Title : Give Me Something Sweet
Author : Justmine Lilzy Rewolf
Genre : Romance, Hurts/Comfort, Married Life, GenderSwitch.
Rated : T
Length : Chaptered
Main Cast : Kim Jongin x Do Kyungsoo. KAISOO GS
Supported Cast : HunHan, ChanBaek, SuLay, ChenMin, TaoRis. Siwon, Kyuhyun, Kibum, Sungmin, Ryeowook.
Disclaimer : Story is mine. Kalau ada kesamaan nama, tempat, situasi, alur, kejadian, percayalah! Terkadang kebetulan bisa saja terjadi. Tapi ini beneran karya sendiri kok.
Author's note : Annyeong, hihihi... Ini ff genderswitch pertama aku, jadi maklumin ajalah kalo ada kalimat yang salah ato absurd, haha. Komennya yep, NO SIDERS! Plisss komen yahh, review, setidaknya biar aku tau ada yang baca cerita aku apa kagak.
Summary :
.
.
.
.
.
~Chapter 1~
.-Give Me Something Sweet-.
••• Wedding Day •••
.
Author's POV.
Setiap orang memiliki seseorang yang istimewa di hatinya. Hatiku akan berdegup ketika aku memikirkannya. Walaupun aku tak tahu bagaimana kabarnya, atau di mana dia berada. Setidaknya, dia telah membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Mungkin begitulah kalimat yang terus terngiang di pikiran yeoja itu selama beberapa hari terakhir. Ya, dia tengah jatuh cinta. Namja itu datang bagaikan mimpi dalam kehidupannya, dan perlahan mulai mengubah segalanya.
Mungkin tak ada yang percaya bahwa yeoja dingin sepertinya ternyata bisa juga jatuh cinta. Namun begitulah kenyataannya, rasanya kini ia telah dijatuhkan sejatuh-jatuhnya pada namja yang bahkan tidak begitu ia kenal dekat.
Bisa dibilang selama ini dia hanya menjadi seorang secret admirer yang tak berani menunjukkan perasaannya pada siapapun, namun takdir dengan seenaknya mengubah segalanya. Bukankah kini hidupnya mulai terdengar seperti dongeng yang sering diceritakan eommanya dulu?
Kemudian ia akan mendapati dirinya tengah memakai gaun putih yang berkilauan bak sang putri ketika dijemput oleh pangeran tampan lengkap dengan kuda putihnya. Itu sangat indah, setidaknya bagi seorang Do Kyungsoo.
"Ehmm." Sebuah deheman kecil berhasil membuyarkan lamunan yeoja tersebut. Menariknya kembali pada kenyataan yang tidak kalah membahagiakan dibanding imajinasi kekanakannya.
Oh, bagaimana bisa Kyungsoo kembali tenggelam dalam imajinasi bodoh di tengah peristiwa penting seperti ini. Sadarlah Kyungsoo, kali ini kenyataan akan lebih indah daripada imajinasi bodohmu itu.
Kyungsoo menggelengkan kepalanya pelan, lantas mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk untuk mendapati apa yang tengah terjadi saat ini.
Ini bukanlah mimpi. Ini kenyataan. Dia tengah menggandeng tangan Kyuhyun appanya berjalan di altar yang dipenuhi dengan taburan bunga-bunga berbagai warna. Dia juga tengah menggenakan dress panjang berwarna putih yang menjuntai panjang di bagian belakang, membuatnya tampak begitu anggun.
Dan juga jangan lupakan keluarga besarnya yang tengah berdiri membentuk kerumunan yang membelah, memberinya jalan sambil sesekali bertepuk tangan ataupun sekedar terpana dengan dirinya yang telah disulap menjadi bak Cinderella di zaman modern.
Tapi bukan itu semua yang tengah menjadi perhatiannya. Matanya hanya menatap lurus kedepan, pada punggung tegap seorang namja tebalut tuxedo yang seakan mulai menjadi pusat dunianya. Entah bagaimana itu bisa terjadi, namun semuanya mulai bergerak bagai efek slow motion ketika namja itu menoleh dan mengulurkan tangannya pada Kyungsoo.
Dialah sang pangeran hati Kyungsoo, meski tidak sedang membawa kuda putih. Oh persetan dengan kudanya, Kyungsoo tidak membutuhkannya. Yang ia butuhkan hanyalah namja itu. Namja yang telah membuat Kyungsoo jatuh cinta untuk pertama kalinya, Kim Jongin.
Tanpa sadar Kyungsoo sudah melepas gandengannya dari sang appa dan kini tangannya tengah terpaut dangan lengan kekar milik Kim Jongin, calon suaminya.
Pemberkatan berjalan dengan begitu khidmad dan kini mereka berdua telah resmi menjadi sepasang suami istri. Tepuk tangan riuh menggema setelah Kyungsoo menyematkan cincin di jari manis Jongin. Dan tanpa dikomando kedua pasang mata itu mulai saling terpaut.
Jujur Kyungsoo sangat mengagumi ketampanan wajah suaminya, namun Jongin hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti oleh Kyungsoo. Mata Jongin tampak begitu datar hingga Kyungsoo tak bisa menebak apa yang tengah ada dalam pikiran namja tersebut.
Dan Kyungsoo menyesal. Menyesal karena detik itu juga sesuatu mulai terbesit dihatinya. Hatinya mulai diliputi sebuah keraguan akan takdir yang akan dijalaninya. Apakah ia akan hidup bahagia layaknya akhir dari dongeng masa kecilnya, atau ia malah akan terjerumus pada mimpi buruk yang dibuat oleh seorang Kim Jongin?
