Mingyu Marah Besar (part 3)

:Seventeen:

:Meanie and Other:

::

RS "S"

Para namja itu menangis. Menangisi nasib kedua teman mereka, yang meskipun beruntung, namun keduanya tetap harus dilarikan ke rumah sakit. Yang satu terkena luka cukup parah, yang satu lagi membutuhkan bantuan oksigen dan mengalami trauma.

"Hiks hiks bagaimana ini?" tangis Jihoon. Jisoo menenangkannya.

"Mereka baik-baik saja, hanya tinggal menunggu waktu sampai mereka bangun~" ujar Jisoo lembut. Jihoon mengamini ucapan kekasihnya.

Keluarga Jeon dan Kim yang mendengar kabar mengenai anak mereka tidak bisa tidak syok. Seungcheol selaku leader dan member tertua benar-benar meminta maaf karena tak bisa melindungi keduanya.

"Gwaenchana Seungcheol-ah, gwaenchana kau juga sudah berusaha!" ujar Jeon abeoji. Kim abeoji mengangguk.

"Kau sudah menjalankan tugas sebagaimana mestinya, ini mungkin ketidak beruntungan mereka saja!" ujar Kim abeoji.

"Meskipun begitu saya tetap meminta maaf~" kedua namja paruh baya itu mengangguk.

"Ne ne gwaenchana gwaenchana~"

Beda dengan Bohyuk yang duduk di samping ranjang hyungnya dan memandang sendu. Meskipun di rumah mereka selalu bertengkar, namun sebenarnya justru itulah cara Bohyuk menyampaikan rasa sayangnya pada sang hyung.

"Hyungie~" lirihnya. Seungkwan menepuk pundak Bohyuk.

"Dia akan bangun, Hyuk!" ujar Seungkwan. Bohyuk tersenyum tipis.

"Dia memang harus bangun Seungkwan. Aku harus memukulnya karena sudah membuatku menangis khawatir! Ah! Bukan aku sekali!" ujar Bohyuk yang ditanggapi tawa oleh Seungkwan.

"Mereka pasti bangun~" ujar Hansol.

.

.

Flashback

"MATI SAJA KALIAN BERDUA! HYAAA!" SYATT! CRAHS! BRUK!

Yeoja gila itu berlari dan menghunuskan katana yang dia pedang pada sosok Wonwoo dan Mingyu, namun ternyata yang dia hunus bukanlah dua idol itu, melainkan salah satu anak buahnya yang tadi melepaskan Wonwoo.

"K-Kau-?" yeoja tadi berjalan mundur dengan tubuh gemetar. Sedang namja yang melindungi tubuh Wonwoo dan Mingyu itu tumbang seketika.

"Uhuk c-c-ce-pat p-p-pergi uhuk selematkan uhuk diri ka-li-an" mata Wonwoo membola tak percaya.

"A-ajhussi? Ajhussi irreonayo ajhussi! Ajhussi!" Wonwoo mengguncang pelan tubuh tak bernyawa itu. dia menangis. Kenapa demi dirinya harus ada orang yang terluka? Pertama Mingyu dan kedua ajhussi yang melepaskannya.

"Ajhussi irreonayo!" tangis Wonwoo. Mingyu yang melihatnya menggeram marah, meskipun tangan kanannya terluka, dia masih bisa menggunakan tangan kirinya. Heol, dia pandai bela diri, okay?

"Wah bagus! Yeoja sepertimu bisa membunuh juga ternyata!" ledek Mingyu. Yeoja tadi menatap nyalang pada Mingyu. Wonwoo yang mengetahuinya berdiri sembari menggenggam jemari Mingyu.

"Jangan Mingyu, kau terluka!" ujar Wonwoo. Yeoja tadi tertawa keras.

"Oh lihat adegan manis ini, sayangnya aku muak!" yeoja tadi menyerang Mingyu, dengan gesit namja tampan itu menggunakan lengan kananya menahan yeoja tadi dan menggunakan tangan kirinya untuk menjatuhkannya. BRUK!

