Annoying Boy

Rate:: T

Couple:: Mingyu x Wonwoo (Meanie)

Summary::

Sekolah ini memiliki syarat bahwa siswa-siswinya harus kaya serta tampan dan cantik. Mingyu, siswa kelas satu menjadi idola baru di sekolah bahkan mengalahkan ketenaran para sunbae hingga membuat para sunbae kesal, terutama Wonwoo yang selalu merasa kesal setiap melihat Mingyu.

(Their style according to Mansae s style)

Hiwatari s Present

Maaf sebelumnya, karena post yang sebelumnya tidak ada tanda kutipnya.. Sebenarnya itu ada, author udah ngetik selengkap-lengkapnya dengan tanda petiknya, hanya saja entah kenapa setelah author post, petiknya semua hilang.. Karena author post pakai hp, dan ketik pakai laptop, mungkin itu kesalahannya. Dan ini adalah perbaikannya.. Mohon maaf atas ke-errorannya.. :'D

Enjoy~

~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~

Seluruh siswa-siswi yang berada di aula sekolah yang sangat luas itu bertepuk tangan setelah kepala sekolah selesai dengan kata sambutannya di tahun ajaran baru ini. Selanjutnya seorang siswa yang berstatus sebagai ketua OSIS di sekolah itu pun berdiri di atas podium dan menyampaikan salam serta beberapa kata sambutan. Kemudian seorang guru terlihat mempersilahkan siswa kelas satu mewakili angkatannya untuk menyampaikan beberapa kata sambutan. "Selamat pagi, nama saya Kim Mingyu dari kelas 1-A mewakili angkatan kelas satu." Aula yang awalnya hening menjadi ricuh saat seorang siswa berparas tampan, tinggi, dengan rambut berwarna biru keabu-abuannya yang disisir ke samping. Terlihat stylish dan keren.

Ini adalah sekolah khusus orang kaya serta tampan dan cantik. Jika kau tidak kaya dan tampan ataupun cantik, kau tidak akan bisa memasuki sekolah ini. Dua syarat ini harus terpenuhi, jika salah satunya tidak dimiliki maka sekolah yang bernamakan Executive High School ini tidak akan menerimanya sebagai siswa ataupun siswi di sana. Di sekolah ini juga tidak ada peraturan seperti tidak boleh mengecat rambut, tidak boleh memanjangkan rambut dan sebagainya, segala sesuatu yang menyangkut style dan fashion selalu diperbolehkan. Mana ada anak orang kaya yang ingin stylenya dilarang-larang? Lagi pula hal itu tidak merugikan sekolah, malah semakin menambah karisma para siswa-siswi di sekolah itu.

"Heh, terkenal sekali dia. Bahkan saat aku naik pun tidak seheboh ini." ujar namja berstatus ketua OSIS yang bername tag Choi Seungcheol itu. Ia menatap ke sekelilingnya di mana para siswi banyak yang heboh dan terpana melihat objek yang berdiri di podium. Bahkan ada beberapa siswa yang berdecak kagum padanya. Empat orang siswa yang ada di samping Seungcheol tertawa kecil. "Tidak heran kalau mereka tidak heboh, kau kalah dengan anak kelas satu itu dari segala segi." ejek seorang siswa tampan yang terlihat elegan dengan rambut coklat kemerahannya yang di sisir ke samping dengan seutas dasi pita di kerah seragamnya, Hong Jisoo.

"Katanya dia pindahan dari salah satu sekolah yang paling ternama di Seoul ini. Ayahnya super kaya dan tampan dan ibunya super cantik. Selama 6 tahun tinggal di Canada dan meraih segudang penghargaan dan memenangkan olimpiade. Tidak heran dia sangat berkarisma." ujar namja blonde bernama Soonyoung. Junghan yang berdiri di samping Soonyoung menganggukkan kepalanya setuju.

"Menurutku wajahnya sangatlah menyebalkan." Seorang namja berambut hitam dengan mata tajamnya akhirnya mengeluarkan suara. Namja bernama Jeon Wonwoo itu melihat ke arah Mingyu dengan keningnya yang mengernyit. Sontak keempat temannya memandang ke arahnya kemudian berganti memandang ke arah Mingyu. Menyebalkan? Wajah setampan itu dibilang menyebalkan?

"Sudahlah, aku tidak tahan berlama-lama di sini, sangat panas, sempit dan ribut. Aku keluar dulu." ujar Wonwoo dengan cuek. "Eh, tapi kau kan akan naik ke podium mewakili anak kelas tiga, Woo." halang Junghan. Wonwoo membalikkan badannya dan beranjak pergi. "Biarkan Jisoo saja yang menggantikanku."

