Kau tak akan pernah tahu…
…betapa terlukanya aku.
Ketika ada nama lain yang keluar dari bibirmu..
Sementara aku ada di dekatmu.
.
.
.
.
.
.
Naruto and all characters belong to Masashi Kishimoto
.
.
.
.
"Ah! Gaara-kun.."
Pria yang sejak tadi tak henti-hentinya melumat bibir wanita yang terbaring tidak berdaya di bawahnya kini mengehentikan aksinya.
Ia pandangi sejenak wajah wanita di bawah tindihan tubuhnya.
Temaram cahaya bulan yang menerobos masuk melalui celah-celah ventilasi jendela kamar mereka, tidak bisa menipu penglihatannya.
Wajah wanitanya yang memerah dengan bibirnya yang sedikit bengkak karena cumbuannya. Ya, wanita ini istrinya –miliknya. Walaupun hanya dalam sebuah status.
Wanita ini memang miliknya dalam artian lain. Karena nyatanya sampai sekarang hati wanita itu masih berada di sana, di tempat yang mungkin tak bisa ia gapai. Nama yang ia sebutkan tadi adalah bukti nyata bahwa sampai saat ini tidak pernah terlintas barang sejenak namanya di benak wanita ini. Waktu setahun ternyata tidak dapat membuat segala sesuatu berubah.
Seperti cinta Sakura kepada Gaara.
"Kenapa kau berhenti, Sasuke?"
Wanita itu bertanya karena Sasuke tiba-tiba mengehentikan kegiatannya. Rupanya ia tidak sadar bahwa ia telah menyebut nama orang lain di sela-sela percintaan mereka.
Sasuke hanya diam tidak menjawab. Pria itu kembali mengecup bibir wanita di depannya dengan penuh kelembutan dan segala nafsu yang menggebu. Pemuda berumur 27 tahun itu lebih membiarkan nafsu mengambil alih tubuhnya walaupun perasaannya terluka. Dan di tengah-tengah desahan nafasnya yang berat, lelaki itu mengecup penuh cinta dahi wanitanya. Membawanya dalam rengkuhan hangat tangan kokohnya sebelum terlelap terbawa mimpi.
.
.
.
.
.
Sakura bangun dengan tubuh yang letih. Wanita itu sedikit melirik ke samping, di mana suaminya tengah tertidur dengan wajah damai dan hanya selembar selimut yang menutupi tubuh polosnya.
Sakura menyingkirkan dengan lembut tangan Sasuke yang sejak semalam merengkuhnya. Wanita itu berjalan pelan ke kamar mandi. Detik berikutnya, suara percikan air terdengar dari dalam sana.
.
.
.
.
.
.
Sasuke berjalan pelan menuruni tangga rumahnya sambil menggulung lengan kemejanya. Pria itu berjalan ke arah dapur dan melihat sang Istri yang tengah sibuk berkutat dengan masakannya. Tampak tidak terganggu dengan kehadirannya.
Pria berumur hampir kepala tiga duduk di meja makan. Mengambil beberapa lembar roti dan mengoleskannya dengan selai kacang. Tidak lama kemudian Sakura datang dengan secangkir kopi di atas baki.
Sasuke sedikit menyesap kopi panasnya sementara wanita itu membawa piring ke dapur.
"Aku akan pulang malam." Katanya.
"Aku juga akan lembur hari ini." Sasuke sedikit mendongakkan kepalanya saat wanita itu memakaikannya dasi.
"Jangan terlalu lelah."
"Kau juga."
Sakura memberi perintah agar Sasuke duduk di sofa lewat matanya. Lelaki itu dengan patuh menuruti istrinya. Wanita itu memakaikan kaus kaki dan sepatu sementara Sasuke hanya memandanginya.
"Siap." Sakura bergumam pelan. Mereka berjalan berdampingan keluar rumah. Sasuke sedikit menarik kepala pinky milik istrinya mendaratkan kecupan selamat pagi pada bibir wanitanya sebelum ia masuk ke dalam mobil dan Sakura hanya memandang sendu Porsche biru dongker yang baru saja keluar dari halaman rumahnya.
=0=0=0=
.
=0=0=0=
"Ohayo, Hatake-san?" Sakura menyapa pasiennya yang baru saja melewati masa operasi tiga hari yang lalu. Wanita yang bernama lengkap Hatake Rin itu melempar senyum manis kepada Sakura. "Bagaimana keadaanmu?"
"Sudah baik, hanya sedikit pegal karena aku tidak bergerak beberapa hari ini, Sensei." Rin menjawab dengan lembut. Sakura adalah dokter yang merawatnya. Wanita itu sangat baik dan lembut. Mereka bahkan sangat cepat akrab.
Sakura berjalan ke jendela, meyingkap gorden yang menutupi ruang rawat ini dan membiarkan matahari dengan rakus menyinari ruangan ini.
"Hm. Apa kau merasakan sakit di bekas jahitannya?"
"Kadang." Wanita itu sedikit meringis saat menggerakkan tubuhnya untuk duduk.
"Kurasa kau masih harus banyak istirahat, Hatake-san." Sakura merogoh kantung tasnya, mengambil beberapa jilid buku dari sana. "Kau ingat, aku berjanji akan membawakanmu buku,' kan?" Wanita itu menunjukkan tiga buah buku pada Rin. Wajah Rin tampak sumringah ketika Sakura meletakkan buku-buku tersebut di atas pangkuannya.
