HALOOOOOOOOO maaf karena dukungan di fic yang satu masih kurang jadinya aku buat fic baru aja hahaha gomen gomen ga konsisten.

Lagian kalian kurang memberi semangat sih.

Kali ini aku mencoba membuat cerita Romance dari si mas Naruto tapi pairnya udah ada beberapa cewe yang sudah tak siapkan di antaranya.

Nona yamanaka

Nona haruno

Nona hinata yang mungkin sangat ooc

Dan nona – nona yang lainnya.

Mungkin itu aja dulu dari pada kalian marah – marah ga jelas karena ketampananku Yang sangat – sangat luar binasa.. " PLAAAAK " di tabok reader.

Kita lansung saja.

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o

SEBUAH TEMPAT DIMANA KAMU TINGGAL ( Part 1 )

Tak seperti biasanya. Kehidupan ku yang tenang rasanya mendadak berubah. Semua itu terjadi karena seorang cewek yang tidak pernah aku temui sebelumnya tiba – tiba saja mau tinggal di rumahku. Siapapun yang menghadapi situasi seperti ini pasti TIDAK akan mau jika harus tinggal dengan orang yang kita tidak kenal.

" Naru ayo cepat turun " terdengar suara seorang wanita paruh baya berambut merah panjang memanggil ke salah satu ruang kamar di rumahnya.

" Narutooooo " panggil sang ibu lagi.

" sial,, cewek asing itu bener – bener datang kesini. Semuanya pasti akan kacau. " rutuk sang anak yang di panggil Naruto.

.

.

.

Terdengar suaura derap langkah dari seorang wanita yang tengah menaiki tangga menuju kamar anak yang sedari tadi ia panggil.

.

.

.

" Namikaze Naruto, apa kau tuli atau pura – pura tidak dengar saat ibu memanggilmu? " ucap sang ibu dan melangkah memasuki kamar anaknya seraya mendekat kearah Naruto.

" Aku dengar kok kaa-san " gerutu Naruto yang mendengar ibunya.

" kalau begitu ayo turun dan sambut dia, dia sudah menunggumu dari tadi " ucap sang ibu lembut.

" enak saja, siapa juga yang mau ketemu sama dia, lagian aku tidak setuju kalau dia tinggal dengan kita. " jawab sang anak protes merasa dirinya tidak mau ikut campur urusan orang lain.

" sudah telat kalau kamu mau ngomong seperti itu " ucap sang ibu tiba – tiba seraya menarik kuping sang anak dan membawanya turun ke ruang tamu rumah ini.

" arrrrghhh sakit kaa-san " ringis Naruto tak terima telinganya ditarik.

.

.

.

Suara dua orang terdengar menuruni tangga menuju tempat seorang gadis yang sedang menunggu kelakuan kedua orang yang baru di temuinya ini sedari tadi. Ya mungkin baru di temuinya ataupun mungkin tidak.

.

.

.

" maaf yah sudah menunggu lama. Anak ini kadang – kadang suka kumat nakalnya. hahaha " ucap sang nyonya namikaze sambil tertawa canggung.

" i-iy-iya tidak apa " terdengar suara dari gadis yang sedari tadi mereka debatkan. Aku pun meliriknya sedikit tapi wajahku tetap ku tundukkan ke bawah. Bukan karena malu melainkan karena aku masih tidak terima kalau di suruh tinggal bersama gadis asing ini.

" cepat kenalkan dirimu " seru sang ibu lagi.

" hmmm,, Namaku Namikaze Naruto " ahhh akhirnya aku berhadapan dengan dia juga. Dasar kaa-san tidak mau sama sekali memperdulikan ku.

" iya, aku Ino. Yamanaka Ino. Senang berkenalan denganmu Naruto-kun. " ucap gadis yang ada di hadapanku ini. dan aku sadar, sangat – sangat sadar bahwa semuanya akan berbeda mulai saat ini.

" ayo masuk Ino-chan,, kamu sudah terlalu lama menunggu di pintu. Pasti kamu sangat kedinginan, diluar cuacanya sangat dingin loh. " sela ibuku tiba – tiba melihat kecanggungan kami berdua. Ibu memang paling bisa mencairkan suasana. " sini nanti kuantar kamu kekamar mu " lanjutnya

.

