Disclaimer : Mashashi Kishimoto

Main pairing : Sasuke and Hinata (fiction canon)

Genre : Drama, Romance

"Kelas selesai"

Hinata merenggangkan ototnya yang kaku setelah duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama, belum lagi anaconda dalam perutnya yang mulai berulah. Sungguh ia sangat kelaparan, mengingat ia tidak sempat menyentuh sarapannya saat ia menyadari ia terlambat menghadiri kelas.

"Kau ingin pergi kemana Hinata buru buru sekali" tanya sakura berjalan menghampirinya.

"Perutku ingin buru buru ke kantin Sakura chan. Ikutlah denganku Sakura chan, temani aku. Mungkin kau juga ingin mentraktirku" Hinata tersenyum menggemaskan kepada Sakura sambil mengedikkan alisnya.

"Benarkah begitu Hinata chan. Tentu aku akan mentraktirmu dengan uangmu" balas Sakura.

"Tidak perlu repot repot kalau begitu Sakura chan, aku bisa mentraktir diriku sendiri dengan uangku sendiri" ucap Hinata menekankan pada bagian dengan uangku sendiri. Kemudian keduanya tertawa bersama. Dan melenggang menuju kantin.

Mereka memilih tempat duduk yang biasa mereka gunakan tepatnya berada di ujung dekat dengan pohon yang rindang bersebelahan dengan taman mini di belakang kampus.

"Kau pesan apa, Sakura"

"Aku takoyaki dan soft drink, please"

"Baiklah, tunggu aku" Hinata segera melesat diantara kerumunan mahasiswa yang sedang mengantri makanan. Beberapa saat kemudian dia kembali dengan nampan penuh dengan makanan.

"Ckckck itu seperti makanan untuk porsi 5 orang Hinata chan" sakura terkejut dengan banyaknya makanan yang dipesan Hinata sambil menggeleng tak percaya.

"B-benarkah, itu hanya imajinasimu saja Sakura. I-i-ini tidak sebanyak itu kok" Hinata tersipu malu.

"Hahaha sudahlah, ayo makan. Ittadakimasu"

"Ittadkimasu" Hinata menjawab dengan bersemangat sambil tersenyum penuh ceria kepada Sakura. Ia menatap makanannya dengan mata berbinar dan menyuapkan suapan pertama ke dalam mulutnya. Ia akan menyuapkan suapan kedua hingga kehebohan menghentikan suapannya.

"Hinata, Hinata!, kau dimana Nata-chan" Ino berteriak sambil berlari tergesa gesa mencari sosok yang dicarinya di tengah tengah lautan mahasiswa yang berburu makanan di jam istirahat yang super padat. Teriakannya yang membelah udara membuat berpasang pasang mata menatap penuh tanya kepada perempuan cantik itu. Kehebohan apalagi yang dibawa wanita berparas cantik dengan lekuk tubuh yang mampu membuat kaum adam meneteskan liurnya dengan tidak elegan.

"Ino-chan, aku di sini ad-" belum sampai Hinata menyelesaikan kalimatnya Ino sudah memotongnya duluan.

"Gawaaaaat kami sama kau pasti tidak akan senang dengan kabar yang kubawa Hinata-chan. Haah haa aah khaaau thaauuh Uchiha . . . . dan Gaara . . . . di koridor . ."jelas Ino sambil megatur nafasnya.

"Tenanglah Pig, kau ingin memberi teka teki kepada kami huuuh. Sekarang tarik napaaaas . . . buang, tariiik . . . buang. Air, kau butuh air Pig ini minum air" cerca Sakura sambil menyodorkan air kepada Ino. Ino langsung menyambar botol yang diberi Sakura dan mengahabiskannya dengan sekali teguk.

"Kau sudah siap" tanya Sakura. Ino mengangguk mambalasnya.

"Sekarang jelaskan kepada kami ada apa dengan Gaara dan apa hubungannya dengan . . . Uchiha?" tanya Hinata bingung. Dan kebingungan bukan hanya milik Hinata seorang namun juga dengan seisi kantin yang diam diam mencuri dengar pembicaraan Ino biang gossip teruptode di Konoha Univesity.

