Between You and Me
.
.
.
.
[Hiruma Yoichi, Haruno Sakura] Anezaki Mamori
.
.
.
©Aomine Sakura
.
.
.
Riichiro Inagaki, Yusuke Murata, Masashi Kishimoto
.
.
.
(Jika tidak suka dengan cerita yang dibuat Author atau adegan didalamnya, silahkan klik tombol 'Back')
DLDR! DILARANG COPAS dan PLAGIAT dalam bentuk APAPUN!
Selamat Membaca
oOo Between You and Me oOo
Mamori tidak paham dengan apa yang terjadi padanya. Dia termasuk murid yang pandai sewaktu di Deimon, tetapi mengapa pada akhirnya dia memilih masuk ke dalam Universitas Teikou. Banyak yang mengatakan, alasannya masuk ke dalam Universitas Teikou karena disana ada kapten setan yang terkenal.
Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia memilih Universitas Teikou untuk berkuliah. Dia bisa saja memilih Universitas manapun yang dia mau karena nilainya sangat tinggi. Tetapi entah mengapa dia memilih mengikuti jejak yang dipilih juga oleh kapten timnya itu.
Mamori tidak merasa keberatan ketika dia harus menjadi manager lagi ketika berada di Teikou. Dia malah menikmati perannya saat ini. Karena di Teikou, dia bertemu dengan banyak orang dengan warna yang berbeda.
"Cih, sampah sepertimu tidak usah sok mengaturku!"
"Kekekeke.. kepala gimbal sialan! Jika kamu tidak mau diatur, kamu bisa keluar dari tim ini, dasar sialan!"
"Sudahlah Agon-san, dengarkan apa kata Hiruma-san."
"Hah? Kenapa kau malah membelanya, Ikkyu?! Sampai kapanpun, aku tidak sudi jika harus diatur oleh sampah sepertinya!"
Mamori menarik nafas panjang. Inilah yang terjadi pada timnya. Agon dan Hiruma berada dalam satu tim, dan itu merupakan bencana.
"Nada suara kalian seharusnya bisa lebih baik lagi."
"Akaba, kau mulai tidak masuk akal."
"Berhenti mengoceh dan latihan, sialan!"
"Kami sudah lelah, Hiruma-san."
Mamori mengambil kardus berisi air mineral dan juga handuk. Ini sudah tiga jam sejak latihan yang dilakukan Hiruma dimulai. Mamori bukannya tidak mengerti, jika dibalik sifat cuek dan kasar milik Hiruma ada sifat peduli kepada tim yang dikelolanya. Membagikan air mineral, Ikkyu langsung menegaknya hingga habis.
"Terimakasih, Mamori-san." Ikkyu tersenyum.
Mamori tersenyum manis dan memberikan air mineral kepada setiap anggota tim. Begitu melihat Mamori, Agon langsung melepas kacamatanya.
"Mamori, kapan kamu menyetujui ajakan kencanku?"
Mamori akan buka suara ketika suara tembakan terdengar.
"Jangan macam-macam, gimbal sialan! Sampai kapanpun, dia tidak akan pernah mau menerima ajakanmu!"
"Cih, kau selalu begitu, Hiruma."
Mamori tidak banyak bicara dan langsung memberikan air mineral kepada Hiruma. Pemuda itu meniupkan permen karetnya dan menutup laptopnya ketika Mamori datang.
"Ini air mineralmu, Hiruma-kun."
Hiruma menerima air mineral yang diberikan Mamori dan menegaknya hingg kandas tak tersisa. Kemudian dia bangkit membawa senjatanya.
"Istirahat selesai, sialan! Lari keliling lapangan lima puluh kali ditemani oleh Carberus!"
Ikkyu langsung terlonjak dan berlari mengelilingi lapangan tanpa diperintah. Dia lebih suka dipimpin latihan oleh kaptennya itu dari pada dilatih oleh Carberus. Baginya, Carberus itu sama menyeramkannya dengan Hiruma, bahkan lebih menyeramkan.
"Hiruma-kun, jangan terlalu kasar pada mereka!" Mamori duduk di samping Hiruma.
