkan sebanyak lima ribu brosur bagi siapa saja yang berniat. Demikian informasi yang dapat saya sampaikan. Terima kasih"

Jihoon langsung mematikan televisinya dan berjalan menuju dapur untuk meminum susu

"Kau tidak tertarik untuk mencobanya Jihoonie?" tanya Jeonghan sambil memakan keripik kentang kesukaannya

"Apa? Menjadi trainee di agensi KSY? untuk apa?" Tanya Jihoon balik

Jeonghan memutar bola matanya malas

"Tentu saja agar kau menjadi terkenal karena bakat terpendammu itu pak 'musisi' dan agar perekonomianmu sedikit terbantu" ucap Jeonghan sambil menekankan kata 'musisi'

"Tidak. Terima kasih. Lebih baik menjadi musisi jalanan hyung" jawab Jihoon sarkastik kepada hyung tersayangnya itu

"Mengapa tidak? Jihoonie?"

"Mengapa tidak? Kau tau hyung? Menjadi trainee di sebuah agensi kita dipekerjakan seperti robot tau!"

"Tetapi kan setelahnya kau akan mendapat balasan yang setimpal" ucap Jeonghan sambil setia mengunyah keping per keping keripik kentangnya.

"Tetap saja hyung"

"Tetap saja apanya?"

"Tetap aku tidak mau!"

"Hmm ya terserah kau sajalah, aku hanya menyarankan Jihoonieku"

"Saranmu tak berguna"

"Dasar bocah sialan!" Pekik Jeonghan

"Hahahahah ampun hyung"

.

.

.

"Minghao! Tunggu!" Teriak Jun sambil mengejar Minghao yang terus berlari menuju rooftop sekolah

Jun terus berlari mengabaikan tatapan tanda tanya dari beberapa siswa maupun siswi yang berlalu lalang dan melihat kejadian kejar-kejaran antara Minghao dan Jun. Yah walaupun kini sudah pulang sekolah tetap saja ada beberapa anak yang masih betah di sekolah

Sesampainya mereka di rooftop Minghao menghadap ke pagar dan memunggungi Jun yang berdiri beberapa meter di belakangnya

"Ming-" ucapan Jun terputus ketika Minghao bertanya

"Dari kapan ge?" Tanya Minghao tanpa menoleh kearah Jun

"Minghao dengarkan dulu pen-"

"Aku tanya dari kapan ge?!" Nada bicara Minghao mulai menaik satu oktaf.

Jun dibuat bungkam bentakan Minghao

"Semenjak kita kelas satu Junior High School" jawab Jun final

"Mengapa bisa?" Tanya Minghao

"Entahlah, a-aku pun tak mengerti.." Jun menundukkan kepalanya, ia mengusap kasar wajahnya. Jun terlihat sangat frustasi.

'Seandainya aku tak berbicara yang sesungguhnya kepada Minghao'

'Seandainya aku tak mencari Minghao'

'Seandainya aku tak menyusul Minghao'

'Seandainya..'

'Seandainya...'

'Se-'

"ARRGHH!" Jun memukul keras tembok pembatas di rooftop, membuat Minghao menolehkan kepalanya dan terkejut ketika melihat Jun yang memukul tembok pembatas dengan cukup keras

"Ge-gege" ucap Minghao terbata

"Terserah jika kau akan membenciku nanti Minghao" Jun berucap sambil menatap nanar ke arah Minghao, mata Jun sedikit berair, nafasnya tersengal, mukanya memerah. Ketika emosi, perasaan sedih dan kecewa bersatu menjadi satu di dalam diri Jun.

"Maafkan aku yang tak bisa terus menerus menahan perasaan ini. Maafkan aku yang tak bisa menjadi sahabat yang sepantasnya bagimu" lanjut Jun

Minghao hanya terdiam menatap tangan Jun yang berdarah akibat ia memukul tembok pembatas tadi.

Perlahan Jun mulai meneteskan air matanya perlahan, ia menundukan kepalanya. Jun menangis dalam diam membuat Minghao sedikit panik dibuatnya

Jun mengusap kasar lelehan air matanya menggunakan punggung tangan kanannya yang berdarah karena ia yang memukul tembok pembatas tadi. Hingga wajah tampannya sedikit dihiasi oleh bercak darah.