"Baiklah huuuh. Uchiha, kau tahu Uchiha bukan" Ino berusaha memnjelaskan dengan sebaik mungkin sambul sesekali mengatur napasnya.

"Uchiha? Uchiha . . . Sasuke maksudmu?"

"Uuuuuh berapa Uchiha yang kau kenal di kampus ini Hinata" timpal Sakura gemas sedangkan Ino berkacak pinggang sambil mencubit pipi Hinata.

"Baiklah baiklah hanya Uchiha Sasuke yang kukenal dalam hidupku" ucapnya sambil mendengus kepada kedua sahabatnya.

"Ya Hinata chan yang kumaksud adalah .ha .ke. Dia" ada jeda keraguan dimata Ino saat ingin memberitahunya.

"Ada apa dengannya Ino-chan. Kau membuatku bingung dan khawatir"

"D-dia Uchiha Sasuke maksudku sedang m-memukul Gaara hingga bedarah darah" ucap Ino akhirnya sambil mngernyitkan dahi.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

"APA!" bukan hanya suara Hinata yang berpartisipasi saat ini melainkan semua telinga yang sedaritadi mencuri dengar pembicaraan ini.

Hinata terdiam beberapa saat sampai tepukan Sakura di bahunya menyadarkan lamunannya.

"Kau tak apa Hinata?" tanya Sakura khawatir.

"Y-ya aku baik" Hinata bergegas menyambar tas dan meninggalkan makanan yang baru disentuhnya sesuap saja.

"Dimana mereka. Ino tolong tunjukan kepaku dimana mereka" katanya panik dan menarik Ino keluar kantin di ikuti Sakura dan penonton dadakan.

Saat tiba, koridor sudah penuh dengan tubuh tubuh manusia yang berkumpul mengelilingi sesuatu atau tepatnya seseorang. Hinata mencoba menerobos gerombolan itu dengan susah payah. Mengingat tubuhnya kecil dan tak berdaya, setidaknya hal tersebut membantu mencapai posisi depan saat ini dengan meliuk liukkan tubuhnya diantara tubuh tubuh raksasa. Setelah mencapai posisi paling depan saat itu pula ia terkejut dengan apa yang dilihatnya, tangannya dengan reflex menutup mulutnya tak percaya.

"Gaaraaa" Hinata berteriak kencang dan berlari menerjang Sasuke semangat menghajar Gaara yang sudah terkapar tak berdaya di lantai. Dengan sekuat tenaga ditendangnya Sasuke tepat di bagian perutnya hingga Sasuke terjengkang. Sasuke mendelik kepada perempuan yang dengan berani menendangnya hingga terjungkal. 'Sial tepat mengenai lambungku yang terluka' umpatnya dalam hati sepersekian detik ia merasakan perih di bagian lambungnya namun sepersekian detik pula ia mengubah wajahnya menjadi stoic kembali.

"Waaaah, dia mengalahkanmu teme" ujar sahabat kuningnya dengan cengirian kelewat lebar.

"Tutup mulut sialanmu dobe" desisnya tajam

"Kau tak apa Sasuke? " kini giliran Sai yang bertanya dengan senyum misteriusnya sambil membantu Sasuke yang berakhir dengan tepisan tangan Sasuke.

"Ck, merepotkan" Shikamaru menatapnya dengan malas. Saat itu pulaSasuke memberinya death glare gratis yang dibalas kedikan bahu Shika.

"Gaara, ooh Kami-Sama apa yang terjadi padamu. Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Hinata panic sambil menyentuh lebam lebam di muka Gaara yang masih setia mengucurkan dara segar.

"Ck, apa yang kau lakukan di sini pergilah. Aku baik baik saja"

"Ini yang kau sebut dengan baik baik saja? Baka" geramnya.

