Author : yourgenie17
Tittle : About me, you, her, him, and them.
Genre : NC-21, Yaoi
Cast : Mark Tuan, Jackson Wang, the rest of GOT7 member, Manager hyung, SOME OF AGASAE, AND THE REST WILL BE KNOWN LATER~
Pairing : Bnior/JJ COUPLE
RATED : T+
Chapter 2 : About Me.
/BACK TO JJPROJECT ERA/
Tentangku yang kelewat cuek.
"Ya~ kau tau hyung? Tadi disekolah Kang Ssaem terpeleset—dan kau tahu apa ? Rambut palsunya terlepas seperti kertas yang ditiup angin! HAHAHA" gelaknya.
Aku hanya menatap datar bocah sma yang tinggal bersamaku ini.
"Berhubung tidak ada jadwal hari ini, ingin memesan ayam goreng ? Kau pasti lelah juga setelah berlatih dance ?" ujarku .
Kembali mengunyah keripik kentang, dan mengganti channel, siapa tau ada gagconcert.
"Memesan ayam ? benarkah ?" tanyanya tidak percaya. Aku mengangguk,"Pesan saja! Sekalian Pizza dan Cola" ujarku malas.
"Assaaa! Traktir traktirr!" ujarnya terlihat senang. [!]
…
Tentangku yang terlihat sok perduli.
—BUGH!
"K-kau tidak apa-apa ?" ujarku bingung. Jinyoung hanya menggangguk. Aku pun mengulurkan tanganku untuk membangunkannya.
"bisa berdiri?" tanyaku setelah membangunkannya. Jinyoung pun menggeleng, dengan terhuyung ia jatuh menimpa diriku.
Untung saja ada sofa yang menahan kami berdua. Aku pun berusaha bangun untuk menghindari beban tubuhnya, yang benar saja! Memangnya Jinyoung itu makan apa saja sih ?
"—ARGH!"
Bukan. Bukan suara Jinyoung. Kali ini pekikkan diriku yang kesakitan dibangian pinggang.
Jinyoung tergelak dengan manisnya,"Maafkan Jinyoungie hyung!" ujarnya polos. [!]
…
Aku yang selalu mengingat ukuran sepatunya..
"Hyung, kalau kuambil warna ini bagaimana ?!" pekik pria manis bersurai coklat itu kepadaku.
"bagus. Lihat dulu ukurannya, muat tidak untuk kakimu ?" ujarku sekenanya.
Aku pun melirik nomor kaki yang tertera dibawah sepatu itu. Jinyoung langsung saja mencoba sepatu abu-abu merek terkenal N—tersebut.
"Tenang saja hyung pasti akan—"
"—Tidak muat." Ujarku dingin dan memilih sepatu-sepatu lainnya.
"Ah, iya benar hyung. Tidak muat," ujar Jinyoung terkekeh. Aku menunjuknya beberapa jenis sepatu kats yang mungkin dia akan suka. Jinyoung menatapku bingung.
"Cobalah. Pasti muat." Tawarku.
Ia mengangguk dan mencoba sepatu-sepatu setelah duduk dikursi. Aku hanya terkekeh dan berniat untuk meninggalkan kios tersebut. Aku harap dia suka..
"HYUNG MUAT SEMUA, BAGAIMANA BISAAAA ?!" pekiknya dari dalam toko.
Untung saja pemilik toko tidak mengusirnya. [?!]
…
Tentang aku yang selalu memberikan payungku kepadanya, dan memilih menerobos hujan mendahuluinya
—ZZRAAASSSSSSH !
"Yah, hujan !"
Hujan deras turun tepat setelah kami selesai berlatih.
Aku hanya menatap dingin molekul asam yang turun ke bumi itu. Menghela nafas dengan malas,"Kalau hujan memangnya mengapa ?" lenguhku. Junior menghampiriku, lalu memperlihat puppy eyes yang mematikannya kepadaku.
"Aku tidak membawa payung hyung !" ujarnya memelas.
Aku melirik intensitas hujan diluar sana,"Ini untukmu," ujarku sembari memberi payungku kepadanya. Lalu aku menyambar tasku dan berlari keluar ruang latihan.
"—HYUNG ?! KAU SENDIRI BAGAIMANA ?!" pekik Junior.
Berlari dilorong memang tidak diperbolehkan, namun apa boleh buat.
Biarlah aku kehujanan, ini cuma "gerimis kecil" 'kan ?!
"CTARRRRR !"
Ya, dengan hiasan petir diantaranya. [!]
