Paralel World. Code Geass

Code Geass Hangyaku no Lelouch

Oleh : Sunrise & CLAMP

Paralel World. Code Geass

Oleh : Kawaihana


Saat aku sedang mengajarinya membuat bunga, tiba-tiba Sayoko datang dan mengatakan kalau dia harus keluar dan membeli sesuatu dan menitipkan Nunnally padaku. Dia bilang kalau dia hanya akan pergi sebentar saja. Tapi ini yang ku khawatirkan. Bukankah Mao akan datang saat Sayoko sedang tak ada.


Chapter 45

Yuka POV

Aku berpikir untuk mengamankan Nunnally dari Mao. "Nunnally, kita sudahan dulu ya membuat origami nya. Sebentar lagi juga jam pelajaranmu akan dimulai" Ucapku seramah mungkin pada Nunnally yang sedang asyik menyentuh membayangkan semua origami yang berhasil dibuatnya.

"Benarkah? Padahal kukira masih ada waktu lebih lama" Nunnally berkata dengan nada sedikit kecewa. Kedua tangannya masih meraba origami bunga yang berhasil dibuatnya.

"Saat melakukan hal yang menyenangkan, waktu tak akan terasa berlalu. Nah, kuantarkan ke kamarmu dulu ya. Sebentar lagi Sayoko juga akan pulang" Aku berkata sambil mendorong Nunnally di kursi rodanya menuju kamarnya.

Setelah memastikan Nunnally aman di kamarnya, aku memasang sikap waspada dan berniat menjaga Nunnally dengan berjaga. Namun, tiba-tiba kepalaku terasa agak pusing. walaupun tidak begitu terasa, tapi aku tahu ini pasti efek dari perubahan jalur cerita yang kulakukan. Kali ini jalur ceritanya bisa benar-benar berubah kalau Mao gagal menculik Nunnally.

Aku berjalan perlahan di sekitar lorong dan terus waspada akan kedatangan Mao. Rasa pusing yang terasa berusaha kuabaikan.

Suara tepukan tangan yang terdengar dari arah belakangku membuat ku terkejut. "Sudah kuduga kau ada disini. Tadinya aku butuh adiknya Lelouch. Tapi sepertinya kau pun tak apa-apa" Mao sudah datang, dan sepertinya lebih cepat dari ceritanya.

"Apanya yang 'sudah kuduga'? Kau tahu aku ada disini karena 'suara' yang berbeda kan?" Kataku berusaha tetap tenang dan mengontrol nafasku agar keadaan tubuhku tak disadari olehnya.

"Aku akan melakukan permainan dengan Lelouch. Kuharap kau mau bekerja sama. Tentu saja, aku tak akan menyentuh anak perempuan itu kalau kau mau bekerja sama. Bagaimana?" Mao melakukan penawaran padaku.

"Bagaimana kalau kau ku kalahkan lebih dulu? Tubuh penuh luka itu tentunya menghambat pergerakanmu kan?" Ucapku menantangnya sambil tetap berusaha membuat agar kondisi tubuhku yang sedang tidak fit ini tidak disadari olehnya.

"Onee-chan. Sedang berbicara dengan siapa?" Nunnally yang tanpa kusadari rupanya keluar dari kamarnya dan mengetahui aku sedang berbicara dengan Mao. Namun sepertinya dia tak tahu apa yang sedang kami bicarakan.

Posisi Nunnally berada di jarak pandangku dan di belakang Mao. Dengan suara yang keras, aku berusaha menyuruh Nunnally untuk menjauh.

"NUNNALLY! PERGI DARI SINI! ORANG INI BERBAHAYA. CEPAT PERGI... " Ucapanku terputus karena tanpa kusadari, mau mendekatiku dan meninju perutku dengan keras. Cukup keras untuk ukuran orang yang tubuhnya kurus dan sedang terluka. Mao mengambil kesempatan saat aku lengah karena khawatir pada Nunnally.

Tubuhku roboh dengan rasa sakit di perut yang memperparah rasa pusingku. Rasa mengantuk yang seperti biasa, mulai membuat mataku berat.

Bisa kurasakan Mao mengangkat tubuhku dengan setengah digusur dan menghampiri Nunnally.