"Kekekeke.. Turnamen Kanto akan diselenggarakan sebentar lagi. Tim lawan lebih kuat dari bayangan kita. Ada si cebol sialan, monyet sialan, si rambut putih sialan bahkan Kuritsa. Musashi dan haha bersaudara, kakek tua dari barat itu dan banyak musuh yang harus ditaklukan. Kau tau itu bukan, manager sialan?!"
Mamori hanya bisa mengerucutkan bibirnya ketika Hiruma berbicara panjang lebar. Saphirenya melirik Hiruma yang bangkit dan berjalan ke tengah lapangan. Jika sedang berlatih seperti ini, tidak akan ada yang bisa menghentikannya.
.
.
"Akhirnya! Aku bisa pulang dan mandi." Ikkyu mengganti pakaiannya. "Jika Akaba, akan melakukan apa?"
"Bermain gitar, kau pikir apa?" Akaba ganti bertanya.
"Kenapa kau tidak menikahi gitarmu saja, Akaba?" Banba memandang Akaba.
Mereka sekarang berada di Amerika dan ini sudah hampir enam bulan. Entah bagaimana caranya, Hiruma mengajukan cuti kepada kepala rektor mereka dan sekarang mereka berada di Amerika untuk berlatih sebelum turnamen Kanto dimulai. Mereka juga tidak paham seberapa kayanya Hiruma. Karena pria berambut kuning itu menyewakan apartemen untuk mereka tinggali.
Hiruma Yoichi, kapten mereka dari neraka memang seribu langkah lebih maju ketika memikirkan tentang Amefuto. Mereka bahkan mendapatkan kelas khusus di salah satu Universitas ternama dan tetap mengikuti mata kuliah mereka juga ujian sesuai dengan Universitas mereka. Baru kali ini, mereka melihat ada orang yang berkuasa hingga seperti ini.
Dan Tim mereka sendiri terdiri dari orang-orang hebat. Ikyyu sendiri bahkan tidak menyangka, jika akhirnya dia akan mengikuti langkah Agon untuk menjadi bawahan dari kapten nista seperti Hiruma. Latihan berat dan gila-gilaan pun mereka jalani disela kegiatan perkuliahan mereka.
"Aku inginnya begitu, tetapi aku tidak mungkin bisa menikahinya sedangkan pacarku yang ada di Perancis menungguku."
"Akaba punya pacar?!" Ikyyu histeris mendengarnya. Mendengar Akaba memiliki seorang pacar, seperti mendengar ada Ikan Salmon yang memakan orang. "Aku pikir karena saking cintanya dengan gitarmu, kamu tidak akan pernah menikah."
"Tidak usah kaget begitu. Aku juga memiliki pacar yang sekarang ada di Inggris." Banba menutup pintu lokernya.
"Bahkan Banba memiliki pacar?!" Ikkyu bertambah histeris. Sulit dipercaya, lelaki sebesar Banba bahkan memiliki seorang pacar. Dia merasa menjadi orang yang paling menyedihkan di dunia ini.
"Aku ingin bertemu dengannya, tetapi latihan ini menyita waktuku." Akaba mulai bercerita. "Sewaktu di Bando, aku bisa dengan leluasa pergi ke Perancis, tetapi sekarang itu tidak mungkin. Jika aku berani melakukan hal itu, pesawat yang membawaku akan di bom oleh Hiruma."
Mereka semua tertawa. Ini merupakan hiburan untuk melepas penat, setelah latihan neraka yang dilakukan Hiruma. Mereka bisa leluasa membicarakan kapten dari Neraka itu sepuas hati mereka, toh latihan mereka akan ditambah seratus kali lipat besok.
"Membicarakan soal pacar membuatku sedih." Yamato memakai pakaiannya.
"Jadi, Yamato jomblo?" tanya Ikkyu dengan wajah bahagia.
"Umm.." Yamato menganggukan kepalanya. "Tetapi aku tidak mau berpacaran denganmu, Ikkyu."
"Siapa juga yang mau denganmu, Yamato!" Ikkyu melempar Yamato dengan botol air mineralnya.
"Jadi, apakah ada gadis yang kamu sukai?" tanya Akaba sembari memetik gitarnya.
"Ada." Yamato sedikit berfikir. "Aku ingin menyatakan cinta padanya, tetapi aku takut dia mencintai orang lain."
"Hei, Yamato. Berjuanglah!" Banba menepuk pundak Yamato.