Keduanya kini hanya terdiam. Jun menangis dalam diam dan Minghao hanya bungkam ketika melihat sahabat terkasihnya menangis.

GREP

Tubuh Jun sedikit menegang ketika ia merasakan seseorang memeluknya dengan erat

"Aku akan mencoba untuk membuka hatiku untukmu ge.. maafkan aku yang selama ini tak peka terhadap perasaanmu" ucap Minghao final

Minghao mengusap punggung lebar Jun dan membenamkan wajah manisnya di bahu Jun. Tangan Jun kini terangkat dan membalas pelukan sahabatnya

"Aku tak akan memaksamu untuk membalas perasaanku, maafkan aku menjadi sahabat yang bre-"

"Ssstt, ini bukan salahmu ge, disini tidak ada yang benar maupun yang salah" jawab Minghao sambil menatap lekat ke arah mata Jun, Minghao mengusap bekas air jejak air mata di pipi Jun, Minghao tersenyum semanis mungkin dihadapan sahabatya membuat Jun ikut mengangkat kedua sudut bibirnya hingga membuat sebuah senyum simpul yang membuat siapa saja akan tergila gila akan ketampanannya.

"Nah, ayo ge ikut aku! Aku akan membersihkan lukamu" ucap Minghao sambil menampilkan deretan gigi rapihnya.

Mereka pun meninggalkan rooftop dan berjalan menuju UKS.

Pssstt! Tunggu dulu- apakah kini mereka resmi, ataukah mereka masih menjadi sepasang sahabat? Huft, entahlah! Aku pun tak tahu kkk~

.

.

.

Hari demi hari terus berlalu Soonyoung dengan giat terus melihat para peserta yang akan menjadi trainee di agensinya.

Namun sayangnya kenyataan yang terjadi malah diluar ekspetasi. Hingga kini tak ada salah seorang pun yang lulus dalam seleksi tersebut hingga membuat para staff agensi KSY dibuat pusing.

"Soonyoung, bagaimana ini?" Tanya Dokyeom dengan nada yang frustas

"Entahlah, kenapa jaman kini sulit sekali mencari orang berbakat?! astaga aku bisa gila" sahut Soonyoung sambil mengacak rambutnya

"Waktu yang tersisa tinggal enam jam lagi, dan belum ada yang lolos" lanjut Soonyoung sambil membaringkan tubuhnya diatas sofa di ruang kerjanya

Mungkin efek stress kini Soonyoung hanya berputar putar tidak jelas diatas sofanya, sambil menggumamkan kata yang tidak jelas, lalu ia mengambil ponselnya dan melemparnya sembarang. Kakinya ia goyangkan secara asal. Terlihat gila memang.

"Kwon Soonyoung kau tampak seperti bocah" cibir Dokyeom sambil melempar bantal kearah kepala Soonyoung

"Hnnggg" yang dilempar bantal hanya bergumam makin tak jelas.

"Sudahlah, lebih baik temani aku makan!" Ajak Dokyeom

"Hnggg"

"Aku lapar Soonyoung~"

"Hnnnggg"

"Soonyounggg"

"Hnnnnmmm"

"Kwon Soonyoung"

"Hmmmmm"

"ASTAGA SOONYOUNG!" Dokyeom langsung menarik telinga Soonyoung hingga Soonyoung kembali sadar dalam lamunannya yang tak jelas.

"Cepat temani aku makan bodoh! Siapa tau kau dapat pencerahan! Dasar presdir bodoh!" Dokyeom langsung menarik kaki kiri Soonyoung hingga Soonyoung terjatuh dengan tidak elitnya dari atas sofa.

Dengan sadisnya Dokyeom menyeret Soonyoung sampai keluar ruangan, aksi seret menyeret tersebut dilihat oleh seluruh staff yang berada di dalam gedung tersebut.

"YAAAK! DOKYEOM! LEPASKAN!" pekik Soonyoung histeris

"TIDAK!" Balas Dokyeom dengan jeritan

Yang melihat kejadian tersebut hanya tersenyum ketika melihat kelakuan childish kedua atasan mereka

"KAKIKU DOKYEOOMM! SIALAN KAAU!"

