"Lonely Love"

Main cast : Kaisoo slight Chanbaek

Kim Jongin, Do Kyungsoo (GS)

Support cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun (GS) , Taemin (GS), Ryeowook (GS) Seulgi, others dan akan bertambah sesuai jalannya cerita

Rate : T mungkin akan menuju M

Lenght : Chaptered

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Ini cerita berchaptered pertama author, semoga readers suka, plish jangan di bash !

Kim Jongin milik Do Kyungsoo dan Do Kyungsoo milik Kim Jongin, Kaisoo milik Exo-L namun disini Kaisoo milik author (author egois, silahkan lempar banner Kaisoo hahha) cerita asli milik author, dicetuskan dari pemikiran author sendiri. Cerita sedikit banyak abal-abal. Mungkin isi dan judulnya sangat pasaran tapi author TIDAK menjiplak cerita manapun. Mohon abaikan Typo(s) yang meneror, Warn GS! Silahkan mundur teratur yang tidak menyukai GS :D tidak memaksakan untuk membaca epep ini. Oke langsung saja ... HAPPY READING yeoroboun... :D Don't Be Silent Readers :D

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

::::

::::

::::

::::

"Gongju-nim, palli irronae" panggil wanita paruh baya yang sedang membangunkan sang putri.

Gadis mungil yang masih memejamkan matanya dan membalut dirinya dengan selimut hanaya melenguh kasar.

Wanita paruh baya tersebut hanya bisa berkacak pinggang sambl menggeleng-nggelengkan kepalanya. "Irronae, gongju-nim" lanjutnya lagi dengan lembut namun menahan rasa jengkelnya.

Kyungsoo, gadis mungil itu mengusap matanya "Wae, eomma? Masih terlalu pagi untuk membangunkanku" balas Kyungsoo sambil membelakangi eomma nya. Kyungsoo kembali menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

"Cepat bangun PERAWAN TUA!"

Kyungsoo menghempaskan selimutnya lalu duduk di ranjangnya sambil mengusap wajahnya kasar, "Eomma,,, kau benar-benar ingin anak gadismu menjadi perawan tua eoh? Setiap hari kau memanggilku dengan nama kesayanganmu itu. Ingat eomma, aku baru mau masuk usia 23 tahun, masih jauh dari definisi kata PERAWAN TUA" omel Kyungsoo sambil mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang masih berteberangan di alam mimpi.

Sang eomma hanya mendengus kesal melihat tingkah putri bungsunya, "Yak ! waktu berliburmu sudah habis, sejak kelulusanmu dua minggu yang lalu kau hanya bersantai ria dirumah, rumahku bukan hotel , Do Kyungsoo" balas sang eomma.

Kyungsoo kesal, mengerti apa yang dimaksud eommanya. Ya memang, Kyungsoo telah menyelasaikan studi nya di Kanada. Dua minggu yang lalu ia kembali menetap di Seoul. Selama dua minggu itu pula Kyungsoo hanya menyibukkan diri di rumah tidak keuar untuk mencari kerja. Jika eomma nya marah-marah begini pasti karena eomma sudah bosan dengan Kyungsoo yang selalu mengurung diri di kamar.

"Cepat mandilah, lalu turun. Ada yang ingin eomma bicarakan kepadamu" kata eomma sambil berlalu meninggalkan Kyungsoo yang masih kesal karena acara tidurnya di ganggu.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Kyungsoo menuruni anak tangga dan mendapati sang eomma tercintanya sedang duduk i depan tv sambil membuat khimchi. Kyungsoo baru sadar kalau musim dingin akan segera tiba. Kyungsoo duduk di samping eomma nya sambil memasang sarung tangan karet berwarna merah dan ikut membantu eommanya sambil mengolesi bahan khimchi tersebut. Kyungsoo memperhatikan eomma yang tengah sibuk menonton tv namun tangannya tetap fokus pada pekerjaannya. Meski eomma nya sudah memasuki usia kepala 5, dimata Kyungsoo sang eomma tetap cantik, apalagi saat menggunakan apron motif bunga-bunga dan rambut yang tipis diikat cepol hingga memperlihatkan leher jenjang sang eomma. Huh! Sayang sekali, Kyungsoo tidak hidup dijaman sang eomma saat masih muda, betapa cantiknya ia pada asanya.

