First Love

Krrriiinggggg…..

Kriiiiiiinnngggg…..

Krriiiiiiiinggggg….

"Joongie harus berapa banyak alarm buat membangunkanmu sayang, cepat bangun sebelum Umma siram kau!" teriakan menggelegar Umma yang membuat telingaku sakit, tanganku pun mencari-cari di mana jam alarm itu, malas sekali rasanya untuk membuka mata, aku masih ingin tidur.

Tep..

Jam itu pun akhirnya diam, aku pun tersenyum dan kembali diam, bukan diam maksudku tidur.

1 menit

2 menit

3 menit

Brraaaakkkk!

"Astaga Kim JaeJoong! Mau sampai kapan kau tidur? Ini hari pertamamu sekolah, cepat bangun!" Umma sangat mengganggu sekali tidurku, teriakannya membuat seisi rumah ini ramai, aku pun menarik bantal dan menutupi kepalaku.

Sreettt

Umma menarik selimutku, astaga, mengapa harus ada kegiatan bangun pagi, aku malas untuk beranjak dari kasur nyamanku -_-.

"Joongie! Bangun! Ini sudah hampir jam 7, kau mau terlambat di hari pertamamu sekolah hn?!"

"uuuhhh, Umma Joongie kan masuk jam 7-.." stop, apa jam 7? Aku pun segera buka lebar mataku dan lompat dari kasur, ahhh tidak, ini hari pertamaku masuk sekolah, dan buruknya mengapa aku bisa sampai bangun kesiangan, aku segera masuk dalam kamar mandi dengan cepat, sepertinya pagi ini aku tak akan mandi, ahahaha, cukup sikat gigi, cuci muka, dan basuh ketiak XD. Cukup 2 menit saja sampai aku keluar dari kamar mandi dan menuju lemari memakai pakaian seragam, kini aku berdiri di cermin, ku lihat pakaian ku sudah sempurna, tidak ada kurang sama sekali, dan wajahku juga sangat tampan, tidak tampak seperti orang tidak mandi, ah, tak lupa aku semprotkan cukup banyak parfurm. Aku keluar dari kamar dan turun dengan cepat, aku lihat Appa dan Ummaku berada di meja makan, mereka pun menatapku dengan tatapan berkata 'KE-BI-A-SA-AN' sementara aku hanya tersenyum tanpa ada rasa bersalah.

"Appa ayo, Joongie udah siap." Ujar ku

"Tidak sarapan dulu?" tanya Umma, aku menggeleng dengan cepat

"Sudah terlambat Umma, Joongie harus berangkat cepat." Umma pun mengangguk, aku berpamitan dengan Umma, aku melihat Appa berpamitan pula, ahhh sikap Appa membuat aku iri saja pagi-pagi, Appa mengecup kening Umma dengan sangat lembutnya, dari pada aku menonton adegan yang buat aku iri itu, lebih baik aku segera bergegas berlari menuju mobil Appa dan duduk manis di bangku depan, tak berapa lama Appa muncul dengan Umma.

"Hati-hati ya, Joongie, jangan buat masalah di hari pertamamu." Umma benar-benar tak mempercayai aku apa? mana mungkin aku akan berbuat ulah di hari pertamaku ini, tapi tunggu dulu, bukannya hari pertamaku ini aku sudah berulah dengan datang terlambat -_-.

"ya, yaaaa Joongie sudah sangat terlambat Umma, Joongie pergi dulu, Appa cepat." Ujarku, dan aku melihat kedua orangtuaku hanya dapat memutar bola matanya, Appa pun melajukan mobilnya.

Ah ya, aku sampai lupa memperkenalkan diri, seperti yang sudah kalian tau, namaku Kim Jaejoong, usiaku 17 tahun, aku baru saja pindah dari Seoul ke Gwangju, Appa ku Kim Hyun Joong adalah pembisnis yang sangat hebat, beberapa cabang usaha yang sudah ia dirikan dan semua itu sangat berjalan sukses. Di Gwangju Appa membuka perusahaan baru dan inilah yang menyebabkan kami harus pindah dari Seoul ke Gwangju. Umma ku Hwang Bo, dia adalah wanita yang sangat Appa ku sayang, kegiatannya hanya mengurusi aku dan Appa saja, banyak maid dirumahku, tapi untuk urusan aku dan Appa hanya Umma yang memegang kendalinya, aku sangat senang memiliki keluarga yang cukup di bilang bahagia seperti ini. Mobil pun berhenti di depan sekolah yang cukup mewah, kulihat gerbang sekolah itu sudah tertutup rapi, aku hanya dapat berdecak kesal.