Ia menyesal karena dengan mudahnya setuju dengan permintaan appanya untuk dijodohkan dengan putra dari rekan bisnisnya. Tanpa berfikir untuk mengenal Jongin terlebih dahulu, tanpa mengetahui sifat namja yang telah berstatus menjadi suaminya itu.
Bagaimana jika Jongin bukanlah namja yang baik untuknya? bagaimana jika Jongin tidak seperti sosok yang ia ketahui sebelumnya? Bagaimana jika Jongin tak menginginkan keberadaannya? Semua pertanyaan itu mulai berebut untuk memenuhi benak Kyungsoo, dan membuatnya merasa takut. Namun bagaimanapun semua sudah terjadi, ia hanya bisa berharap Jongin bisa menerimanya dan mencintainya dengan baik.
Pandangan mereka masih saling bertautan, hingga seorang namja bersuara berat yang Kyungsoo ketahui sebagai teman dekat Jongin mulai berteriak, "Kisseu, kisseu, kisseu!." yang kemudian diikuti oleh yang lainnya.
Badan Kyungsoo mulai menegang diiringi dengan debaran jantungnya yang tak beraturan. 'Apa ia harus melakukannya sekarang?' batin Kyungsoo. Tentu saja.
Jongin yang tampak lebih bisa menguasai diri mulai menarik pinggang Kyungsoo mendekat. Menundukkan kepalanya hingga bola mata mereka saling sejajar. Kyungsoo tak sanggup menatap mata itu lebih lama lagi, hingga memilih untuk memejamkan matanya.
1 detik
2 detik
3 detik
Mengapa Jongin tak kunjung menciumnya? Kyungsoo hanya merasakan helaan napas hangat Jongin yang menerpa wajahnya, menandakan bahwa posisi namja itu belum berubah. Tapi mengapa Jongin berhenti? Merasa penasaran dengan hal tersebut Kyungsoo kembali membuka matanya.
Dan detik itu juga ia merasakan sesuatu yang hangat dan basah menempel pada bibirnya. Bola mata Kyungsoo membulat sempurna, kepalanya terasa kebas dan ia mengabaikan suara riuh tepuk tangan orang-orang yang ada di sana.
Perlahan Jongin mulai menggerakkan bibirnya, melumat bibir kyungsoo dengan begitu lembut. Rupanya Jongin merupakan seorang pencium yang baik, bisa dilihat dari bagaimana ia begitu berkuasa dalam ciuman tersebut hingga membuat kaki Kyungsoo lemas dan bisa saja ambruk andai Jongin tidak menahan tubuhnya kala itu.
Tapi bagaimanapun, Kyungsoo tak cukup berani untuk membalasnya. Ayolah, ini ciuman pertama Kyungsoo dan ia masih belum berpengalaman, hingga ia hanya memilih untuk berdiam diri dengan matanya yang masih membulat sempurna.
Merasa diabaikan, Jongin pun melepaskan ciuman beserta tangannya yang sedari tadi menahan tubuh Kyungsoo. Membuat yeoja itu limbung dan langsung mencengkeram tuxedo milik Jongin untuk mempertahankan kakinya tetap berdiri dengan napasnya yang memburu.
Secara otomatis tubuhnya kini menempel pada tubuh tegap Jongin, dan ia lebih memilih untuk menyenderkan kepalanya pada dada bidang Jongin daripada ambruk karena tidak mempu menjaga keseimbangannya. Samar-samar ia bisa mendengar detak jantung namja tersebut. Begitu tenang dan teratur, berbanding terbalik dengan miliknya yang berdebar cukup keras dan cepat.
Kini Kyungsoo menjadi penasaran, bagaimana perasaan Jongin saat ini?
.
.
Kini kedua pasangan pengantin baru itu harus menyambut tamu-tamu mereka yang menghadiri acara pernikahan. Jongin masih setia untuk memeluk pinggang ramping milik Kyungsoo setelah berkali-kali mendapatkan tatapan mengerikan dari Siwon appanya. Pasangan pengantin baru memang seharusnya melakukan yang tersebut.
Setelah selesai menemui beberapa rekan bisnis dari orang tua mereka, pasangan tersebut menghampiri sekumpulan meja yang diisi oleh teman-teman mereka. Oh tunggu, lebih tepatnya teman Jongin, karena bisa dilihat tak ada satupun teman Kyungsoo disana. Bukan apa-apa, tapi Kyungsoo memang tidak memiliki teman yang cukup dekat untuk bisa ia undang ke acara pernikahannya.
"Jongin-ah chukkae..." Seorang yeoja yang Kyungsoo ketahui sebagai teman dekat Jongin langsung berdiri dan menghambur untuk memeluk Jongin.
Xi Luhan, kalau tidak salah begitulah nama yeoja itu yang kyungsoo ketahui lewat daftar nama mahasiswa di kampus. Ia tidak begitu mengerti apa hubungan antara Luhan dengan suaminya, namun Luhan telah ia tetapkan sebagai yeoja yang paling berbahaya dan paling berkemungkinan besar untuk merebut Jongin darinya. Dan ia tidak bisa menyangkal kalau ia sedikit tidak menyukai yeoja itu.
Luhan sangat dekat dengan Jongin, dan Kyungsoo cemburu akan hal itu. Lihat saja sekarang. Jongin yang sedari tadi memeluk pinggangnya langsung melepasnya begitu saja ketika Luhan memeluknya. 'Awas saja kau Luhan, aku tidak akan membiarkanmu merebut suamiku' batin Kyungsoo.
