Dua puluh kursi, dan Sasuke selalu duduk dikursi yang sama. Memilih menyendiri demi secuil ketenangan, menghargai waktu luang berharganya selepas menerbangkan pesawat. menikmati pendar lampu dengan beberapa musik terputar di playlist pada gadget canggihnya. Sasuke menikmati perjalanan singkatnya menuju hotel dan semuanya tahu Sasuke tak suka diganggu.
Alis Sasuke berkedut-kedut, tangannya sudah gatal ingin meremas kepala pirang yang rasanya begitu menyakitkan mata. "Kau—" aura hitam pekat menguar.
"Hm? Kenapa Teme?" Naruto berbalik, dilihatnya Sasuke yang menekuk alisnya seperti sedang menahan sesuatu.
Sasuke tak menjawab, memilih mendelik tajam mengirim kode 'Aku marah pake banget!' pada Naruto dan sayangnya Naruto hanya senyum sumringah, sabar menunggu Sasuke sedikit mengangkat suara.
"Dobe—" kesal dengan kode-kodeannya yang tak berhasil ditangkap dan diterjemahkan oleh otak Naruto yang berkapasitas pas-pasan, Sasuke memilih menggeram, memberatkan suara dengan penuh dominasi.
Naruto merinding, saphirenya membulat. "Te-Teme—" napasnya tersengal, bulir keringat menetes bergantian, Naruto berhasil menangkap kode yang diberikan Sasuke. "Ma-maafkan aku, aku baru sadar kalau—" Sasuke sedikit mengangkat sudut bibirnya, tangan dengan lelehan permen ia julurkan, kode untuk Naruto membersihkan tangannya. Sayangnya ketika tangannya terulur, Naruto sudah berdiri heboh menghampiri supir mini bus yang mereka tumpangi—.
—dan berteriak lantang "Pak! Tolong berhentikan mobilnya di pom bensin terdekat!" Sasuke menekuk alis, heran. Pak supir berjengit, kaget dengan tindakan tiba-tiba Naruto "A-ada apa?"
"Bersabarlah Teme!" binar simpati tertuju pada Sasuke.
"Aku sudah bersabar, tapi aku sudah bisa menahan—"
"Astaga! Kau—Apa sudah—" gelagat panik makin ditunjukan Naruto "Cepat Pak! Cepat berhenti di pom bensin!" Naruto makin heboh. Bisik-bisik mulai terdengar dibelakang membuat Sasuke tertular panik
"Dobe, apa yang kau lakukan?" Sasuke sedikit meninggikan intonasi suaranya
"Kumohon tahan sebentar Sasuke, jangan marah-marah, itu akan mempercepat prosesnya!" Naruto mendorong bahu Sasuke, menyuruh pria itu untuk kembali duduk dengan tenang.
Sasuke tersulut emosi, tak suka dengan perlakuan Naruto padanya. bagaimanapun Naruto memang sudah menyulut emosinya dari awal. "Aku tidak bisa menahan untuk mere—"
"ASTAGA! BERHENTI SEKARANG JUGA PAK SUPIR!" Naruto berteriak heboh. Supir sudah bersiap menginjak pedal rem.
"Jangan berhenti Pak!" Sasuke melotot. Supir kembali menekan pedal gas.
"Astaga Teme! Itu tidak baik ditahan, Berhenti Pak!"
"Tetap lanjutkan perjalanan Pak."
Bus berjalan tersendat-sendat. Kru didalam dengan supir dibuat bingung dengan perdebatan captain beserta co-pilot armada mereka. Kiba memijat keningnya, memberanikan diri maju mencoba menengahi pertengkaran yang terlihat seperti pertengkaran suami istri dihadapannya.
"Oops, berhenti Naruto. Sebenarnya ada apa, kenapa kau ingin berhenti?"
Naruto merenggut, kenapa si Teme itu begitu gengsi dengan kondisinya sekarang. "Aku hanya ingin membantu Sasuke, Kiba."
"Membantu Uchiha-san?" Kiba bertanya. Sasuke ikut menaikan alisnya, bingung. Membantu apa? Seingatnya ia tidak meminta bantuan Naruto. Ia hanya menyuruh Naruto mengelap tangannya.
Menghela nafas, Naruto melirik ragu. Tatapan Sasuke yang kebingungan disalah artikan Naruto menjadi tatapan 'Jangan bilang-bilang', ia jadi tidak enak hati. Tapi di satu sisi kalau ia tidak mengatakannya pada Kiba, Sasuke pasti akan tetap tak mau berhenti. Otaknya berpikir keras, menimbang-nimbang keputusan mana yang terbaik dan karena Naruto sudah terlahir dengan pribadi yang murah hati dan setia kawan, ia memilih opsi pertama –menyelamatkan Sasuke—. Akhirnya, dengan ragu Naruto menjawab.