"Berhentilah menatap wajahku seperti itu, gongju-nim! Jika kau tak ingin mati di tangan Do Yesung" kata sang eomma tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

Kyungsoo mencibir "Tuan Do Yesung tak kan membunuhku, eomma. Dia sangat mencintaiku" balas Kyungsoo.

Eomma tersenyum kecil. "Kapan kau akan mencari pekerjaan Kyungsoo?"

"Naen mollayo... aku masih ingin istirahat eomma" Kyungsoo merengek.

"Dua minggu sudah cukup waktumu, sayang."

"Wae? Eomma sudah bosan melihatku dirumah?"

Eomma memalingkan wajahnya ke arah Kyungsoo sambil tersenyum mengejek "Ya, aku sangat bosan dan lelah harus mengurusmu. Jika bukan karena kau keturunan dari Do Yesung, mungkin aku sudah mengusirmu" candanya.

"Eomaaaa..." Kyungsoo sedikit teriak atas candaan sang eomma.

"Kyungsoo mianhae" kata eomma pelan sambil menundukkan kepalanya,

Kyungsoo memperhatikan perubahan wajah sang eomma yang semakin serius "Ada apa eomma?"

Sang eomma berdiri dan melepas sarung tangannya, lalu berlalu ke arah kamarnya dan tak lama kemudian ia keluar sambil membawa amplop berwarna coklat, lalu mennyerahkannya ada sang putri.

Kyungsoo melepas sarung tangannya lalu menerima pemberian sang eomma "Ige mwoya?"

"Bukalah"

Kyungsoo menuruti permintaan sang eomma ia membaca isi amplop tersebut, surat panggilan interview. Kyungsoo mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa ia mendapat panggilan interview sedangkan ia sendri merasa tak pernah membuat surat lamaran pekrjaan. Kyungsoo menatap sang eomma seakan meminta penjelasan.

"Kau tahu SM Art High School?"

Kyungsoo mengangguk "Itu kan sekolah ku dulu eomma, waeyo?"

"Beberapa hari yang lalu eomma mengirimkan surat lamaran pekerjaan atas saran Lee Taemin"

"Lee Taemin? Bukankan ajhumma itu adalah direktur sekolah SM art?" Kyungsoo ingat sosok wanita itu, karena wanita itu adalah gurunya saat SD sekaligus istri pemilik yayasan SM Art group. Kyungsoo juga ingat jika sang eomma yang sebenarnya kudet adalah sahabat dari wanita sosialita tersebut.

Sang eomma mengangguk "Dia ingin kau menjadi guru di SM High School,"

"Tapi aku tak ingin menjadi guru eomma, aku ingin menjadi Translator"

"Kau kuliah di jurusan bahasa, dan disana kekurangan guru bahasa Inggris. Lagi pula eomma tak setuju kau bekerja sebagai translator yang selalu bergadang setiap malam, mulai besok wifi eomma cabut"

Kyungsoo membelalakkan matanya "Kau lebih kejam dari ibu tiri, nyonya Do Ryeowook" kata Kyungsoo kesal.

"Lusa adalah hari interview nya, eomma harap kau tidak mengecewakan eomma"

Kyungsoo mendengus kesal, "Aku tak pernah mengecewakan eomma, eomma harus ingat itu"

Eomma tersenyum mengerti, "Kau memang nae gongju" katanya smabil mengelus rambut putrinya. Tak susah sebenarnya untuk membujuk Kyungsoo menuruti keinginannya. Karena memang pada dasarnya Kyungsoo bukan tipe anak pembakangkang dan semaunya sendiri. Gadis itu bukan gadis yang sulit ditaklukkan oleh sang eomma, kecuali masalah CINTA. "Sayang..." panggil sang eomma lembut.

Kyungsoo mendongkakkan kepalanya menatap sang eomma, entah mengapa panggilan tersebut sedikit membuatnya memiliki firasat yang buruk.

"Sebenarnya,,,,, eomma dan Taemin ahjumma berniat menjodohkanmu"

Kyungoo memelotokan matanya dengan pembicaraan sang eomma yang frontal, menurut Kyungsoo.