…
Tentang aku yang selalu diam diam memperhatikannya
"Jadi setelah itu engkau mengikuti remedial, begitu ?—H-hyung !?" kaget Jinyoung ketika mendapati wajahku terlalu dekat dengan wajahnya.
Aku menggelengkan kepala,"Tidak, tidak ada apa-apa !"
Jinyoung menatapku dengan tatapan menyelidik,"Apa kau salah makan hyung ? Kemarin pun engkau tidak konsentrasi saat berlatih !" serunya. Aku kembali menggelengkan kepalaku,"Lupakan sajalah," ujarku.
Jinyoung mengendikkan bahunya lalu beranjak dari sofa,"aku tidur duluan hyung !" pamitnya sembari memasuki kamar, tetapi ia lupa untuk menutupnya.
Aku tersenyum samar, membiarkannya karena aku tahu. Itu adalah kode agar aku membangunkannya esok pagi.
Ah, iya. Sebenarnya tadi itu aku keasyikkan menatap Jinyoung. Jarang-jarang ia tertarik dengan cerita masa lalu-ku. Menurutnya, kisah masa lalu itu sebaiknya disimpan masing-masing saja. Namun kadang kala, ia malah yang kelepasan untuk cerita.
Jinyoung memang susah untuk ditebak.
Tingkah lakunya yang random itu, kata-katanya yang membuat orang terpaku. Aku pun selalu gagal untuk menebak kapan ia akan balas senyumku saat menyapanya diruang vocal.
Aku mengecheck folder rahasia diponselku.
Folder yang penuh dengan foto-foto Jinyoung. Mulai dari foto pertamanya, foto balitanya, fotonya saat sekolah dasar, foto sekolah menengahnya, sampai foto-foto selfie-nya. Aku kadang menyelipkan foto kami berdua diantara foto-foto lama itu.
Foto-foto itupun sampai aku backup dengan emailku, takut-takut handphone ini hilang atau rusak. Karena foto ini mungkin tidak ada gantinya.
Aku mendapatkan foto-foto ini dari laptopnya Jinyoung.
Saat itu, kami masih merupakan trainee. Karena ada penilaian bulanan, aku harus meminjam laptopnya karena flashdisk-ku tertinggal, dan ada file musik disana yang akan kugunakan untuk berlatih. Jadi, aku terpaksa memohon kepadanya untuk meminjamkan.
Ah, mengapa aku harus memohon kepadanya?
Jinyoung paling benci barangnya dirusak setelah dipinjam oleh orang lain. Yaa, meskipun aku juga tipe orang yang seperti itu.
Aku pun sampai harus memberi handphoneku sebagai jaminan laptopnya yang kupinjam itu.
Jam 23:00 PM!
Mungkin ini sudah saatnya untuk beristirahat. Aku bangkit dari sofa lalu ke kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka.
Kulirik pintu kamar yang terbuka lebar itu. Dengan handuk sedang yang terselempang dileherku, aku menuju kamar Jinyoung.
Aku tersenyum hangat menatap Jinyoung tertidur dengan polosnya. Dengan hati-hati, aku membetulkan letak selimutnya lalu mengecup keningnya lembut dan membelai rambutnya pelan.
Jinyoung tampak menggeliat sedikit.
Dengan takut-takut aku mengibaskan tanganku didepan matanya untuk memastikan ia masih tertidur. Setelah yakin ia tidak bangun, aku duduk di sampingnya, "Maafkan hyung, Jinyoung-ie. Tampaknya hyung jatuh hati denganmu.." ujarku sendu.
"hyung tahu, perasaan ini salah.. tapi hyung tidak tahu.. harus bagaimana.." aku mengacak rambutku dengan frustasi.
Tanpa sadar, aku terisak dengan tetes-tetes air mata yang tidak dapat dibendung.
"aku mencintaimu Jinyoung-ah.. sangat.."
...
Ketika semua perlahan mulai berubah..
Semenjak ia keluar duluan dari pertemuan kami dengan JY PD-nim, ia selalu menunjukkan muka masamnya, memperlihatkan ekspresi badmoodnya, dan mulai malas untuk latihan.
JJ Project akan diberhentikan, dan dibentuk ulang menjadi boygroup. JY PD-nim bilang, grup ini akan diberi nama GOT6, namun karena ada tambahan anggota lagi, nama grup berubah lagi menjadi GOT7.
Aku diberi kepercayaan untuk menjadi leader digroup itu nantinya. Yaa, meski aku tidak yakin kalau aku bisa atau tidak memimpin mereka nantinya.
