Animal Byun (ChanBaek)
.
Cast : Chanyeol Park & Baekhyun Byun
.
Another Cast : I dunno :3
.
Summary : Baekhyun, manusia spesial dengan kemampuan dapat merubah wujudnya menjadi berbagai binatang, mengalami kecelakaan yang membuat dirinya menjadi 'peliharaan' Chanyeol, seorang mahasiswa di universitas S. *opo ikih*
.
WARN : MATURE CONTENT EXPLICIT CONTENT BxB YAOI GAY BDSM S&M
.
DIS : Ide asli dari gelombang pikiran gua/? yang d ubah menjadi sebuah tulisan yang dapat di baca, walau menyebabkan mual mual dan muntaber/? beberapa adegan bisa aja terinspirasi dari berbagai pihak, kayak ff milik master-nim sunbae-nim atau senpai nim atau terinspirasi dari film film bokep yang pernah gua tonton :v
PART 10 : See You
Author Pov
"Serius Chanyeol, aku tidak akan apa apa, dan juga aku mulai muak dengan pertanyaanmu itu, kau menanyakan hal yang sama selama lebih dari tiga puluh kali hari ini" ujar Baekhyun sambil berjalan ke arah dapur dan mengambil gelas kosong di rak gelas, lalu mengisinya dengan air mineral yang ada di kulkas, dan menegaknya sambil matanya sesekali melirik ke arah Chanyeol yang terus memperhatikannya. "Apa kau tidak merasa jika matamu itu bisa membuat salah satu bagian tubuhku bolong, Yeol?" Canda Baekhyun, ingin membuat atmosfer di sekitarnya mencair.
"Baek, aku mengkhawatirkanmu" lirih Chanyeol.
"Park Chanyeol," Baekhyun meletakkan gelasnya di meja makan yang ada di sebelahnya. "Aku bisa melindungi diriku, di alam liar, yang terkuat yang menang" lanjut Baekhyun lalu mundur beberapa langkah dari Chanyeol, dan tak lama ia mengubah bentuk tubuhnya menjadi harimau putih dengan mata biru yang indah, membuat Chanyeol hampir saja memekik karena kaget, jika saja ia tak menyadari jika harimau itu adalah baekhyun.
"Baek..."
Baekhyun membalas Chanyeol dengan erangan yang cukup keras. Baekhyun yang ingin mengatakan sesuatu, baru ingat jika ia masih dalam bentuk binatang, ia pun kembali ke wujud manusianya.
"Bagaimana? Aku bisa menjaga diriku Chanyeol, ada untungnya juga aku menjadi obyek percobaan si gila itu"
"Baek!" Tiba tiba saja Chanyeol menyentak Baekhyun, membuat Baekhyun berjengit dan berubah menjadi kucing, lalu meringuk di pojok dapur. Chanyeol menghela nafasnya. Chanyeol berjongkok di hadapan Baekhyun yang masih menjadi kucing, lalu menggendongnya. "Jangan katakan itu, bagaimana jika percobaan itu gagal? Dan juga ini bukan alam liar, Baek, di dunia ini, yang cerdik yang menang" Ujarnya sambil mengelus rambut putih milik Baekhyun.
Baekhyun tiba tiba saja kembali berubah menjadi manusia, membuat Chanyeol dengan sigap langsung menahan berat badan Baekhyun yang meningkat drastis karena perubahan fisik.
"Maafkan aku" lirih Baekhyun.
Chanyeol mundur beberapa langkah hingga pinggangnya menempel sisi meja makannya. Mata Chanyeol yang sedari tadi menatap wajah Baekhyun, kini fokus hanya ke bibirnya, dan tanpa basa basi ia mencium Baekhyun, sedangkan Baekhyun hanya bisa membalas ciuman Chanyeol.
Chanyeol membalik posisinya hingga Baekhyun duduk di atas meja makannya. Chanyeol membuka kaus yang dikenakan Baekhyun dan langsung menyerbu bahu Baekhyun, lalu turun ke dada, perut, dan terakhir selangkangannya yang hampir terlihat karena celana yang di pakai Baekhyun sedikit turun.