Jisoo melebarkan matanya dan membuka sedikit mulutnya. "A-aku? Apa? Kau gila, aku bahkan tidak tahu apa-apa saja yang harus diocehkan di atas sana." ujar Jisoo setengah tertawa kemudian ikut berlari menyusul Wonwoo yang kabur sambil menertawakannya. Junghan dan Soonyoung menatap ke arah pintu aula dan kemudian menatap Seungcheol yang juga menatap mereka. "Err Kami pamit dulu, ya." bisik Soonyoung pelan dengan senyum manisnya, diikuti lambaian tangan Junghan pada Seungcheol.

Seungcheol hanya dapat membuka mulutnya saat keempat temannya hilang meninggalkannya begitu saja. Ya setiap tahun mereka selalu begitu, Wonwoo selalu kabur, dan berakhir Seungcheollah yang menggantikannya. Entah kenapa kepala sekolah tetap saja menunjuk Wonwoo sebagai pembicara walau selalu kabur. Tapi tahun ini Seungcheol ketua OSIS dan dia harus naik lagi untuk yang kedua kalinya mewakili anak kelas 3? Bisa-bisa semua orang melemparinya sepatu.

.

.

.

"Hahahaa!" Soonyoung tertawa keras saat mendengar cerita dari Seungcheol mengenai kata sambutan sebanyak dua kali dengan isi yang sama itu, dan berakhir diberi tatapan bosan dari semua orang, terutama dari para siswi-siswi. Malu sekaligus sakit, diberi tawaan geli oleh siswi cantik itu sungguh menyedihkan~

Kelima orang itu tengah berkumpul dan makan di kantin. Canda tawa mereka terhenti saat mendengar beberapa siswi berteriak kecil dan berbisik-bisik heboh saat beberapa siswa masuk ke dalam kantin yang luas dan megah bak restoran bintang lima ini. Sontak kelima siswa tampan yang cukup terkenal ini mengalihkan pandangan mereka ke objek yang tengah berada di tengah kantin itu. Ya kelima anak kelas tiga itu cukup terkenal sebelum akhirnya ada beberapa siswa kelas satu yang mengalahkan ketenaran mereka.

"Tch!" Wonwoo berdecak dan menatap tajam ke arah empat orang siswa kelas satu yang menebar senyum yang menyebalkan bagi Wonwoo, terutama saat matanya menangkap sesosok siswa berambut biru. Entah kenapa dia merasa kesal dengan senyum siswa yang bernama Mingyu itu.

Soonyoung menghela napasnya melihat keempat siswa yang telah mendapatkan meja makan mereka. "Hahh, apa mereka berniat membentuk F4 versi 2015?" ujarnya dengan malas. "Sepertinya mereka sedang melihat ke arah sini." tebak Jisoo saat melihat keempat pasang mata juniornya itu melihat ke arah mereka. Dan benar saja beberapa detik kemudian F4 itu pun berjalan menghampiri meja Wonwoo dan kawan-kawan.

"Seungcheol sunbae?" Mingyu mengeluarkan suaranya. Seungcheol yang sedang asik memakan spaghettinya pun menghentikan gerakannya. "Hm? Aku? Ada apa?" tanya Seungcheol cuek yang kemudian melanjutkan suapan spaghetti ke mulutnya yang sempat tertunda, kemudian setelah itu meletakkan sedok dan garpunya, menatap Mingyu dengan tatapan bertanya.

"Formulir ekstrakulikuler, kami harus mengumpulkannya ke ketua OSIS." jawab Mingyu masih dengan senyum ramah di wajahnya. Mata Mingyu sekilas menyapu ke keempat siswa yang ada di meja yang sama dengan ketua OSIS. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok Wonwoo yang menatapnya dengan tajam. Perhatiannya teralih saat mendengar suara Seungcheol.

"Oh, formulir? Ya, kumpulkan saja padaku". Seungcheol mengulurkan tangannya untuk menerima empat lembar kertas formulir. Mingyu kemudian kembali melihat ke arah Wonwoo, apakah sunbaenya yang satu itu masih menatapnya dengan kesal. Dan Wonwoo masih dengan tatapannya yang tadi. Mingyu tersenyum ke arah Wonwoo. 'Ada apa dengan sunbae ini?' pikirnya bingung. Setelahnya Mingyu dan ketiga temannya yang diketahui bernama Minghao, Vernon, Dokyeom pun kembali ke meja makan mereka.

"Kenapa kau terlihat kesal begitu, Woo?" tanya Junghan yang sedaritadi memperhatikan ekspresi Wonwoo. "Entahlah, aku yang merasa dia dan teman-temannya itu bersikap terlalu arogan sebagai junior." jawab Wonwoo. Jisoo menertawakan Wonwoo. "Mereka yang arogan atau hanya kau saja yang iri pada ketenaran mereka? Kasihan, Wonwoo sunbae yang dikalahkan oleh hoobaenya." Wonwoo hendak melempar roti lapisan atas sandwich miliknya kalau saja ia tidak memikirkan penampilan Jisoo jika terkena mayonnaise yang menempel pada roti itu.

