~Kembalinya Sang Penguasa Kegelapan~

Disclaimer : Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi

Warning : Typo(s), OOC, Gaje, Godlike! Naru, Godlike! Sasu, Ancur, Jelek

Pair : Issei x Harem, Sasuke x ?, Naruto x ?

Chapter 4 : Selamatkan Asia!

Kuoh, sebuah kota kecil yang dulunya pernah terjadi pertempuran legendaris antara Light Emperor, Kardinal, dan The Great Barbarian Lord, Uzumaki Naruto. Satu-satunya pertempuran yang pernah melibatkan Great Red dan Trihexa.

Terdapat seorang Iblis bersurai coklat dibaluti dengan seragam Kuoh Academy dan sengaja tidak dikancing sehingga menampakkan kaos berwarna merah yang digunakannya sebagai dalaman. Terdapat pula seorang gadis bersurai pirang dengan pakaian khas suster dan tudung kepala berwarna hitam menghiasi kepalanya.

Tak henti-hentinya gadis beriris emerald itu merasa senang. Dia telah diajak jalan-jalan oleh pemuda yang kini sedang menggenggam sebuah permen kapas. Pemuda yang baru saja bertemu dengannya beberapa jam lalu, namun entah mengapa dia merasa sangat nyaman apabila dekat dengannya.

"Ne Asia, apa kau ingin pergi ke tempat itu?"

"Baiklah, Issei-San"

Pemuda itu menunjuk sebuah game center dan mengajak gadis yang diketahui bernama Asia Argento itu masuk kedalam tempat yang berfungsi sebagai pelepas kejenuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Issei mengajaknya memainkan berbagai permainan, mulai dari balapan, tembak-tembakan, sepakbola, sepakbiji(?) dan lain lain.

Mereka tak sadar bahwa seseorang beriris Onyx dan berekspresi datar sedang mengawasi mereka. Dirinya dibaluti oleh sebuah jubah berwarna hitam dengan sebuah sorban atau apalah itu bertengger di kepalanya.

'[Boosted Gear] dan [Twilight Healing] kah? Sungguh menarik'

Pemuda pemegang gelar Barbarian Lord itu membatin ketika dirinya mendapati dua orang pemegang [Sacred Gear] sedang bersama. Namun, tatapan matanya kini menuju kearah sebuah mesin permainan, nampaknya dia tertarik dengan permainan yang disajikan oleh mesin itu.

'Tekkan?(Samarkan nama :"v) Menarik'

Dan beberapa saat kemudian kalian dapat mendengar suara nista.

"TENDANG WAJAHNYA!"

"PUKUL WAJAHNYA!"

"INJAK LEHERNYA!"

"TENDANG DAN PECAHKAN 'BIJI'NYA!"

Hilang sudah wibawa dari keturunan Uchiha Madara itu. Alhasil dirinya sukses menarik perhatian dari seluruh orang yang ada ditempat itu dan juga berhasil membuat mereka berpikir bahwa dirinya adalah orang gila.

Issei dan Asia hanya sweatdrop melihat kelakuan nista dari Sasuke. Sekilas, Issei merasakan sebuah tekanan yang aneh dan sangat menyesakkan.

"SIALAN KAU BOTAK! KAU CURANG!"

Issei dan Asia lagi-lagi sweatdrop. Mereka tak habis pikir dengan kelakuan pria itu, apakah urat malunya sudah putus?

"AH SIAL!"

'Dia bahkan kalah menghadapi lawan pertama'

Seluruh orang ditempat itu nampaknya memiliki satu pemikiran, termasuk Issei dan Asia.

Issei berjalan mendekati Sasuke dan diikuti oleh Asia yang berada dibelakangnya.

"Ano, Pemuda-San. Bisakah kau agak tenang? Seluruh orang terganggu karena tingkahmu"

Issei menegur Sasuke dengan nada halus, berniat tidak menyinggung dirinya. Sasuke hanya diam saja sambil mengingat-ingat apa yang dia perbuat.

'Sial, aku kelepasan'

Ingin rasanya pria bersurai hitam itu menghantamkan kepalanya ke tembok dan melupakan apa yang ia perbuat tadi, dia benar-benar kelepasan.

"Hn"

Keluarlah kata sakral klan Uchiha dari mulutnya sembari melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu, guna untuk menghindari rasa malu yang berkelanjutan.