"Kyungsoo-ya chukkae," kini Luhan berpaling pada Kyungsoo. Yeoja itu pun memeluk Kyungsoo dengan hangat, membuat hati Kyungsoo sedikit luluh karena senyuman indah yang selalu menghiasi bibirnya. Luhan tampak sangat baik padanya, membuat hatinya bingung antara harus membenci atau menyukai yeoja dihadapannya ini.
"Gomawo-." Kyungsoo terdiam mencari panggilan yang tepat untuk Luhan.
"Eonni, kau bisa memanggilku eonni. Aku setahun lebih tua darimu, kita berada di universitas yang sama. Kau mungkin pernah melihatku karena aku satu jurusan dengan Jongin," jawab Luhan panjang lebar setelah melepaskan pelukannya. Rupanya Luhan merupakan orang yang cukup cerewet dan mudah akrab dengan seseorang.
"Ah ne, gomawo eonni," ujar Kyungsoo melanjutkan kalimatnya.
Kyungsoo menghabiskan waktunya dengan diajak oleh Luhan untuk berkenalan dengan teman-teman Jongin. Ada Oh Sehun, sahabat Jongin. Kyungsoo mengenalnya karena Sehun juga satu jurusan dengan Jongin di kampus. Ada juga Chanyeol yang juga ternyata sahabat Jongin. Dia dua tahun lebih tua dari Kyungsoo, dan Kyungsoo juga pernah melihatnya karena ia juga merupakan alumni dari kampus Kyungsoo.
Ada juga Jongdae dan istrinya Xiumin, ini pertama kalinya Kyungsoo bertemu dengannya. Tentu saja, karena dia adalah rekan kerja Jongin di perusahaan appanya.
Kyungsoo sangat bersyukur karena ada Luhan yang selalu bisa untuk mencairkan suasana, karena jika tidak, mungkin ia akan terus terjebak dengan situasi canggung dan hening saat ia terus-terusan harus bersama Jongin.
.
.
Seperti yang kita ketahui, keberuntungan tidak akan datang terus menerus kepada kita. Dan Kyungsoo terus merutuk dalam hatinya karena suasana canggung yang sedang ia hadapi kali ini.
Beberapa menit yang lalu Jongin masuk ke kamar mandi yang terletak dalam kamar mereka, menyisakan Kyungsoo yang kini tengah terduduk diatas ranjang sambil menarik-narik ujung piyama yang tengah ia kenakan.
Apa yang akan mereka lakukan setelah ini, apa Jongin akan melakukan 'itu' padanya. Tapi apakah mungkin? Mengingat mereka hanya menikah bukan atas dasar cinta tapi karena sebuah perjodohan. Oh, Kyungsoo benci sebuah perjodohan, jika ia bisa memberi saran pada seseorang ia akan mengatakan untuk menghindari sebuah perjodohan karena tidur bersama orang yang masih dianggap asing itu sangatlah tidak nyaman.
Andai saja ia menikah atas dasar cinta, mungkin semuanya akan berjalan dengan lebih baik. Tidak akan ada situasi canggung, dan ia tidak akan ragu untuk melakukan apapun pada pasangannya.
Ceklek..
Lamunan Kyungsoo terpecah ketika Jongin keluar dari kamar mandi. Sontak Kyungsoo mengarahkan matanya pada pintu kamar mandi dan mata bulatnya semakin membulat sempurna mendapati Jongin berdiri disana dengan tubuhnya yang shirtless. Sekali lagi, dia shirtless...
Sial. Wajah Kyungsoo langsung memerah seketika dan secepatnya ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kyungsoo tidak melihatnya kan? Dia tidak melihat tubuh sixpack Jongin yang dibalut dengan kulit berwarna tan hingga membuatnya tampak begitu sexy itu kan? Sial lagi. Kyungsoo sudah terlanjur melihat semuanya.
Tubuh Kyungsoo menegang ketika Jongin mulai berjalan mendekati ranjang. Apa Jongin akan melakukannya sekarang? Kalau tidak mengapa dia bertelanjang dada. Ah, siapapun tolong Kyungsoo. Dia tidak siap untuk melakukan ini bersama Jongin.
Yeah, memang Kyungsoo mencintai Jongin. Tapi bagaimanapun Jongin bukanlah seseorang yang telah ia kenal baik hingga ia bisa merasa berani melakukan apapun dengannya. Coba saja kalau itu adalah Kris. Eh, apa dia tengah membandingkan Jongin dengan Kris? Tidak-tidak. Kyungsoo menggelengkan kepalanya menyesali perbuatannya.
Kepala Kyungsoo terangkat saat menyadari seseorang tengah menatapnya. Perhatiannya tertuju pada Jongin yang sudah berdiri di sisi ranjang yang lain sambil menatap Kyungsoo datar. Ah, Jongin tengah melihatnya. Tunggu, Jongin melihatnya ketika ia tengah menggelengkan kepala dengan tidak jelas. Jangan bilang kalau ia berpikir Kyungsoo tengah membayangkan yang macam-macam.
Yah! Jelas-jelas Kyungsoo tidak sedang melakukannya. Tapi mengapa Jongin terus menatapnya seperti itu. Tanpa bisa ia kendalikan pipi Kyungsoo mulai menunjukkan rona merah di kedua sisinya.
"W-wae?," tanya Kyungsoo mengalihkan perhatian Jongin. Membuat pandangan namja itu beralih pada ranjang.