"Mau Appa bantu? Biar Appa temani dirimu masuk kedalam dan bicara dengan gurumu."

"Tidak perlu, Joongie bisa atasi, Joongie sudah besar Appa, jadi jangan perlakukan Joongie seperti anak kecil lagi, oke." Aku keluar dari mobil dan menuju pintu gerbang yang sudah tertutup rapat tersebut, Tuhan bantulah aku. Aku menghela napas sebelum berjalan mendekati satpam disana, ku lirik belakang pun mobil Appa belum juga pergi, mengapa kedua orangtuaku sangat tak mempercayaiku.

"eheeem." Ujarku membuat satpam itu berdiri, tubuhnya yang begitu besar, kulitnya hitam dan horornya lagi kumisnya tebal sekali, astaga ini manusia apa Jin fikirku.

"kau siapa?" tanyanya dengan suara lantang, jangankan menatap, mendengar suaranya pun sudah membuatku merinding.

"A-aku Kim Jaejoong, murid baru. B-bisa kah b-buka g-gerbangnya." Ujarku tiba-tiba gagap, heloo Jaejoong, bisa-bisanya mendadap gagap berhadapan dengan satpam seram seperti ini.

"Murid baru saja sudah datang terlambat, ckckck." Ucapannya sungguh membuatku ingin mencukur habis kumisnya, sabar Joongie, ini hari pertamamu masuk sekolah, bersikaplah manis.

"Wajar saja, aku masih baru di Gwangju, mana aku tau jalan-jalan di sini." Ujarku membela diri

"begitu?" tanyannya dan aku pun mengangguk

"baiklah, untuk kali ini aku maklumi, tapi lain kali tidak ada dispensasi untukmu." Ujarnya membuka pintu gerbang tersebut, aku dapat tersenyum lebar kini, aku membungkuk untuk berterima kasih untuknya.

"aahhhh terima kasih." Aku segera berlari ke dalam dan mencari kelas ku, tapi sepertinya ini membutuhkan waktu cukup lama, ruangan di sini begitu banyak, dan dimana kelaskuuuuuuuuuuuu?

"sial, sial, sial. Sudah terlambat dan kini aku tak tau dimana kelasku." Frustasiku, aku hanya berjalan menelusuri koridor sekolah tersebut dengan melirik papan kecil di atas pintu setiap ruangan tersebut, aku sangat berharap pencarianku ini berakhir. Bahkan untuk mencari kelas saja aku sudah menghabiskan waktu 15 menit, yang aku herankan mengapa sekolah ini bisa begitu banyak ruangan yang membuat bingung.

"XI-I, akhirnyaaaaaa." Akhirnya pencarianku pun usai saat menemui XI-I, aku mengetuk pintu tersebut dan kemudian masuk, aku tersenyum dengan sangat memaksa kini, entahlah apa kata guruku nanti, yang penting aku tak boleh bolos di hari pertamaku ini. Semua mata tertuju padaku, seperti menjadi artis sehari saja, hey kalian jangan menatapku seperti itu, ya aku tau aku tampan tapi stop, kalian buatku gerogi.

"Maaf Songsaengnim, aku Kim Jaejoong, murid pindahan dari Seoul, maaf telat, aku masih bingung jalan disini." Ujar ku membungkuk, ku lihat guru itu melirik jam tangannya, ia berdecak sebal.

"kau telat 1 jam di hari pertamamu Kim Jaejoong." Tatapan guru ini mengapa sangat menyeramkan sekali, ini sekolah menengah atau sekolah kemiliteran? Dari satpam hingga guru disini sangat mengerikan.