'Ganteng-ganteng stres'

Beberapa gadis yang ada ditempat itu hanya terkikik geli dan membatin. Mereka terkesan dengan ketampanan yang dimiliki oleh Sasuke. Namun juga prihatin akan kenistaan pemuda itu.

Kembali lagi ke Issei dan Asia, mereka kini juga berjalan meninggalkan tempat itu. Masih banyak tempat yang ingin Issei kunjungi bersama dengan Asia, dan itu semua dimulai dari taman bermain, museum, tempat bersejarah, dan lain sebagainya.

Tak terasa sang surya kini sudah menuju ke singgasananya di ufuk barat, pertanda bahwa hari sudah petang. Issei dan Asia telah berkunjung ke setiap tempat yang Issei pilih untuk dikunjungi, dan semua itu memakan waktu yang agak lama. Kini mereka akan kembali ke tujuan awal Asia, yakni pergi ke sebuah gereja tua yang ada di kota kecil itu.

~Sementara ditempat lain~

"Red, bagaimana menurutmu pemandangan di danau ini?"

Nampak seorang pria bersurai pirang dan beriris safir serta sebuah kaus polos berwarna putih dengan celana jeans berwarna biru melekat ditubuh atletisnya, tak lupa dengan kursi roda yang ia pakai. Dia nampak sedang bersama dengan seorang gadis yang berbalut kimono berwarna merah dengan motif bunga sakura. Iris kuningnya tak henti-henti memandangi sang surya yang akan tenggelam dan akan digantikan oleh dewi malam. Rambut merahnya menari-nari mengikuti kemana angin berhembus.

"Lumayan, sudah sejak seribu tahun yang lalu aku tidak pergi ke tempat ini"

"Benarkah? Jadi ini yang pertama kali sejak seribu tahun yang lalu?"

"Bisa dibilang begitu"

Percakapan terjadi diantara mereka. Namun, seorang pria paruh baya dengan rambut berwarna coklat dan pirang diujungnya mengganggu kebersamaan mereka. Tampak pria itu mengenakan sebuah kimono berwarna abu-abu dengan sebuah sandal jepit Swall*w yang senantiasa melekat dikakinya.

"Apakah aku mengganggu?"

Pria paruh baya itu mencoba mengawali percakapan, tangan kanannya menggenggam erat sebuah pancing dan tangan kirinya memegang ember, kelihatannya dia akan memancing di danau itu.

"Ya, kau sangat mengganggu"

Great Red menanggapi pria paruh baya yang ia ketahui bernama Azazel itu dengan nada jengkel dan ekspresi cemberut. Naruto hanya dapat terkekeh geli melihat tingkah naga itu.

"Bolehkah aku memancing di tempat ini? Karena ini adalah pangkalanku dikala aku sedang memancing"

"Tentu saja, Azazel"

Azazel kaget ketika Pria berambut pirang itu membalikkan kursi rodanya, dengan jelas dia dapat melihat orang yang telah menghilang sejak seribu tahun yang lalu. Orang yang seharusnya dapat mencegah Great War terjadi.

"N-Naruto-Sama"

Dirinya tergagap, perasaan senang menghinggapi dirinya. Ditatapnya wajah orang yang sangat dirindukannya. Wajah dari orang yang dulu dan mungkin sekarang mampu menengahi pertikaian yang terjadi diantara ketiga fraksi utama.

"Ya, kau benar dia itu Naruto, lalu kenapa?"

Great Red memasang wajah bosan saat melihat ekspresi terkejut dari pemimpin fraksi Malaikat Jatuh ini. Setenar itukah nama dari Uzumaki Naruto? Mungkin.

"Sebuah kehormatan bagiku dapat bertemu dengan The Great Barbarian Lord"

Azazel bersujud memberi penghormatan kepada Naruto. Sedangkan Naruto hanya dapat menghela nafas akan tingkah pemimpin Malaikat Jatuh itu.

"Berdirilah"

"The Great Barbarian Lord? Bukankah julukanku itu Barbarian Lord?"

Naruto bertanya kepada Azazel dengan santai. Merasa terabaikan, Great Red berdiri dari tempat semua ia duduk.

"Aku pergi dulu, Naruto"

Sebuah robekan dimensi tercipta, sang gadis bersurai merah itupun memasukinya dan pergi dari tempat itu, meninggalkan Naruto dan Azazel disana.

"Seluruh fraksi terkecuali manusia sepakat mengganti julukanmu. Hal itu dilakukan guna menghormati jasa yang telah kau lakukan dan mengenang kepergianmu"

"Mengenang kepergianku? Jadi mereka pikir aku sudah mati?"

