Title : Lightsaber (ChanBaek)
Author : Dandelionleon
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun
other cast : Oh Sehun, Kim Jongin(Kai), Luhan, Do Kyungsoo dan cast lain temukan sendiri.
Genre : Romance, humor lil'bit about friendship
Disclaimer : Cast milik Tuhan dan agensi mereka. Cerita murni dari ide saya sendiri.
Warning! YAOI, Typo, bahasa gak jelas, alur apalagi. Yang berminat silahkan baca. Yang gak suka mending menjauh sebelum chidori gue melayang(?)
Summary : Baekhyun, si ketua genk bernama Lightsaber. Dijuluki 'setan kepala merah'. Membully adalah kesenangannya. Semua orang bahkan preman di kota pun tau pamornya. Tetapi, semua gelar 'mengerikannya' pupus ketika phoenix datang. Si penguasa jalanan sesungguhnya. Siapakah yang terkuat diantara mereka?
.
.
Baca, review, favorite, follow... Terima kasih.
.
.
Suara gaduh terdengar begitu mendominasi ruangan pengap dan sedikit dimasuki cahaya itu. sekumpulan siswa sedang beradu kuat untuk memenangkan gelar 'pihak paling kuat' diantara mereka.
BRAKKK... Pintu ruangan tersebut terbuka kasar. Disana berdiri seorang siswa bertubuh tinggi dengan sebuah tongkat baseball. Ia berdiri dengan wajah angkuhnya. Tertawa mengejek seolah bisa menghancurkan sembilan dari siswa berandalan lain yang telah menumbangkan beberapa anak buahnya.
"Phoenix, akhirnya kau datang juga!" Salah seorang berambut blonde tertawa mengejek.
"Akan ada saatnya pahlawan datang di akhir pertunjukan. Dan aku pastikan kalian semua akan tamat. Termasuk kau, Zico!"
Si rambut blonde bernama Zico itu tertawa keras-keras. Seolah ucapan si pemuda 'phoenix' tadi adalah hal paling lucu yang pernah ia dengar. Namun setelahnya tawanya berubah menjadi keterdiaman.
"Sombong sekali kau! Aku kira genk phoenix itu kuat, menurut kabar yang terdengar. Nyatanya, mereka akan kalah dengan genk kami yang berkuasa di sini!"
"Tutup mulut kotormu! Aku akan membuatmu percaya jika phoenix lebih hebat dari kalian. Berandalan yang hanya bisa menindas yang lemah!"
"Brengsek!"
Dan dimulai lah pertarungan sengit tersebut. Si pemuda phoenix seolah tak gentar sedikit pun. Ia hanya memasang wajah datar, menghajar orang-orang disana seolah hanya memusnahkan serangga kecil. Mata bulatnya menyipit saat Zico hendak melayangkan tinju. Dan siapa sangka, tinjuan tersebut meleset. Pemuda phoenix menghajar wajah itu telak hingga si pemilik wajah tersungkur tak berdaya.
Semua lawannya tumbang. Phoenix berdiri dengan wajah penuh kemenangan. Didekatinya tubuh tak berdaya Zico si ketua genk bernama Block B. Kaki panjangnya menginjak perut si rambut blonde.
"Sekarang kau percaya? Heol! Ini seperti membersihkan debu di celanaku. ada kata-kata terakhir sebelum kau sekarat?"
"Uhhukk... S-sialan! Bedebah kau!"
Phoenix tertawa sakartis. Pandangannya berubah dingin. Tongkat baseball yang sedari tadi belum mengenai siapapun diangkatnya tinggi-tinggi. Hingga pukulan keras mengenai kepala Zico hingga pemuda itu pingsan dengan darah bercucur di kepalanya.
"Katakan hallo pada kematianmu, brengsek!"
.
.
Hening begitu terasa saat tiga orang disana berjalan dengan wajah penuh kesombongan. Murid-murid berseragam abu-abu disana terlihat berkumpul, seolah sedang menyaksikan artis papan atas sedang berkunjung ke sekolah mereka. Layaknya tamu kehormatan, mereka memberi jalan kepada tiga pemuda paling di segani di sana.
Pertama, seorang lelaki berkulit tan dengan rambut cokelat kemerahannya. Ia dikenal dengan nama Kai. Seorang anak konglomerat yang kurang akan kasih sayang. Senang bercanda, namun siapa sangka jika kau terkena amukannya, maka bersiaplah masuk rumah sakit. Kai juga dikenal sebagai anggota yang paling senang bermain perempuan.