Bulan-bulan demi bulan, tahap-tahap demi tahap, kami mulai mengenal anggota baru kami.
Mereka pun mulai pindah ke dorm kami.
Ada Bambam serta Yugyeom yang agak pemalu, ada Jackson yang sangat tidak bisa diam,Ada juga Mark hyung yang sangattttt diam sampai aku takut untuk menyapanya duluan, tapi tidak kusangka, ia memiliki pribadi yang hangat.
Lalu Youngjae, si calon main vocal yang memiliki suara angelic. Tetapi, Jinyoung tampak kurang "berteman" dengannya.
Suatu malam, undian pembagian kamar acak pun diadakan.
Aku sekamar dengan Youngjae diruang nomor 1, kamar lamaku . Mark dengan Jackson diruang 3 bekas tempat manager untuk menginap. Bambam dengan Yugyeom diruang 4 yang biasanya untuk kamar tamu. Dan Jinyoung tidur sendiri dikamar nomor duanya yang lama.
Namun, semenjak malam itu, Jinyoung tidak pernah makan bersama kami. Ia selalu beralasan sudah makan diluar. Padahal aku tahu, didalam kamarnya kini sudah banyak tumpukan snack beserta tong sampah yang penuh dengan sampah bungkus snack.
Aku menghela nafasku, mengingat masalah Jinyoung yang mulai menjadi pribadi yang berbeda. Aku tidak mengerti masalah apa yang menimpanya saat ini, namun aku butuh untuk meluruskan masalahnya segera, agar persiapan debut GOT7 tidak akan hancur nantinya.
Malam ini, malam tahun baru. Hanya aku dan Jinyoung yang tidak kembali ke kampung halaman. Bambam, Mark dan Jackson pun sudah mengambil penerbangan jauh-jauh hari.
Aku baru saja pulang dari rumah saudara.
Aku mengetuk pintu kamar Jinyoung pelan,"Jinyoung, keluarlah. Ini malam tahun baru kan ? aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu," ujarku.
"…"
Aku mengerutkan keningku,"Jinyoung-ah, kau disana !?" tanyaku khawatir.
"…"
Aku mencoba untuk membuka pintu kamarnya, namun nihil, tidak terbuka karena terkunci. Masalahnya, Jinyoung tidak pernah mengunci pintu kamarnya kecuali saat ia pergi ke sekolah atau perjalanan jauh.
Aku mulai merasakan sesuatu sedang tidak beres. Dengan panik, aku mendobrak pintu kamarnya.
"BRAKKKK !"
Setelah menyelidik ke sekeliling, akhirnya aku menemukannya sedang bergelung dengan selimut dikaki kasur yang menghadap ke Jendela yang ia buka lebar.
"Hkss.. hks.."
Aku mengerutkan keningku. Dengan hati-hati aku menghampirinya,"Jinyoung-ie ? kau baik-baik saja ?" tanyaku khawatir.
Jinyoung menoleh kearahku. Matanya tampak sembab dan memerah bengkak. Mungkin ia sudah menangis seharian penuh ini.
Jinyoung menggeleng lemah. Aku menghela nafasku dalam-dalam,"Mari bicara," ujarku sembari menggendongnya ke atas kasur dan menutup jendela kamarnya lalu menyalakan pemanas.
Jinyoung tampak kedinginan.
Aku memeluk gelung-an selimutnya dengan erat,"Aku sebenarnya tahu engkau 'tidak baik' semenjak hari itu, aku mengerti engkau tidak terima dengan keputusan PD-nim. Tapi mau tidak mau, kita harus menerima keputusannya. Semua pasti akan indah pada waktunya, kau mengerti ?" jelasku lembut, berusaha agar ia tidak marah atau tersinggung dengan kalimatku.
Ia menggeleng,"a-aku tidak sedih dengan itu hyung.. a-aku hanya.."
Jinyoung menunduk dalam, aku menatapnya bingung,"hanya apa ?"
"…"
"Jinyoung-ah ?"
"…"
"..Park Jinyoung ?"
"Aku tidak ingin engkau terbagi hyung !" erangnya serak.
DEG.
"Aku tidak ingin perhatianmu terbagi !" erangnya dengan suara yang mulai menghilang. Ia kembali menangis.
DEG DEG DEG.
"Jinyoung-ah.." panggilku sembari menggenggam tangannya lembut dan menempelkan tangannya didepan dadaku. Ia tampak terkesiap menatapku.