.

.

.

Wonwoo berjalan di sepanjang koridor yang tidak terlalu ramai karena ini sudah jam pulang sekolah. Di tangannya terdapat tumpukan buku-buku yang lumayan banyak yang harus di antarkan ke ruang guru dengan tas ranselnya yang ia tenteng di bahu kirinya.

Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!

"Ahahahaha!"

"Sialan kau Mingyu! Berhenti kau! Kepalaku sangat saki-"

BRUKKK!

Dokyeom menghentikan larinya untuk mengejar Mingyu saat melihat orang yang ia kejar menabrak seseorang saat menoleh ke arahnya sambil berlari.

"Aww!" ringis Wonwoo saat telapak tangan dan lututnya menghantam lantai koridor dengan keras. Buku-buku yang ada di tangannya pun berjatuhan di lantai. "A-ah! Maafkan aku. Sunbae tidak apa-apa?" tanya Mingyu yang telah berdiri setelah sebelumnya ikut terjatuh juga. Bola basket yang ia pegang telah memantul entah ke mana, ia tidak mempedulikan itu, yang ia pikirkan saat ini adalah namja yang masih tersungkur di lantai.

Wonwoo mendongakkan kepalanya dan mendapati Mingyu menatapnya dengan khawatir. Namja itu langsung memasang wajah masamnya, bertemu dengan adik kelas yang paling tidak ingin ia lihat. Mingyu pun dengan segera membantu Wonwoo berdiri. Dengan sedikit meringis, namja kelas tiga itu berdiri perlahan dan kemudian menatap Mingyu dengan marah. "Apa kau diizinkan untuk berlari di koridor? Apa kau tidak melihatku saat kau berlari? Apakah aku ini makhluk invisible hingga kau tidak dapat melihatku?" repet Wonwoo. Mingyu hendak tertawa namun ditahannya, ia tidak ingin mendapatkan tonjokan di pipinya karena tertawa di saat sunbaenya sedang marah.

"Mianhae, sunbae. Temanku terus mengejarku, jadi aku tidak melihat ke arah jalan." ujar Mingyu menjelaskan sambil menunjuk ke arah belakang, tidak ada siapa-siapa. Dokyeom telah kabur. Wonwoo memutar bola matanya. 'Dokyeom sialan.' batin Mingyu. Matanya beralih ke buku-buku yang tergeletak dengan indahnya di lantai yang berkeramik putih ini. Dengan segera Mingyu memunguti buku-buku itu, diikuti oleh Wonwoo.

"Sunbae mau membawa buku-buku ini ke mana? Biar kubantu." tawar Mingyu yang hendak mengambil separuh tumpukan buku yang ada di tangan Wonwoo. "Tidak perlu, aku bukan gadis yang butuh bantuanmu." Wonwoo mengambil buku-bukunya dari tangan Mingyu dan beranjak. "Sunbae," Mingyu menahan bahu Wonwoo yang hendak berbalik. Wonwoo berdecak dan bertanya, "Apa?"

"Tali sepatumu lepas." ujar Mingyu. Wonwoo melirik ke arah sepatunya kemudian melanjutkan langkahnya. "Biarkan."

Mingyu menghela napasnya kemudian berlari kecil dan berdiri di depan Wonwoo, secara otomatis Wonwoo pun menghentikan langkahnya karena terhalang oleh siswa kelas satu yang bertubuh lebih tinggi darinya itu. Namja berwajah manis itupun sedikit terkejut saat melihat Mingyu berlutut di depannya dan kemudian mengikat tali sepatunya. Setelah selesai mengikatnya, bukannya berdiri, Mingyu malah mendongakkan kepalanya menatap Wonwoo dengan senyum tampannya. "Kalau tidak diikat nanti sunbae bisa terjatuh lagi." ujarnya.

Wonwoo mendelik kesal. Ia menangkap kata-kata Mingyu tadi sebagai sebuah ejekan untuknya.

"Sudah? Berdirilah sebelum kakiku melayang ke wajahmu." ujarnya. Mingyu kemudian berdiri dan membiarkan Wonwoo berjalan melewatinya. 'Sunbae aneh. Sepertinya dia membenciku, tapi dia lucu.' pikir Mingyu dengan senyum tampannya yang masih bertengger di wajahnya dan pandangan matanya yang belum beralih dari punggung Wonwoo yang semakin menjauh.

'Jeon Wonwoo sunbae.'

~#~#~#~#~#~#~#~#~#~

"Hoaaamm."