"APA KAU?!"

"YAAAK!"

Dasar childish.

.

.

.

Itu adalah mimpiku yang paling pertama dimana kisah dimulai

Semua bintang berkelip karena diriku

Akhirnya aku bisa melihat diriku yang biasa ini

bertemu dengan saat dimana aku menjadi unik

Dengan peristiwa yang tak diketahui berada di depan

dan angin laut bertiup sepoi-sepoi di wajahku

Nyanyian Siren menggodaku untuk menyingkirkan alasanku

Dan mereka bilang tiap-tiap ombak badai

akan membanjiri kepalaku

Namun aku akan maju seperti Odysseus

Menuju orientasiku sendiri

Bahkan jika para dewa mungkin menghentikanku di sisi pantai yang lain

Saat aku harus berdiri sendiri

Di medan perang nun jauh

Mimpiku menjadi senjataku

Sementara semua luka yang kubawa

Menjadi medali-medaliku

-Lu Han (Medals) with translate Ind))

"Jihoon, kau sedang apa?" Tanya Jeonghan ketika melihat sahabatnya sedang sibuk menulis sesuatu

"Membuat lagu." Jawab Jihoon singkat sambil terus melanjutkan kegiatannya.

"Membuat lagu lagi?" Tanya Jeonghan lagi

"Hmm" dan hanya dibalas gumaman oleh yang ditanya.

"Tidurlah Jihoonie, ini sudah larut malam" ucap Jeonghan

"Tidak. Aku akan menyelesaikan ini dulu, karena besok aku akan mulai bernyanyi lagi yeeaay" pekiknya riang

Jeonghan hanya menghela nafasnya perlahan,

"Jika sudah jam dua belas malam, kau harus tidur ya"

"Ya hyung"

Jeonghan pun menidurkan badannya di kasur sederhana milik Jihoon, beberapa menit kemudian Jeonghan sudah terlelap.

Jihoon tersenyum simpul melihat Jeonghan tidur nyenyaknya, ia pun bangkit dari tempat duduknya dan menyelimuti badan Jeonghan dengan selimutnya yang super hangat.

Jihoon mendekati Jeonghan, tiba tiba sekelibat ide jahil pun hinggap di kepala Jihoon

"Jaljayo hyung~" bisik Jihoon, ia pun langsung menyentil dahi Jeonghan dengan cukup keras

"Nnnggggg!" Erang Jeonghan

Jihoon pun hanya terkekeh melihat sahabat sekaligus seseorang yang sudah ia anggap kakaknya itu mengerang sebal.

.

.

.

Seperti biasa Seungcheol, Wonwoo, Mingyu dan Hansol akan membuat keributan di sekolah pada pagi hari, dan itu sudah menjadi rutinitas mereka sehari harinya.

Sayangnya, dewi Fortuna sedang tidak berada di pihak Jihoon. Jihoon berjalan dengan santai bersama Jeonghan. Mereka berdua melewati lorong yang menuju ke kelas mereka. Namun sayangnya Seungcheol dan kawan kawannya telah menunggu Jihoon dan Jeonghan sepertinya

"Pagi manis" goda Seungcheol kepada Jeonghan yang sedang berjalan bersama Jihoon.

"..." tidak ada jawaban dari Jeonghan, hingga pergelangan tanganya kini di tarik oleh Seungcheol membuat Jeonghan sedikit meringis akibat ulahnya.

"Tatap dan balas jika kau sedang disapa olehku manis" bisik Seungcheol tepat di telinga Jeonghan

"Jangan macam macam pada Jeonghan Choi Seungcheol." Geram Jihoon ketika melihat sahabatnya digoda oleh sekelompok orang brengsek.

Seungcheol berjalan perlahan kearah Jihoon dengan seringaiannya yang begitu menjijikan -begitulah pikiran Jihoon.

"Pagi pagi sudah mencari masalah denganku hm?" Tanya Seungcheol sambil menarik paksa dagu Jihoon agar Jihoon menatap ke arahnya.