"Bisa dibilang begitu, seluruh fraksi menganggapmu telah mati. Jadi wajar saja jika kami melakukan sebuah penghormatan terakhir dengan menambahkan 'Great' kedalam julukanmu"

Sekarang Naruto paham dan mulai memahami akan laju dari dunia modern ini. Iris safirnya tengah memandangi pemandangan sunset yang mampu menghipnotis setiap orang yang melihatnya.

"Hah, jadi bagaimana kabar terbaru dari dunia yang sudah asing bagiku?"

"Buruk. Sepeninggalmu dan fraksi Barbarian, hubungan ketiga fraksi mulai renggang. Konflik selalu timbul diantara fraksi Malaikat Jatuh dan Iblis. Hingga pada puncaknya, pecahlah perang diantara kami"

Seketika itu Naruto tersentak kaget. Dirinya tak percaya akan hal itu, namun mau bagaimana lagi? Semua itu telah terjadi, dirinya tak dapat mengubah takdir yang telah ditentukan.

"Fraksi Malaikat yang mengetahui perang ini akhirnya turun ke dunia bawah untuk menengahi pertikaian ini. Namun, mereka malah ikut terjerumus akan perang yang menyedihkan itu. Dan kau tau? Tuhan juga turun tangan dalam perang itu hingga akhirnya Dia tewas"

Kepala Naruto menjadi berdenyut-denyut mendengar informasi ini. Mana mungkin Tuhan tewas dalam perang itu? Itu adalah suatu hal yang sulit dipercaya, bahkan mustahil.

Mereka terus melanjutkan perbincangan, dimulai dengan informasi tentang ketiga fraksi, hingga hal-hal yang sepele.

Perbincangan tersebut memakan waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya, Naruto mengakhiri pembicaraan dan meninggalkan tempat itu.

"Ah, mungkin sampai disini saja perbincangan kita, Azazel. Aku ingin kembali"

"Baiklah Naruto-Sama. Senang berbincang-bincang denganmu"
Begitu sebuah lingkaran sihir tercipta, Naruto masuk kedalamnya dan lenyap bersama dengan hilangnya lingkaran sihir tersebut.

~Sementara di tempat lain~

Pemuda jabrik itu kini telah sampai ke ruangan Occult Research Club. Ketika kepalanya menengok kekanan, dapat dilihatnya sosok gadis bersurai merah crimson dibalut dengan seragam Kuoh Academy.

"Naruto-Sama, darimana saja kau?"

"Oh, aku tadi bertemu dengan seorang teman lama, dan kami bernostalgia bersama"

"Siapakah teman lama yang anda maksud? Apakah Sasuke-Sama?"

"Bukan. Biarlah itu menjadi rahasiaku, Rias-San"

Rias tampak cemberut mendengarnya, sedangkan Naruto hanyalah tertawa kecil melihatnya.

Pemuda pirang itu kini teringat sesuatu. Dengan pelan digerakkannya kepala kuningnya menuju kearah tangga keparat yang tadi pagi baru saja menghancurkan harga dirinya. Tatapan bengis tercipta ketika dia menatap satu persatu anak tangga itu.

"Naruto-Sama?"
"Rias-San, bagaimana aku menaiki tangga sialan itu?"

~SKIP TIME~

Mentari sudah menampakkan wujudnya di langit timur, pertanda bahwa pagi hari telah tiba dan mengusir kegelapan malam yang ada. Sosok pemuda pirang jabrik itu kini sedang berada di ruangan tengah Occult Research Club dengan seragam Kuoh Academy terbalut ditubuh atletisnya.

"Kenapa aku harus sekolah?"

Dirinya memprotes keputusan yang Rias ajukan, yakni membuat dirinya bersekolah dan kembali merasakan bangku sekolah. Gadis bersurai merah itu hanya menghela nafas karenanya, sementara gadis bersurai dark-blue ponytail hanya tertawa kecil melihatnya.

"Kau harus bersekolah, Naruto-San"

"Rias benar Naruto-San. Lagipula kau tampak tampan menggunakan seragam itu, fufufufufu"

'Demi wajah rata Kardinal, aku benci sekolah'

Dirinya hanya dapat membatin ketika dua gadis berdada besar itu memojokkannya. Kesal? Pasti. Pasrah? Tentu.

