Soonyoung mengoper bolanya pada Mingyu, lalu Mingyu menggiring bola hingga sampai didepan gawang lawan, Mingyu mengopernya kembali ke Soonyoung yang tidak dijaga oleh lawan kemudian ia menendang bola itu pelan kearah pojok kanan, dan masuk. Peluit pun dibunyikan, tanda permainan berakhir. Latihan hari ini selesai dan tim Jun push up 50 kali sebagai hukuman atas kekalahan mereka.
"Kau sudah lama disini?"
Soonyoung menghampiri Jihoon yang duduk ditribun penonton dengan gitarnya. Jihoon sudah disana sejak 50 menit yang lalu, Soonyoung saja yang terlalu fokus bermain. Jihoon mengangguk saja sembari tangannya masih terus memetik senar gitar lalu menyusun beberapa kunci yang sekiranya pas.
"Hyung, aku duluan ya!"
Mingyu sudah menenteng tasnya bersama dengan Wonwoo disana yang memberikannya air mineral. Mereka pulang lebih dulu.
"Jihoon, kau mau pulang sekarang?"
Soonyoung menoleh lagi pada Jihoon yang masih fokus dengan gitarnya.
"Sebentar lagi, boleh?"
Jihoon merespon. Soonyoung mengiyakan saja. Kemudian laki-laki yang baru saja mengganti warna rambutnya menjadi hitam pekat itu membereskan barang-barangnya selagi menunggu Jihoon selesai.
"Aku mau ganti baju dulu"
Jihoon menoleh padanya lalu mengangguk.
Soonyoung kemudian pergi untuk mengganti bajunya. Menggantinya dengan kaus merah yang ia gulung lengannya dan jeans yang ia (sengaja) robek dibagian lutut. Rambutnya ia biarkan sedikit basah. Ia tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin.
"Lihat siapa orang tampan disana"
Soonyoung menyisir rambutnya kearah belakang lalu pergi dari toilet. Sembari berjalan kembali ke lapangan futsal, ia memainkan ponselnya. Ada beberapa pesan yang masuk, salah satunya dari Jihoon pada jam makan siang.
.
From : Ji-putih-hun
Aku harus pergi ke kelas tambahan Joo Saem. Aku akan ke lapangan futsal setelah itu.
.
Soonyoung memasukan ponselnya setelah sampai kembali di lapangan futsal. Jihoon masih disana dengan gitarnya.
"Mau pulang sekarang?"
Jihoon menoleh lalu dengan wajah memelas ia menjawab,
"Sebentar lagi ya"
Soonyoung tersenyum lalu mengusak rambut Jihoon.
"Ya, tentu saja"
Jihoon tersenyum kemudian kembali memetik senar gitarnya, membuat sebuah alunan indah. Bukan sebuah lagu, hanya menyatukan nada-nada yang terdengar merdu.
"Bagaimana kelas tambahan dengan Joo Saem?"
"Menyenangkan. Joo Saem tadi mengajarkan sebuah lagu baru padaku. Permainan akustiknya memang yang paling hebat. Caranya memainkan gitar selalu membuatku iri."
Jihoon menjawabnya dengan tersenyum. Soonyoung mengangguk-angguk saja.
"Kau sudah makan?"
"Belum, aku tidak sempat makan"
Soonyoung terdiam lagi. Ia menatap Jihoon yang sedang memasukan gitarnya kedalam tas gitarnya.
"Mau makan sesuatu?"
Soonyoung tersenyum padanya. Jihoon terlihat berpikir sesaat lalu menjetikan jarinya setelah mendapat jawaban.
"Aku ingin tteokpokki!"
"Benarkah?"
Jihoon mengangguk bersemangat. Lalu keduanya berjalan meninggalkan lapangan futsal. Menyusuri koridor yang sudah sepi karena banyak mahasiswa yang sudah pulang. Soonyoung menggamit tangan Jihoon yang dengan senang hati disambut oleh Jihoon. Jihoon tersenyum pada Soonyoung, senyum yang membuat Soonyoung jatuh hati sejak mereka bertemu di hari kelulusan Seungcheol. Seungcheol adalah senior Soonyoung yang sekaligus kakak sepupu Jihoon.
"Sebentar"
Soonyoung menghentikan langkahnya lalu berjongkok untuk mengikat tali sepatunya yang lepas. Setelah terikat rapi, ia kembali berjalan bersama Jihoon. Hingga keduanya sampai di lobby.
