Indiscriminate Love

Disclaimer : Naruto © Mashashi Kishimoto

Author : Namikaze Fansboy

Rated : T

Genre: Romance/ Friendship/ Other

Pair : [Naruto X Sakura]

.

.

.


Chapter Sebelumnya...

"Sebenarnya Paman dan Bibi memintamu untuk membujuk Naruto karena kami yakin bahwa Naruto akan mendengarkanmu, berbeda jika kami yang meminta Naruto walau sebenarnya ini semua juga demi kebaikan Naruto" Ucap Kushina yang semakin membuat Sakura bingung karena ucapan kedua pasangan suami sitri setengah baya ini hanya berputar-putar.

"Kami memintamu untuk membujuk Naruto agar mau menerima terapi pengobatan di London" Ucap Minato menyambung ucapan Kushina, dan sontak ucapan dari Minato membekukan Sakura ditempat yang tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Apa?" Suara Sakura tertahan karena merasakan perasaan sesak yang menyelimuti dadanya kala mendengar permintaan Minato, dan ini artinya ia harus berpisah dengan Naruto.

'Ini tidak mungkin, jika Naruto benar-benar pergi maka..." Sakura tidak dapat menyelsaikan pemikirannya karena terlalu takut untuk memikirkan apa yang akan terjadi diantara dirinya dan Naruto.


~XXX~ Chapter 9 : LAST CHAPTER ~XXX~

Sakura hanya dapat diam terpaku mendengar permintaan dari sepasang pria wanita paruh baya didepannya ini, dalam pikirannya ia masih menyangkal bahwa ia dan Naruto akan berpisah untuk waktu yang lama.

"Bagaimana Sakura?" Tanya Kushina yang nampak menatap Sakura dengan penuh memohon.

"Berapa lama Bibi?" Tanya Sakura.

"Jika lancar kemungkinan 2 sampai 3 tahun" Jawab Minato mewakili Kushina.

"Kalau ini untuk kesembuhan Naruto aku akan berusaha semampuku untuk membujuk Naruto" Balaa Sakura setengah hati karena sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan Naruto, dan nyatanya kegelisahan Sakura ini disadari oleh Kushina.

"Aku tahu apa yang kau rasakan Sakura-chan tapi ini semua demi Naruto... ini bukan waktu yang lama untuk kalian" Ucap Kushina berusaha memberikan ketenangan pada kekasih putranya itu.

"Bibi tidak usah khawatir aku baik-baik saja, ngomong-ngomong apa paman dan bibi menemani Naruto di London?" Tanya Sakura mengalihkan pembicaraan.

"Setelah dipertimbangkan akhirnya Kushina dan Yahiko akan menemani pengobatan Naruto, sedangkan paman akan mengurus perusahaan disini karena tidak mungkin paman tinggalkan" Jawab Minato yang mendapat anggukan dari Kushina.

"Seperti itu" Gumam Sakura.

"Kau bisa menengok Naruto jika memiliki waktu Sakura-chan, kami akan selalu terbuka" Ucap Kushina yang hanya mendapat gelengan dari Sakura membuat Minato dan Kushina bingung.

"Akan lebih baik jika aku tidak menjenguk dengan begitu Naruto bisa fokus ke pengobatannya dan segera kembali kejepang! ya walau pastinya aku akan merindukannya" Ucap Sakura disetai rona tipis dipipinya.

"Bibi mengandalkanmu Sakura-chan" Ucap Kushina yang mendapat anggukan mantab dari Sakura.

Setelah itu ketiga orang berbeda umur itu terlibat pembicaraan hingga tiba saatnya Minato dan Kushina harus kembali berbeda dengan Sakura yang berniat menjenguk dan membujuk Naruto.

~XXX~ Indiscriminate Love ~XXX~

Disebuah ruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan nampak seorang pemuda bersurai pirang sedang duduk diatas kursi roda sembari manik saphirenya menerawang jauh kesana.

Cklek!