"Aku akan tidur di ranjang, kau tau tidur di lantai tidak akan terasa nyaman. Jika kau tidak suka, kau saja yang tidur di lantai."
"B-baiklah. Kita tidur di ranjang."
Jongin kembali menatapnya sekilas, lantas merebahkan tubuhnya dengan posisi memunggungi Kyungsoo.
Kyungsoo mendesah pelan, sedikit lega bahwa Jongin tidak melakukan apa-apa padanya. Namun sudut pikirannya yang lain sangat menyayangkannya. Entah kenapa rasa-rasanya dia sedikit berharap bahwa Jongin akan melakukan sesuatu padanya. Haha, mimpilah sesukamu Kyungsoo. Jelas sekali Jongin tidak akan menyentuhmu barang sedikitpun.
Kyungsoo merubah posisinya menjadi berbaring. Ah tidak, sebaiknya ia turut memunggungi Jongin. Ia tidak ingin disangka sangat mengharapkan Jongin, meski memang kenyataannya begitu. Tapi kini ego yeoja itu lebih besar hingga ia lebih memilih untuk tetap melakukannya.
.
Dua jam telah berlalu, namun Kyungsoo masih sangat sadar dan tidak mengantuk sedikitpun. Bagaimana ia bisa tidur jika jantungnya selalu berdebar abnormal karena keberadaan seseorang yang ia sukai di belakangnya, meski mereka masih saling mempertahankan posisi saling memunggungi tersebut.
Tapi Kyungsoo tidak bisa berhenti tersenyum. Ingin rasanya ia membuat pengumuman di kampus, bahwa ia sudah pernah melihat seorang Kim Jongin bertelanjang dada di hadapannya. Bahwa ia sudah tidur bersama Kim Jongin. Dan yang paling hebat ia pernah berciuman dengan Kim Jongin. Haha, ia penasaran bagaimana reaksi mereka, tepatnya para fans Jongin. Membayangkan yang seperti itu selalu berhasil membuat Kyungsoo bahagia.
Belum selesai dengan imajinasinya, Kyungsoo terkejut mendapati gerakan dari sisi lain ranjangnya. Yeah, Jongin juga belum tertidur sedari tadi dan kini ia memutuskan untuk bangkit. Dia selalu benci jika tengah tidak bisa tidur seperti ini. Apa karena yeoja yang kini tengah disampingnya? Tidak mungkin, Jongin sudah biasa mengalami insomnia, jadi tidak ada hubungannya dengan Kyungsoo. Meski sejujurnya hal yang mengganggu pikirannya sedari tadi adalah seorang Do Kyungsoo.
Namun berbanding terbalik dengan Kyungsoo. Jika yeoja itu tengah memikirkan betapa bahagianya ia bisa bersama Jongin. Maka namja itu tengah memikirkan bagaimana caranya bisa terlepas dari Kyungsoo. Oh pemirsa, rupanya Kyungsoo akan merasakan bagaimana sakitnya ketika cintanya bertepuk sebelah tangan.
Kyungsoo memejamkan matanya, tubuhnya menegang mendapati Jongin sudah bangkit dari posisi berbaringnya. Dan iapun memilih untuk berpura-pura tertidur.
Jongin menatap Kyungsoo datar. Ia sempat berpikir yeoja itu tengah tertidur namun kaki Kyungsoo yang terus bergerak-gerak menarik perhatiannya. Iya, saking gugupnya Kyungsoo sampai tidak sadar kalau ia terus menggerak-gerakkan jari kakinya.
"Aku tau kau belum tidur," suara berat milik Jongin menginterupsi. Menyisakan Kyingsoo yang bertanya-tanya bagaimana bisa Jongin mengetahuinya. Oh, rupanya Kyungsoo belum sadar juga.
"Sampai kapan kau akan terus berpura-pura seperti itu?." Jongin kembali membuka suaranya karena tidak mendapat sambutan dari Kyungsoo.
Kyungsoo tidak bisa lagi berpura-pura, ia mengubah posisinya menjadi berbaring dan mendapati Jongin yang duduk disampingnya tengah menatapnya. Ah, jika dilihat dari bawah sini Jongin terlihat sangat tampan, ditambah dengan lampu temaram yang semakin membuat kulitnya sangat menggiurkan. Kyungsoo tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak terpesona.
Eh, bagaimana bisa Kyungsoo selalu terpesona tiap menatap namja itu. Cukup Kyungsoo! jangan membuatnya jadi kepedean.
"Oh, kau belum tidur," ujar Kyungsoo sekenanya. Jongin tidak membalasnya, dia hanya berdiri dan mulai berjalan menjauhi ranjang. "J-Jongin-ssi, kau mau kemana?." Kyungsoo bertanya skeptis.
Jongin berhenti sejenak, lantas tanpa menoleh ia berujar datar. "Bukan urusanmu." Hanya itu. Dan kemudian tubuhnya menghilang di balik pintu yang ditutup olehnya.
"Yah! Apa maksudnya, aku hanya bertanya kemana dia akan pergi dan mendapat jawaban seperti itu? Pergi saja, aku jadi bisa tidur dengan leluasa," gerutu Kyungsoo setelah Jongin pergi dari kamar mereka.
.
Jongin berjalan menuju ruang tengah setelah meninggalkan Kyungsoo sendirian dikamarnya. Entah dari segi yang mana dia merasa keberadaan yeoja itu sangatlah mengganggunya. Jongin merasa tidak nyaman untuk tidur seranjang bersama Kyungsoo.