.

.

Aku terdiam memandanginya, bukan karena terhanyut suasana tapi karena ga tau harus gimana. Kuperhatikan dia melepaskan sepatunya, " ternyata sepatu BOOT lagi ngetrend yah di Konoha. " batin ku dalam hati sambil terus mengamati dia mengangkat tasnya menuju arah ibu. Suara ibu tiba – tiba menyadarkanku.

" Naruto kamu ngapain di situ? Sini bantu Ino ngangkatin barangnya. " ucapnya menyadarkan ku.

" maleeeeeeeees " ucapku tiba – tiba lari kekamarku dan setibanya di kamar ku tutup pintu kamarku dan bersandar di dinding pintu kamarku.

Naruto POV

Aneh kenapa juga aku harus lari tadi. Ini semua gara – gara kaa-san membuat semua jadi canggung. Biar aja lah toh nanti semuanya kembali normal. Anggap aja ga terjadi apa – apa. Lagi pula kenapa sih cewek itu mau tinggal di desa seperti ini? bukannya malah enak kalau dia tinggal di Kota? Malah mau susah – susah sekolah di desa seperti ini apalagi tinggal dengan orang yang sama sekali dia tidak kenal. Bukannya itu terdengar aneh?

END POV

.

.

.

" Naruto-kun " terdengar suara gadis yang sedari tadi aku pikirkan mengetuk dan membuka pintu kamarku tanpa menunggu persetujuan dariku.

" kaa-san mu menyuruhmu turun, katanya tehnya sudah siap. " ucapnya melihatku.

" i-i-iy-y-iya " sial kenapa aku harus gugup sih di depannya.

.

.

.

Akhirnya kami berduapun turun menuju keruang tengah. Saat sampai aku melihat dia lansung duduk di samping ibuku. Dasar, cepat banget sih dia akrab dengan ibu padahal baru pertama kali ketemu.

" ahh ada lubang di bawah mejanya " ucap gadis blonde itu tiba – tiba.

" awas kakimu bisa terluka klau kau dekatkan dengan penghangat kaki itu Ino-chan. " ucap wanita paruh baya itu mengingatkan.

" iya, ehh ada kucing juga. " kata Ino sambil menggendong kucing kesayanganku.

.

.

.

" ohh iya Ino-chan, kamu kesinikan untuk sekolah, apa orang tuamu tidak khawatir? " tanya ibu tiba – tiba.

" sebenarnya ayahku lahir disini. Tapi dia agak khawatir kalau aku pindah kesini lagian dia hanya mengijinkanku kalau aku tinggal di rumah kenalannya. " jawab Ino sambil tersenyum kepada ibu.

" Tapi ini pertama kalinya jadi ... "

.

.

Aku memperhatikan mereka berdua yang asik sendiri mengobrol seakan aku ini tidak ada di ruangan ini. aku hanya meminum teh hangat ku ini di temani dengan kurama yang bermain di pangkuanku sambil menonton TV.

" ahh,, bukannya kita seumuran yah naruto, iya sepertinya kita seumuran deh. Berarti kita nanti satu sekolah dong? :" cerocosnya tiba – tiba yang membuat diriku agak kikuk LAGI.

" hmm,, eh iya so-soalnya di sini Cuma ada satu sekolahnya " cicit naruto pelan.

" Kamu ngomong apasih naruto? Suaramu ga bisa di dengar sama Ino, suaramu itu terlalu kecil " ucap ibuku mengagetkan.

" dari pada kamu nganggur lebih baik kamu ajak Ino jalan – jalan melihat sekolah. " lanjutnya.

" kenapa harus aku ibu? Kan kami baru ketemu. Apa ga masalah? " tak terima karena ibunya sudah bertindak seenaknya, naruto lansung protes.

" aku ga masalah kok " ucap gadis di depanku dengan senyum santai.

' kamu sih ga masalah,, yang bermasalah itu aku, gila harus ngomong apa nanti? Apalagi Cuma berdua. ' ucap naruto dalam hati.

" terus Ino harus sama siapa lagi? Yang dia kenal Cuma kamu. Lagian dari pada kamu Cuma main ga jelas sama kucing mu itu. " bantah ibuku memojokkan ku.