"Dengan Kim Jongin" lanjut sang eomma.

"Whaaat? Are you kidding me?" tanya Kyungsoo tak percaya.

Eomma mengangguk pelan. "Eomma dan Taemin ahjumma sudah membicarakannya beberapa bulan yang lalu saat kau masih di Kanada, bahkan Kim Jongin juga sudah mengetahuinya"

Kyungsoo memijat pelipisnya, ingin rasanya ia memaki perempuan yang telah melahirkannya atas kejujuran yang baru diucapkan oleh istri dari ayahnya tersebut. Perjodohan? Asli, ini lebih mengerikkan dari horornya menjadi jomblo ngenes. Begitulah pikir Kyungsoo.

"Kyungsoo..."

"Chankaman eomma... aku masih dalam mode terkejut" kata Kyungsoo sedikit berlebihan.

Eomma menghela nafasnya dalam-dalam.

"Eomma... kenapa harus aku? Kau masih punya Kwangsoo oppa untuk dijodohkan"

"Yak! Oppa mu itu laki-laki Kyungiie, dan Jongin juga laki-laki"

Wait, tunggu, Jongin? Kim Jongin? "Eomma... apa yang kau maksud itu adalah Kim Jongin anak..."

Eomma mengangguk "Iyah sayang... Kim Jongin, teman SD dan SMP mu dulu"

Kyungsoo tertawa "hahahaha... eomma bercanda kan? Maksud eomma Jongin si hitam itu. ? eomma , oh jebalyo,,, batalkan rencana gila ini. Aku ingat Jongin itu seperti apa, dia BAD BOY eomma, ingatkan alasan kenapa dia di pindahkan keluar negri saat SMP itu karena dia mencoba membunuh teman sekelasnya,, hiii,,, mengingat kejadian itu saja membuat bulu kudduk merinding, bagaimana bisa anak seumuran Jongin mencoba membunuh sahabatnya sendiri" kata Kyungsoo sambil mengelus-ngelus kedua lengannya dengan kedua tangan yang disilangkan menandakkan dia jijik dengan ingatannya beberapa tahun lalu.

Eomma menggeleng-gelengkan kepalanya "Dia sudah berubah sayang"

"Mana bisa laki-laki seperti itu berubah, dia bandel, dia menggunakkan kekuasaanya untuk menindas orang lain, dia... akh sudahlah jika aku sebutkan satu-satu bagaimana jahatnya dia, itu tidak akan selesai dalam waktu dua hari"

"Jika kau menganggap begitu, Taemin ahjumma yang memintanya langsung, beliau percaya kau bisa merubahnya menjadi lebih baik"

Lagi Kyungsoo tersenyum meremehkan, "Hentikan omong kosong ini eomma... maafkan aku eomma, aku tak bisa menerima perjodohan ini"Kyungsoo berdiri dan berlalu dari eommanya.

"Wae? Apa kau sudah memiliki kekasih?"

Kyungsoo yang baru melangkahkan kakinya di anak tangga, berhenti dan menatap sang eomma yang masih menatapnya dengan nada memohon "Ne eomma, di Kanada aku sudah memiliki kekasih" balas Kyungsoo sambil melanjutkan langkahnya ke kamarnya.

Bohong. Itulah yang ditemukan disudut mata sang anak oleh sang eomma. Eomma melihat sebuah kebohongan. Wajar jika Kyungsoo menolak, Kyungsoo adalah saksi kenakalan Jongin di masalalu. Anaknya selama ini pun selalu bergaul dengan anak yang baik-baik. Jadi wajarlah jika sikap Kyungsoo seperti itu. Mungkin seperti itu lah pemikiran sang eomma terhadap anaknya.

Kyungsoo menutup pintu kamarnya dengan kasar, ia mengusap beberapa kali wajahnya yang bulat.