Hingga ia berakhir seperti ini. Yeah, mungkin ia akan menghabiskan waktu tidurnya semalaman di sini. Di atas sofa tanpa selimut ataupun bantal yang jelas sekali terasa tidak nyaman. Namun daripada berada di kamar bersama Kyungsoo, dia pikir akan lebih baik jika seperti ini.
Jongin terus mengubah posisi tidurnya untuk mendapatkan rasa nyaman namun hal tersebut belum juga ia dapatkan. Tak jarang jika sesekali ia memukulkan tangannya pada sandaran sofa, atau menggerak-gerakkan kakinya gusar karena tengah merasa kesal.
Jongin terlalu sibuk untuk mengatur posisinya hingga tak menyadari keberadaan sepasang mata yang terus mengawasinya sedari tadi.
Dia masih sibuk untuk memejamkan mata, namun kembali membukanya ketika menyadari ruangan telah berubah menjadi terang. Rupanya seseorang telah menyalakan lampu, dan kini orang tersebut tengah berjalan mendekati Jongin.
Jongin mengubah posisinya menjadi terduduk karena kaget dengan lampu ruangan yang tiba-tiba menyala. Ia menatap lampu yang menempel di langit-langit dengan penuh tanya seakan bisa menjawab rasa penasarannya, hingga tiba-tiba...
Plakk...
Sebuah pukulan mendarat di kepala bagian belakangnya. Sontak ia menyentakkan kepalanya, Jongin baru berniat untuk memukul balik kalau-kalau itu adalah maling yang tengah mencuri di rumahnya. Namun kegiatannya berhenti saat menyadari siapa orang yang berada di belakangnya.
"Yah! Suho hyung, kau mengejutkanku!." Jongin mendengus kesal sambil mempoutkan bibirnya pada hyungnya.
"Kau lebih mengejutkanku. Apa yang tengah kau lakukan tengah malam begini?."
"Bukan apa-apa, aku hanya tidak bisa tidur." Jongin menggeser tempat duduknya, memberikan ruang untuk ditempati oleh Suho.
"Aishh, kebiasaan burukmu itu tak kunjung hilang." Suho menyenderkan kepalanya pada sandaran kursi, dan matanya turut terarah pada langit-langit rumah mencoba untuk menerawang masa lalunya. "Dulu aku juga suka begitu, tapi sejak aku menikah aku sudah tidak pernah lagi mengalaminya. Kau tau, dampak yang diberikan oleh seorang yeoja benar-benar dahsyat."
Suho tersenyum pada Jongin sambil menunjukkan deretan gigi putihnya. Membuat Jongin berpikir memangnya apa dampak yang diberikan oleh seorang yeoja? Belum juga Jongin selesai dengan pertanyaan yang ia buat sendiri Suho telah mengubah wajahnya setelah teringat akan sesuatu.
"YAH! JONGIN-AH." Suho melengkapi kalimatnya dengan sebuah pukulan pada kepala Jongin.
Plakk...
"WAE?! WAE HYUNG! Berhentilah memukulku." Jongin meringis sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit karena pukulan Suho.
"Jongin-ah! Bukankah yang menikah tadi pagi adalah kau?! Lantas kenapa kau sekarang malah berada disini?!." Suho menatap Jongin tajam yang hanya dibalas oleh Jongin dengan tatapan malas.
"Aku tidak bisa tidur saat di kamar hyung."
Plakk..
"HYUNG! Apa kau mau menggantikanku untuk meneruskan bisnis appa jika aku mengalami gangguan kepala karena ulahmu! Aku bilang berhenti memukulku!." Jongin berteriak tepat di depan wajah Suho. Persetan jika teriakannya dapat membangunkan seisi rumah.
"Yah! Jangan mengalihkan pembicaraan." Suho balik berteriak pada Jongin. "Jadi sekarang kau tengah meninggalkan Kyungsoo sendirian di kamarnya? Demi Tuhan ini malam pertamamu Jongin, apa kau tidak melakukannya bersama Kyungsoo?."
"Melakukan apa?," tanya Jongin polos. Suho menghela napas besar, mencoba untuk bersabar ketika harus menghadapi dongsaengnya yang ternyata masih kecil ini.
"Ah terserah,tapi setidaknya kau tidak boleh meninggalkan istrimu sendirian Jongin. Namja macam apa kau ini? Benar-benar memalukan. Kajja." Suho bangkit dari posisinya sambil menarik lengan Jongin agar mengikutinya.
"Kenapa kau menarikku hyung." Jongin mencoba untuk berontak namun cekalan tangan Suho lebih kuat darinya. Membuat Jongin mau tidak mau menuruti perintah Suho dan mengikuti langkah besar hyungnya.
Jongin tidak mengerti tapi Suho malah membawanya menuju kamar Jongin bersama Kyungsoo. Dia langsung membuka pintunya begitu saja dan mendorong Jongin hingga berbaring di ranjang. Kyungsoo yang ternyata juga belum tidurpun turut terkejut karenanya.
"Kyungsoo-ya, maafkan adik kecilku ini ya, dia memang butuh sedikit bantuan dalam hal seperti ini," ujar Suho pada Kyungsoo yang hanya di balas oleh Kyungsoo dengan anggukan samar karena tidak mengerti. "Yah Jongin-ah, kau tidak boleh beranjak dari sini sampai besok pagi. Mengerti!." Tanpa menunggu balasan dari Jongin, Suho telah memposisikan tubuh Jongin menghadap pada Kyungsoo hingga mereka tidur saling berhadapan.