"Huft, terserah kalian saja"

Dirinya menyerah dan memilih untuk melakukan apa yang mereka inginkan, lagipula tidak masalah kalau hanya untuk bersekolah selama beberapa saat.

~SKIP TIME~

Dirinya kini sudah berada diluar kelas 11-B, kelas yang sama dengan Issei. Terimakasih kepada Rias dan Akeno yang membuatnya dilanda perasaan gugup akan apa yang terjadi kemudian.

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan masuk Naruto-San"

Kreekk..

Terdengar bunyi geseran pintu dan kemudian nampaklah seorang pria berwajah tampan bersurai pirang jabrik dan iris safir miliknya yang seakan-akan mampu menenggelamkan para gadis kedalam kehangatannya. Tak lupa pula sebuah kursi roda yang ia kenakan.

Dirinya kini sudah berada disamping sang guru, menunggu perintah selanjutnya darinya.

"Silahkan perkenalkan dirimu"

Dia menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya mulai memperkenalkan dirinya kepada siswa-siswi yang ada disana.

"Hai semua, namaku Uzumaki Naruto, salam kenal dan mohon bantuannya"

Hening. Tak ada yang memberi respon akan perkenalan itu, sebelum akhirnya terdengar teriakan histeris dari para siswi di kelas itu.

"KYAAA! DIA TAMPAN!"

"SALAM KENAL NARUTO-KUN!"

"APA KAU SUDAH PUNYA PACAR?!"

"TOLONG BERITAHU AKU NOMOR HP MU!"

"TERKUTUKLAH KALIAN WAHAI MAKHLUK BERPARAS TAMPAN!"

'Terkutuklah kalian wahai makhluk berparas mesum'

Dapat dilihat akan semua tanggapan yang kebanyakan datang dari FG dadakan Naruto, terkecuali yang terdengar dibagian akhir.

"Kau boleh duduk disamping Yuzuriha-San"

"Yuzuriha-San, tolong angkat tanganmu"

Terlihat seorang siswi mengangkat tangan kanannya, menandakan bahwa dirilah yang dimaksud sang guru. Dia berparas cantik, beriris merah bersurai soft pink yang lurus hingga bahu atas, tak lupa dengan dua buah kunciran disisi kiri dan kanan(CMIW).

Untuk sesaat Naruto terpana melihatnya, dirinya merasa familiar dengan wajah itu, namun entah kenapa dia juga tidak mengingatnya.

Didorongnya dengan pelan roda yang membuat kursi itu berjalan, hingga akhirnya dia telah sampai di meja yang dimaksud oleh sang guru. Dengan senang hati beberapa siswa memindahkan kursi kayu dari meja tersebut ke pojok ruangan.

"Terimakasih"

"Tidak masalah, namaku Motohama

"Namaku Matsuda"

"Aku Naruto, senang bertemu dengan kalian"

Percakapan singkat terjadi diantara Naruto dan dua orang yang telah memindahkan kursi kayu itu ke pojok ruangan. Salah satu diantara mereka botak, dan satunya lagi berkacamata. Jika ditambah dengan Issei, maka mereka akan menjadi trio mesum di Kuoh academy.

Namun kali ini sikap Issei agak berbeda, dia terlihat sedang melamun. Dia teringat peristiwa kemarin, dimana saat dia akan mengantarkan Asia ke gereja, dia dihadang oleh Raynere. Terjadi pertarungan singkat diantara mereka dan dimenangkan oleh Raynere yang kekuatannya jauh lebih hebat. Akhirnya dia kalah dan Raynere membawa Asie secara paksa ke gereja.

"Ano, namaku Uzumaki Naruto"

"Inori Yuzuriha"

Terjadi perkenalan diantara Inori dan Naruto, sebelum akhirnya pelajaran dimulai dan sukses membuat kepala Naruto berasap karenanya.

~SKIP TIME~

TING TONG TING TONG

Akhirnya setelah sekian lama menunggu, bel yang paling Naruto nanti telah berbunyi dan sekaligus menandakan berakhirnya perjuangan dirinya di tempat yang paling dibencinya.

"Pusing sekali kepalaku, dan apa itu MATEMATIKA? Apakah itu kepanjangan dari Makin TEkun Makin TIdak KAruan?"

Naruto memasang tampang kesal ketika mengingat-ingat mata pelajaran matematika.

Didorongnya roda yang selalu mengantarkan dirinya kemanapun itu dengan pelan menuju ke Occult Research Club.