"Arigato, Sakura-san."
"Hm, aku permisi dulu ya, Hatake-san!" wanita di depannya mulai membuka buku-buku itu saat Sakura melangkah keluar dari ruang rawatnya.
.
.
.
.
.
"Sekian untuk hari ini." Sasuke mengakhiri meeting hari ini dengan senyum puas. Lelaki itu tampak bangga dengan hasil pekerjaannya yang membuat saham-sahamnya meningkat drastis. Pria itu tampaknya melupakan sedikit masalahnya.
"Hebat! Aku salut padamu, Teme!" Suara melengking nyaring Uzumaki Naruto berhasil membuatnya mengalihkan perhatian. Lelaki itu tampak menyeringai memandang Sasuke yang tengah duduk santai di kursi kebesarannya.
"Berkat kau juga, Dobe."
"Jarang-jarang kau berterima kasih pada Naruto, Sasuke." Suara Sai berhasil membuat Sasuke mendengus dan Naruto menyikut perut lelaki pucat itu. "Sakura tidak salah memberimu service tadi malam, 'kan?"
"Jangan membual, Bodoh!" Sasuke berkata sarkas, membuat dua pria di depannya tertawa renyah. "Apa yang kalian tertawakan?" Sasuke mengernyitkan alisnya tidak suka.
"Tidak ada." Naruto menjawab cepat. Sedangkan Sai masih berusaha meredam tawanya.
"Oh ya, Ino mengadakan pesta ulang tahunnya besok malam. Kuharap kalian bisa datang!" Sai memberikan kartu undangannya pada Sasuke. "Jam tujuh, oke. Aku permisi dulu." Dengan langkah yang sedikit cepat pemuda itu berjalan keluar meninggalkan Sasuke dan Naruto.
"Kau juga tidak pergi?"
"Hah?" Naruto mengerjapkan matanya dramatis. Sebelum akhirnya ia menyeka matanya, pura-pura menangis karena tersinggung oleh kata-kata Sasuke yang secara tidak langsung mengusirnya. Sasuke menghiraukannya. Pria itu dengan langkah tenang meninggalkan Naruto yang sedang mengumpat tidak jelas.
.
.
.
.
.
Sasuke melajukan mobilnya dengan kecepatan standart di jalanan bebas hambatan. Lelaki dua puluh tujuh tahunan itu menatap jalanan dengan tatapan datarnya. Mood-nya berubah-ubah hari ini.
Malam sudah menunjukkan pukul 12 tepat saat Sasuke tiba di rumah. Sakura belum pulang karena saat Sasuke masuk keadaan rumahnya masih gelap, kecuali lampu teras yang dihidupkan istrinya dari siang tadi.
Sasuke sebenarnya khawatir dengan wanita itu karena Sakura tidak mengirim pesan padanya. Jadi untuk mengulur waktu, pemuda itu memilih masuk ke kamar mandi. Membiarkan pancuran air dari shower membasahi tubuhnya.
.
.
Saat Sasuke keluar dari kamar mandi, hal pertama yang ditangkap indra penglihatannya adalah tubuh Sakura yang masih berbalut jas dokternya di atas tempat tidur. Sang wanita tampak kelelahan sampai tidak sempat membersihkan diri atau sekedar melepaskan pakaiannya.
Sasuke membungkuk perlahan, melepaskan sepatu wanita itu dan dengan pelan mengangkat tubuh istrinya itu guna melepaskan jas dokternya sebelum membaringkan wanita itu dengan benar di ranjang. Jari-jarinya bergerak menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi wajah ayu istrinya.
Sasuke memperhatikan dalam diam wajah damai Sakura yang tengah telelap tampak tidak terganggu sedikitpun dengan gerakan tangannya pada wajah wanita itu. Gerakannya jari-jarinya langsung berhenti saat melihat gumpalan kenyal berwarnah merah muda.
Pria itu mengelusnya berkali-kali menggunakan ibu jarinya sebelum menundukkan kepalanya. Mengecup lama bibir Sakura. Berulang kali Sasuke melakukannya, hingga tanpa sadar lelaki itu sedikit melumat bibir manis istrinya.
Sasuke menarik nafasnya dalam-dalam saat ia melepaskan tauatan bibirnya dengan Sakura. Lelaki itu lantas berbaring di samping istrinya. Tangannya menarik lengan Sakura agar melingkari tubuhnya sebelum giliran tangan-tangannya yang merengkuh pinggang wanita itu.
Dalam tidurnya, Sasuke berbisik..
"Aku mencintaimu."
–dan pria itu tidak tahu, bahwa Sakura sudah hanya pura-pura tertidur sejak tadi..
.
.
.
.
.
.
Tetapi jika bertahan membuatmu tetap tinggal dan melihatku..
…aku akan di sini, bersama luka yang bersarang di dada.
Berharap suatu saat nanti akan ada..
Sedikit rasa cintamu untukku…
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
Maaf kalo ga suka :(
Jadi SasuSaku itu udah nikah. Mengenai hubungan Gaara sama Sakura, mungkin akan dibahas dichapter depan.
Kalo masih ada yang gak jelas, bisa sampaikan dikotak review atau PM saya.
Makasih buat yang udah sekedar mampir atau baca..
Review, please?