Lalu disebelah kiri, ada Oh Sehun. Si pemuda berkulit paling putih di antara ketiganya. Rambut pirang keputihannya terlihat paling mencolok. Hobinya, balap liar, berjudi, berkelahi dan bersenang-senang. Entahlah, itu bisa disebut hobi atau tidak sama sekali.
Dan yang paling terakhir. Si setan kepala merah- karena rambutnya berwarna merah. Ketua genk yang paling di segani. Wajahnya imut, tetapi percayalah, dia sangat ahli dalam bela diri. Genk paling kuat di sekolah lain atau preman-preman jalanan juga tau akan pamornya yang tak main-main. Kebanyakan dari mereka telah menerima pukulan sadis si pendek bermarga Byun itu. Dialah si ketua genk bernama Lightsaber. Genk yang paling suka membully siapa saja yang tidak mereka senangi. Tipikal anak orang kaya sekali.
Langkah kaki ketiganya terdengar menggema di sepanjang koridor. Baekhyun- si ketua genk- masih sibuk dengan lolipop di mulutnya. Beberapa orang menatap kesal pada pemuda itu, namun tak jarang pula ada yang menatap penuh pemujaan pada mereka bertiga. Mengingat bagaimana ketampanan ketiganya yang begitu memukau.
"Kau yang berambut merah, kemari." Ujarnya tenang, tanpa menoleh sedikit pun pada yang bersangkutan. Si rambut merah-bukan Baekhyun- maju dengan kaki bergetar.
"Kim Taehyung. Kau tau? Aku paling tidak suka style ku diikuti oleh siapa pun."
"M-maafkan aku Baekhyun sunbae. Aku melakukan ini karena aku adalah fansmu." Ujar siswa bernama Taehyung tersebut. Mata sipit Baekhyun menatap siswa itu menilai. Selanjutnya ia tertawa remeh.
"Dengan mengikuti style ku? Oh tidak, terima kasih. sayangnya aku paling tidak suka tersaingi."
BRUGGHHH... Tinjuan mengenai ulu hati Taehyung. Siswa tersebut meringis, terduduk dilantai. Baekhyun sedikit merunduk. Menatap tajam Taehyung, seolah mengancam. Kemudian ia berbisik lirih, namun berbahaya.
"Jika esok hari rambutmu masih sama sepertiku, maka bersiaplah kepalamu akan ku habisi."
Ketiganya berjalan lagi setelahnya. Taehyung terdiam dengan wajah shocknya. Beberapa temannya mendekati, ada pula yang menatap kasihan.
"Sudah ku bilang kan? Kau itu tidak percaya padaku!" Ucap temannya. Taehyung hanya tersenyum bak bocah. Seolah kejadian tadi tak berarti apapun untuknya.
.
.
Berita tentang Phoenix memang telah sampai ke telinga Baekhyun jauh-jauh hari. Telinganya jadi sedikit risih. Kai dan Sehun terus-terusan membicarakan genk tersebut, termasuk sang ketua phoenix yang katanya paling mengerikan.
"Kalian bisa diam? Aku butuh ketenangan!" Bentakan Baekhyun membuat keduanya bungkam.
Omong-omong, mereka sedang berada di ruang santai 'khusus' mereka di sekolah itu.
"Baek, kau harus tau. Phoenix itu mengancam gelar kita sebagai genk paling di takuti!" Ujar Jongin, mencoba memprovokasi. Tetapi sepertinya Baekhyun tak peduli akan hal itu.
"Siapapun Phoenix, setan kepala merah tetaplah yang paling unggul. Jika aku bertemu dengannya, maka ku pastikan dia akan kalah dalam genggaman tanganku saja!" Sombong Baekhyun.
"Oke, kita lihat saja Baek. Aku juga penasaran dengan siapa itu Phoenix." Sehun menimpali.
.
.
Seorang pemuda bertubuh jangkung menatap datar kedua orang tuanya. Sang ayah memijat kepalanya sendiri, menandakan betapa frustasinya ia saat ini. Sementara ibunya hanya bisa menghela nafasnya berkali-kali.
"Kau sudah melakukan ini lebih dari lima kali. Ini yang terparah! Dimana otakmu itu Park Chanyeol?! Kau membuat anak orang koma!"