"Kau semakin membuat masalah menjadi rumit" rintih Garaa menahan perih di sudut bibirnya. Gaara sadar bahwa akan percuma saja berbicara dengan Hinata bila menyangkut dengan kesehatan yang dengan jelas terlihat bahwa saat ini ia jauh dari kata sehat dalam kamus kakaknya. Tak lama kemnudian Sakura dan Ino berhasil bergabung dengan Gaara dan Hinata.

Proook prook prook

"Wonderwomen huh?" Sasuke berjalan mendekati Gaara yang dikelilingi perempuan disekelilingnya. Seringainya terpampang jelas dan sorot matanya menatap jijik dengan opera sabun dadakan yang tunjukan Gaara and the gank.

"Haruno Sakura ya? Apa sekarang kau menjadi gundik pria merah ini eh? " ejek Sasuke dengan wajah datar. Sakura memejamkan matanya meredamkan emosinya yang siap muncul "Jaga ucapanmu!"

Hinata memandang geram pada pria dihadapnnya ini, 'Apa katanya? Apa seburuk itu Sakura di matanya hingga mengatainya gundik' Hinata akan berdiri sebelum Gaara mencekal pergelangan tangannya.

"Apa yang akan kau lakukan Hinata nee, jangan lakukan apapun yang saat ini terlintas di otak kerdilmu itu" Gaara mendelik sambil tetap mencekal tangan kakaknya.

"Sudahlah, Gaara aku akan baik baik saja" Hinata memutar matanya sambil menghentakan cekalan Gaara yang tak begitu kuat megingat posisinya saat ini yang sangat jauh dari kata baik. Kemudian perempuan lavender itu berdiri dan berjalan menghampiri Sasuke. Dan tanpa disadari sasuke pun melakukan hal yang sama hingga memperpendek jarang diantara mereka hingga Sasuke dapat merasakan napas Hinata yang memburu menerpa wajahnya. Onyxnya tanpa sengaja meneliti setiap item yang tertempel pada perempuan di hadapannya sorot mata perempuan lavender itu yang dipaksakannya bahkan sangat sangat dipaksakannya menajam. Sungguh Hinata tak punya bakat dalam memberi tatapan maut. Mungkin ia lebih berbakat dalam menantang maut.

"A-apa yang kau lakukan Uchiha?"

"Apa urusanmu . . . ah 'mata itu' Hyuga" mata elangnya seakan menelan Hinata hidup-hidup dalam kegelapan yang ditawarkannya. "Aaaah, aku tau kau gundik keduanya? Benar bukan yang kukatakan"

"Kheh, mungkin kau butuh kaca Uchiha bukankah kau adalah lumbung penyimpanan gundik Uchiha. Dan tentu saja akan menjadi urusanku bila itu berhubungan dengannya"

"Apa katamu! Aah aku tau, kau ingin mendaftar menjadi salah satu gundikku. Lihatlah perempuan malang ini" ujar Sasuke kepada teman temanya yang setia menonton acara drama ini di belakang sambil. Dan Sasuke benar-benar melihat Hinata dengan cara yang eer lebih intim. Meneliti setiap cetak wajahnya ia melihat bagaimana bibir mungil merah merekah yang terlihat lembut dan berisi penuh itu mengucapkan kata kata sarkatis yang membuatnya ingin melumat dan terbakar dalam ciuman erotis. Lalu liat pipi tembamnya yang telihat merona kala ia sedang marah, lalu hidung mancungnya yang ingin dihujaninya dengan kecupan kecupan milik Sasuke dan kulitnya yang halus dan putih porselen susu dan dan

"Hei Uchiha apa kau tuli?"

'Sial bagaimana aku bisa kehilangan kontrol. Tunggu, apa dia bilang tuli? Perempuan ini benar-benar menguji kesabaranku. Lihat saja kau pasti akan membayarnya Hyuga' makinya pada diri sendiri dalam hati.

"Ya, aku menulikan telingaku. Kau tahu Hyuga aku akan membuka telingaku lebar lebar jika yang keluar dari bibir sialanmu itu adalah desahan namaku yang kau ucapkan" bisiknya sangat rendah. Dengan menempelkan sedit bibirnya ke ujung telinga Hinata yang sontak saja hal tersebut membuat Hinata terkesiap membulatkan matanya, belum lagi nafas hangat pria itu yang membelai lehernya kala musim gugur yang dingin ini.