Terdengar sebuah pintu yang terbuka membuat pemuda itu mengalihkan pandangannya yang kemudian mendapati pemandangan masuknya gadis berambut soft pink masuk kedalam ruang rawat inapnya "Apa aku mengganggumu Naruto?" Tanya gadis itu pada pemuda yang ia panggil Naruto.

"Tentu saja tidak Sakura justru aku senang kau datang kemari" Balas Naruto pada Sakura.

"Syukurlah jika kau senang" Balas Sakura yang membuat Naruto menautkan alisnya karena merasa ada yang salah dengan Sakura.

"Ada apa? kau tidak terlihat seperti biasanya?" Tanya Naruto to thr point.

"Berbeda dari biasanya apa maksudmu?" Tanya Sakura yang nampak sekali gugup dimata Naruto.

"Kau terlihat bimbang, bingung, gelisah, dan kau tadi berbicara dengan nada gugup, sebenarnya ada apa?" Tanya Naruto serius.

"Tadi aku bertemu dengan orang tuamu..." Sakura berusaha menenangkan dirinya.

"Lalu?" Tanya Naruto tak sabar.

"Mereka memberitahuku bahwa kau dapat kembali normal tapi..." Sakura lagi-lagi menghentikan suaranya karena ia merasa matanya mulai terasa panas.

"Tapi apa?" Naruto yang awalnya senang kini merasa bingung dengan kekasihnya ini.

"Kau harus pergi ke London untuk menjalani pengobatan ini yang artinya kita harus berpisah dan kau HARUS pergi ke london" Ucap Sakura menjelaskan apa yang terjadi.

"..." Naruto hanya diam tak tahu apa yang harus ia katakan dan memilih menunggu apa yang akan dikatakan kekasihnya ini selanjutnya.

"Walau ini berat untukku aku harus melakukan ini... aku tidak mau egois, karena kondisimu sekarang adalah karena salahku juga, jadi Hiks... Aku ingin kau mengambil kesempatan ini Hiks.. Walau terasa berat untuk kita" Sakura kini tidak bisa menahan lelehan air matanya yang jatuh begitu saja, melihat itu Naruto mendekat kearah Sakura kemudian menghapus jejak-jejak air mata dipipinya.

"Kumohon jangan menangis, aku paling tidak bisa melihatmu menangis tapi jika itu yang membuatmu senang dan tidak membuatmu menangis lagi aku akan menambil kesempatan itu walau berat seperti yang kau ucapkan tadi" Ucap Naruto yang dari tiap untaian katanya terdapat kepedihan.

"Tapi sebelum kita berpisah aku memiliki permintaan" Lanjutnya.

"Apa itu?" Tanya Sakura pada Naruto.

"Tidak sekarang... besok setelah sekolah datanglah ketaman belakang rumah sakit" "Untuk apa?" Tanya Sakura kemudian.

"Kau datang saja besok... dan aku minta kau datang sendiri tidak dengan siapa-siapa" Jawabnya semakin membuat Sakura bingung.

"Dan jangan bertanya lagi... kau itu selalu banyak pertanyaan" Sela Naruto yang melihat Sakura hendak mengajukan pertanyaan lagi dan itu membuat sang empu memayunkan bibirnya.

"Habis kau membuatku penasaran" Ucap Sakura dengan nada merajuk membuat Naruto tetkekeh pelan mendengarnya.

"Maaf... tapi tetap aku tidak ingin memberitahumu jadi jika ingin tahu maka datanglah besok" Naruto tetap pada pendiriannya yang akhirnya hanya mendapat helaan nafas dari gadis didepannya ini "Ngomong bagaimana kabar sekolah setelah pesta perayaan itu?" Tanya Naruto.

"Seperti biasa sekolah kembali memulai kegiatan belajar mengajar" Jawab Sakura sekenanya. "Seperti itu... andai aku bisa kesekolah" Ucap Naruto sembari menghela nafas.