Ketika sampai didekat bangunan yang ditujunya, didengarnya sebuah teriakan dari seorang pria bersurai coklat dan bertampang mesum didalam sana.

"Buchou! Aku harus menyelamatkan Asia!"

"Kau aku larang! Itu terlalu berbahaya!"

"Jika kau tidak membantuku maka biarkan aku pergi sendiri!"

BRAKK..

Perdebatan itu diakhiri oleh Issei yang langsung pergi dari sana setelah membanting pintu dengan keras. Dirinya bertemu Naruto tepat didepan bangunan itu, namun dirinya tidak menyapa dan langsung berlari menjauhi tempat itu.

Naruto langsung memasuki tempat itu setelah lagi-lagi berurusan dengan anak tangga keparat yang ada diluar.

"Apa yang sedang terjadi?"

"Issei ingin menyelamatkan seorang suster gereja"

"Apa kau akan membantunya?"

"Entahlah, aku masih belum yakin. Akan tetapi aku telah menghubungi Kiba dan Koneko untuk menemaninya"

Sejenak dirinya menghela nafas, lalu pergi meninggalkan Rias sendirian di dalam tempat itu.

~Sementara di tempat lain~

Terlihat Issei sudah menunjukkan gejala kelelahan, nafanya memburu dan detak jantungnya tidak teratur. Saat ini dirinya sedang melawan Raynere yang sedang melayang-layang di langit-langit ruangan tersembunyi dari gereja tersebut.

"Kenapa Issei-Kun? Takjub akan kekuatan baruku?"

Raynere berujar dengan nada meremehkan. Harus Issei akui bahwa Raynere jauh lebih kuat daripada dulu. Tak hanya itu saja, sekarang dia sudah memiliki tiga pasang sayap dia diantaranya sayap khas Malaikat Jatuh, dan sisanya adalah sayap transparan yang berpendar cahaya keunguan.

[BOOST]

Sebuah gauntlet berwarna merah dengan sebuah Kristal berwanya hijau kini muncul di tangan kirinya.

"Eh? Kau mengeluarkan [Sacred Gear] longinus milikmu? Majulah"

Dalam waktu sekejap mata Issei langsung melompat kearah Raynere dan akan meluncurkan sebuah pukulan, namun dengan gesit Raynere menghindar kesamping.

Merasa serangannya gagal mengenai lawan, Issei tak tinggal diam dan kembali menyerang Raynere, namun Raynere selalu berhasil mengelak.

"Nampaknya [Blood Oath Ring] dan[Twilight Healing] sangat luar biasa!"

"Kembalikan [Sacred Gear] milik Asia!"

Ucap Issei sebelum akhirnya melesatkan sebuah tendangan kearah kepala Raynere namun, dengan sigap Raynere menunduk dan membuat tendangan itu sia-sia.

Raynere kemudian melompat kebelakang dan terciptalah sebuah [Light Spear] dikedua tangan Raynere sebelum akhirnya dilemparkan kearah Issei. Melihat bahaya mengarah tepat kearahnya, dengan sigap Issei melompat kesamping guna menghindari serangan itu.

Tiba-tiba Raynere sudah ada disana dan langsung menendang Issei yang hanya dapat menggunakan tangannya sebagai pertahanan terakhir.

DUAGH…

BRAKK…

Issei terpental cukup jauh dan langsung menghantam tembok dari ruangan tersebut.

"Waktunya menunjukkan kekuatanku kepadamu"

Issei membulatkan mata ketika melihat sebuah tombak berwarna ungu dan memancarkan energi yang terasa menyesakkan.

"Selamat mencicipi [Dark Spear], Issei-Kun"

SYUUTT…

Tombak itu melesat dengan kecepatan tinggi kearahnya dan menjanjikan sebuah kesakitan yang amat sangat.

DUARR…..

Ledakan tercipta ketika tombak itu menabrak sesuatu yang melindungi Issei.

Karena tak kunjung merasakan kesakitan, dirinya mengedarkan pandangannya kedepan dan mendapati seseorang dengan armor berwarna hitam, beserta sebuah helm yang senada dengan warna armor tersebut. Terdapat sepasang dagger berpendar kehijauan dengan cahaya serupa berotasi di pegangannya.

"S-Siapa kau?!"

Raynere melebarkan matanya ketika melihat tidak ada segorespun luka yang hinggap di tubuh orang misterius itu ketika [Dark Spear] dengan telak mengenainya.

PRANK….