Seolah tak takut sama sekali, pemuda bernama Park Chanyeol itu hanya menguap. Sesekali akan mengorek telinganya, seolah ucapan ayahnya sangat mengganggu.
"Dia juga membuat temanku koma. Aku rasa itu impas, ayah!"
"Kau! Astaga! Kau bisa saja berurusan dengan hukum setelah ini!"
Ancaman sang ayah memang tak main-main. Kelakuan Chanyeol memang telah melebihi batas normal.
"Ayah tenang saja. Orang tua Zico takkan berani membawa kasus ini ke pihak yang berwajib. Aku sudah mengancam mereka untuk tutup mulut. Kris sedang sekarat di rumah sakit karena kelakuan anak mereka. Dan jika saja aku memberitahu orang tua Kris di China sana jika Zico pelakunya. Maka siap-siap saja perusahaan keluarga mereka hancur ditangan keluarga Wu." Terang Chanyeol santai.
"Oh, pintar sekali kau ya? Baik! Terserah apa katamu!" Sindiran sang ayah membuat Chanyeol berdecih sebal.
"Lagi pula, ayah kan polisi. Ayah adalah inspektur kepolisian. Ayah bisa membelaku kapan saja bukan?" Seringai Chanyeol melebar tatkala melihat pelototan ayahnya. Namun sayang, itu hanya berlangsung sementara karena setelahnya ia meringis kesakitan. Sang ibu menjitaknya keras.
"Ayahmu memang polisi, bukan berarti kau bebas berbuat onar! Dasar bodoh!" Pekik ibunya yang sejak tadi diam.
"Cukup! Hah... Aku sudah tidak tau lagi harus menghukummu dengan cara apa. Tetapi sepertinya lingkungan sekolahmu yang membuat kau seperti ini. Aku akan memindahkanmu ke SM high school. Surat pindahnya telah kami buat kemarin. Kau bisa pindah esok hari. Tidak ada penolakan!"
Chanyeol melotot tak percaya. Pindah sekolah? SM high school? Sekolah elit dengan siswa kaya itu? Oh, memikirkannya saja sudah membuatnya mual!
"Aku tidak mau! Sekolahku jauh lebih baik!"
"Apa? Sekolah berandalan itu memang cocok untukmu. Tetapi ayah tak ingin melihatmu semakin liar lagi. Kau bersekolah untuk belajar, bukan untuk adu kekuatan!"
Pemuda tinggi itu mendesah kasar. Ia menatap sang ibu, mencoba meminta pertolongan. Sayangnya, nyonya Park tampak acuh lalu beranjak dari sana.
"Ikuti saja apa kata ayahmu. Dari pada dia tak menyekolahkanmu sama sekali?"
"Tapi ibu_ Aiisssshhh!"
.
.
Chanyeol berdiri di depan pagar tinggi SM high school. Seragam abu-abu khas sekolah itu telah melekat sempurna di tubuhnya. Rambut yang semula keriting kecoklatannya telah dipotong, sang ibu lah pelaku utamanya. Chanyeol benar-benar diubah layaknya anak 'baik-baik'. Dasi merahnya terpasang rapi, padahal biasanya Chanyeol tak pernah berdekatan yang namanya dasi atau apapun itu. Rambutnya berwarna kehitaman, tersisir rapi ke belakang. Oh, terima kasih pada ibunya yang telah mengubah Chanyeol seperti pengusaha muda hari ini.
"Shit! Penampilan ini membuatku seperti orang lain! Apa lihat-lihat?!" Sentaknya saat beberapa siswi menatapnya penuh pemujaan. Bukannya takut, siswi-siswi itu malah terkikik genit.
"Oh sial! Aku terjebak diantara orang-orang membosankan!" gerutunya.
Kakinya melangkah mendekati gedung satu, tempat dimana siswa belajar. Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat kerumunan yang berdesakan di koridor lantai dua. Hal wajib layaknya ritual itu tentu saja karena 'Lightsaber' yang terhormat lewat. Chanyeol mengernyit, disekolahnya dulu tak ada yang namanya hal-hal seperti ini. Heol! Memangnya ini drama Boys Before flowers?
"Minggir! Minggir! aku mau lihat!" Ucapnya merusak suasana. Siswi-siswi yang semula ingin memarahinya karena mengganggu langsung terdiam karena melihat ketampanan Chanyeol.
Chanyeol menangkap dua orang lelaki tinggi di pandangannya. Kedua orang itu berjalan angkuh, membuat Chanyeol berdecih sinis.