"Berani uhhuk sekali kau pada wanita? Sial!" yeoja tadi menyuruh anak buahnya menyerang Mingyu yang tangan kosong. Namun namja bertaring itu menarik sebuah sapu tangan dari kantong jaketnya, lalu menarik pelan katana dari dada ajhussi yang menolongnya. Seringai iblis terukir di bibirnya.

"Ayo maju!" tantangnya, Wonwoo menegang takut, kekasihnya memang jago bela diri, tapi tidak dengan keadaan terluka begini.

BRUK! BRAK! SRET! CRASH! DUG! DUAK! BRAK! BRUK!

Wonwoo menangis takut. Banyak yang tumbang karenanya. Mingyu menendang memukul dengan tangan kiri, menahan serangan dengan lengan kanan dan kedua kakinya. Wonwoo berjongkok takut di belakang Mingyu. Ini bukan adegan yang ingin dia lihat.

"KIM MINGYYUUUUU!"

DAGH! BRUK!

"Dasar bodoh! Kau sudah terluka, ini urusan kami!" ujar Seungcheol yang muncul bersama Jisoo, Jun dan Minghao membantu membereskan para anak buah yeoja gila yang saat ini menatap marah.

"Siapa yang mengundang kalian, HAH?! BUNUH MEREKA SEMUA!" para namja berjas itu menyerang mereka. Namun dengan gesit dan lincahnya Jun dan Minghao berhasil menumbangkan 5, Seungcheol dengan kuat memukul ulu hati para namja berjas itu hingga tumbang. Mingyu menggunakan kaki, dan tangan kirinya yang memegang katana yang sudah dia beri sapu tangan, sehingga tidak akan meninggalkan bekas sidik jari, kecuali sidik jari yeoja gila yang membunuh ajhussi yang menolongnya. Wonwoo sudah tak sadarkan diri, selain karena syok, kaget, dia juga mengalami sesak nafas, dia butuh udara. Mingyu yang menyadarinya segera menggendong Wonwoo meskipun tangannya sakit, namun-

"Biar aku saja!" Jisoo mengambil alih tubuh ringkih Wonwoo dan menggendongnya. Seungcheol merangkulkan lengan kiri Mingyu padanya.

"Kau juga terluka, kami akan membantumu!" ujar Seungcheol. Di luar gedung ambulance dan polisi datang, dan tepat saat itu kegelapan mendatangi Mingyu.

Flashback end

.

Berita Wonwoo yang diculik menyebar dengan cepat dalam satu hari. Apalagi kabar Mingyu dan Wonwoo yang masuk rumah sakit. Namun dengan segera pihak agensi menanganinya. Para fans tetap khawatir meskipun mereka tahu bahwa keduanya tetap baik-baik saja. Seventeen dalam beberapa hari akan tampil sementara dengan formasi sebelas orang. Mereka menunggu sampai Wonwoo dan Mingyu sadar dan sembuh total.

.

Jeon eomma dan Kim eomma menunggu dua putra mereka di rumah sakit sembari terkantuk-kantuk. Suami mereka pergi ke kantin rumah sakit hanya untuk menghilangkan kantuk. Bohyuk sendiri sudah jatuh tertidur di sofa.

Jeon eomma mengusap lembut rambut anaknya. Dia menatap miris pada paras Wonwoo yang sedikit lebam, namun tak menghilangkan paras cantik dan manis putranya.

"Mianhae ne putraku merepotkan Mingyu~" lirih Jeon eomma. Kim eomma menoleh dan menggeleng sembari tersenyum.

"Mingyu memang ingin selalu menjadi kesatria Wonwoo. Ini bukan salah Wonwoo, mereka kan sepasang kekasih jadi wajar saja kalau Mingyu melindungi Wonwoo. Tak usah minta maaf!" ujar Kim eomma. Jeon eomma tersenyum tipis.

"Gomawo~" Kim eomma mengangguk.

