"Apa kau menyesal?"

Satu kalimat itu membuat semua harapan yang telah disusun Kyungsoo runtuh seketika. Ia menundukkan kepalanya, menatap ujung sepatu yang terlihat lebih menarik ketimbang manik hitam sahabatnya.

"Y-ya, aku menyesal." Jawab Kyungsoo, ia tak kuasa menahan tangisnya.

"Hapus air matamu, tidak ada gunanya menyesal sekarang. Kau harus menjalaninya."

"Baekhyun-ah, a-aku takut."

.

.

.

.

Kyungsoo's life

.

.

.

.

.

.

.

.

Kyungsoo meremas ujung seragamnya, pandangannya tetap ke arah sepatu barunya. ia tak berani menatap ke sekelilingnya, rasa penyesalan itu datang kembali.

"Kyungsoo-ya, apa kau gugup?" Tanya Baekhyun.

Kyungsoo menggeleng,"Aku tidak gugup, hanya menyesal."

Baekhyun mulai jengah dengan ulah sahabatnya. "Ayolah Kyung, sekolah ini tak seburuk yang seperti kau pikirkan. Lihatlah, sekolah ini tampak asri, banyak bunga-bunga bermekaran. Apa itu tak terlihat indah?" kata Baekhyun seraya menunjuk semua bunga-bunga itu.

"Baek, aku benci tanaman."

"Terserah padamu, ayo cepat. Aku tak ingin terlambat dihari pertamaku sekolah." Kemudian Baekhyun menarik Kyungsoo pergi.

.

.

Kyungsoo berdiri di koridor sekolah sendiri, ia menunggu Baekhyun yang mencari nformasi pembagian kelas. Ia terus berdoa agar ia dan sahabatnya itu satu kelas nantinya.

Tap tap tap

Kyungsoo mendengar suara langkah sepatu, matanya mencari ke asal suara. Ah itu Baekhyun. "Baekhyun-ah, bagaimana?" Tanya Kyungsoo khawatir. Baekhyun menggeleng, kemudian mengusap peluh yang mengalir di pelipisnya. "kita berbeda kelas kyung."

JDARR.

Kabut hitam dan halilintar mengelilingi pikiran Kyungsoo.

"ARGHH mengapa hidupku seperti ini!" kyungsoo bersimpuh seraya menahan air mata yang siap menucur kapan saja. Baekhyun memutar bola matanya, "Kyung, berhenti seperti ini. Kita hanya berbeda satu kelas."

"Ah begitu ya." Kyungsoo mengusap tengkuknya.

.

.

Kyungsoo menatap sekelilingnya, wajah mereka begitu asing bagi Kyungsoo. Ia terdiam beberapa saat hingga suara wanita paruh baya menegurnya. "Hei anak muda, perkenalkan dirimu."

"Namaku Do Kyungsoo, aku berasal dari SM Junior High Shool. Senang bertemu kalian."

Setelah perkenalan singkat itu, Kyungsoo dipersilahkan duduk kembali ke kursinya. Ia menatap ke sekelilingnya, banyak dari mereka yang berseda gurau. 'cepat sekali mereka menyesuaikan diri.' Pikir Kyungsoo. Kemudian ia teringat sahabatnya, Baekhyun. Ah pasti Baekhyun sudah punya banyak teman dihari pertamanya. Entah sejak kapan ia menjadi anti sosial seperti ini. Sebenarnya Kyungsoo tidak anti sosial, ia hanya malu.

Kring kring

Bel istirahat berdering, dengan kompak semua murid meninggalkan kantin dan menyerbu kantin. Hanya Kyungsoo yang masih duduk manis di kelas barunya. ia mengambil handphone di saku seragamnya, mengetik pesan singkat untuk sahabatnya.

Tak lama setelah itu, Baekhyun datang dengan sekotak susu kesukaan Kyungsoo.