"Besok aku berangkat"
"Aku tau"
"Aku menginginkanmu"
"Aku tau"
"Dan mungkin besok aku juga menginginkanmu"
"Lalu?"
"Mungkin aku tidak bisa menahan diriku selama lima hari"
"Dan?"
"Buat yang ini berkesan"
"Jadi tak apa kan jika aku tetap disini?"
"Kurasa"
Baekhyun terdiam mendengar satu kata yang keluar dari mulut sexy Chanyeol. Baekhyun pun berpikir untuk membuat kesepakatan dengan Chanyeol agar ia tak ikut. Bukan karena sesuatu atau pun ingin bebas membawa laki laki tampan lain atau pun gigolo masuk ke apartemen mereka, namun Baekhyun tidak ingin membuat seakan akan ia adalah orang yang benar benar harus ditanggung oleh Chanyeol, jika mereka memang sedang dalam hubungan khusus, Baekhyun mungkin tidak mempermasalahkannya, hell ya, siapa yang akan menolak perjalanan ini, yang mungkin saja bagi Baekhyun adalah sebuah liburan gratis, namun tetap saja, Baekhyun tidak ingin merepotkan Chanyeol.
"Aku ikut denganmu, namun selama itu tidak ada yang namanya skinship kecuali berpegangan tangan dan kita tidak akan 'melakukannya' hari ini. Atau, aku tetap disini, kita melanjutkan ini, dan kau boleh melakukan apapun, dan juga saat disana kita bisa melakukan chat sex, phone sex, atau pun video call?"
"Kau berani mengaturku heum?"
"Oh ayolah Chanyeol, aku benar benar tak ingin merepotkanmu"
Chanyeol menampilkan mimik berpikirnya. Opsi pertama, bagus juga, namun tidak ada menyentuh? Oh, Chanyeol mungkin akan bermain solo sebanyak lima kali sehari jika itu terjadi. Opsi kedua boleh juga, dan lagi ia bisa mencoba paketnya yang datang beberapa minggu yang lalu, namun belum ia buka box-nya.
"Baiklah..." Chanyeol menggantungkan kalimatnya, membuat Baekhyun memiringkan kepalanya, penasaran. "... Kau tetap tinggal, tapi berjanjilah akan tetap menghubungiku" kata Chanyeol yang di balas anggukan oleh Baekhyun. "Dan juga, turuti semua kemauanku malam ini" ujar Chanyeol sensual tepat di samping telinga Baekhyun dan diakhiri dengan jilatan dan kuluman di daun telinga Baekhyun, membuat Baekhyun merinding karenanya.
Chanyeol kembali mencium Baekhyun, mendorong kepala Baekhyun dengan bibirnya hingga punggung Baekhyun mulai menyentuh meja yang ia duduki. Tangan kanan Chanyeol mulai turun ke bawah, masuk ke dalam celana pendek yang dikenakan Baekhyun dan mulai bermain main di dalam sana.
Baekhyun melenguh begitu ia merasakan tangan Chanyeol meremas pantatnya, lalu tak lama salah satu jari Chanyeol mulai masuk ke belahan pantat Baekhyun, menusuk nusuk lubang yang bagi Chanyeol adalah surga sekaligus dosa baginya.
"Baek" panggil Chanyeol sambil menatap wajah Baekhyun yang terlihat bernafsu, dan begitu Baekhyun menatap Chanyeol, dapat Chanyeol lihat tatapan sayu dari Baekhyun yang membuat libidonya meningkat drastis. "Kau percaya padaku bukan?" Baekhyun hanya mengangguk. "Aku ingin melakukan hal yang sedikit berbeda"
Baekhyun kali ini menatap Chanyeol dengan tatapan bingung. Chanyeol pun membawa Baekhyun ke kamarnya, tak ada yang berbeda, hanya saja di atas ranjang Chanyeol ada sebuah box coklat di sana, sebuah paket yang baru saja tiba di apartemen Chanyeol beberapa minggu lalu. Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan bertanya, sedangkan Chanyeol pun akhirnya mendorong Baekhyun untuk masuk, mengajaknya untuk duduk di tepi ranjangnya.