"Tapi kurasa kau tidak akan datang ke sekolah Naruto, karena aku yakin paman Minato sudah mempersiapkan kepindahanmu ke London" Pungkas Sakura kemudian mengalihkan pandangannya kearah Naruto yang kini nampak menerawang jauh kesana.

"Kau kenapa Naru?" Tanya Sakura sedikit bingung.

"Tidak apa, hanya memikirkan kehidupanku di London" Jawab Naruto.

"Kenapa harus khawatir? aku yakin semuanya akan berjalan semestinya" Sahut Sakura yang berusaha meyakinkan Naruto.

"Aku tidak memikirkan itu, justru yang aku khawatirkan adalah dirimu" Sakura nampak menautkan alis mendengar ucapan Naruto.

"Apa maksudmu jika aku yang justru kau khawatirkan?"

"Ya mungkin selama aku di London kay tertarik dengan laki-laki lain apalagi Sasuke-teme aktor muda berbakat itu menyukaimu" Ucapan Naruto tampak menggoda Sakura membuat sang empu mayun.

"Jadi kau meragukan perasaanku?" Balas tanya Sakura.

"Tidak, memang aku pernah bilang kalau aku meragukan dirimu" Dan ucapan Naruto ini sontak saja membuat Sakura melayangkan cubitan kearah pinggang Naruto.

"Ittai.." Naruto nampak mengadah sakit.

"Kau menyebalkan!" Pekik Sakura yang sontak membuat Naruto terkekeh.

Hari ini Matahari sudah kembali keperaduannya namun semangat sama sekali tidak luntur diantara sepasang muda mudi ini bahkan mereka lebih semangat, karena dalam hati mereka berkata bahwa dirinya akan memanfaatkan kebersamaan mereka yang sebentar lagi akan terputus. Hingga malam menjelang mereka masih berbincang tanpa menyadari bulan sudah terang dengan langit yang semakin gelap yang membuat Sakura harus kembali kerumah.

~XXX~ Indiscriminate Love ~XXX~

Jam terakhir waktu sekolah adalah hal yang membuat suasana kelas nampak tak bersemangat namun mereka terus bertahan demi satu tujuan yaitu bel pertanda berakhirnya proses belajar mengajar, namum semua itu berbeda dengan gadis berambut musim semi yang nampak sedang melamun bahkan sampai tak menghiraukan panggilan sahabat pirangnya.

"Sakura!" Panggil Ino sembari memberikan cubitan manis dipinggang Sakura.

"Itttai... ada apa denganmu Ino kenapa kau menyubitku?" Tanya Sakura pelan takut guru yang mengajar mendengarnya.

"Kau masih bertanya seperti itu? bagaimana aku tidak menyubitmu daritadi kau tidak menperhatikan pelajaran dan lagi kau tidak menyahut panggilanku!" Jelas Ino pada Sakura atas perbuatannya.

"Maaf!"

"Hah? kau mengacuhkanku sedari tadi dan kau hanya berkata maaf? sekarang katakan apa yang kau pikirkan" Tuntut Ino dengan nada terkesan memaksa.

"Sebenarnya nanti sepulang sekolah Naruto memintaku untuk datang ketaman belakang rumah sakit sendirian tanpa ada yang menemani, aku jadi penasaran apa yang sebenarnya ingin dibicarakan Naruto padaku" Ucap Sakura pelan dengan nada penuh penasaran.

"Mungkin dia ingin melamarmu" Sontak ucapan Ino ini mendapat pelototan dari Sakura.

"Apa kau gila kita masih kelas dua Highschool dan kau sudah bicara tentang lamaran? sepertinya mulai sekarang kau harus mengurangu nonton dorama yang tidak jelas!" Balas Sakura pelan namun tajam.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Dorama yang aku tonton lagipula bukankah sikap Naruto seperti orang yang ingin melamar dan juga apa kau tidak ingin Naruto melamarmu?" Kali ini ucapan Ino sukses membuat Sakura memerah bak kepiting rebus.