"Hyung apa yang kau lakukan!." Protes Jongin.
"Diamlah! Jangan mencoba untuk membantah atau aku akan melaporkan hal ini pada appa," bisik Suho tepat di telinga Jongin.
Jongin hanya menurut, dan hal tersebut membuat ide jahil Suho bekerja. Ia mengambil tangan Jongin dan meletakkannya di pinggang Kyungsoo, lantas mengambil tangan Kyungsoo dan meletakkannya di bahu Jongin.
Sebelum mereka mencoba untuk memberontak Suho telah terlebih dahulu memberi peringatan pada mereka. "Jangan mengubahnya! Aku mengawasi kalian," ucap Suho dramatis lalu dengan perlahan ia menghilang ditelan oleh pintu yang tertutup.
Setelah kepergian Suho, Kyungsoo dan Jongin hanya saling menatap. Mungkin tengah saling menetralkan debaran jantung masing-masing. Kyungsoo tengah mengadakan pesta dihatinya, yeoja itu begitu bahagia karena bisa merasakan berada di posisi seperti ini bersama Jongin. Sedangkan Jongin hanya menatap manik Kyungsoo, sepertinya dia sedang blank. Namun itu tak berlangsung lama karena beberapa detik setelahnya mereka saling menarik tangan masing-masing dan langsung mengubah posisi menjadi kembali saling memunggungi.
Aishh, apa perlu Suho menemani mereka sampai pagi agar mereka tidak mengubah posisi yang sebenarnya sangat nyaman tersebut. Ego selalu menghancurkan segalanya.
.
.
Pagi menjelang, menandakan untuk segera memulai aktifitas di hari itu. Kibum tengah sibuk menyiapkan sarapan sambil dibantu oleh beberapa maid. Semua orang sudah berkumpul di ruang makan kecuali pasangan baru yang masih terlelap di kamar mereka. Siwon tak bisa mengabaikan hal itu yang membuat hatinya begitu bahagia ketika membayangkan apa saja yang telah dilakukan anak bungsunya semalam.
Dia sangat berharap rencana perjodohannya berjalan dengan lancar dan dia segera mendapatkan cucu. Sudah lama sekali rumah megah itu sepi dari suara tangisan bayi.
"Kenapa Jongin dan Kyungsoo belum turun juga ya? Apa mereka belum bangun?." Kibum menatap suaminya penuh tanya sambil menuangkan air ke masing-masing gelas.
"Biarkan saja, mungkin mereka masih lelah," ujar Siwon santai. Sebenarnya lebih dibuat-buat karena jelas sekali dia tidak bisa santai dengan hal ini, rasanya dia ingin membuat sebuah parade untuk menunjukkan betapa bahagianya dia karena putra kesayangannya sudah menikah.
"Aku akan membangunkan mereka appa."
"Suho-ya tid-." Kalimat milik Siwon terputus karena Suho yang langsung pergi tanpa memberinya kesempatan untuk melanjutkan. Suho sangat penasaran bagaimana posisi tidur mereka pagi ini.
.
Ceklekk...
Suho membuka pintu kamar Kyungsoo dan Jongin pelan. Ia berjalan mengendap-endap agar tidak mengganggu pasangan sejoli yang masih terlelap.
Kyungsoo dan Jongin tampak tidak terganggu sedikitpun. Mereka masih dengan nyenyaknya tenggelam dalam lautan mimpi dengan Kyungsoo yang tidur menyamping membelakangi Jongin. Dan Jongin turut tidur menyamping menghadap punggung Kyungsoo.
Suho sedikit kecewa saat mendapatkan pemandangan seperti itu. Awalnya dia berharap akan mendapat tontonan yang menarik pagi ini, atau setidaknya ada pakaian yang bercecer di samping ranjang mungkin? Namun ia harus menelan kembali harapannya karena Jongin dan Kyungsoo masih begitu rapi. Hanya Jongin yang tidak memakai atasan yang mana hal tersebut memang sudah menjadi kebiasaannya. Jangan terlalu berharap Kim Suho.
"Jongin-ah, Kyungsoo-ya ireona." Suho mengguncang bahu Jongin dan Kyungsoo.
"Eungghh." Jongin melenguh sambil meregangkan badannya, yang kemudian turut disusul oleh Kyungsoo.
"Eoh, Suho oppa, apa ini sudah pagi?." Kyungsoo bertanya pada Suho dengan suara seraknya sambil mengubah posisinya menjadi duduk.
"Ne ini sudah pagi, cepatlah mandi, semua sudah menunggu untuk sarapan di rumah." Suho menatap Kyungsoo lembut. Dia memang paling jago dalam bersikap sok baik didepan yeoja.
"Apa kita kesiangan?! Maafkan kami oppa, aku akan segera mandi." Kyugsoo beringsut dari ranjang dan langsung berlari ke kamar mandi setelah sebelumnya membungkuk terlebih dahulu pada Suho. Sedangkan Suho hanya menatapnya sambil menunjukkan senyum angelicnya.
Jongin menatap Suho tajam, entah karena apa. Apa dia tidak suka jika Suho menatap istrinya seperti itu? tidak ada yang tau.
Setelah mendapati Kyungsoo menutup pintu kamar mandi, Suho kembali memfokuskan perhatiannya pada Jongin. Dan sontak raut wajahnya berubah 180 derajat.
Suho mendesis, "Apa yang kau lakukan eoh!?," teriaknya melenyapkan segala image malaikat yang sedari tadi melekat padanya.