Chanyeol meraih box itu lalu memberikannya pada Baekhyun, membiarkan Baekhyun untuk membukanya. Wajah Baekhyun pun sedari tadi hanya menampakan mimik bingung. Tangannya terangkat untuk mendekatkan box itu dengan telinganya, mengocoknya untuk menebak nebak apa isi box itu.
"Apa ini?"
"Buka saja"
Baekhyun pun tanpa basa basi merobek kertas yang membungkus box itu, lalu membuka tutupnya. Mata Baekhyun sedikit membesar saat melihat isinya. Benda benda yang baginya mengerikan itu ada di kotak itu membuatnya menatap Chanyeol dengan penuh pertanyaan. Baekhyun tak menyangka jika Chanyeol seorang dominan.
"Kau tau, sudah lama aku ingin melakukan ini padamu"
Baekhyun tetap diam, ia tak berniat membalas ucapan Chanyeol. Karena menurut Baekhyun, barang barang itu sangat menyakitkan, dan dari yang ia dengar, benda benda itu sangat menyiksa bagi pihak yang didominasi.
"Jika kau keberatan, kita lakukan seperti biasa saja"
Chanyeol pun meraih box yang dipangku Baekhyun, namun tiba tiba saja Baekhyun menarik box itu kembali.
"Tidak, kurasa akan menarik jika kita menggunakan ini" ujar Baekhyun sambil mengambil kalung seperti anjing yang ada talinya, lalu menggunakan benda itu di lehernya.
Chanyeol menyeringai melihat Baekhyun yang terlihat tak apa apa, bahkan ia mulai berpikir jika Baekhyun adalah masokis.
"Kau serius?"
Baekhyun bangkit, lalu duduk di pangkuan Chanyeol, mengalungkan lengannya di leher Chanyeol, lalu mendekatkan wajahnya ke samping kepala Chanyeol, dan berkata, "Malam ini, lakukan sesukamu, master" dengan nada yang cukup seduktif bagi Chanyeol, dan Chanyeol pun menyeringai mendengar kalimat Baekhyun.
"Jam berapa penerbanganmu?"
"Dua belas, masih ada satu jam lagi"
"Astaga, lama sekali, kenapa terburu buru?"
"Kau tau, orang yang membimbingku ini sedikit cerewet jika masalah waktu"
"Oh begitu kah?"
"Heum, ada apa? Kau ingin kita bercinta dulu sebelum aku lepas landas?"
"Ya! Jaga omonganmu Park Chanyeol" pekik Baekhyun sambil memukul kepala Chanyeol dengan koran yang baru saja ia baca, dan wajahnya pun mendadak memerah, apa lagi barusan ada seorang pelayan yang melewati mereka, dan ia yakin jika pelayan itu mendengar mereka, bahkan orang yang ada di samping meja mereka tengah berbisik. "Setelah apa yang kau lakukan padaku semalam? bermimpilah, Park Chanyeol"
"Hei, semalam kau juga menikmatinya kan, Byun Baek? Bahkan aku masih ingat ekspresi menggairahkan milikmu itu"
"Astaga, Park Chanyeol!" dan dapat di pastikan wajah Baekhyun kali ini benar benar memerah.
Lama mereka tak kembali saling berbicara, entah karena Baekhyun yang sudah terlalu malas dengan sikap menyebalkan milik Chanyeol yang di setiap pembicaraan mereka pasti akan membahas kegiatan mereka semalam, atau karena Chanyeol yang sedang teralu fokus pada layar ponselnya, hingga ponsel Chanyeol berdering, Chanyeol menyempatkan dirinya untuk melirik Baekhyun, lalu menjawab panggilan itu.
"Ya, aku sudah di bandara"
"..."
"Eum.., Moonbucks, aku sedang ada di Moonbucks dengan Baekhyun"
"..."
"Baiklah, aku tunggu, gumawo" Chanyeol menutup penggilan itu lalu menaruh ponselnya di atas meja, dan menyeruput Chocolate Hazelnut-nya.
"Siapa? Kris?"
"Bukan, Jongin, aku memintanya untuk menjagamu beberapa hari kedepan, dan dia akan menginap di apartemen agar kau tak terlalu bosan dan Yeri akan beberapa kali berkunjung untuk merawat kalian berdua" jelas Chanyeol sambil menaruh cup-nya.
"Apa itu tidak apa apa?"