Aku menatapnya dalam,"kau merasakan detak jantungku ?"
Jinyoung mengangguk pelanl,"Bagaimana kira-kira degupannya ? Aku selalu begini saat berada dekat sekali denganmu. Aku tidak pernah berhasil untuk mengontrol detak jantungku sendiri !" ujarku pelan.
[-!-]
Aku merasakan detak jantung jaebum hyung makin memburu seiring dengan mukaku yang mulai memerah.
"Jinyoung-ah ! Hyung minta maaf.. Jika sesudah ini engkau membenciku, itu hakmu.." ujarnya dengan suara yang rendah.
Aku terdiam. Jantungku sendiri ikut-ikutan berdebar. Sial.
"Hyung sangat ingin mengakui ini.. Semenjak trainee, perasaan ini sangat mengusikku !" ujarnya lagi.
Tampaknya aku benar-benar terjatuh dalam.
"Sebenarnya.. hyung.." ujarnya terpotong.
Ia memelukku erat.
"..Mencintaimu" bisiknya lembut.
Aku menitikkan airmataku.
"H-hyung.. hiks.. a-aku," ucapku terbata. Dan Ia kembali menatapku namun kali ini dengan tatapan teduh yang menenangkan.
Meski selama ini cuek, ia selalu memberi perhatian, kasih sayang, sikapnya yang protektif berlebihan.
"aku mulai mengerti dengan perasanku sendiri hyung.." ujarku lemah. Tenggorokkanku terasa sangat sakit. Ia tampak takut mendengarkan perkataanku.
"aku juga.. mencintaimu hyung.."
Seketika jaebum hyung tersenyum lebar. Dengan tidak sabar aku membuka selimut dan menubruknya dengan kencang lalu memberikannya pelukan yang sangat erat.
"sangat mencintaimu.." ujarku pelan.
"..sangat mencintaimu" sahutnya lembut.
…
OMAKE.
"Jadi setelah itu engkau mengikuti remedial, begitu ?—H-hyung !?" kagetku ketika menemukan wajah Jaebum hyung terlalu dekat dengan wajahku.
Perasaan asing mulai menyeruak dihatiku.
Ia menggelengkan kepala,"Tidak, tidak ada apa-apa !"
Aku menatapnya dengan tatapan menyelidik,"Apa kau salah makan hyung ? Kemarin pun engkau tidak konsentrasi saat berlatih !"ujarku dengan nada sedikit meninggi. Ia kembali menggelengkan kepala,"Lupakan sajalah," ujarnya mencurigakan.
Aku melirik jam.
Jam 21:00 PM
Sudah saatnya tidur.
Aku pura-pura mengendikkan bahu untuk menutupi perasaan aneh itu lalu beranjak dari sofa,"aku tidur duluan hyung !" ujarku yang lalu memasuki kamar.
Namun saking gugupnya, aku sampai lupa untuk menutup pintu.
Pasti besok aku akan dibangunkan olehnya !
Aku mulai menyelimuti diriku dan mencoba tidur untuk melupakan perasaan aneh yang kurasakan sejak tadi.
..berguling sana
Berguling sini..
Sudah berpuluh-puluh menit lewat.. Aku tetap saja tidak bisa tidur.
Tiba-tiba aku merasakan seseorang membetulkan letak selimutku lalu mengecup keningku lembut dan mengusak rambutku.
..Jaebum hyung?
Aku berusaha untuk berpura-pura tidur lalu menggeliat pelan.
Setelah itu kurasakan ia duduk di kasurku bagian samping,"Maafkan hyung, Jinyoung-ie. Tampaknya hyung jatuh hati denganmu.." ujarnya.
Aku terhenyak mendengarnya.
"hyung tahu, perasaan ini salah.. tapi hyung tidak tahu.. harus bagaimana.."
Jantungku mulai berdebar beberapa titik air membasahi lenganku.
..Apa jaebum hyung saat ini sedang menangis?
"aku mencintaimu Jinyoung-ah.. sangat.." ujarnya dengan nada frustasi.
Ya Tuhan.. benarkah ini ?
HELLO HELLO HAI !
Cie yang nunggu update-an, hehe
Sebenarnya keselurahan ff ini sudah selesai, namun aku menambahkan sedikit bumbu didalamnya. Bagaimana ?
Untuk ff social media, sabar ya.. lagi agak malas untuk update, ditambah dengan kesibukkan real life.
Need review yang membangkitkan semangat nih ! mind to review?