"Wah... Ketua Byun tidak ada." bisik seorang siswa disebelah Chanyeol.
"Katanya dia sedang sakit. Mungkin sedikit terlambat ya?" Bisik seorang lagi.
"Memangnya siapa itu ketua Byun?" Bisik Chanyeol secara tiba-tiba. Dua orang itu tersentak. Yang berwajah lebih cantik tertawa gugup.
"K-kau tidak tau?"
Dan Chanyeol menggeleng dengan polosnya.
"Mana ku tau. Memangnya mereka idol papan atas? Atau mereka narapidana yang sering masuk berita?"
Seorang bermata bulat menepuk jidatnya sendiri. Ia menarik tangan Chanyeol menjauhi keramaian, diikuti teman cantiknya.
"Sepertinya kau anak baru ya? Makanya kau tidak tau tentang Lightsaber."
Chanyeol mengangguk sekenanya. Ia masih menuntut jawaban lebih.
"Ah, sebelumnya perkenalkan dulu. Namaku Do Kyungsoo, ketua grup vokal sekolah. Dan ini, Luhan. Dia berasal dari China."
"Aku tau, aku bisa membaca name tag kalian omong-omong."
Oh, ingatkan Luhan dan Kyungsoo untuk mencekik Chanyeol hingga sekarat nanti.
"Baiklah, hanya bercanda. Aku Park Chanyeol, siswa pindahan." Terang Chanyeol malas. Tatapan tajam Luhan dan Kyungsoo berubah lembut.
"Baiklag Chanyeol. Aku akan menjelaskan secara rinci. Lightsaber itu adalah genk paling di segani disini. Jika kau berani melawan, maka bersiaplah kau akan hancur. Terutama di tangan sang ketua." Jelas Kyungsoo serius.
Sayangnya, Chanyeol malah ingin tertawa. Ada genk menakutkan di sekolah ini. Wow! Chanyeol jadi tidak sabar ingin 'mencicipi' genk tersebut.
"Memangnya ketuanya kenapa? Dia mengerikan?"
Luhan mengangguk, wajah yang semula tersenyum cerah kini berubah dingin.
"Kau tau 'setan kepala merah' bukan? Dia adalah ketua Lightsaber. Banyak genk sekolah lain tunduk padanya, bahkan gangster kota sekalipun telah mengenal kemampuannya yang mengerikan."
Setan kepala merah? Well, sepertinya Chanyeol pernah mendengar nama itu dulu dari Zelo, sahabatnya di sekolahnya yang lama. Sayangnya Chanyeol tak pernah memiliki kasus apapun dengan nama itu atau genk bernama Light saber itu.
"Oh, begitukah? Jadi, dimana ketuanya? Apa yang berambut putih tadi? Atau yang berkulit sedikit hitam?" Tanya Chanyeol lagi. Hey! Kenapa dia jadi mirip seperti wartawan infotainment?
"Maksudmu Sehun dan Kai? Tidak! Ketuanya itu bernama Byun Baekhyun."
Byun Baekhyun. Baiklah, Chanyeol akan mengingat nama itu. Sepertinya sekolah ini tak terlalu membosankan juga.
.
.
Mungkin ini adalah hal paling menakjubkan yang pernah terjadi dihidup Chanyeol. Tidak membolos saat pelajaran adalah rekor baru untuknya. Matanya hendak tertutup beberapa kali. Sejarah Korea yang diterangkan gurunya membuatnya ingin tidur seperti mendengar dongeng saja.
"ayolah pak tua! Aku sudah hafal luar kepala tentang peristiwa yang itu!" Gerutunya.
Ya, Chanyeol memang pintar. Kepintarannya sedikit 'lain' dari pada yang lain. Ia jenius, maka dari itu Chanyeol malas mengikuti kelas karena ia sudah lebih dulu mempelajari materi-materi yang gurunya ajarkan.
"Siswa baru Park Chanyeol! Perhatikan ketika guru sedang mengajar." Teguran guru gendut tersebut malah membuat Chanyeol semakin menjadi-jadi. Ia malah tertidur dengan kepala tertunduk.
"Sudah ribuan kali aku mendengarnya. Aku sudah tau, pak! Biarkan aku tidur oke?"
Siswa dikelas itu menganga tak percaya, termasuk pula gurunya tadi. Baru kali ini ada yang berani melawannya.