"Mereka sudah seperti keluargaku, jadi itu tidak apa apa, Baek"
Belum saja Baekhyun membalas kalimat Chanyeol, tiba tiba saja seseorang menarik kursi di sebelah Baekhyun, dan saat Baekhyun melihat ke arah orang itu, ia hampir saja memekik karena terkejut, apa lagi orang itu langsung menatap Baekhyun.
"Sebegitu takutnya kah kau saat melihatku, Byun Baekhyun?" Tanya Kris sambil duduk di kursinya. "Oh, kau menyakiti perasaanku, aku sakit hati" ujar Kris berlebihan, dan Chanyeol yang mendengar itu hanya mendecih geli.
"Ma-maafkan aku" kata Baekhyun sambil sedikit menggeser kursinya.
"Dan sekarang kau menjauhiku?" Sindir Kris yang melihat Baekhyun yang menggeser kursinya.
"Ah, sir-"
"Chanyeol, mulai sekarang kau memanggilku 'saem' karena aku akan menjadi guru untukmu selama lima hari kedepan" potong Kris cepat.
"Yah terserah, aku memanggilmu 'sialan', 'bajingan', dan sebagainya juga tidak ada bedanya bukan?"
"Hei, lihat dirimu!" Hampir saja Kris memukul Chanyeol dengan koran yang sama dengan koran yang Baekhyun gunakan tadi, namun tangan Baekhyun menahan tangan Kris dengan cepat, membuat Kris menoleh ke arah Baekhyun lalu tersenyum, dan Baekhyun buru buru menarik tangannya dan mengalihkan tatapannya, terlalu takut untuk bertatapan langsung dengan Kris.
"Astaga, baiklah saem, dan jangan sekali sekali berani menakuti Baekhyun" ujar Chanyeol sambil menarik Baekhyun, dan mengubah posisi duduk mereka menjadi ia berhadapan dengan Kris, dan Baekhyun duduk di kursinya tadi. "Ah ya, saem, apa kau tidak memesan?"
"Aku ingin memesan, tapi aku terlalu malas mengantri dan menunggu disana" ujar Kris sambil menunjuk deretan antrian yang ada di counter.
Chanyeol hanya memutar bola matanya, sungguh ia muak dengan sikap bossy orang yang ada di depannya. Lima menit berlalu tanpa percakapan di antara ketiga orang, hingga seseorang muncul dengan nafas yang tak teratur.
"Jongin?" Kata Kris saat melihat salah satu muridnya itu tiba tiba duduk di sampingnya.
"Kau sudah datang?"
"Menurutmu, Park Chanyeol? Tentu aku sudah datang, jika belum lalu aku ini apa?" Kata Jongin menjawab pertanyaan Chanyeol, mengabaikan Kris.
"Hei, Kim Jongin" panggil Kris saat ia merasa diabaikan.
Jongin menoleh ke arah Kris, dan menatapnya dengan wajah yang bingung, lalu tak lama, wajahnya langsung berubah.
"Astaga, sir? Astaga kau terlihat berbeda dengan polo shirt dan celana jeans itu, apa lagi kacamatamu"
"Benarkah?"
"Tentu, ah ya Chanyeol" jawab Jongin, lalu kembali mengabaikan Kris. "Apa laporanmu sudah selesai? Aku benar benar gila dengan tugas dari si buncit itu" tanya Jongin sambil dengan seenak wajah tampannya mengambil Chocolate Hazelnut milik Chanyeol, lalu menyeruputnya dengan wajah tak berdosa.
"Yak! Itu tinggal setengah!"
"Ya aku tau, dan lebih baik aku memintamu karena aku meminumnya sedikit dari pada aku membeli minuman seharga 4500 won"
"Tidak semahal itu Jongin"
"Ya ya, aku tak peduli dengan harganya"
Setelah itu, suasana diantara mereka menjadi sedikit lebih tenang, tidak ada yang berbicara kecuali Chanyeol dan Baekhyun, namun pembicaraan mereka tak terlalu keras.
"Chanyeol, ayo bersiap" ujar Kris sambil berdiri dari duduknya sambil membawa kopernya.
Chanyeol menatap Baekhyun sejenak sebelum ia bangkit dari duduknya. Tangan Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dengan erat.