"Justru kau yang mencari masalah denganku- bastard." Ucap Jihoon santai

BUGH

Satu bogeman mendarat di pipi mulus Jihoon, membuat sudut bibir Jihoon berdarah akibat perbuatan Seungcheol. Jihoon hanya tersenyum sinis dan-

BUGH

-Jihoon balik memukul pipi kiri Seungcheol hingga Wonwoo, Mingyu, dan Hansol membantu Seungcheol untuk bangkit karena ia sempat oleng dengan bogeman dari Jihoon

"Stop! Seungcheol! Berhenti mencari masalah dengan Jihoon" Jeonghan sedikit berteriak kepada Seungcheol

"Tapi dia yang mencari masalah denganku Jeonghanie" elak Seungcheol

"Jangan ke anak-anakan Seungcheol" bentak Jeonghan

"Yaah~ baiklah karena malaikatku mulai marah, akan lebih baik jika aku mengalah. Sampai jumpa Jeonghanieku~~" ucap Seungcheol sambil berjalan bersama Wonwoo dan kawan kawan meninggalkan Jihoon dan Jeonghan

"Sudah aku bilang jangan meladeni kelakuan Seungcheol lagi Jihoon!" Omel Jeonghan sambil membersihkan luka di sudut bibir Jihoon -seperti ibu yang sedang mengomeli anaknya

"Tapi aku tak suka jika hyung diganggu" jawab Jihoon sambil menatap polos arah Jeonghan

"Tapi tetap saj- OH TUHAN BETAPA IMUTNYA KAU JIHOONIEKU SAYANG" ucapan Jeonghan terputus saat melihat tatapan polos Jihoon dan mengabaikan berbagai tatapan dari siswa maupun siswi yang berlalu lalang di lorong tersebut.

Kenapa Jeonghan menunjukkan reaksinya yang sedikit -ehem- berlebihan? Karena, oh- hei! Seorang Lee Jihoon yang dikenal sebagai orang yang dingin, jutek, dan sedikit berandal itu mengeluarkan tatapan polosnya!? Astaga bahkan itu mungkin hanya terjadi setahun sekali! Oh okay, anggaplah Jeonghan sedikit hiperbola, tapi memang itulah kenyataannya.

Jeonghan langsung mencium kedua pipi chubby Jihoon

"Ewh, hyung! Kau menyebalkan!" Protes Jihoon saat pipinya dicium mesra oleh Jeonghan

Jeonghan hanya menyengir layaknya orang bodoh. Jihoon hanya membalasnya dengan tatapan datar khas miliknya dan mulai berjalan menuju kelasnya

.

.

.

"Presdir Kwon, maaf karena tidak ada yang lolos dalam seleksi tahun ini.." ucap salah satu staff agensi KSY

Soonyoung menghela nafasnya dengan kasar, gagal sudah semua rencananya. Makin hari grafik penjualan di saham KSY makin menurun membuat Soonyoung makin pusing dibuatnya

"Yasudahlah, kau silahkan keluar" ucap Soonyoung, staff tersebut langsung meninggalkan ruangan Soonyoung

"Jangan menyerah begitu saja Soonyoungie, aku yakin pasti akan ada yang menggantikan posisi Yixing hyung" Dokyeom berusaha menenangkan Soonyoung

"Ayo kita ke sungai Han saja dulu, yah~ hitung hitung refreshing, baru kita mencari solusi!" Ajak Dokyeom

Soonyoung hanya menganggukan kepalanya dengan sedikit lesu

.

.

.

Jihoon mulai duduk di kursi tempat dia biasa menjalankan profesinya sebagai musisi jalanan di sekitar sungai Han.

Ia mulai memetik senar gitarnya dan mulai bernyanyi

Gùshì kāishǐ zài zuìchū dì nàgè mèng zhōng

( Itu adalah mimpiku yang paling pertama dimana kisah dimulai)

Mǎn tiān xīngguāng zhǐ yīn wǒ ér shǎnshuò

( Semua bintang berkelip karena diriku)

Wǒ kàn dào píngfán de wǒ yě huì

Yǒu yīkè bù pǔtōng

( Akhirnya aku bisa melihat diriku yang biasa ini bertemu dengan saat dimana aku menjadi unik)

Qiánfāng shì wèizhī

Yíngmiàn shì hǎifēng

( Dengan peristiwa yang tak diketahui berada di depan dan angin laut bertiup sepoi-sepoi di wajahku)

