Disclaimer: Naruto, shikamaru ataupun Ino bukan milikku. Mereka buatan Kishimoto Masashi-Sensei
Mataku memutar bosan melihat perdebatan dua manusia di depanku, apakah mereka tidak bosan membahas masalah yang sama selama hampir 1 jam
"Apa tidak bisa diperbaiki lagi? Kau tahu sendiri kan bagaimana sibuknya Ino, jangan hanya karena dia tidak datang di beberapa perrtemuan maka kau membuatnya tinggal kelas" suara sang pria dengan nada semakin meninggi
"Sekali lagi mohon maaf yamanakasan, perlu diketahui bahwa nilai Ino di beberapa mata pelajaran sama sekali tidak bagus dan persen kehadirannya juga tidak dapat membantu, maka kami mengambil tindakan ini sebagai hasil akumulasi semua nilai Ino" Balas sang wanita dengan nada bijaksa. Detik selanjutnya, ruangan hening, tidak ada yang berbicara satupun. Aku pun enggan berbicara, takut mengganggu negosiasi dua manusia di depanku
"Hmmm kalau begitu, apakah Ino tidak bisa diberikan kesempatan lagi? Semacam remedial untuk memperbaiki nilai-nilainya. kau tahu sendirikan, jika Ino benar-benar tinggal kelas maka ini akan sangat mempengaruhi masa depannya, dan aku tidak mau itu terjadi. Tolonglah Tsunade Sensei, beri Ino kesempatan satu kali lagi" Lama wanita itu berpikir.
"Hhh Baiklah aku akan memberikan Ino satu kali kesempatan lagi untuk memperbaiki nilai-nilainya. jika Ino tidak dapat mencapai nilai di atas rata-rata, maka aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ino akan tinggal kelas" Ucap Tsunade akhirnya.
"Terima kasih Tsunade Sensei atas kebijaksanaannya, aku akan menjamin bahwa nilai Ino akan lebih baik dari sebelumnya" Ucap sang pria sambil berdiri dan menyalami wanita di depannya. Sang pria keluar dari ruangan tersebut diikuti seorang gadis pirang di belakangnya.
"Kau dengar sendirikan Ino, kali ini kau harus belajar keras. Kalau perlu, batalkan semua jadwal shootingmu supaya kamu bisa fokus, ujiannya akan di adakan 2 minggu lagi" Tegas sang pria, sedangkan sang gadis kembali memutar matanya bosan. Sang pria berbalik, menghadap langsung kepada sang gadis
"Dengar Ino, jika kali ini kamu gagal maka Ayah benar-benar akan menyingkirkanmu dari dunia entertainment dan Ayah tidak main-main" Tegas sang Pria, kemudian berlalu meninggalkan sang gadis sendiri dengan pikirannnya tentang ucapannya sang Ayah.
Tidak aku tidak boleh pergi dari dunia ini, ini duniaku dan aku mencintainya, tak ada yang bisa menyingkirkanku, bahkan Ayah sekalipun, Tekadnya. Namun pikirannya kembali bergejolak, bagaimana bisa dia mengikuti ujian yang bahkan pelajarannya hanya ia hadiri beberapa kali. Ino berhenti dengan pikirannya, ia berjalan menuju kantin bermaksud menemui beberapa manusia yang mungkin bisa berbagi pikiran dengannya.
Ino sudah di sana dengan beberapa manusia yang mungkin bisa dibilang berada di posisi yang sama dengan Ino, sering absen saat pelajaran berlangsung, bedanya otak dan level mereka berbeda dengan Ino, setidaknya nilai mereka berada sangat di atas rata-rata. Sebut saja Haruno Sakura, seorang yang juga berprofesi sebgai model dan aktris seperti Ino; Uchiha Sasuke kekasihnya, seorang pewaris Uchiha corporation yang juga sering absen untuk menghadiri beberapa rapat perusahaan; Uzumaki Naruto, seorang kapten Basket KHS yang sering absen untuk ikut beberapa turnamen internasional atapun hanya latihan basket biasa, Ino tahu walaupun otak Naruto setara dengan Ino, KHS tidak akan pernah mendepaknya; Terakhir Hyuga Hinata kekasih Naruto, seorang putri bangsawan yang kerap absen untuk menghadiri beberapa pertemuan atau pesta kenegaraan.
"Kenapa kau tak cari seorang tutor saja, Pig?" Tanya Sakura, memulai pembicaraan setelah mendengar cerita panjang Ino. Ino mendesah
"Aku sudah mencobanya forehead, tapi hasilnya nihil. Mereka tak bisa mengajariku dan aku juga tak punya waktu untuk bertemu mereka. Kau tahu jadwalku" jawab Ino, kembali menelungkupkan kepalanya
"Berarti yang jadi masalah adalah dirimu yang benar-benar bodoh" Sahut sebuah suara, membuat kepala Ino hampir mendidih, kalau saja suara itu bukan berasal dari pacar sahabatnya, maka Ino sudah menedangnya dari tadi
"Ino, kurasa kau harus mengurangi jadwalmu dan mencari seorang tutor, itu satu-satunya jalan. Bukankah kalau kau gagal kali ini, maka tidak ada lagi jadwal untukmu?" Saran Hinata, dengan nada yang benar-benar halus. Ino membenarkan perkataan Hinata, Benar, kali ini ia harus mengosongkan sedikit jadwalnya untuk jadwal dan untuk tutor...
"Kurasa kau bisa meminta orang tercerdasnya KHS untuk menjadi Tutormu, kurasa dia mau. Bukankah kalian dulu bersahabat waktu SMP?" Naruto seakan mengetahui apa yang ada dalam pikiranku. Itu bukanlah pilihan yang mustahil, tapi mustahil untuk seorang Ino lakukan. Setelah Ino membuangnya, haruskah Ia memungutnya kembali? yang terpenting, apakah barang yang sudah dibuang, akan mau kembali pada tuannya?