"Kau tunggu disini saja, aku ingin mengambil motorku"
Jihoon mengangguk sambil tersenyum. Soonyoung mengusak rambut laki-laki yang lebih pendek darinya itu, kemudian pergi menuju lahan parkir motor. Ia mengambil ponselnya lalu membuat panggilan menggunakan earphone. Perlahan ia meninggalkan lahan parkir, memutar melewati jalan keluar lain di belakang gedung kampus.
"Soonyoung!"
"Tidak usah teriak begitu, aku pakai earphone"
"Kau dimana, bodoh?"
"Dalam perjalanan"
"Baguslah, aku pikir kau masih di kampus. Maaf setelah kelas tambahan aku pusing jadi aku langsung pulang ke rumah".
Soonyoung mendesah lega.
"Ya, aku tau" Jawab Soonyoung, "Jihoon, dia mendatangiku lagi"
"Siapa?"
"Mahluk itu"
"..."
"Jihoon? Kau disana?"
"Kau baik-baik saja kan?"
Soonyoung tertawa.
"Tentu saja, aku bahkan sedang dalam perjalan ke rumahmu"
"Dasar bodoh, aku khawatir tau!"
"Aku baik-baik saja, Jihoon"
"Ceritakan bagaimana kau bertemu dengannya"
"Awalnya aku pikir itu kau. Aku mulai sadar saat ia bilang kalau Joo Saem menyenangkan dan permainan gitarnya bagus".
Terdengar suara mendengus dari seberang telepon. Soonyoung terkekeh.
"Joo Saem hanya mengerti sejarah musik. Bahkan menekan tuts piano saja ia gemetaran, apalagi memetik gitar".
"Dan lagi dia bilang mau makan tteokpokki. Jihoon yang aku kenal bahkan benci mencium bau makanan pedas"
"Kau sangat mengenalku rupanya". Jihoon terkekeh di seberang sana.
Soonyoung sampai di depan rumah Jihoon dan dari motornya ia bisa melihat Jihoon yang sedang duduk di meja belajarnya yang tidak jauh dari balkon.
"Bahkan kau terlihat indah dari bawah sini"
Jihoon seketika menoleh keluar balkon, disana Soonyoung melambai padanya. Jihoon segera pergi keluar rumah untuk menemui Soonyoung.
"Tamu macam apa yang datang semalam ini".
"Mulutmu itu kenapa tajam sekali sih"
Jihoon memberikan peace sign dengan cengiran. Soonyoung menarik tangan Jihoon lalu berusaha menggengamnya, sayangnya Jihoon menepisnya.
"Aku melakukan hal ini padanya, lalu ia balas menggengam tanganku"
Soonyoung tersenyum jahil. Lalu kembali berkata,
"Apa aku pacaran dengannya saja ya? Lagipula kau belum menjawab pernyataan cintaku kemarin"
Jihoon memasang wajah dinginnya kemudian mencubit pinggang Soonyoung. Yang dicubit malah tertawa sambil menahan nyeri akibat cubitan Jihoon.
"Awas saja kalau kau berani"
"Dasar kejam"
"Tapi kau menyukaiku"
"Ya, itu dia. Itu benar"
Soonyoung mengelus sayang surai Jihoon. Jihoon suka hal itu. Dibanding Seungcheol yang suka sekali mengusak rambutnya, membuatnya berantakan.
"Aku pulang ya"
"Yasudah"
Soonyoung menyalakan mesin motornya, lalu memakai helmnya sampai tangan Jihoon menahannya. Mendaratkan ciuman ringan di pipi Soonyoung.
"Jawabannya 'ya'"
Soonyoung tidak perlu penjelasan lainnya. Ia sudah sangat mengerti. Laki-laki itu tersenyum lalu memakai helmnya. Ia membuka kaca helm hitamnya lalu berkata,
"Selamat malam, Jihoon. Aku menyayangimu"
"Hmm aku juga"
Jihoon melempar senyum padanya. Senyum khas Lee Jihoon yang tipis tapi begitu manis. Setelah itu Soonyoung memacu kendaraannya pulang kerumah.
Di tempat lain, disebuah gedung kampus tua yang gelap, sesosok mahluk mematung di lobby gedung tersebut. Mahluk itu tidak bergeming dari tempatnya sampai cahaya senter penjaga gedung itu menyorotnya dari kejauhan. Merasa melihat seseorang, penjaga itu menghampirinya.
"Tadi aku melihat seseorang disini" Gumam penjaga itu, lalu tak lama hawa dingin menusuk kulitnya. Ia merasa tidak nyaman dengan hawa dingin itu dan memutuskan untuk pergi.
'Soonyoung'
.
.
.
.
.
.
.
END
Sambil menunggu Find You selesai, aku bikin fict ini di kereta waktu pulang kerumah.-. hope you guys like it hehe.