PRANK…

PRANK…

Derapan langkah kaki dari sepatu besi orang misterius itu begitu mengintimidasi dan membuat suasana di ruangan itu semakin mencekam. Samar-samar aura negatif menguar dan menari-nari pada tubuh orang tersebut.

Perlahan tapi pasti, Raynere melangkah mundur. Sudah sekian lama sejak dirinya merasakan ketakutan yang separah ini.

"Aku adalah malaikat mautmu"

CRAASSHH…

Darah mengucur deras ketika salah satu dagger berpendar kehijauan tersebut menebas leher Raynere, membuat kepalanya terpisah dari tubuhnya.

Tubuh dari sang Malaikat Jatuh itu kini berubah menjadi abu, dan cincin-cincin yang ada di jari-jarinya kini telah terjatuh ketanah dan menimbulkan bunyi bergemerincing.

"Siapa kau?!"

Pria misterius itu kini menengokkan kepalanya kearah Issei berada dan kemudian berjalan mendekat kearahnya.

"Belum waktunya kau mengetahui siapa diriku"

SWUUSSHH

Angin berhembus kencang dan dalam sekejap mata, sosok itu telah menghilang secara misterius dan meninggalkan sejuta pertanyaan dibenak Issei.

Hingga akhirnya, sebuah lingkaran sihir milik klan Gremory muncul dan menampakkan dua orang gadis yang memiliki surai berbeda.

"Issei! Dimana Koneko dan Kiba?"

"Kami disini, Buchou"

Muncul lagi dua orang dibalik pintu ruangan rahasia itu dan menampakkan seorang gadis loli bersurai putih dan beriris kuning dengan seragam Kuoh Academy. Tampak juga seorang pemuda bersurai pirang membawa sebuah pedang dan berseragam Kuoh Academy. Mereka adalah Koneko dan Kiba.

Rias menghela nafas lega, tidak ada hal buruk yang terjadi kepada tiga orang itu. Kemudian ditatapnya sebuah tubuh tak bernyawa Asia dengan tatapan iba.

"Buchou! Aku mohon selamatkan dia!"

Issei memohon disertai dengan suara tangisan, dengan cepat diambilnya [Twilight Healing] dan Blood Oath Ring yang tergeletak di lantai. Dipasangnya pula [Twilight Healing] pada jari-jari Asia.

"Issei, minggir sebentar"

Rias mendekati Issei dengan langkah pelan, dirinya kini sedang menyiapkan sebuah bidak bishop guna mereinkarnasikan Asia.

Dilakukannya ritual untuk reinkarnasi tersebut dengan perlahan dan tidak terburu-buru. Hingga akhirnya, sepasang iris emerald terbuka dan menyuguhkan keindahan dan ketenangan bagi orang yang melihatnya.

"ASIA!"

~Occult Research Club~

"Akhirnya, aku telah sembuh sepenuhnya dari segel terkutuk itu!"

Naruto kini berdiri dan menatap kursi roda itu. Akhirnya dirinya telah sepenuhnya pulih dan kekuatannya juga telah kembali seutuhnya.

"Kardinal! Lihatlah! Aku telah pulih sepenuhnya!"

Dia nampak begitu kegirangan sampai-sampai menyebutkan nama dari sang Light Emperor, bermaksud menghinanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC :"v

Waktunya membalas ripiu :'v

thiyahrama : Mungkin di chapter depan. Dan soal cerita, itu ane dapet dari otak mes*m :"v

adam muhammad 890 : ini dah up

wazza21 : Ini dah lanjut

iwas : Ini dah up

The KidSNoOppAi: Mungkin chapter depan

ahmad s syafii : :"v

Vari Rushifa : Ini dah lanjut :'v walaupun agak ancur gara-gara pake sistem kebut sehari :'v

uzumaki megami : Cuma Sasuke ama Naruto doang yg hidup

Andre981 : Ini dah lanjut

darmadarma83 : Ini dah lanjut

Crucufix : Single pair buat Naru :"v kalo lemon masih mikir mikir :"v

RaditDevilBoy001 : Humor cuma sampingan doang vak '-')

ara dipa : ini dah lanjut

sesi balas ripiu telah berakhir :"v

Ok, saya mohon maaf jika nih chapter berantakan '-') soalnya nih chapter dibuat cuma dalam waktu sehari. Mungkin di chapter depan saya akan melakukan perencanaan yang lebih matang :'v

.

.

.

.

.

.

.

Guardian : OFF!