"Terimakasih, kawan-kawan."
.
Mamori menatap Hiruma yang sedang mengetikkan sesuatu di laptopnya. Ada sesuatu yang aneh dengan kapten timnya itu, karena sebuah senyuman terukir di wajah setan itu. Sejenak, dia terhanyut dalam senyuman itu.
"Sedang mengagumi ketampananku, manager sialan?"
Blush! Mamori bisa merasakan pipinya merona merah ketika mendengar perkataan Hiruma. Dia segera menggembungkan pipinya tanda tidak suka.
"Mou! Jangan bicara macam-macam, Hiruma-kun!"
"Kekekeke.." Hiruma menutup laptopnya. "Mau aku antarkan pulang, Manager sialan?"
Mamori harus memeriksakan pendengarannya. Sepertinya ada yang salah dengan kaptennya itu.
"Oi, kalian." Hiruma menatap teman-teman di timnya. "Segera kembali ke apartemen. Aku akan membunuh kalian jika sampai tidak beristirahat."
"Cih, berhenti mengaturuku, sialan!" Agon mengumpat, namun sayangnya Hiruma sudah keluar dari ruangan tim.
Sedangkan Yamato, memandang kepergian Hiruma dengan pandangan yang sulit diartikan.
.
.
"Kita mendapatkan kereta paling akhir." Mamori menarik nafas panjang dan duduk di salah satu kursi. "Akhir-akhir ini kereta bertambah ramai saja."
"Berhenti mengeluh, manager sialan!"
Mamori menggembungkan pipinya dan melirik Hiruma yang sedang mengetikan sesuatu di ponselnya. Memang apa yang menarik? Dia tidak mengerti, mengapa Hiruma suka sekali mengetik. Entah di ponsel atau di laptop.
Sebenarnya, dia ingin tahu apa yang diketikan oleh Hiruma. Tetapi jika dia mencari tahu, bisa-bisa nyawanya melayang.
"Halo, ada apa?"
Mamori sedikit melirik Hiruma yang sedang menerima ponsel. Sebenarnya, apa yang selama ini Hiruma sembunyikan dari semua orang.
"Baiklah, aku akan menjemputmu jika kamu sudah sampai. Jangan bertingkah yang macam-macam."
Hiruma meletakan ponselnya setelah sambungan telepon diputus. Mamori memandang Hiruma. Entah mengapa, dadanya terasa begitu sesak. Dia tidak mengerti, mengapa dadanya terasa sesak dan hatinya terasa sakit. Tidak. Tidak mungkin Hiruma sedang menjalin hubungan dengan gadis lain.
"Itu tadi siapa, Hiruma-kun?" tanya Mamori.
"Bukan urusanmu, manager sialan!"
Hiruma bangkit dari duduknya.
"Aku mau cari kopi."
Mamori memandang kepergian Hiruma dan menarik nafas panjang. Saphirenya kemudian tertuju pada benda berbentuk persegi panjang yang tergeletak di sampingnya. Memandang sekelilingnya, Mamori memberanikan diri untuk mengambil ponsel milik Hiruma. Dia tidak peduli jika Hiruma akan membunuhnya atau tidak nanti. Rasa penasaran sudah menguasainya.
Jemari lentiknya mulai menyentuh layar touchscreen milik Hiruma. Mamori tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat wallpaper yang dipasang Hiruma adalah tim Deimon Devil Bats. Sejenak, dia menjadi nostalgia karena melihat foto itu.
Senyumnya menghilang ketika melihat pesan singkat yang masuk ke ponsel milik Hiruma.
Yo-kun, aku tidak tahu jika kamu masih saja romantis seperti biasanya. Jangan lupa jemput aku jika aku sudah sampai. Aku mencintaimu, Yo-kun :*
Mamori bahkan lupa caranya bernafas ketika membaca pesan yang tertera di layar ponsel Hiruma.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haaaaiiiii! Kembali lagi bersama Saku disini! entah mengapa pas liat Eyeshield 21, tiba-tiba pengen bikin cerita dan akhirnya Saku jadi pengen ngeremake dan ngerepub ini :3 ada beberapa alur cerita yang dirubah dan semoga reader suka!
Sampai ketemu di chap selanjutnya!
-Aomine Sakura-