"Tutup mulutmu Hong Jisoo, atau tidak semua orang yang ada di sini bisa tersedot oleh uapanmu itu." ujar Wonwoo. Jisoo tertawa kemudian merangkul bahu sahabatnya itu. "Sebenarnya aku berencana tidak hadir ke sekolah hari ini. pelajaran hari ini sangat membosankan." ujarnya seraya menyisir rambut coklat kemerahannya.

Perhatian Jisoo teralih saat seorang hoobaenya membungkukkan badannya sedikit untuk menyapa Jisoo dan Wonwoo. Jisoo menghentikan langkahnya dan menggunakan tangan kirinya menghalangi anak kelas satu itu. "Hey, rambutmu lucu." ujarnya seraya memainkan jari-jarinya di rambut curly blonde milik hoobaenya itu. "Xu Minghao." bisiknya pelan saat membaca nametag yang tertempel di blazer namja berambut perm itu. "I-iya, sunbaenim." jawab Minghao dengan senyum canggungnya. Jisoo balas dengan senyum menawannya sebelum akhirnya beranjak, diikuti oleh Wonwoo.

"Kenapa kau suka sekali mengganggu adik kelas? Lihatlah ekspresinya, dia pasti mengira kau adalah pembully." kata Wonwoo. "Aku tidak menganggunya, itu karena dia terlihat lucu." Wonwoo hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat senyum aneh yang ditunjukkan oleh sahabatnya itu.

"Ayo ke lapangan basket, aku ingin memeriksa apakah mereka ada latihan pagi atau tidak, sekalian memeriksa anggota baru." ajak Jisoo yang memang berstatus sebagai ketua club basket di sekolah elit ini, dan Wonwoo memang sering menemaninya ke lapangan basket, bahkan ia juga membantu team basket jika memerlukan bantuan, perannya hampir sama seperti manager club basket. Semua ini salahkan saja Jisoo yang selalu menyeretnya ke tempat itu. Kenapa Wonwoo tidak bergabung menjadi anggota club basket saja? Itu karena Wonwoo tidak berminat, ia suka bermain basket, tapi hanya untuk bersenang-senang, tidak untuk menekuninya seperti Jisoo.

Saat mereka memasuki lapangan indoor itu, lapangan terlihat ramai menandakan bahwa anggota club basket sedang melakukan permainan sekaligus latihan kecil di pagi hari. Mereka bermain masih dengan seragam sekolah, karena mereka hanya akan bermain selama beberapa puluh menit saja sampai bel pelajaran dimulai berdering.

Wonwoo yang duduk di kursi istirahat anggota team pun mengernyitkan keningnya, memfokuskan pandangannya ke satu sosok yang tidak asing baginya. Sesosok yang tengah berlari-lari, melompat, dan shoot dengan tepatnya ke ring dengan hanya mengenakan kemeja putih dan dasi longgarnya dan rambut biru keabu-abuan yang tersisir ke samping kiri. Style rambut ini...

Wonwoo berdecak setelah dapat melihat dengan jelas namja yang kini tersenyum senang seraya melakukan high five dengan temannya.

"Jisoo-ya, untuk apa kau mengizinkan Kim Mingyu itu masuk ke club basketmu?" Jisoo yang sedari tadi sibuk mengecek daftar nama anggota baru kemudian mengalihkan perhatiannya ke lapangan dan menemukan seorang siswa dengan warna rambut yang mencolok. "Oh, dia masuk? Wow, team sekolah kita akan menjadi team basket tertampan se-Seoul. Ketuanya saja setampan ini, tidak heran memiliki anggota yang tampan-tampan juga." jawab Jisoo yang sebenarnya sangat tidak ingin didengar oleh Wonwoo.

Wonwoo mendengus kesal. Ia selalu menganggap menemani Jisoo dan membantu club basket ini adalah hal yang menyenangkan karena bisa melihat mereka bermain, kadang juga ikut bermain dan juga berteman dengan anggota team. Tapi setelah ada Mingyu, rasanya ia tidak berminat untuk mengunjungi lapangan basket ini lagi.

Saat Wonwoo melemparkan tatapan malas ke arah Mingyu, Mingyu membalas tatapan Wonwoo seraya menunjukkan senyumnya yang dapat melelehkan seluruh siswi di sekolah ini, namun terlihat sangat menyebalkan bagi Wonwoo.

~TBC~

My comeback ff! Hahaha, setelah lebih dari setahun meninggalkan ffn, akhirnya author balik ngetik lagi dan membawa ff Seventeen sebagai pembuka. Gimana readers? Enjoy gak? Hope you enjoy this. Agak kaku penulisannya karena memang udah lama gak ngetik hehehe XD oh yaa,, author mau nanya, boleh gak kalau d ff ini Minghao uke? XD minta izin dulu sama reader nih..

Bagaimana? Apakah ff ini diharapkan untuk dilanjutkan atau tidak, chingudeul? :D

Mohon reviewnya, ya. Gomawo~ *bow* m(_ . _)m