Tittle: Onix ring
Author: Lee young jinz
Chapter: 1-4+ epilog
Genre: History, drama, angst
Rating: M
Cast: Yunjae
Disclaimer; yunjae saling memiliki. Kesamaan cerita hanya fiktif belaka
Warning: ff lama, dan ini alurnya cepat kayak di kejar kereta. Chapter akhir mungkin akan sedikit di edit. Bukan FF dari Blueberrymilkshake. Ini ff dari Lee young Jinz, seorang author ff yunjae lama dari TI dan LJ
EPS 2 Huh?
AKH"
YunHo menjerit kesakitan. Ia membuka matanya dan berencana akan menghajar siapapun yang membuyarkan mimpi indahnya. Matanya terpaku ketika ia melihat wajah wanita yang sama seperti dalam mimpinya hanya beda beberapa inchi dari wajahnya.
"Bangun!"
Bak seorang anak yang mendengar perintah gurunya, YunHo bergegas merapikan rambutnya dan berdiri. Punggungnya masih terasa sakit sekali, rotan yang menyentuh punggungnya berada ditangan wanita itu. Sangat terasa menyakitkan kulitnya.
"Maaf…Aku….ingin mencari Wakil Guru..Apa Agashii tahu dimana dia?"
Matanya yang hitam kelam masih menatapku dengan tajam. Keseriusan diwajahnya tiba tiba memudar dan tawanya yang nyaris terlepas dari bibir merahnya. YunHo semakin bingung harus berdiam diri atau ikut tertawa dengannya.
"Hahahaha…kau mencariku?"
(YHPOV: Wakil guru seorang wanita? Astaga…ada apa dengan kerajaan ini….Berguru dengan wanita secantik dia…aku bisa jatuh hati padanya dalam 3 x pertemuan.)
"Kau pasti pangeran YunHo dari istana Kyeongbok? Namaku Jaejoong. Tetapi tentu kau harus memanggilku Wakil Guru." YunHo mengangguk angguk penuh semangat.
"Dan satu hal lagi, aku seorang pria." Ucap Jaejoong seraya memunggungi YunHo keluar dari kuil.
(YHPOV: Wanita itu seorang pria? Astaga…aku semakin bingung dengan kerajaan ini…..)
.
.
.
Didalam sebuah bilik yang agak luas menurutnya mengingat yang ada dibayangannya adalah sebuah bilik kumuh kecil dan bau dikelilingi oleh bau jerami yang dapat membuat siapa saja mual. YunHo sedang membereskan bawaannya. Sebuah meja kayu kecil berdiri tepat disamping kasurnya yang terbuat dari bamboo dan jerami. Tidak pernah sedikitpun ia membayangkan akan tidur ditempat seperti ini jika ia mempunyai tempat senyaman istananya.
YunHo menoleh kesekeliling biliknya yang sepi. Barulah ia sadari bahwa seharusnya ia tinggal dengan salah seorang dari murid murid lain atau para senior. Tetapi tidak, hingga fajar menjemput, YunHo masih terbangun dalam keadaan sendirian didalam bilik itu.
TENG TENG TENG TENG
Suara yang terdengar seperti sebuah lonceng besar terngiang ditelinga YunHo. Seolah sudah mengerti bahwa itu merupakan sebuah panggilan untuk berkumpul, ia bergegas mengenakan luarannya dan berlari ke tengah lapangan dimana puluhan murid sudah berbaris rapih dengan 2 sosok yang sudah pernah ia lihat sebelumnya.
Ketika YunHo baru akan memasuki barisan murid murid itu, sepasang mata hitam menawan menemukan matanya. Wajah pemilik mata indah itu memberi isyarat untuk keluar dari barisan dan mengikutinya. Dan YunHo mengikutinya.
.
.
.
.
.
Kuil pagi itu tampak berdebu seolah sudah ditinggal bertahun tahun. Ataukah hanya YunHo saja yang tidak memperhatikan karena sejak kedatangannya matanya hanya tertuju pada Wakil Gurunya?
"Tugasmu hari ini. Bersihkan kuil." YunHo hanya melongo tak percaya, melihat diluar kuil kawan sejawatnya sedang mempersiapkan diri untuk belajar ilmu bela diri sementara dirinya...baru saja diberikan sebuah sapu oleh wakil gurunya.
YunHo merasa tidak ada gunanya ia melawan, maka ia segera mulai bekerja untuk membersihkan kuil. Sementara wakil gurunya sudah terduduk manis diatas ijuk dan mulai berdoa. YunHo memandanginya tak percaya.
(YHPOV: Apa hidupnya hanya untuk berdoa saja? Huff….sulit dipercaya. Aku tidak tahu harus menyatakan bahwa Dewa itu adil atau tidak. Wakil Guru begitu can….tampan….dan ia akan menghabiskan sepanjang hidupnya untuk ini?)