" iy-iyadeh. " ucapku pasrah menuruti kemauannya.

.

.

.

Kami pun berangkat keluar rumah. Udara diluar rumah sangat – sangat dingin. Maklum saja lagi musim salju.

" kamu naik sepeda aja kesana biar ga kelamaan. Nanti lurus saja trus belok kiri pas ketemu perempatan. " ucapku memulai pembicaraan.

" loh kamu ga ikut? " ucap Ino kaget.

" bukannya ga mau ikut, tapi sepedanya Cuma satu. Kalau jalan kaki malah kelamaan nanti. " jawabku cepat.

" ya udah kita naik berdua aja, kamu gonceng aku " jawabnya ga mau kalah sambil menarikku.

" ahh kamu ... , pokoknya enggak " jawabku ga acuh.

" ehh,, kenapa kamu gak mau naruto? " tanya Ino dengan pelan sambil menatapku bingung.

" kita kan baru kenal masa sudah lansung nge-goncengin kamu " jawabku sambil memberi penjelasan kepadanya.

" ya udah deh klo gitu,, kita goncengan sambil kenalan aja. " ucapnya dengan senyum manis.

" mana bisa seperti itu? " kataku tak terima " lagian apa susahnya sih naik sepeda kesana sendirian kan tinggal lurus saja." Lanjutku

" mana mungkin aku pergi sendirian!? Aku kan ga bisa naik sepeda. " jawabnya dengan tegas.

" ehhhhhhh " ternyata karena itu dia tidak mau kesana sendirian. Aku tidak menyangka masih ada orang yang ga bisa naik sepeda di perkotaan yang peralatannya lebih canggih dan lebih lengkap. Mau tidak mau aku harus menggoncengnya. Jika tidak semua ini pasti takkan berakhir.

.

.

.

Kami pun bersepeda dengan diam. Tak ada satu kata pun yang terucap dari bibirku maupun dari Ino. Entah apa yang dia lakukan. Mungkin sedang menikmati desa ini kan dari tadi dia bergumam ' udaranya segar/sawahnya catik/pemandangannya indah/dansebagainya. Akupun malas rasanya mau memulai obrolan.

Entah kenapa Kali ini sekolah rasanya jauh banget. Aku mempercepatkan laju sepedaku ga perduli dengan yang dibelakang. Tapi aku merasa dia makin mengeratkan pegangannya di bajuku. Mungkin dia taku saat ini.

" woooooaaaaaah, kamu cepet banget bawa sepedanya Naruto,, serasa kita sedang balapan " ucapnya tiba – tiba membuatku kaget. Aku kira dia ketakutan, tapi malah sebaliknya dia sangat senang.

" awas lidahmu tergigit " ucapku menutupi kekagetan ku.

Akhirnya aku melambatkan kembali laju sepedaku merasa capek dengan perbuatanku sendiri yang tampaknya tak membuahkan hasil. Mulai kunikmati perjalanan menuju sekolahku. Sambil kudengar nyanyian – nyanyian kecil dari Ino. Saat sudah mendekati area sekolah terlihat ada sebuah mobil pick up putih berjalan ke arah kami . Ternyata yang didalam mobil adalah kakek tetangga dekat rumah. Mungkin dia dari pasar menjual sayuran yang baru dipanennya kemarin.

" oiii naruto,, tumben kau lagi kencan Naruto hahaha. " ucap Kakek itu menggodaku.

" berisik kek, " ucapku jengkel

" haloooo... Perkenalkan aku Ino Yamanaka kek,, salam kenal. " teriak Ino tiba – tiba mengagetkan ku hampir membuat kami berdua jatuh.

" iya salam kenal juga " ucap kake teuchi balik

" heyyy,, ga perlu pake acara teriak segala. Nanti kamu akan kenal dengan mereka semua kan. " protesku karena hampir jatuh karena Ino banyak gerak.

" emang siapa kakek itu? " tanyanya penasaran.

" kakek itu tinggal dekat dengan rumah kita. " jawabku cuek.

" cieee Naruto bawa cewek "

" yahuuuiiii kak naru bawa cewek nie "

" kak naru udah gonceng cewek cie cie " terdengar suara bocah sepanjang perjalananku.