"Ennggh~" jemari lentik Wonwoo dan jemari panjang Mingyu kompak bergerak. Kedua eomma itu memekik tertahan, Bohyuk yang merasa terganggu membuka matanya.

"Ada apa, eomma?" tanyanya.

"H-hyungmu sadar! Panggil dokter!" Bohyuk yang kaget hanya bisa mengangguk dan pergi keluar untuk memanggil dokter.

"E-eomma~" lirihan terdengar dari bibir Mingyu. Wonwoo sendiri masih mengenakan masker oksigen untuk memompa oksigen. Ingat dia butuh oksigen karena sesak berada di ruang lembab yang tak beroksigen sama sekali.

"Mmaa~" lirih Wonwoo dari balik masker oksigennya.

"Eomma di sini sayang eomma di sini! Terima kasih Tuhan terima kasih!" ujar Jeon eomma sembari menggenggam lembut jemari Wonwoo. Kim eomma terisak bahagia karena putranya akhirnya sadar setelah dua hari tak kunjung membuka mata.

.

Jeon abeoji dan Kim abeoji terus mengucap syukur karena kedua putra mereka sudah sadar meskipun keadaannya masih lemah. Para member Seventeen dan CEO yang mendengar kabar ini juga tak kalah bersyukur. Jisoo bahkan pergi ke gereja dekat RS bersama Jihoon.

.

"Bagaimana tanganmu Mingyu?" tanya Wonwoo masih khawatir dengan tangan kanan Mingyu. Saat ini keduanya tengah berbaring sembari menatap satu sama lain. Semua orang sedang tak berkunjung, membiarkan sepasang kekasih ini beristirahat.

"Lebih baik dari sebelumnya. Kau sendiri? Sudah baikkan?" tanya Mingyu. Dia ingat saat menggendong Wonwoo namja manis itu bernafas tersendat.

"Ne~" jawab Wonwoo lirih.

"Tubuhku pegal semua!" ujar Mingyu, Wonwoo menatapnya.

"Kau tak sakit tapi pegal?" tanya Wonwoo tak percaya. Mingyu mengangguk dengan wajah polosnya.

"Aku kan kuat hyung~" ujarnya bangga.

"Ck! Kau membuatku mati khawatir tahu!" gerutu Wonwoo. Mingyu tersenyum.

"Ne arraseo, kau juga membuatku mati khawatir saat merasakan nafasmu tersendat-sendat. Beruntungnya ambulan langsung datang!" ujar Mingyu. Wonwoo tersenyum kecil, namun muram kemudian.

"Semoga ajhussi yang menolong kita tenang ya di sana~" doa Wonwoo, Mingyu mengangguk.

"Ne, jika bukan karena ajhussi yang melindungi kita, mungkin saat ini Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo sudah tak ada di sini lagi~" Wonwoo mengangguk.

'Gomawo Ajhussi!'

"Ne, Mingyu-ya!" Mingyu menoleh.

"Gomawo~" Mingyu tertawa pelan.

"Kau ini kenapa sih hyung? Aku ini kan kekasihmu, sudah sewajarnya kan aku menolongmu? Kenapa berterima kasih segala, huh?" jika bukan karena lukanya, mungkin Mingyu sudah mencubit gemas hidung mancung Wonwoo.

"H-habisnya a-aku-" Mingyu tersenyum kecil.

"Aku mencintaimu dan aku akan selalu berada disisimu, melindungimu, juga selalu membuatmu tertawa bahagia! Aku kesatriamu hyung!" Wonwoo merona parah.

"Dasar gombal!" gerutu Wonwoo dengan rona merah manis. Mingyu terkekeh geli.

'Kau memang kesatriaku, Kim Mingyu! Gomawo!'

.

.

END/TBC


ini mau diakhirin di sini? atau mau tetap dilanjut?

oh ne, nanti author kasih label "complete" untuk ff ini tapi kalau masih mau dilanjut, meskipun "complete" nanti akan tetep author publish yang baru

atau mau one shoot lainnya?

review ne

gomawo saranghae^^