"Sasuke ingin buang air besar dan ia malu untuk menghentikan supir!" Mengambil nafas dalam satu tarikan dan karena suaranya begitu cempreng seluruh kru dapat mendengarnya.
CKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII—IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT
Ban berdecit, kepala supir terjeduk kemudi, para kru terkejut, Kiba menganga dan Sasuke—
—berubah menjadi batu.
Ternyata Naruto salah tangkap kode.
.
.
Title : My Lovely Pilot
Pair : Sasuke x Naruto
Genre : Humor, Romance, Friendship
Rate : T to M
Chapter : Part 2 of 3
Warning : BL, BoyxBoy, cerita humu, Gaje, Typo dimana-mana, OOC sudah pasti =w=
Summary : Sasuke seorang pilot internasional, straight dan senang bermain dengan wanita. Ketika karier sebagai pilotnya melejit Sasuke bertemu dengan Naruto, seorang co-pilot newbie. Bagaimana pekerjaan yang akan mereka lewati bersama, dapatkan Sasuke bekerja sama dengan Naruto untuk menerbangkan pesawat atau bahkan menerbangkan benih-benih cinta?
Mulai chap 2 dan chap 3 akan ada beberapa adegan nyerempet dengan bahasa yang sedikit vulgar oleh karena itu fanfic ini saya naikkan menjadi rating M walaupun saat ini saya belum berminat untuk menyisipkan adegan Nganu.
.
Naruto ©Masashi Kishimoto
My Lovely Pilot ©saruakira
.
[AU]
.
Polesan merah jelas tercetak dipipi pramugrari yang lewat dihadapan Sasuke begitu mereka sampai di hotel. Melirik-lirik dengan senyuman aneh. Sasuke memasang wajah datarnya, menganggap tidak pernah mengalami kejadian di bus yang ditumpanginya lima menit yang lalu. Tak mau ambil pusing, Sasuke melenggang pergi memilih untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Sial, baru satu hari pria pirang itu bekerja, dirinya sudah dihujani berbagai masalah. Ini gila.
"Selamat datang Sasuke." Sasuke melotot. Pria dihadapannya ini memang punya cara sendiri. Cara untuk menjatuhkan kesabarnya yang memang sudah tipis menjadi lebih tipis.
"Dobe—" Sasuke menekan suaranya sampai tinggal udara.
"Bagaimana, apakah perutmu masih sakit" Naruto mengambil handuk yang tersampir dikursi. "Omong-omong airnya segar sekali loh Teme, sana kau mandi dan lanjutkan yang tadi, sepertinya belum keluar semua mengingat kau sebentar sekali dikamar mandi tadi." senyum seribu volt ditebar, sambil menyibukkan diri mengeringkan rambut pirangnya.
BRAK
Sasuke menutup pintu. Cukup. Kesabarannya sudah habis, ia akan protes pada pengelola hotel.
Langkah besar diambil, tergesa-gesa dengan emosi meletup-letup. Sasuke belum pernah semarah ini selama dua puluh lima tahun hidupnya. Mencatat dalam hati, sekembalinya ke jepang ia akan menghasut kepala direktur untuk memecat si kepala kuning jabrik.
Pria paruh baya itu tersentak. Sasuke berdiri dihadapannya dengan tatapan mengintimidasi. "Asuma, bukankah aku tidak meminta partner pria untuk malam ini?"
Asuma, kepala pengelola hotel dibawah naungan Konoha's Eagle itu berjengit. "Mohon maaf Uchiha-sama, hari ini jadwal penerbangan cukup padat sehingga seluruh kamar telah terisi." Ia menunduk dalam, menyadari kesalahannya.
Sasuke menatap datar. Untuk kali ini ia tidak menerima alasan apapun. Ia ingin tidur sendiri, tanpa pria pirang.
"Mohon maafkan keteledoran saya Uchiha-sama." Asuma makin menunduk. Sasuke mendecih "Ck, setidaknya siapkan dua ranjang."
Asuma menggaruk tengkuknya "Mohon maaf Uchiha-sama, kasur cadangan semuanya sudah terpakai."
.
Naruto baru saja bergelung diranjang, suara pintu berdebum keras tiga meter dihadapnya membuatnya sedikit berjengit. "Uhm—Teme?" ia menggosok kelopak matanya.
"Ooh teman sekamar, apa aku membangunkanku?" Sasuke tersenyum mengejek, entah kenapa sedikit puas sudah mengusik tidur 'teman sekamarnya'.
"Mmh, tidak apa-apa."