"Isssh,,, jinjja,,,?! Apa-apaan ini, di jodohkan dengan si hitam itu. Apa eomma sudah kehilangan akal sehatnya untuk menyerahkan anak gadisnya kepada pria macam itu. Pliss eomma, sekian banyak lelaki di Seoul, tapi kenapa niatmu menjodohkanku dengan Kim Jongin" omel Kyungsoo sambil merebahkan badannya di ranjangnya.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Kyungsoo menyeruput kopi ammericano yang ada di tangan kirinya, namun pandangannya tak ia alihkan dari netbook di depannya. Hari ini ia tengah mengedit ulang hasil terjemahan novel sebelum ia kirim ke kliennya. Namun, di kedai kopi ini, Kyungsoo mengalami ha-hal aneh. Ia merasa tengah di perhatikan oleh seseorang, namun Kyungsoo sudah celingak-celinguk dan hasilnya NIHIL. Ia tak memukan siapapun yang tengah memperhatikannya. Kyungsoo mengangkat kedua bahunya seolah bersikap cuek. Mungkin karena ia masih kesal dengan sang eomma. Bahkan sore ini pun ia pergi tidak pamit kepada eommanya. Mungkin saat ini littel gongju tengah melakukan pemberontakan.

PUK!

Kyungsoo terkejut karena ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Chanyeol!" pekik Kyungsoo saat menyadari bahwa sahabatnya menepuk pundaknya.

Pria itu tersenyum hingga menampilkan deretan giginya. "Sendiri saja,?" goda Chanyeol sambil duduk di depan Kyungsoo.

Kyungsoo mengangguk "Mana Baekhyun?"

Chanyeol memonyongkan bibirnya ke arah kasir dan melihat gadis mungil tengah sibuk memesan minuman.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol

"Iseng aja, sedang bosan dirumah"

"Makanya lekaslah kau mencari kekasih, Soo-yah! Aku tak ingin kau menggoda Chan oppa" sambung Baekhyun yang langsung duduk di samping kekasihnya.

Kyungsoo tersenyum "Aku masih ingin main-main dulu Bakkie"

"Tapi kalau kau terlalu lama sendiri nanti malah jadi perawan tua loh" goda Baekhyun.

Chanyeol hanya mendengarkan obrolan sahabat dan kekasihnya, ia sibuk melahap kentang goreng yang Baekhyun bawa.

"Jika aku menjadi perawan tua, itu sudah tugasmu untuk berbagi suami kan Baek? Aku rasa Chanyeol tak masalah memiliki istri dua, iyah kan Chan?" tanya Kyungsoo.

Chanyeol mendongkak dan membalas Kyungsoo dengan senyuman mautnya "Itu memang cita-citaku menjadikan kalian berdua istriku" jawab Chanyeol.

"Yak...!" Baekhyun sedikit teriak sambil mencubit pinggang Chanyeol. Chanyeol hanya meringis.

Kyungsoo tersenyum, dia senang menggoda sahabatnya. Ternyata tak sia-sia ia keluar rumah dan bertemu kedua sahabatnya di kedai kopi. "Wae Baek ? bukankah kita sahabat, appaku appamu juga, kekasihmu kekasihku juga kan?" goda Kyungsoo lagi.

Chanyeol hanya tersenyum.

"Itu perjanjian kita dulu sebelum aku memiliki Chan oppa" balas Baekhyun.

Kyungsoo tersenyum melihat wajah Baekhyun yang mudah memerah karena ia goda.

"Ku dengar kau melamar pekerjaan di SM High School?" tanya Chanyeol

Kyungsoo mengangguk "Ne, itu perbuatan eomma dan Direktur Taemin, dia merekrutku"

Baekhyun yang menangkap pembicaraan mereka langsung menghentikan acara menyeruput minumannya "Ku dengar istri ketua bukan lagi direktur sekolah SM?"

Kyungsoo melototkan matanya "Oh yah? Siapa sekarang?"