"Apa? aku tidak melakukan apa-apa." Jongin menaikkan kedua alisnya pertanda dia tidak mengerti.
"Itulah masalahnya, kau tidak melakukan apa-apa!."
"Apa maksudmu hyung, jangan berbicara berbelit-belit."
Plakk...
Jongin dihadiahi sebuah pukulan telak dari Suho di lengan kirinya. Tidak begitu sakit sih, hanya saja Jongin tidak suka jika Suho terus-menerus memukulnya.
"Yah! Bagaimana bisa kau tidak melakukan apa-apa ketika kau tengah tidur bersama seorang yeoja, apalagi dia itu istrimu. Aigoo, perilakumu sama sekali tidak sesuai dengan wajahmu. Laki-laki macam apa kau ini!."
Jongin terkekeh mendengar penuturan Suho. "Hyung, kau berbicara seakan kau yang paling hebat saja. Buktinya Yixing noona juga belum hamil sampai sekarang," seru Jongin santai yang sontak membuat Suho kembali kalap.
"Yah! Jangan bawa-bawa Yixing dalam masalah ini! Kau membuatku kesal saja." Suho berdecak, memang kenyataannya hingga saat ini Yixing belum juga hamil, padahal mereka sudah 5 bulan menikah. Tapi itu bukan sepenuhnya kesalahan Suho, Yixing yang tidak mau mengurangi jadwal padatnya sebagai dokter turut mempersulit keadaan. "Cepatlah turun, semua belum makan karena menunggumu," titah Suho masih dengan raut kesalnya.
"Aku mau mandi dulu hyung." Jongin berniat bangkit dari ranjangnya namun urung karena Suho kembali membentak.
"Tidak usah mandi! Begini saja. Kalau menunggumu mandi bisa-bisa acara sarapan berubah menjadi makan siang." Jongin tidak membantah kalimat Suho karena hyungnya langsung pergi tanpa menunggu jawaban.
.
Jongin dan Kyungsoo datang bersamaan ke meja makan. Dan sesuai dengan perintah Suho, Jongin belum mandi, ia hanya memakai atasan piyamanya kembali.
"Aigoo anak eomma akhirnya datang juga, duduklah." Kibum menyambut mereka dengan hangat.
Kyungsoo hanya diam di mejanya sambil memilih lauk yang akan ia ambil, sedangkan Kibum sang eomma tengah menatapnya lekat. Kyungsoo sama sekali tidak mengerti apa yang membuat yeoja paruh baya itu terus menatapnya seperti itu. Kyungsoo mengedarkan pandangannya dan ia baru tersadar saat melihat Yixing tengah mengambilkan makanan untuk Suho.
"Eoh?!." Sial. Kyungsoo baru menyadari kalau seharusnya ia melayani Jongin terlebih dahulu. Dia berniat untuk bangkit dan mengambilkan makanan untuk Jongin tapi Kibum mendahuluinya sambil tersenyum pada Kyungsoo.
"Tidak apa-apa Kyungie, kau hanya belum terbiasa." Kibum mencoba untuk memaklumi Kyungsoo yang hanya bisa menundukkan kepalanya malu. Dan Jongin hanya memandang dua yeoja itu sambil lalu. Dia tidak mau ikut campur dalam masalah yeoja, yang penting dia bisa segera makan.
Mereka makan dengan tenang, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena Jongin kembali merecoh. "Eomma~~, sudah kubilang aku tidak mau sayur, mengapa masih menambahkan sayur di makananku." Jongin merengek seperti anak kecil pada eommanya. Yang tentu saja membuat Kyungsoo melongo dibuatnya.
Demi Tuhan, ini pertama kalinya Kyungsoo melihat Jongin bertingkah seperti itu. Jongin yang biasanya bersikap dingin, keren dan mengintimidasi tengah merengek pada eommanya hanya karena tidak mau makan sayur. Hell, lelucon macam apa ini? Jongin benar-benar mengejutkan.
"Jonginie~, kau sudah besar sayang. Jangan merengek hanya karena tidak mau makan sayur. Apa kau tidak malu pada Kyungsoo." Kyungsoo menundukkan kepalanya merasa dirinya disebut-sebut dalam kalimat Kibum.
Sepertinya muka Jongin cukup tebal sehingga ia tidak menghiraukan peringatan ibunya, untuk apa ia menutup-nutupinya dari Kyungsoo. Toh cepat atau lambat dia juga akan mengetahui semuanya. "Pokoknya aku tidak mau!." Fix. Jongin mulai gondok sekarang. Ia mendorong piringnya menandakan bahwa ia tak mau memakannya.
Melihat hal itu, akhirnya Siwon memilih untuk turut campur. "Jongin-ah, kau itu sudah menjadi kepala keluarga, seharusnya kau bisa bersikap lebih dewasa sekarang." ujar Siwon tegas.
"Sudah-sudah, eomma ambil kembali sayurnya. Setelah itu kau habiskan makanmu nde." Kibum bangkit untuk mengambil sayur dari piring Jongin dan memindahkan ke piringnya dengan sabar. Sepertinya hal seperti ini bukanlah hal baru baginya.
"Chagiya, jangan memanjakannya seperti itu, dia itu kan sudah besar. Memalukan sekali." Siwon kembali menimpali yang membuat Jongin semakin cemberut.
"Sudah kubilang putra kesayanganmu itu memalukan appa." Suho mulai ikut campur yang langsung mendapat cubitan di lengannya dari Yixing.
"Suho-ya, kenapa kau malah ikut-ikutan memojokkan adikmu," seru Kibum tegas sambil mengembalikan piring pada Jongin yang sudah bersih dari sayur apapun.