"Kau! Astaga! Keluar dari kelasku sekarang!"
Nah, itu yang dari tadi Chanyeol nanti. Ia berdiri dengan wajah segar lalu membungkuk.
"Woah! Terima kasih pak. Anda yang terbaik!"
Tawa meledak setelah Chanyeol keluar kelas. Beberapa murid bahkan ada yang bertepuk tangan.
"Apa yang kalian tertawakan?! Kerjakan latihan halaman 56!"
Selanjutnya terdengar sorakan sebal dari murid-murid di kelas itu.
.
.
Sehun dan Kai berjalan beriringan. Mereka sibuk tertawa, entah menertawai apa. Yang berkulit putih sibuk menyedot bubble tea yang baru saja ia beli di kantin sekolah. Sementara Kai sibuk memperagakan 'entah apa' pada Sehun.
BRUKK... Tak sengaja, tubuh tinggi Sehun menabrak tubuh yang lebih tinggi darinya. Ia menatap bubble teanya yang tumpah mengenai seragam siswa tersebut. Matanya menyalang marah.
"Berani sekali kau menumpahkan minumanku." Desisnya tajam.
Chanyeol yang semula sibuk membersihkan seragamnya dengan wajah kusut mengangkat wajahnya. Oh, bukankah ini dua orang yang ia lihat tadi pagi? Kebetulan! Ia bertemu anggota genk yang 'katanya' paling disegani itu.
"Brengsek! Bajuku basah karena minuman bodohmu itu! Matamu ada dimana?" Ucapan pedas tersebut sengaja Chanyeol lontarkan, berhubung ia juga emosi.
Sehun tak pelak langsung saja emosi. Hampir saja tinjuannya mengenai wajah Chanyeol, namun dengar mudah tangan pemuda itu menahan tinju Sehun. Jongin terkaget, baru kali ini ada yang berhasil menahan tinju Sehun yang kuat dengan ekspresi tenang seperti itu.
"Jika kau ingin berkelahi, ayo! Aku siap. Tetapi tidak disini. Aku paling benci menjadi pusat perhatian!" Ucap Chanyeol dingin.
Sehun langsung saja mengangguk setuju.
"Baiklah, sepertinya kau anak baru tidak mengetahui apapun tentang kami. Call! Ikuti aku."
Chanyeol menyeringai. Ia mengikuti langkah dua pemuda yang berjalan di depannya. Suasana memang begitu hening dikarenakan murid-murid yang masih dalam jam belajar.
Perjalanan singkat mereka akhirnya usai. Chanyeol memasuki sebuah ruangan di dekat ruangan musik. Ruangan tersebut tertata apik, layaknya rumah atau tempat santai.
"Tak usah heran bocah baru. Ini adalah ruangan khusus untuk kami. Kau takjub?" Ejek Kai.
Sialan! Bocah katanya? Hahaha, Chanyeol ingin mematahkan leher Kai sekarang juga rasanya.
"Bocah? Baru kali ini ada yang berani mengataiku bocah." Ucap Chanyeol seolah takjub, padahal terselip nada mengejek di dalamnya.
"Sebenarnya siapa kau? Apakah kau anak konglomerat? Makanya berani bertingkah tidak sopan pada kami?" Sehun bertanya dengan wajah angkuhnya.
"Itu tidak penting. Sekarang, apa kalian mengajakku kesini hanya untuk berbincang-bincang?"
"Brengsek!"
BUAGHH... Jongin langsung meninju wajah menyebalkan Chanyeol. Sedari tadi ia terus menahan emosinya untuk menghajar wajah sombong itu.
Chanyeol terkekeh. Sakit di pipinya tak ada apa-apanya bagi lelaki tinggi itu.
"Katakan selamat tinggal untuk hari ini." Bisik Sehun. Setelahnya ia menendang kaki Chanyeol. Chanyeol sedikit terhuyung, tetapi itu tak bertahan lama. Pandangannya berubah dingin. Saat Jongin hendak melayangkan pukulan lagi, ia segera menendang perut anak itu keras hingga tubuh Jongin terpental mengenai meja. Sehun tak gentar, ia hendak menendang Chanyeol lagi. Sayangnya refleks Chanyeol begitu cepat. Ia menghindar dan balik menyerang Sehun hingga memukulinya berkali-kali.