"Jangan nakal ya" kata Chanyeol sambil menempelkan jidatnya dengan jidat Baekhyun yang tertutup poninya.
"Nakalnya gimana? Manjat pohon milik bibi tteokpokki? Atau bermain petasan?" tanya Baekhyun sok polos, ya, sok polos, tandai itu.
"Ck, untuk sementara kau akan dijaga Jongin, dan Jongin akan menginap di apartemen kita selama aku tidak ada, jadi mungkin nakalmu seperti mencuri 'pisang' Jongin atau bermain dengan 'adik' Jongin" jawab Chanyeol sedikit vulgar sekaligus memberi tatapan membunuh ke arah Jongin yang mengernyit karena tatapan Chanyeol.
Baekhyun hanya tersenyum geli mendengar ucapan Chanyeol yang baginya tak masuk akal. Baekhyun pun hanya mengangguk layaknya anak kecil, apa lagi senyum Baekhyun dan mata Baekhyun yang menyipit hingga membentuk bulan sabit.
"Jaga dirimu" ucap Chanyeol sebelum ia mengecup bibir Baekhyun sekilas.
"Kau juga" jawab Baekhyun sambil mengusap wajah Chanyeol.
"Oh ayolah Park Chanyeol, kita tidak ada waktu lagi" omel Kris, dan ia memang sangat sensitif jika menyangkut tentang waktu.
"Baiklah baiklah" jawab Chanyeol malas, lalu mulai menjauh dari Baekhyun. "Jaga dirimu, Baek"
Baekhyun pun hanya tersenyum mendengar ucapan Chanyeol yang terdengar sangat khawatir.
"Kau yakin akan tidur di sofa?" tanya Baekhyun saat melihat Jongin menata bantal dan selimut yang ia dapat dari lemari Chanyeol, dimana disana juga ada persediaan bantal dan selimut.
"Ya, bisa saja Chanyeol akan mengamuk jika ia tau aku tidur satu ranjang denganmu" jawab Jongin. "Lagi pula, disini nyaman, dan aku bisa menonton Descendants of the Sun" lanjut Jongin sambil menyalakan tv.
Baekhyun mengernyit mendengar jawaban Jongin yang terkesan seperti gadis sekolah menengah atas yang begitu senang karena dapat melihat idolanya di tv.
"Kau yakin?" tanya Baekhyun memastikan.
"Tentu, aku bisa menatap song hye kyo lebih lama disini" jawab Jongin membuat Baekhyun menganggukkan kepalanya, mengerti apa yang di pikirkan Jongin.
Well, ia sempat berpikir jika Jongin adalah pihak submissive yang berharap didominasi oleh seseorang sepert Song Joongki. Baekhyun pun akhirnya menuju ke kamarnya dan Chanyeol, lalu merebahkan dirinya di ranjang. Tangannya meraih ponsel yang baru saja dibelikan oleh Chanyeol, beberapa jam sebelum mereka berdua pergi ke bandara.
Baekhyun menatap layar ponselnya yang menampilkan lockscreen lama. Bibirnya mengerucut saat ia melihat tak ada notif satu pun, dan ia berpikir jika Chanyeol mungkin belum landing. Baru saja Baekhyun akan menaruh kembali ponsel itu, tiba tiba saja ponselnya bergetar dan nama Chanyeol tertera di layarnya. Baekhyun pun buru buru mengangkatnya lalu terdengar suara khas Chanyeol dari seberang sana.
"Do you miss me already?"
.
TBC/END?
.
a/n : iyaaaa maaffff wkwkw, ngaretnya dua bln sendiri wkwk, ok maafin gua :' selama 2 bln ini gua d sibukkan olh tgs sekolah-kegiatan sekolah-tgs lagi-kegiatan lg-dan terus gitu aj kehidupan gua selama 2 bln ini T.T walaupun sempet libur, tp tugas.a naudzubillah T.T udh y, gua ga bs ngoceh banyak", sekian dulu aj dadaaaahhh :*
oya, adegan BDSM.a gua cut yak wkwk, bakal gua kasih.a d bonus chapter wkwk
maaf banyak tipo /.\ ga sempet ngedit