"Bisakah kau berbagi ranjang sebentar? Kami membutuhkannya sekarang." Sasuke mengelus lengan gadis dipelukannya, menebar kesan sensual.
"Umm—" Naruto membuka matanya dengan terpaksa, memincing sosok disebelah Sasuke. "Kenapa kau ajak wanita itu kemari, kan kasurnya tambah sempit" setengah sadar karena begitu mengantuk, Naruto menggeser tubuhnya memberikan ruang yang cukup luas untuk ditempati Sasuke bersama wanitanya.
TWITCH
Alis tajam Sasuke berkedut kesal.
"Sukeeee~ apa kau yakin akan melakukannya disini?" jemari lentik berani meraba dada bidang lelaki disampingnya "Aku tidak ingin dilihat dia." Rengeknya dengan menunjuk Naruto yang sudah kembali pulas.
"Dobe—" Sasuke melepas pelukannya kemudian menarik lengan Naruto, membuat pemiliknya terangkat. Ia mencongdongkan tubuhnya. Satu lutut menapak ranjang, menahan berat tubuh.
"Ungh—aku ngantuk Teme." Naruto merengek kecil, tubuhnya sudah capek dan ingin tidur lelap, apa si kepala ayam itu tidak mengerti? Padahal ia sudah dengan baik hati berbagi ranjang.
"Tsk." Sasuke membawa telapak Naruto, menuntunya untuk menyentuh bagian selatan tubuhnya. Naruto tersentak. Ngantuknya hilang sudah. "Ap-Teme—?!" Saphirenya melotot horror.
Sasuke menarik ujung bibirnya, menghapus jarak antara dirinya dengan Naruto "Bisa kau keluar, aku membutuhkan ruangan ini untuk melepas penat."
Naruto berhenti melotot. "Ta-tapi aku mengan—"
"Apa kau ingin menonton secara live,huh?" Sasuke menyela lebih gesit. "Kau hanya perlu keluar dan biarkan teman kamarmu ini melepaskan penatnya." Dengan gerakan cepat, ia menutup telapaknya, membuat telapak Naruto mau tak mau meremas bagian selatannya dan itu menimbulkan gelenyar aneh yang dirasakan Sasuke.
Naruto mengangguk dengan rona wajah yang semakin memerah, ia melepas tangannya dari cengkraman Sasuke, terburu-buru meninggalkan Sasuke yang semakin mengeras dibawah sana.
Sasuke mendengus tersenyum puas, sedikit tidak rela tangan Naruto pergi dari adik kecilnya.
Tidak. Tidak. Pikiran macam apa itu Uchiha Sasuke, kau masih normal, dan lihat dihadapanmu sudah tersuguh wanita cantik berdada besar dengan pipi merona yang tersembul jelas dipipi tirusnya yang putih.
"Hihi, kau hebat sayang, bisa kita lanjutkan?" sang gadis berani mellngkarkan tangannya pada pinggang Sasuke, menenggelamkan wajahnya dipunggung Sasuke yang terlapisi kemeja menghirup sebanyak-banyaknya aroma lelaki eboni dihadapannya. "Kau tahu, hari ini hari amanku."
"Hn?" Sasuke mengecup ujung jemari sang gadis 'Pembohong' cibir Sasuke dalam hati "Aku tak mau ambil resiko."
Sepersekian detik, Sasuke menarik sang gadis dan mereka terjatuh dipangkuan ranjang.
.
Sasuke terkesiap. Suara Naruto berbayang, seakan merasa bersalah telah mengusir Naruto. Perasaan khawatir membelenggunya, mengusik tidur nyenyak dengan penghangat ranjang disamping. "Sial, Kenapa aku khawatir dengan si idiot itu?" mencoba mengesampingkan perasaan yang jarang teraba olehnya. "Sudahlah biarkan saja, mungkin ia sudah tidur di kamar yang lain." Sasuke kembali menutup wajahnya dengan selimut.
"Mohon maaf Uchiha-sama, hari ini jadwal penerbangan cukup padat sehingga seluruh kamar telah terisi." Suara Asuma tengiang.
"Sial!" Buru-buru ia memunguti pakaiannya dan memakainya dengan asal.
.
Naruto meringkuk disofa begitu Sasuke menemukannya. Wajah polosnya terlihat damai.
"Idiot ini—" entah mengapa melihat wajah bodoh dihadapannya selalu membuat Sasuke naik darah. Rentetan musibah akibat pria pirang ini yang mungkin tanpa sadar tersimpan dalam ingatan jangka panjang Sasuke, menyebabkan trauma yang menimbulkan emosi tersendiri baginya. Menyampingkan perasannya Sasuke menyelipkan tangannya pada leher dan kaki Naruto. Memutuskan kembali ke kamar. "Kau cukup berat juga, Dobe."