Sāi rén de gēhuì yòu rén wàngjì chūzhōng

( Nyanyian Siren menggodaku untuk menyingkirkan alasanku)

Tāmen shuō měi yīgè fēnglàng

Dōu nénggòu yānmò wǒ

( Dan mereka bilang tiap-tiap ombak badai akan membanjiri kepalaku)

Reff:

Kě wǒ huì xiàng ào dé xiū sī yīyàng

( Namun aku akan maju seperti Odysseus)

Cháozhe xīnzhōng de fāngxiàng

( Menuju orientasiku sendiri)

Nǎpà zhòng shén huì zài bǐ'àn zǔdǎng

( Bahkan jika para dewa mungkin menghentikanku di sisi pantai yang lain)

Dāng wǒ xūyào dúzì zhàn zài

( Di medan perang nun jauh)

Yuǎnfāng de shāchǎng

( Mimpiku menjadi senjataku)

Wǔqì jiùshì wǒ jǐn wò de mèngxiǎng

( Sementara semua luka yang kubawa)

Ér wǒ shòuguò de shāng

Dōu shì wǒ de xūnzhāng

( Menjadi medali-medaliku)

Suara tepuk tangan dari para penonton terdengar meriah, walaupun Jihoon menyanyikan lagunya dalam bahasa Mandarin, namun tetap saja suaranya yang indah begitu enak untuk di dengar. Lembaran won pun Jihoon peroleh.

Soonyoung yang tengah berjalan di sekitar sungai Han bersama Dokyeom sontak melihat ke arah sumber suara

Ketika berjalan menuju sumber suara Soonyoung melihat lelaki mungil sedang asik menyanyikan lagu dan memetik senar gitar. Senyumnya tak pernah pudar saat menyanyikan lagu, hingga matanya membentuk eyesmile yang begitu manis. Suaranya yang merdu membuat siapa saja akan kecanduan untuk mendengarkannya.

"Uh? Permisi" ucap Soonyoung sambil terus berjalan menuju Jihoon

"Uhm, siapa namamu? Tertarikkah kau untuk masuk ke agensiku?" Tanya Soonyoung kepada Jihoon.

.

.

-To be continue

.

.

.

Balasan review :

FairyFaith : hayoo tebak siapa couplenya Jeonghan hahhaha, di chapt sini udh ada tanda2 kok siapa couplenya Jeonghan. Thanks ya

Naega Joy : yaah salah tebakannya hahahahhahahahhahha *Jio seneng .g

Hehehe ini udh dipanjangin kok, love u too~

270 : salah hayo salaahh hahahhahahah thanks yaa

m2hyj : xiexie~

Firda473 : iya deh wkwk, disini Jihoon umurnya 17 dan Soonyoung 22 thn, jd ceritanya Soonyoung itu Eksekutive muda lah aciat wkwk.

Jung Eun Ri714 : iyasih, Soonyoung pan hyperactive gt yak tiba2 jd presdir jd berubah ahahhahaha, tp emg disini kan Jio buat sebagian member seventeen itu beda dr aslinya, jd dibuat sengaja berubah 180 derajat gt hahaha, thanks ya

Jung Heerin : hahahaha Jihoon hrs kuat(?) Iya hahahaha, thanks yaa

Valiens : Jio lg suka bgt sm Junhao makanya Jio sisipin Junhao disini hahaha, thanks ya

SweetHoon : ntar Junhao jadian kok *ini bocoran. Hahahah disini dikasih clue nya siapa yg bakal jd couple Jeonghan nanti, xie xie hehehe

ohyuns : knp ga bisa ngebayangin hayooo wkwkkw

BSion : cocok apa(?) Wkwkwk xie xie yaa hahahha :'v

gg0098 : Jihoonnya Jio buat menderita yes .g hahahha thanks ya

Sekian dl balasan review dr Jio, Jio tunggu ya review selanjutnya!

Ah, satu lg. Makasih banyak buat yg udh follow, review, sm favorit in ff Jio yg abal ini hahhaha, maaf gabisa Jio sebut satu2. Yang jelas, makasih sebanyak banyaknya buat yg udh dukung Jio sm Lia.

Xiexie! W/ love Jio and Lia