PRAK
Kepala sebuah patung Buddha kecil terjatuh. Dengan wajah takut ia melirik Wakil Gurunya. Mata Wakil Gurunya membuka secara perlahan. Lagi lagi mata hitamnya yang dapat menyihir pria maupun wanita yang memandanginya menemukan sorotan matanya yang ketakutan.
(YHPOV: Oh…tidak…jangan itu…..jangan….)
PLOQ
Sebuah tongkat rotan milik Wakil Gurunya menghantam punggungnya. "Itu hukuman untukmu. Sekarang selesaikan apa yang telah kau mulai!"
YunHo memandangi punggung wakil gurunya menjauh darinya dan berhenti untuk duduk diposisi semula serta mulai berdoa lagi.
.
.
.
.
Tak terasa malam sudah kembali menjemput, dalam sebuah bangunan besar, beberapa meja bertebaran didalam ruangan. Dan setiap bangku yang mengelilingi meja makan, terisi oleh para murid yang sedang berceloteh. YunHo mengambil sebuah meja kecil dipojok ruangan yang hanya memiliki 2 buah kursi. Dengan santai ia melahap makanan yang tidak lebih enak dari makanan pengawal istananya. Tidak ada daging, hanya sayuran hijau dan semangkuk nasi. Namun ia tidak peduli.
Disisi lain ruangan, Jaejoong dan Yong Jun menempati sebuah meja yang agak besar. Sama sama menikmati makan malam seperti halnya murid muridnya. "Jaejoong, bagaimana perkembangan Pangeran YunHo?" Mata Jaejoong langsung menjelajahi seisi ruangan. Sesosok pria menarik perhatiannya. "Aku belum bisa memastikan paman. Dan hari ini adalah hari pertamanya, biarkan ia menyesuaikan diri dengan lingkungannya sebelum memulainya."
"Baiklah, dan beberapa hal yang harus kau perhatikan Jaejoong…." Dan semua ucapan Yong Jun perlahan meredup. Konsentrasinya beralih pada sesosok yang ia pandangi sejak tadi. YunHo menangkap pandangan mata Jaejoong yang memandanginya. YunHo mencoba untuk menarik bibirnya untuk tersenyum namun ia hanya dapat melihat Wakil gurunya itu mengalihkan pandangan matanya pada Guru Besar.
YunHo tidak henti hentinya memandangi Wakil Gurunya itu. Seolah ada magnet yang menarik pandangannya agar tertuju pada Wakil Gurunya yang bisa dikatakan cantik itu. Secara mukjizat, Wakil Gurunya itu meliriknya kembali. Untuk kedua kalinya dalam ruangan itu mata mereka bertemu. Dan kali ini YunHo berhasil tersenyum pada wakil gurunya itu. Sementara Jaejoong, ia tersipu malu. Wajahnya merona. Beruntung posisi duduk mereka jauh sehingga YunHo tidak dapat melihat betapa merahnya wajah wakil gurunya itu.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++.
.
.
.
Malam itu, YunHo tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya selalu terbayang baying akan wakil gurunya. Betapa menariknya dia, kulit putihnya yang tak bercacat, wajahnya yang begitu sempurna bak dewi titisan dari Surga Abadi.
TOK TOK
YunHo mengumpat dalam hati, ia kesal karena ditengah lamunan indahnya, seseorang telah mengetuk pintunya malam malam seperti itu. Dengan langkah enggan, YunHo menghampiri pintu itu dan membukanya.
"Pangeran YunHo…."
Hati YunHo seolah melompat lompat diatas jantungnya ketika wakil gurunya berdiri tepat diambang pintunya. "Wakil Guru…ada apa..mal…."
Sebelum ia mengucapkan kata selanjutnya. Sesuatu yang lembut dan manis menyentuh bibirnya. Yah, Wakil Guru menciumnya. Pertama kali ia sudah dipukul jatuh oleh rotan wakil gurunya, tidak ingin ia merasakan benda itu menyentuh punggungnya lagi. Lalu ia melepaskan ciuman itu.
"Wakil Guru, Chaesunghamnida…aku…"
"Ssst…..kau jangan beri tahu siapa siapa, termasuk Guru Besar. Mari kita simpan saja rahasia ini…berdua…."
"Wakil Guru…"
Dan bibirnya bertemu dengan bibir YunHo untuk kesekian kali. Meski YunHo sadar betul bahwa wakil gurunya seorang pria, namun ia tidak kuasa untuk menolak ciuman manisnya, tubuh ramping nan putihnya itu menindihnya. "Dan satu hal lagi…..panggil aku Jaejoong…."
Meski ia tahu bahwa hal itu tidak benar, namun tetap saja YunHo seolah tidak mampu menghindar. Tubuh mereka bersatu dibawah cahaya bulan yang menerangi bilik YunHo dari sela sela jendela.
-TBC-
TBC-
Aku masukin ini dulu yah, gue masih belum bisa update yang lain karena tangan aku kemarin kudu rontgen lagi, jadi tunggu aja dah yah ^^
A man's first love ada yang mau di update ga?