"Hai Kyung, bagaimana kelas pertama mu?" Tanya Baekhyun dengan semangat. Kyungsoo memejamkan matanya kemudian menggeleng pelan. "Buruk."

Baekhyun menepuk pelan bahu Kyungsoo, "Tch berlebihan, ini lihatlah." Kata Baekhyun kemudian menyodorkan selembar kertas di hadapan Kyungsoo .

"Apa ini?" Tanya Kyungsoo.

"Itu daftar eskul yang ada di sekolah ini. Menurutmu, eskul apa yang cocok untuk kita berdua?"

"Hmm dance?"

Baekhyun menahan tawanya, "Kau ingin mencobanya?"

Kyungsoo melirik Baekhyun, ia melempar kertas itu sembarangan. "Ah tidak jadi." Kyungsoo memajukan bibirnya.

"Tenanglah Kyungsoo, aku hanya bercanda."

.

.

Ini hari pertama Kyungsoo berada di kelas dance, satu per satu semua murid baru memperkenalkan diri. Kyungsoo, duduk menyendiri di sudut ruangan. Ia hanya memperhatikan. Ia melihat Baekhyun dengan semangat memperkenalkan diri dan menunjukkan tariannya. Setelah itu, para senior yang memperkenalkan diri.

"Hai semua, nama kami Sehun dan Jongin. Kami selalu bersama sejak embrio. Hahaha."

Atensi Kyungsoo terfokus pada kedua seniornya. Lalu suara musik terdengar, kedua seniornya menari. Kyungsoo memandang Jongin dan Sehun dengan takjub. Kemudian suara riuh tepuk tangan mengakhiri pertunjukkan kecil itu.

"Mulai besok, kalian harus menghadiri kelas ini."

Suara senior yang lain pun mengakhiri acara di kelas dance.

Esok harinya, Kyungsoo terduduk sendiri di sudut ruangan dance. Kali ini tak ada Baekhyun yang menemaninya, kemana bocah itu. kemudian lelaki bermata bulat itu mengusap wajahnya kasar dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya yang tertekuk.

.

.

"Permisi."

Suara itu membuat Kyungsoo terkejut, kemudian ia mengangkat kepalanya dan mencari tahu dari mana asal suara itu. di hadapan Kyungsoo, berdiri seorang laki-laki berlesung pipit yang memegang selembar kertas.

"Permisi, namaku Yixing. Aku akan mengajakmu untuk menghadiri acara ini." Kemudian Yixing memberikan Kyungsoo kertas yang ia bawa. "Aku berharap kau datang, jika ingin pergi bersama kita bisa bertemu di halte bis mm dekat sekolah." Ucap Yixing ramah. Kyungsoo mengangguk mengerti. "Baiklah." Kemudian Yixing pergi meninggalkan Kyungsoo.

Kyungsoo menatap kertas di hadapannya lekat-lekat.

FESTIVAL DANCE

"Hm, aku harus memberi tahu Baekhyun." Kata Kyungsoo kemudian mengambil ponselnya dan menelpon sahabatnya. "Baekhyun-ah besok perlombaan dance akan dimulai, kau datang?"

"Ya aku datang, Kyung." Jawab Baekhyun dari ujung telepon.

"Bisa kah kita berangkat bersama?" Tanya Kyungsoo.

"Tidak bisa, Kyung. Aku akan pergi bersama senior kita, Kris." Jawaban Baekhyun membuat Kyungsoo merasa sedikit sedih. Kemudian ia berusaha tersenyum walaupun Baekhyun tidak melihatnya.

"Ugh baiklah."

"Kyung, kau baik-baik saja?" Tanya Baekhyun khawatir.

"Ya." Kemudian Kyungsoo memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian ia berdiri dan menghampiri Yixing yang berada di luar ruangan.

"Yixing-ah kupikir kita akan pergi bersama esok pagi."

Yixing mengangguk semangat, "Baiklah Kyungsoo!"

.

.