Pertarungan itu terus terjadi. Chanyeol benar-benar lupa diri jika sedang berkelahi. Hingga pukulan terakhir di wajah Jongin menjadi akhir pertarungan mereka. Sehun dan Jongin tumbang. Dan Chanyeol adalah orang pertama yang sukses membuat keduanya ambruk dengan tangan kosong. Terlebih Chanyeol melawan mereka seorang diri.
Pemuda Park itu menepuk tangannya, seolah sedang membersihkan debu dari tangannya. Ia melonggarkan dasinya yang sejak tadi seolah mencekik lehernya.
"Ku peringatkan pada kalian berdua. Jika kalian memang ingin diakui sebagai penguasa, maka tak perlu mengumbar kekuatan dengan menindas yang lebih lemah. Well... Anak-anak, waktu habis."
"S-sialan! Kau akan berhadapan dengan ketua kami!"
Teriak Jongin.
"Oh, benarkah? Baiklah! Aku akan menanti itu. Dimana ketua kalian itu eoh? Si setan kepala merah? Hahaha, jangan konyol. Kalian tak sebanding denganku."
Ya, itu memang kenyataan bukan? Chanyeol adalah pemuda kuat yang tahan banting. Sejak kecil ayahnya telah membiasakan Chanyeol untuk berlatih bela diri. Membesarkan anak itu dengan keras dan disiplin layaknya prajurit. Dan yang terpenting mengapa Chanyeol tak bisa mereka kalahkan adalah, karena dia adalah Phoenix.
"Aku disni jika kau mencariku." Suara sedikit cempreng itu membuat Chanyeol menoleh. Baekhyun berdiri di pintu dengan wajah datarnya.
Chanyeol menatap Jongin dan Sehun bergantian. Seolah bertanya, 'ini ketua kalian?'
"Benar, anak baru. Aku adalah ketua Lightsaber. Kau mencariku bukan?"
Bukannya menjawab, Chanyeol malah sibuk menatap Baekhyun dari atas ke bawah, begitu seterusnya. Ia memandang Baekhyun mencela.
"Aku kira ketua Lightsaber itu bertubuh tinggi dengan wajah sangarnya. Ternyata, si setan kepala merah yang ditakuti hanyalah lelaki berwajah cantik dan pendek seperti anak SMP. Mengerikan!"
Kai dan Sehun saling melihat. O-ow! Cantik dan pendek adalah kata 'keramat' bagi ketua mereka.
"SIALAAANNN! KU BUNUH KAU!"
BRUUKkkk... Tanpa aba-aba Baekhyun memukul wajah Chanyeol hingga pemuda tinggi itu jatuh tersungkur dengan wajah menganga.
Baru kali ini ada yang berhasil membuat wajahnya benar-benar merasakan 'sakit' yang sesungguhnya. Pukulannya benar-benar dahsyat.
"Aarggh! Sialan kau! Dasar pendek! Aucchh! Sial!"
"Dengar anak baru! Sekali lagi kau berulah, maka bersiaplah mati di tanganku!" Bisik Baekhyun.
Chanyeol menatap Baekhyun tajam. Oke, tenang Chanyeol. Belum saatnya ia tumbang seperti anak buahnya. Batin Chanyeol mensugesti.
"Kau kira aku takut? Dengar pendek, kau hanya belum tau siapa aku."
Baekhyun terkekeh keras.
"Memangnya kau siapa? Ah, sepertinya kau ingin mengajak perang rupanya. Baiklah, Park. Chan. Yeol. Perang akan segera dimulai. Bersiap saja!"
"Call! Aku setuju. Kita buktikan siapa yang paling kuat disini."
Final, itu adalah awal dimana mereka mulai bermusuhan. Menjadi perang yang membuat kontroversi heboh di SM high schhol. Seorang anak baru yang langsung mengajak ketua Lightsaber perang. Itu adalah hotnews paling heboh sepertinya.
.
.
END atau TBC? :v terserah anda
.
.
Hai, um... Maaf, belum kelar ff yang lain udah maen publish ff baru. Kkkk ... Selagi dapat ide untuk beberapa FF aku yang lain, kebetulan ide ff ini muncul pas liat MV lightsaber. Ngakak tau liat Baekhyun disana, preman unyu... Waksss...
Oke, lupakan sejenak. Aku ngerasa dua FF ku yg lain bener2 'serius'. Udah kangen buat School-life. Semoga kalian suka yes? :'v
jangan lupa review. Satu review kalian sama kayak numbuhin satu semangat aku.
Makasih, /cium satu2/