"Kyungsoo-ya yang sabar nde menghadapi Jongin, kau mungkin harus bisa seperti eomma saat mengurusnya." Suho terkekeh namun kembali mengaduh saat Yixing kembali mencubit lengannya.
"Itu karena Jongin memang yang paling kecil di rumah ini, jadi dia satu-satunya yang bisa dimanja." Kibum tersenyum sambil menatap Kyungsoo seakan memberi penjelasan. "Yixing-ah, kau harus segera mengurangi jadwalmu supaya cepat hamil, agar kita bisa berhenti memanjakan Jongin." Kibum menujukan kalimatnya untuk menantunya Yixing.
Yixing menanggapinya dengan biasa saja, namun Suho sepertinya tidak bisa santai jika sudah menyinggung hal tersebut. "Eomma~, kenapa menyuruh Yixing. Kalau ini ada hubungannya dengan Jongin kenapa tidak menyuruh Kyungsoo saja yang hamil."
Uhukk.. Uhukk..
Kyungsoo tersedak makanannya sendiri saat mendengar kalimat Suho. Jongin hanya meliriknya sekilas lantas kembali menikmati makanan di hadapannya.
"Omo, hati-hati sayang, minumlah dulu." Dengan sigap Kibum menuangkan air pada gelas kosong milik Kyungsoo lantas menyerahkannya. Dia meneguk habis minumnya kemudian menundukkan kepala untuk mengucapkan terima kasih pada Kibum.
Tidak ada yang kembali membuka suara setelah kejadian tersebut. Mereka makan dengan tenang hingga menghabiskannya.
"Baiklah, sampai jumpa minggu depan eomma, appa, dan juga adik-adikku." Suho menatap Kibum, Siwon, Jongin dan juga Kyungsoo bergantian.
"Memangnya kau mau kemana hyung?."
"Aku akan pergi ke China untuk sebuah seminar selama seminggu."
"Kau juga membawa Yixing noona?."
"Tentu saja." Suho mendekatkan tubuhnya condong ke arah Jongin. "Aku tidak seperti kau yang akan meninggalkan istrimu seorang diri," bisik Suho di telinga Jongin agar tidak didengar oleh orang tua mereka. "Sampai jumpa semuanya." Suho menarik Yixing untuk segera pergi dari tempat itu.
"Hati-hati, jangan terlalu lelah!." seru Kibum mengingatkan, lantas dia mendesah. "Seminggu ini rumah pasti akan sangat sepi."
"Kan ada aku eomma," seru Jongin riang.
"Jongin-ah, kau juga harus segera pergi."
"Mwo? Kemana?." Jongin menaikkan kedua alisnya menuntut jawaban dari sang eomma.
"Kau dan Kyungsoo akan tinggal di apartemen kalian, appa sudah memesankan tempatnya." kini Siwon yang menjawab.
"MWO?!." Jongin dan Kyungsoo sama-sama berteriak tanpa perlu dikomando.
"Appa~, hyung saja boleh tinggal disini, mengapa aku harus tinggal di apartemen?." Jongin tengah mencoba untuk memprotes keputusan appanya.
"Rumah sakit tempat Suho dan Yixing kan dekat dari sini Jonginie, kalau mereka tinggal di apartemen akan semakin jauh." seru Kibum mendukung keputusan suaminya.
"Aku juga sudah biasa berangkat ke kampus ataupun kantor dari sini."
"Bukan masalah itu Jongin. Kau harus bisa untuk hidup mandiri setelah menikah. Lihat saja kelakuanmu saat ini, kau harus banyak belajar untuk menjadi dewasa." Siwon memberikan alasan telak yang tak bisa disangkal kembali oleh Jongin.
"Apa kami hanya tinggal berdua disana?."
"Tentu saja Jongin-ah, appa dan eomma tidak mungkin ikut kan?." Siwon menatap putranya tegas, menanti jawaban yang akan diberikan oleh Jongin.
Kyungsoo bergerak-gerak gusar, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya dan jujur ia sangat menolak untuk tinggal di apartemen hanya berdua bersama Jongin. "Tap-tapi appa-." Kyungsoo bersusah payah untuk mengeluarkan suaranya, namun tidak sampai selesai karena Siwon kembali menginterupsi.
"Aku tidak menerima penolakan," ujar Siwon sambil terus menatap putranya yang masih tampak berpikir. Siwon masih menunggu keputusan yang akan diambil oleh Jongin, bisa dibilang ini adalah keputusan pertama yang akan diambil oleh Jongin mengenai keluarga kecilnya.
Jongin menghela napas. "Baiklah." Akhirnya, Siwon tersenyum mendengar kalimat singkat dari anaknya. Ia bangga karena Jongin sudah cukup bersikap dewasa dengan keputusannya, tidak lagi merengek untuk meminta dukungan dari eommanya seperti yang biasa ia lakukan.
Sedangkan di sisi lain, Kyungsoo merasa seperti baru saja mendengar vonis hukuman mati pada dirinya ketika Jongin menyetujui permintaan Siwon.
Bagaimana ini? Bagaimana cara Kyungsoo mengatakannya, bagaimana ia bisa menjelaskan pada semuanya bahwa Kyungsoo, Kyungsoo... Tidak bisa memasak. Ini sangat memalukan. Argh, mau diberi makan apa Jongin nanti. Ini sangat buruk, benar-benar buruk.
.
.
.
.
.
TBC...
.
.-Give Me Something Sweet-.
150720