Keesokan paginya, Kyungsoo duduk manis di halte bus dekat sekolahnya. Ia memejamkan matanya, menunggu Yixing yang tak kunjung datang. Kemudian ia teringat Baekhyun yang pasti sekarang sedang bersama seniornya itu. "Ugh andai aku semanis Baekhyun." Pikir Kyungsoo

Kemudian seseorang menepuk bahu Kyungsoo, "Maaf aku terlambat."

Kyungsoo melirik ke asal suara, ah itu rupanya Yixing. Kyungsoo berdiri kemudian menunduk 90 derajat. "Oh hai Yixing-ah, tidak apa. Lagipula aku baru saja datang." Kata Kyungsoo kemudian tersenyum canggung.

"Hehe maafkan aku Kyung, oh iya kita masih menunggu satu orang lagi." Kata Yixing.

Kyungsoo mengerutkan dahinya bingung, "siapa?" Tanya Kyungsoo.

"Senior kita, Jongin." Kata Yixing, Kyungsoo mengangguk mengerti.

"Senior kita yang selalu bersama sejak embrio itu 'kan?" Tanya Kyungsoo, Yixing tak kuasa menahan tawanya. "Hahaha, kau benar Kyung." Kemudian mereka berdua tertawa bersama, ternyata sehari tanpa Baekhyun tak seburuk yang Kyungsoo pikirkan.

Tawa Yixing berhenti kemudian digantikan dengan bungkuk 90 derajat dan diikuti oleh Kyungsoo.

"Hai senior." Sapa Yixing.

Senior itu tertawa pelan, "Jangan panggil aku senior, panggil hyung saja."

"Hai Jongin hyung." Yixing menyapa ulang seniornya itu. kemudian ia mendorong Kyungsoo yang di sampingnya ke hadapan Jongin.

"Jongin hyung, ini Kyungsoo. Dan Kyungsoo, ini Jongin hyung." Kemudian Kyungsoo dan Jongin saling membungkuk, entah mengapa suasana menjadi canggung setelah itu. untung saja bis datang di waktu yang tepat.

Kyungsoo,Yixing dan Jongin memasuki bis yang padat, di dalam hanya tersisa satu kursi kosong dan mereka sepakat jika Yixing yang akan menduduki kursi itu karena lelaki berlesung pipit itu memenangkan pertandingan batu gunting kertas yang merka adakan secara mendadak.

Kyungsoo dan Jongin berdiri di tengah bus yang padat, semua penumpang saling berdesakan hingga mendorong tubuh Kyungsoo yang mungil itu. Jongin melihat wajah Kyungsoo yang merasa tak nyaman itu, "Kyung, kau bisa berpegangan padaku jika kau mau."

"T-tidak senior, aku tak- AKHH."

Tiba-tiba bis itu berhenti mendadak dan membuat hidung Kyungsoo terbentur dada Jongin yang bidang. "Unghh sakit." Kyungsoo mengusap hidungnya yang memerah.

"Kan aku sudah memperingatkan mu, Kyung." Kata Jongin.

Kyungsoo menundukkan kepalanya, "Maafkan aku senior, aku tak tahu jika bis ini akan berhenti mendadak."

Kemudian Jongin membawa Kyungsoo ke dekapannya, "Biarkan seperti ini Kyungsoo-ya." Jongin membisikkan kalimat itu di telinga Kyungsoo, kemudian seseorang mendorong jongin. Akibatnya bibir sexy jongin menempel pada leher Kyungsoo, ia merasakan sensasi lain saat bibir itu menyentuh lehernya. seketika wajah hingga telinga Kyungsoo memerah akibat ulah jongin.

Melihat wajah Kyungsoo yang memerah, membuat Jongin tertawa dalam hati. Kyungsoo sangat sensitive, begitu pikirnya. "Kyung, apa kau baik-baik saja?" Tanya Jongin. Kyungsoo hanya menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajah nya yang memerah.

TBC/END

REVIEW PLEASE

REVIEW MU, SEMANGAT KU