"Tapu itu bukan sekarang dan lagi bagaimana kau berbicara tentang lamaran jika Naruto saja akan pergi ke London" "APA!" Mendengar ucapan Sakura membuat Ino tanpa sadar berteriak yang mendapat tatapan dari semua orang termasuk guru yang sedang mengajar.

"Ada apa hingga kau berteriak Yamanaka-san?" Tanya sang sensei pada Ino.

"Tidak ada apa-apa sensei tadi aku hanya spontan saja" Jawab Ino sambil melirik sahabatnya yang kini nampak sedang menahan tawa.

'Awas saja kau Forehead, aku akan membalasnya lain kali' Batin Ino penuh ancaman pada sahabatnya.

~XXX~ Indiscriminate Love ~XXX~

Naruto kini sedang duduk santai disebuah kursi roda sambil merasakan hembusan angin yang terasa menyegarkan bagi dirinya terasa dingin namun menenangkan.

"Naruto" Mendengar namanya dipanggil Naruto langsung mengalihkan pandangannya yang kemudian mendapati Sakura tengah berjalan cepat kearahnya.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Sakura yang sudah tidak sabar karena penasaran bahkan semalam ia sangat sulit untuk tidur.

"Dasar tidak sabaran.. duduklah dulu biar lebih enak kita bicara" Ucap Naruto pada Sakura yang langsung mengambil posisi duduk dikursi taman disampingnya.

"Jadi ap-..." Sakura tidak dapat menyelsaikan ucapannya karena Naruto memotong dengan cepat.

"Aku mencintaimu... maaf karena aku harus pergi meninggalkanmu dan harus melakukan hubungan jarak jauh... namun kau dapat mengak-..." Lagi-lagi ada pemotongan kalimat namun kini Sakura yang memotong ucapan Naruto sembari jari telunjuknya berada didepan bibir Naruto.

"Sssst... aku tidak ingin mendengar kau berbicara seperti itu, kau tidak perlu minta maaf karena kepergianmu ke London juga karena diriku dan aku tidak keberatan menjalanu Long Distance Relationship karena aku juga mencintaimu" Ucap Sakura kemudian memeluk erat Naruto sembari sesekali matanya melelehkan likuid pertanda ia sedih karena ia akan merindukan sosok pemuda pirang ini.

"Kumohon jangan menangis Sakura-chan, kau membuat rencanaku berantakan" Ucap Naruto yang tampak menghibur Sakura.

"Memang apa yang kau rencanakan?" Tanya Sakura kemudian mengamati Naruto yang sedang mengambil sesuatu dibelakang yang ternyata adalah sebuah kado.

"Apa ini? boleh kubuka?" Tanya Sakura yang mendapat anggukan oleh Naruto.

Tak lama bagi Sakura untuk membuka kotak berhias itu yang didalamnya adalah sebuah buku atau lebih tepatnya novel yang berjudulkan 'Shinobi no Mirai'.

"Aku tidak tahu apa yang harus kuberikan padamu tapi aku ingat kau suka membaca jadi aku memesankan novel itu untukmu... dan kau tahu novel itu hanya ada 50 copy di jepang jadi termasuk limited edition dan masuk dalam kategori most wanted" Ucap Naruto.

"Benarkah? ngomong-ngomong dalam rangka apa kau memberiku hadiah?" Tanya Sakura.

"Anggap saja sebagai rasa terimakasih karena mau menerima cintaku" Jawab Naruto.

Kemudian Sakura nampak sedang membaca sinopsis novel itu yang ternyata menceritakan kehidupan seorang pemuda ninja yang menyukai seorang gadis ninja medis, dan karena sebuah janji seumur hidul ia harus rela membawa orang yang paling gadis itu harapkan, namun saat ia berhasil membawa dia kembali akhirnya gadis yang ia sukai bersama dengan pemuda yang pergi tadi. Namun karena ia tidak akan pernah menarik kata-katanya termasuk hatinya yang sudah ia berikan pada gadis itu, disisi lain gadis itu merasa menyesal saat ia menyadari bahwa pemuda itu sudah berhasil membawa hatinya.