" dasar bocah cerewet " teriakku tak terima.

.

.

.

Kenapa musti marah sama anak kecil yah? Sial banget sih,, klo ketemu lebih banyak orang lagi bisa gawat. Nanti aku malah jadi bahan gosip warga desa. Aku menggerutu tak jelas dalam hati sepanjang perjalanan hingga sesosok gadis yang baru keluar dari minimarket mengagetkanku. Sesosok gadis berambut pendek berwarna biru pekat. Aku reflek memberhentikan laju sepedaku.

" hey Ino cepat turun. " jawabku cepat menyuruhnya turun sebelum kami dilihat oleh gadis tadi.

" kenapa Naruto? " jawabnya bingung

" tidak apa, aku kira tadi rantainya lepas. " jawabku ngaasal agar ga ketahuan, sial banget sih aku hari ini. apalagi menghadapi situasi seperti ini.

.

.

.

aku terus pura – pura mengecek rantai sepedaku. Diapun sepertinya percaya, sambil terus pura – pura mengecek sepeda aku kembali di kagetkan dengan perbuatan Ino. Dia tiba – tiba berlari kearah gadis yang kulihat tadi. Dan aksi selanjutnya lah yang membuat jantungku hampir lepas dari tempatnya.

" apa kamu mengenal gadis itu naruto? " pertanyaan yang sungguh mengagetkanku.

" dia temanku saat SMP, kita juga akan satu SMA nanti " jawabku agak terbataa.

" oh " jawabnya.

" baiklah akan kusapa dia kalau gitu. " ucapnya sambil berlari meninggalkan ku.

" hey oiiii oi heeey Ino. " panggilku tak di dengarkannya.

.

.

.

INO POV

Aku terkejut saat Naruto tiba – tiba saja menghentikan sepedanya. Aku melihat dia sedang mengecek di bagian rantai sepedanya yang katanya lepas. Sambil kuperhatikan aku melihat Naruto selalu melirik ke arah samping. Aku penasaran kenapa dia terlihat gugup dan aku mengikuti arah pandangannya. Disana terlihat ada sebuah bangunan yang ternyata adalah Mini market dan terdapat seorang gadis cantik yang berambut seperti permen kapas. Wajahnya cantik dan terlihat anggun dengan rambut pendeknya. Aku tersenyum mengetahui alasan kenapa kami tiba – tiba berhenti. Aku mulaiberlari meninggalkan Naruto yang terkejut melihat kelakuanku. Aku tersenyum senang berhasil mengerjainya.

Akhirnya aku tiba di hadapan gadis yang tadi di perhatikan oleh Naruto. Dia memang sangat cantik apalagi dilihat dari dekat. Bodi yang proposional yang pastinya akan membuat semua Pria takhluk dihadapannya.

" hai " ucapku saat tiba didepannya yang membuat dia kaget karena kehadiranku yang tiba – tiba.

" ehh hai juga " jawabnya kaget.

Kulihat di belakangku Naruto sudah datang dengan ngos – ngosan.

" hey kenapa sih kamu suka tiba – tiba pergi. " tanya Naruto lelah.

" na-naruto. " ucap Gadis tadi yang masih dalam kondisi kagetnya.

" ohh maaf hinata, cewek ini membuatmu kaget yah " tanya Naruto sambil tertawa canggung.

" oh nama kamu hinata.? " Sela ku membuat Naruto makin gugup " ini jumpa pertama kita,, perkenalkan nama saya Ino Yamanaka, dan mulai sekarang saya akan tinggal di rumah Naruto jadi mohon bantuannya. " ucapku sambil memperkenalkan diri.

" tinggal serumah " ucapnya lagi makin kaget. Mungkin karena perkataanku tadi hahaha

" jangan ngomong yang aneh – aneh Ino, nanti hinata bisa salah paham. " ucap naruto menyelaku.

" dia ini anak dari anak temannya ayahku, dan dia pindah kesekolah kita mulai besok dan dia ... "

" aku mengajak naruto berjalan – jalan mengelilingi desa. " selaku menyela percakapan Naruto.