"Maaf Songsaenim, aku janji tak akan mengulanginya lagi." Ujar ku sangat malu

"Kau telat karena bingung jalan atau karena susah bangun Jaejoong-ie." Seorang siswa pun membuatku mati kutu, aku melirik orang tersebut, tanganku sudah mengepal kuat kini, lelaki itu tersenyum menatapku.

"Seunghyun-yaaaaa." Teriakku, spontan guru dan siswa lain menutup telinganya, aku sangat senang melihat Seunghyun, dia teman kecil, tak ku sangka badan besarnya bisa lenyap begitu saja, dia… dia sangat keren, ya walau tak sekeren aku, Seunghyun tersenyum riang, dan menunjuk ke arahku, tapi tidak bukan ke arahku, dia menunjuk ke arah sampingku, aku melirik arah sampingku dan… matilah kau Kim Jaejoong, wajah guru itu sudah merah padam kini, aku hanya kembali menyengir.

"Maaf songsaengnim."

"Sudahlah, sekarang perkenalkan dirimu." Ujarnya, aku pun mengangguk, tak mau banyak bicara karena aku sudah sangat merasakan aura kelam disini.

"Annyeong, namaku Kim Jaejoong, aku pindahan dari seoul, salam kenal semua." Ujarku, seseorang pun mengacungkan tangannya, aku hanya meliriknya malas.

"Ada apa Yoochun?" tanya guru tersebut

"Sejak kapan di perbolehkan yeoja memakai seragam namja, songsaengnim?" mataku pun membulat sempurna mendengarnya

"Yak! Apa maksudmu?! Tak lihatkah wajah tampanku ini jidat lebar?" aku sungguh kesal saat orang meragukan genderku, helooooo, apakah aku harus bertelanjang kepada semua agar mereka yakin bahwa aku ini seorang Namja, N-A-M-J-A. Seluruh siswa mentertawakanku saat ini.

"Sudah-sudah, Jaejoong kau duduk di bangku kosong dekat Yunho." Aku melirik bangku kosong yang guru itu maksud, terkesan menyeramkan ya, bangku kosong, jangan-jangan setelah ini aku kesurupan setelah menduduki bangku tersebut, ahahaha.

"Songsaengnim, Jaejoong duduk denganku saja." Ujar seorang namja berparas tampan disana, dan disisi lain juga ada seorang yeoja yang menawarkan pula tempat duduknya, hei.. hei..aku sudah menjadi idola di waktu yang singkat ini, banggalah kau Kim Jaejoong karena rupamu yang sangat tampan.

"Diaaammmm!" teriak guru tersebut menggelegar, telingaku sakit mendengarnya, aku mengusap telinga menenangkan gendang telingaku yang berdebar-debar saat ini-_-

"Jaejoong! Kau duduk di sebelah Yunho! Cepat!" teriaknya, tak banyak bicara aku segera menuju bangku yang di tunjukan guru tersebut, aku meletakan ranselku dan mulai duduk dengan tenang, kini aku melirik teman sebelahku, guru tadi menyebut namanya Yunho, dia tak melirikku sama sekali seperti yang siswa lain lakukan, apa aku kurang menarik perhatiannya ya? Wajah namja ini sangat-sangat tampan, garis wajahnya yang keras, mata musangnya yang… ahhh buatku tersenyum, dan lagi bibirnya sexy sekali, sepertinya di cium oleh bibir itu sangat nikmat ya xD, astaga Jaejoong sadarlah dari lamunan kotormu itu.

"Hai." Sapaku padanya dengan senyum 5 jari, dia hanya melirikku sekilas dan kembali menatap ke depan melihat papan tulis, SEMPRUL! Maaf maksudku sungguh terlalu, dia mangabaikanku, mengabaikan sapaanku, aku hanya menggerutu sendiri, rasanya di acuhkan itu sungguh tak enak.

"Pelajaran sedang berlangsung, aku tak suka orang berisik di tengah pelajaran." Ujarnya membuatku menelan ludah akibat ucapan ketusnya, aku hanya bisa menganga kesal dan ingin menghajarnya. Aku membuka kasar buku dapat kulihat dia hanya melirikku sekilas.

Lanjut?