"Ckckck..." Sakura tampak menggerutu yang membuat Naruto bingung.

"Ada apa?" Tanya Naruto.

"Tidak apa, hanya saja aku sedang membaca sinopsisnya dan aku menyukainya... terimakasih" Ucap Sakura sembari memeluk kembali Naruto.

"Syukurlah jika kau menyukainya karena andai kau tahu bahwa rasa cintaku padamu sama besar dengan tokoh utama di novel itu, dan aku berjanji akan selalu menjaga hatiku untukmu selamanya ini adalah promise of life time" Ucap Naruto sambil tersenyum kearah Sakura yang memerah pekat mendengar ucapan Naruto.

"Akupun begitu Naruto, aku tidak akan buta akan semua hal yang kau lakukan untukku... aku berjanji akan menunggumu dan sampai saat itu tiba aku akan menjaga hati, mata, dan pikiranku hanya untukmu" Kini wajah Sakura semakin memerah tak jauh beda dengan dirinya Naruto juga merona padam.

Entah siapa yang memulai tapi wajah keduanya mendekat dan akhirnya kedua bibir itu bertemu, hanya sebuah ciuman pertanda kasih sayang dan cinta antara keduanya, namun tanpa mereka sadari sudah banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dan yakinlah bahwa nanti mereka akan memerah karena malu atas kejadian ini.

Sedangkan ditempat yang tidak jauh dari sana Minato dan Kushina yang melihat itu hanya memerah tidak menyangka bahwa keduanya melakukan adegan kissing didepan umum.

"Aku tidak menyangka mereka melakukannya apalagi didepan umum" Ucap Minato yang tidak habis pikir dengab putranya itu.

"Kau benar Minato, beruntung aku tidak membawa Yahiko bisa-bisa mengalami pendewasaan dini" Minato hanya dapat terkekeh mendengar ucapan istrinya itu.

"Sudahlah lebih baik kita kembali dan tidak mengganggu mereka, aku yakin mereka menbutuhkan banyak waktu berdua sebelum Naruto ke London. Lagipula kita harus mempersiapkan semuanya" Balas Minato.

"Kau Ayah yang baik" Setelah itu Minato dan Kushina pergi meninggalkan tamam belakang rumah sakir untuk menyelsaikan urusan mereka.

~XXX~ Indiscriminate Love ~XXX~

Pagi hari seperti biasanya nampak disebuah ruangan serba putih sedang terlihat sibuk-sibuknya dengan mengemas barang-barang seperti ingin kembali kerumah tercinta.

"Apa kau sudah siap Naru?" Tanya perempuan tengah baya berambut merah darah.

"Tentu saja Kaasan" Jawab Naruto yang sepertinya terlihat ragu dengan jawabannya.

"Jangan berbohong kepada kaasan, Kaasan bisa merasakan kau seperti sedang bimbang" Ucap Kushina yang memang benar apa adanya.

"Sepertinya memang aku tidak pernah bisa berbohong pada Kaasan" Naruto menghela nafas karena kebohongannya diketahui oleh sang Ibu.

"Apa ini tentang Sakura-chan?" Tanya Kushina memastikan dan benar saja wajah Naruto kini merona hanya mendengar nama Sakura.

"Apa ibu benar?" Tanya Kushina lagi yang mendapat anggukan pelan dari Naruto.

"Yah Kaasan memang benar, aku sedikit ragu menjalani Long Distance Relationship" Ucap Naruto pelan.

"Apa yang kau ragukan? apa tentang perasaan kalian?" Tanya Kushina.

"Bukan, aku takut jika ini membuat Sakura justru terkekang karena hubungan kami" Naruto hanya dapat menunduk tanpa melihat wajah sang Ibu.

"Dengarkan Kaasan Naru.." Ucap Kushina yang mendapat atensi penuh dari Naruto.

"Apa kau percaya pada Sakura-chan?" Tanya Kushina.