.
Sasuke membaringkan Naruto diranjang. gadis penghangat ranjangnya sudah dikembalikan sebelum ia mencari Naruto. Ia menenggak air minum botolnya sampai tandas, kelelahan sehabis membawa Naruto yang meronta-ronta meminta turun sepanjang perjalanan kembali, siapa suruh tangannya tergelincir dan menyebabkan Naruto berguling-guling di undakan menuju lift dan membuat pria pirang itu terbangun.
"Temeeeeee pinggangku sakiiiit." Naruto mengaduh, suara cemprengnya memekakan telinga Sasuke. "Pijati aku sampai sembuuuh, tanggung jawaaab Temee."
"Tsk, berbalik." Sasuke meraih botol minyak angin diatas nakas. Naruto berbalik. Menarik baju tidur Naruto tanpa berkeprimanusiaan hingga Naruto berjengit "Pelan-pelan Teme!"
"Hn." Menuang banyak-banyak cairan minyak angin, menggosoknya pada telapak tangan. Beruntung Sasuke pernah melihat ibunya memijat ayahnya hingga ia tahu sedikit cara memijat yang baik dan benar.
Telapak menempel kulit punggung. Onyxnya melebar merasakan betapa kenyalnya kulit punggung pria dibawahnya. Saliva begitu berat untuk ditelan, Sasuke mulai menggeragkan telapaknya, mengelus kulit tan sehat sehalus porselen.
GULP.
Sebutir keringat meluncur mulus, menghilang dibalik fabric kaos. 'mengapa kulit pria bisa sehalus ini?' pikirnya dalam hati. SHIT! Sepertinya ia masih belum puas dengan gadis tadi.
Sasuke menggeleng kuat.
"Teme, apa yang kau lakukan cepat pijati aku!" Naruto mengangkat pinggulnya, tak sengaja menyentak bagian selatan Sasuke yang memang berada lima sentimeter tepat diatas bokong sintal Naruto.
Sasuke menggeram pelan. Gawat, ia semakin yakin dirinya belum puas dengan servis sebelumnya. Dilihat dari adiknya yang bereaksi dengan cepat karena sentuhan bokong pria.
SIAL! Sasuke mengumpat.
Menelan kasar salivanya, telapak Sasuke meluncur mulus pada pinggang ramping Naruto.
.
TSUZUKU
.
Big Thanks to :
Lovgravanime14 | Shiro-theo21 | ppkarismac | Guest 1 | TemeLoveDobeChan | cacunalu | Mary chan |saku-chan kawaii | gici love sasunaru | L casei shirota strain | Arevi are vikink | ChulZzinpang | | GIRLSHEWOMEN | hen hen | mira | Revhanaslowfujosh | onyx sky | mari-chan | JustCallMeAzi | Yukazu Zuki | Syiera Aquilla | AprilianyArdeta | raisha-chan |narti c | Kucing manis | Voa231 | shinji r | RissaBellaNotSanoAnymore | oviana | Lee Yaa 714 | Byun SaoHyunyassir2374 | Typeacety95 | choikim1310 | Xhavier rivanea huges | Akira Hikari 406 | Shizuka | Aiko Vallery | cinya | SNlop | liaajah | uzumakinamikazehaki | Yutha | Euishifujoshi.
(maaf jika ada penulisan nama yang salah atau terlewat, sutradara hanya manusia biasa yang ngship SasuNaru #plaaak)
Welcome New Reader and New Watcher~ salam cintaaah mumumu :*
Terimakasih sudah mengingatkan dan terus mendukung saru, terimakasih banyak :*
Mohon maaf jika review kalian belum sempat saru balas /cries
/ciumin atu-atu/
Author's Note :
Halo apa kabar? Lama tidak berjumpa, sesuai janji my lovely pilot sudah update ^^
Maafkan jika updatenya lama, saru sedang banyak pekerjaan dan mood untuk menulis benar-benar sangat turun drastic dan bahkan tidak bermiat untuk menulis /CRY
Dan maafkan jika tulisannya gaje, ini belum dibaca ulang dan dibeta /CRYAGAIN
(nangeeees Bombay dipojokan)
Semoga chap ini bisa menghibur dan mohon maaf jika chap ini sangat flat dan kurang humor, chap terakhir akan saru usahakan banyak humor dan wordnya akan lebih panjang mengingat chap depan adalah chap terakhir dari fanfiksi ini.
Oke karna masih ada kostum dan commission yang harus saya kerjakan, saru pamit
Sampai bertemu di fanfiksi terbaru saru ditanggal 7 nanti
Akhir kata,
Happy Reading Happy Watching
C(O w O)D
-Saru-