Baekhyun mengangkat kedua pundaknya "Mollayo"

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

SM Art School

Kyungsoo mendengus kesal saat membaca plang nama bangunan yang kini berdiri kokoh di depannya. Gudung itu tak berubah, masih sama seperti 4 tahun yang lalu. Empat tahun yang lalu Kyungsoo memasuki gedung itu masih dengan mengenakan seragam kebesaran sekolah SM tersebut. Sejak SD SMP hingga SMA, Kyungsoo sekolah di sekolah yang sama milik SM group. Dia juga adalah siswi yang termasuk di kenal oleh para guru dan karyawan sekolah tersebut karena beberapa hal, pertama karena Kyungsoo termasuk siswi yang akif dan cerdas, kedua karena sifat Kyungsoo yang ramah dan supel jadi mudah diingat oleh para guru dan jajarannya, ketiga karena suatu alasan yang ingin Kyungsoo lupakan dan benar-benar ingi melupakan.

Tap,,,,,tap...tap... Kyungsoo melangkahkan kakinya dengan mantap memasuki gedung mewah tersebut.

"Ah selamat pagi Do saem" sapa seseorang yang wajahnya asing menurut Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum, "Ah selamat pagi, eum,,, saya baru masuk sini mengapa kau mengelku?" balas Kyungsoo pada gadis cantik yang menyapanya.

"Oh, anda sudah di tunggu oleh Kim sajangnim... mari saya antar menuju ruanganya" katanya lagi.

"oh, nee,,,, khamsahamida er..." Kyungsoo mencoba mencari nama perempuan itu.

"Seulgi, Jo naeun Park Seulgi imnida.." kata gadis itu.

Kyungsoo tersenyum lalu mengikuti gadis manis itu membawa Kyungsoo.

Kyungsoo dan Seulgi berhenti di sebuah pintu.

"Tugas saya sudah selesai, silahkan anda masuk, sajangnim menunggu anda" kata Seulgi.

Kyungsoo mengangguk.

"Geureum..." kata Seulgi berpamitan dan meninggalkan Kyungsoo di depan pintu.

Kyungsoo menarik nafasnya dalam-dalam. Jika hanya Taemin ahjumma mungkin ia tak segugup ini, tapi dia mendengar bahwa direktur sudah dialih tangankan dan itu membuat Kyungsoo gugup untuk pertama kalinya.

Kyungsoo mengetuk pintu lalu membuka pintu tersebut. Aroma mint yang tercium saat Kyungsoo memasuki ruangan direktur tersebut. Ruangan yang rapi dan berbeda dengan ruangan Taemin ahjumma saat menjabat menjadi direktur beberapa tahun yang lalu. Karena suatu alasan dulu, Kyungsoo sering memasuki ruangan direktur yang sebenarnya terlarang untuk siswa biasa. Biasanya hanya siswa yang bermasalah yang sangat akut yang bisa memasuki ruang direktur Taemin. Percayalah, Kyungsoo gadis baik-baik bahkan ia tak membiarkan namanya masuk dalam daftar buku hitam guru BK.

Seorang pria berdiri membelakangi Kyungsoo. Mungkin ia adalah direktur baru tersebut.

"Permisi" kata Kyungsoo ramah dan masih berdiri di dekat pintu.

Tanpa Kyungsoo sadari pria itu tersenyum meremehkan sambil menyesap secangkir kopi hangat yang di pegangnya. Perlahan pria itu membalikkan badannya menghadap Kyungsoo. Mata elangnya menatap intens ke arah Kyungsoo, dan jangan lupakan senyum yang seolah merendahkan tak pernah hilang dari wajah tampannya tersebut.

DEG!

Kyungsoo merakasan seseorang telah memainkan stop timer. Kyungsoo merakasan detik jam pun berhenti saat kedua mata belonya bertemu dengan mata elang yang ada di depannya.

Pria itu melangkah mendekat ke arah mejanya lalu meletakkan cangkir yang ia pegang "Selamat datang, Nona Do Kyungsoo" sapanya lembut namun membunuh.

"K-k-kau...?"balas Kyungsoo tak percaya.

Pria itu kembali tersenyum. "Yah, ini aku ! lama kita tak berjumpa, eoh!" sapanya lagi sambil duduk di kursi kekuasaannya.

Tuhan cabut nyawaku sekarang!. Doa Kyungsoo dalam hati.

TeBeCe or END

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Hehehehe... lagi belajar bikin epep berchaptered, semoga tidak membosankan hehe..

Chapter pertama, mohon riviewnya, pemirsah..! :D :D

Supaya bisa di perbaiki di chap selanjutnya.