"Tentu saja aku percaya... kenapa Kaasan berkata seperti itu?" Tanya Balik Naruto.

"Lalu apa yang membuatmu ragu? jika takdir berkata ya kenapa kau berkata tidak?" Tanya Kushina lagi.

"..." Lagi-lagi Naruto hanya dapat menunduk.

"Dan Kaasan hanya ingin kau tidak menemui penyesalan pada akhirnya karena Kaasan ingin melihat dirimu bahagia dan Kaasan melihat saat kau bersama Sakura-chan kau nampak lebih bersemangat itu terlihat dari pancaran matamu yang terlihat cerah" Ucap Kushina yang kini membuat Naruto menatapnya.

"Apa sebegitu terlihatnya?" Tanya Naruto.

"Hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat bahwa putra Kaasan ini sangat mencintai Sakura-chan melebihi apapun" Goda Kushina sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Mou.. Kaasan jangan menggodaku" Naruto mengembungkan pipinya yang nampak memerah.

"Siapa yang menggo-..." Ucapan Kushina terpotong karena tiba-tiba ada yang mengetuk pintu mengganggu interaksi antara Ibu dan anak ini.

Tok! Tok!

"Ohayou Gozaimasu!" Naruto dan Kushina menengok kearah suara dan kemudian mendapati pemandangan dua gadis berambut soft pink dan pirang ikat kuda.

"Sakura? Ino? apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Naruto pada keduanya.

"Tentu saja mengantar kepergianmu Naruto" Jawab Ino.

"Kau pikir aku akan mati hah?" Tanya Naruto dengan pandangan tajam kearah Ino.

"Maaf.. Maaf maksudku perjalananmu ke London nanti pastinya sampai bandara saja" Koreksi Ino.

"Ngomong-ngomong kapan Bibi dan Naruto akan berangkat?" Tanya Sakura yang mengambil posisi duduk di samping Naruto di ranjang rumah sakit.

"Sebentar lagi, tinggal menunggu Minato dan Yahiko" Balas Kushina.

"Memang mereka pergi kemana Bibi?" Tanya Ino.

"Mereka sedang membeli perlengkapan nanti selama perjalanan... ehmmm Bibi ada sesuatu yang ingin kubicarakan tentang dirimu tentang bunga jadi bisakah kita keluar?" Tanya Kushina sambil mengedipkan sebelah mata pada Ino.

"Tentu saja Bibi" Ino yang menyadari kode dari Kushina akhirnya mengikuti langkah sang bibi keluar dari kamar inap.

Kini suasana antara Naruto dan Sakura tampak canggung dengan keduanya yang masih sama-sama menunduk tidak menyuarakan sepatah apapun.

"Uh.." Naruto tampak kesulitan mengungkapkan suaranya membuat Sakura mengalihkan pandang.

"Ada apa Naru?" Tanya Sakura.

"Tidak apa... Hanya saja aku gugup" Jawab Naruto.

"Apa yang membuatmu gugup?" Tanya Sakura.

"Kau..." jawab Naruto jujur, sedangkan Sakura hanya menunjuk dirinya sendiri sebagai pertanda mengapa?

"Aku?"

"Aku bukan gugup atau lebih tepatnya gelisah... takut kalau apa yang akan kita jalani membuat dirimu terbebani" Ucap Naruto yang nampak setengah hati dalam mengungkapkan suaranya.

"Seperti yang kau bilang padaku Naru... Sudah berapa kali aku bilang bahwa aku tidak keberatan menjalani ini... aku mencitaimu dan aku juga yang membuatmu seperti ini dan penantianku adalah sebagai penebus perasaan bersalahku padamu" Ucap Sakura yang memberikan pengertian pada Naruto.

"Tap-..." Naruto tidak dapat menyelsaikan pembicaraannya karena seperti kemarin Sakura memotong ucapannya dengan menaruh jari telunjuk dibibirnya.