Sasuke tersenyum puas melihat keterkejutan yang terpampang jelas di raut gadis itu. 'Harum dia sangat harum' Sakura dan Ino sedaritadi mengamati kedekatan Hinata dan Sasuke dengan saling berpandagan dan tanpa sadar menahan napas melihat keintiman yang terjadi diantara keduanya.

Sadar dari lamunannya Hinata segera mendorong dada Sasuke untuk membuat jarak aman, sayang dorongannya tidak berpengaruh banyak pada pria garang dihadapannya ini. Mengingat betapa jauh fisik dinatara kedua orang ini

"M-m menjauhlak brengsek" upatnya dengan muka yang samakin merah karena malu dan kesal. Tanpa sadar Hinata mundur selangkah dan seolah magnet Sasuke pun maju selangkah mendekatinya.

"Kau takut Hyuga"

"Demi kami-sama aku tidak takut padamu Uchiha"

"Begitukah?, kenapa bahumu bergetar" Sasuke semakin merapatkan tubuhnya. Bahkan jari jarinya tidak tinggal diam melainkan bermain main dengan helain rambut Hinata.

"M-matamu rabun Uchiha"

'Wanita ini benar benar membuatku bernafsu. Kau. Harus. Ada. Di. Ranjangku.' Batinnya.

"K-katakan apa yang kau lakukan p-pada Gaara" ucapnya terbata bata sesekali sambil merutuki dirinya dalam hati tentang penyakit gagapnya yang tiba tiba muncul di saat yang tidak diharapkan.

"Memukulnya" seringainya semakin lebar. 'Kena kau Hyuga' batinnya

"Kau tahu bukan i-tiu maksudku, Uchiha. Kenapa kau memukulnya?" muka semakin merah padam. Sasuke semakin tak tahan melihat wajahnya yang mirip dengan tomat kesukaanya dan ingin segera memakannya.

"Dia melemparkan kaleng kepada wajahku"

"A-apa? Tidak mungkin"

"Tanyakan sendiri" tunjuk Sasuke dengan sorot matanya yang menatap Gaara.

Hinata menatap Gaara dan meminta penjelasan dengan bahasa tubuhnya.

"Yaa, aku tidak sengaja" jawabnya meringis menahan perih. Hinata geram mendengar penjelasan bodoh adiknya, ia memejamkan matanya sejenak sebelum kembali melihat onyx di depannya yang terlihat sangat menakutkan.

"Itu hanya kaleng dan tak sengaja"

"Aku tak peduli"

"Dia berdarah"

"Lalu?"

"L-lalu? Lalu kau tidak berdarah" deliknya tak percaya. Dan akhirnya Hinata mengerti bahwa tak ada gunanya berdebat dengan orang ini. Ia menghela napas dengan kasar.

"B-baiklah aku mewakili adikku, aku minta maaf"

"Tidak semudah itu Hyuga" jawabnya dingin

"Buatlah semua ini menjadi mudah Uchiha"

"Tentu, penuhi permintaanku dan semua ini . . . . . selesai"

"J-jadi apa permintaanmu" tanyanya tak sabar dan khawatir

"Sederhana"

"Apa? Katakan!" Hinata sudah mulai jengkel dengan permainan yang dibuat oleh Uchiha Sasuke.

Sasuke mendekatkan bibirnya ke telinga Hinata. 'Sial dia benar benar bisa membuatku bergairah hanya dengan aroma tubuhnya. Terkutuklah kau Hyuga' Sasuke mencoba meredam gairahnya yang terlampau besar kepada perempuan dihadapannya ini.

"Hangatkan ranjangku" seringai kemenangan tersetak jelas di wajah malaikat dengan otak iblisnya. Seketika Hinata melebarkan matanya dan wajahnya menjadi semakin merah karena marah, kesal dan malu yang percampur menjadi satu siap meldak.

"HEEI, apa kau sadar dengan barusan yang kau katakana Uchiha?"