"Kutitipkan pesan pada kakakmu ya. Gadisnya kini ada padaku. kalau ingin dia kembali, Leouch harus bermain denganku. Akan kuhubungi untuk detailnya. Daah~" Mao menitipkan pesan pada Nunnally. Dengan mempertahankan kesadaranku, dapat kulihat Nunnally yang gemetar ketakutan. Setelah itu Mao membawaku melewati Nunnally menuju tempat yang sudah disiapkannya.

Melenceng dari cerita aslinya, kini aku yang dijadikan umpan untuk Lelouch. Harusnya Nunnally. Tapi aku tak ingin Nunnally diculik. Sebetulnya aku juga tak ingin diculik dan dijadikan umpan. Dalam cerita aslinya kan nanti Nunnally ditolong Suzaku. Alasan apa yang akan digunakan oleh Leloch nantinya... Ah bukan itu. Apakah Lelouch akan menolongku seperti Nunnally...

Lelouch POV

Walau dalam perjalanan menuju sekolah pun aku terus memikirkan rencanaku. Semuanya harus berjalan sesuai rencana.

Tapi selain Kuro no Kishidan, kini ada hal alin yang hinggap dipikiranku. Yuka.

Saat kemarin kami hanya berdua, perasaanku sangat tak tenang sampai tak bisa tidur. Lalu saat Yuka memakai pakaian yang dibelikan olehh C.C rasanya... Yuka jadi terlihat manis...

"Oi... Lelouch"

Terdenngar suara Suzaku yang berjalan sambil memanggilku. Dia menasihatiku agar tak banyak bolos, padahal dia sendiri juga suka bolos karena pekerjaan.

Agak aneh rasanya saat Suzaku berkata kalu kesibukannya yang membuatnya bolos adalah karena Kuro no Kishidan yang akhir-akhir ini memang sedang sering aktif. Padahal yang kutahu Suzaku bekerja di bagian teknik. Alasan yang dikatakannya adalah karena sering kekurangan tenaga kerja sehingga Suzaku sedikit terlibat.

"Bagaimana kalau sekali-sekali kita makan malam bersama? Nunnally juga pasti ingin bertemu denganmu. Apa kau punya waktu luang?" Aku menawarkan Suzaku agar makan malam bersamaku dan Nunnally. Kami sudah mengenal Suzaku sejak kecil dan Nunnally juga sangat menyukai berteman dengan Suzaku.

"Malam ini aku tak ada pekerjaan sih... Tapi apa tak mengganggu?" Suzaku menjawab dengan agak ragu, tapi kalimat lanjutan yang sepertinya hampir diucapkan oleh Suzaku terpotong karena Rivalz yang hadir tiba-tiba sambil panik.

Rivalz baru tahu kalau pujaan hatinya sang ketua OSIS akan bertemu dengan calon tunangannya hari ini. Rivalz benar-benar kacau karena kabar itu. Aku sih tak mau ambil pusing dengan masalah itu.

Aku harus memberitahu pada Nunnally kalau Suzaku akan ikut makan malam bersama kami. Selain itu aku juga harus memberi pesan pada Yuka agar tak keluar kamarku lagi malam ini.

Sekalian juga untuk menghindari pertanyaan dari Rivalz, aku bergegas pulang untuk memberitahu kabar ini. Tentu saja aku tak akan bolos. Setelah memberitahu Nunnally dan Yuka, aku berniat kembali dan mengikuti pelajaran.

Tapi... saat aku pulang, senyumanku menghilang bersamaan dengan terlihatnya Nunnally yang sedang menangis.

Nunnally mengatakan semua pesan yang dititipkan Mao padanya. Adikku menangis sambil menyampaikan pesan itu serinci mungkin.

"Onii-sama. Maafkan aku. Aku tak bisa melakukan apapun saat Yuka Nee-chan dibawa pergi..." Nunnally terus menangis.

"Itu bukan salahmu. Aku yang diincar tapi malah Yuka yang dibawa olehnya. Kau tak bersalah Nunnally. Kalau pun ada yang bersalah... aku..." Aku berkata sambil menenangkan Nunnally samapi teleponku berdering.

Sesuai pesan yang dititipkan pada Nunnally, Mao meneleponku untuk mengajakku memainkan sebuah permainan petak umpet. Sebuah permainan petak umpet dengan nyawa Yuka sebagai taruhannya.

TBC


Chapter 45 selesai

Maaf, Hana sekian lama hilang tanpa jejak. Mohon jangan digebukin 😇

Kembali Hana memohon Review dari semuanya ^_^

Salam,

Kawaihana