"Aku sudah tidak ingin mendengar apapun tentang hal ini, dan kumohon jalanilah karena dengan ini aku bisa memaafkan diriku atas apa yang terjadi padamu" Ucap Sakura dengan nada memohon pada Naruto.

"Baiklah Sakura... Jika ini untuk dirimu aku akan melakukannnya dan sesegera mungkin aku akan kembali kejepang jadi tunggu aku" Ucap Naruto.

"Tentu" Balas Sakura yang kembali memeluk Naruto.

Sedangkan diluar ruangan dua orang yang mendengar pembicaraan antara Naruto dan Sakura tersenyum sambil terkadang meneteskan likuid karena tidak kuat melihat dan mendengar jeritan antara dua insan yang saling mencintai namun harus dipisahkan.

"Sudahlah... mereka berpisah tidak untuk selamanya hanya sementara" Ucap Kushina menghibur Ino sekaligus dirinya.

"Bibi benar" Balas Ino, tak lama kemudian muncul sosok Minato dan Yahiko yang menatap keduanya dengan tatapan bingung.

"Kenapa kalian diluar? apa yang terjadi?" Tanya Minato.

"Ahhh... tidak ada apa-apa hanya sedang membicarakanb sesuatu dengan Ino" Balas Kushina.

"Kalau begitu apa Naruto sudah siap?" Tanya Minato yang mendapat anggukan dari Kushina.

Kemudian keempat orang berbeda usia itu memasuki ruangan yang akhirnya membuat pelukan antara keduanya terpisah namun senyum masih terpampang jelas diwajah keduanya, tak lama setelah itu mereka bergegas menuju bandara karena sebentar lagi pesawat yang mereka naiki akan segera Take Off.

~XXX~ Indiscriminate Love ~XXX~

Sakura, Ino dan Minato hanya dapat melihat terbangnya pesawat yang membawa Naruto, Kushina, dan Yahiko menuju ke London.

"Apa tidak apa Sakura?" Tanya Ino.

"Tentang?" Tanya balik Naruto.

"Naruto!"

"Soal itu ya..." Sakura menggantungkan ucapannya sambil menutup kedua matanya.

Sedangkan didalam pesawat kini Naruto sedang duduk disamping jendela pesawat sembari melihat pemandangan dari atas awan yang nampak sayang untuk dilewatkan.

"Ada apa Naru?" Tanya Kushina pada Naruto yang duduk disebelahnya.

"Tidak ada apa-apa Kaasan.. hanya melihat pemandangan dari atas karena ini pertama kalinya untukku naik pesawat" Jawab Naruto.

"Apa ini tentang Sakura lagi?" Tanya Kushina.

"Tidak" Naruto menjawab dengan tersenyum.

"Kenapa?"

"Karena..." Ucap Naruto menggantung sambil menutup kedua matanya.

"Karena dimanapun kita berada hati kita akan selalu sama dan akan tetap satu" Ucap Naruto dan Sakura di tempat yang berbeda.

Dan seperti apa yang mereka ucapkan bahwa seberapa jauh mereka terpisah hati mereka akan tetap satu seperti ibarat air yang dicampur dalam gelas... seberapa banyakpun air jika digabung akan tetap satu.

+ END +


AKhirnya selesai juga nih Fic... maaf kemarin gak update karena masih banyak kerjaan dan maunya kemarin tapi mati lampu jadinya sekarang aja hahahaha... oh ya bagaimana kesannya di sini? pasti menggantung ya? tenang aja kemungkinan masih ada Sequel tapi entah kapan akan publis hehehehe...

Jangan bosan-bosan ya baca Fict dari Namikaze.. Terimakasih yang udah mau ngikutin dan Favorite Fict ini hehehe... dan tunggu Fict pengganti Indiscriminate Love yaitu Fict bergenre Fantasy dan pasti Pairnya NaruSaku...

Terimakasih untuk kalian semua yang udah sempatin membaca karya Namikaze

.

.

.

Dont Forget For...

R

E

V

I

E

W