" ohh baiklah, perkenalkan namaku hinata hyuga " jawab Gadis yang ternyata bernama hinata. Sepertinya hinata sudah paham dengan situasiku haha.

" kamu cantik banget hinata,, apasih rahasianya? Dan dadamu juga besar banget. iya ga Naruto? hmmmapasih rahasianya? "ucapku tiba – tiba membuat dua orang disampingku kaget melihat tingkahku yang lansung meraba dan mengecek dada hinata.

" astaga cukup Ino " ucap Naruto menarik lenganku menjauh dari hinata, mungkin karena dia malu dengan perkataanku.

" iya iya jangan tarik – taik dong. " ucapku ga terima.

" baiklah sampai jumpa hinata, senang bisa bertemu dengan mu. " lanjutku melambaikan tangan sambil pergi meninggalkan hinata.

Akhirnya kami tidak jadi berangkat ke sekolah dan melanjutkan perjalanan kerumah.

" senang banget yah rasanya kalau mendapatkan teman baru sebelum sekolah " ucapku membuka pembicaraan.

" jangan pernah berbuat hal yang aneh – aneh. " ucap Naruto tegas.

" aneh apasih? " jawabku cuek

" yah ane seperti ... mmmmm ... itudeh. Pokoknya yg ga sopan Ino. " ucap naruto menceramahiku.

" ohhh aku tau sekarang,, kamu suka sama hinata yah Naruto? " selaku membuatnya kaget.

" ahh tidak kok " ucapnya gugup. " aku hanya menegurmu karena kamu berkata yang tidak sopan. " ucapnya kikuk.

" tapi mukamu memerah. " ucapku menggodanya.

" terserah kamulah. " jawab dia sambil pergi meninggalkan aku.

Aku menatap punggungnya dengan tersenyum kecut saat dia sudah menjauh dari tempatku berdiri aku berbalik kebelakang ingin menangis rasanya tapi ini sudah keputusanku jadi apapun yang terjadi biarlah terjadi. Aku menunduk seraya menghapus air mataku hingga suara langkah dari Naruto terdengar lagi.

END POV

" maafkan aku " ucap naruto saat berdiri di belakang Gadis berambut blonde tersebut.

Tak ada jawaban yang di dengarnya.

" hey ino aku minta maaf " ucap naruto lagi

" hey hey Naruto coba lihat sini semutnya besar banget " ucap Ino mengalihkan pembicaraan dengan senyumnya. Dan membuat Pria Namikaze ini shock sendiri karena terlalu khawatir dengan ino saat dia meninggalkannya sendirian.

" ehhhhhh... " dia sama sekali tidak sedih ucap naruto dalam hati.

" baiklah ayo kita pulang hari sudah makin larut. " ucap naruto seraya pergi sambil mendorong sepedanya.

.

.

.

Perjalanan keduanya pun di iringi dengan hembusan angin malam yang dingin dan pemandangan yang sangat menakjubkan.

" wah pemandangannya indah banget yah Naruto. " sepertinya aku bakal betah tinggal disini.

Tak ada jawaban dari naruto. Dia hanya berjalan dalam diam dengan pikirannya sendiri.

' apa dia tidak merasakan apa – apa setelah semua ini? atau apa Cuma aku yang merasa bodoh karena telah marah dan telah khawatir sendiri ' ucap naruto dalam batin.

" ino,, apa aku boleh bertanya? " sela naruto " aku penasaran kenapa kamu mau datang ke desa Uzu ini? karena diriku selalu bertanya mengapa kamu mau sekolah di tempat ini yang sangat berbeda dengan sekolahmu yang berada di Konoha. " ucapku melanjutkan.

" aku pernah tinggal disini dan aku benar – benar sangat menyukai kota ini saat itu. " ucap nona yamanaka melenceng dari pertanyaan Naruto. " maka dari itu aku pindah kesini lagi dan tinggal dengan orang yang tidak aku kenal. " lanjutnya

" Haaaahh " naruto bingung dengan jawaban yang di terimanya, "

" itulah alasannya Naruto " jawab Ino dengan senyum tulusnya.

" bukannya aneh? Bukankah kamu hidup selama 15 tahun di Konoha dan pasti mempunyai banyak teman disana dan sekarang kamu malah meninggalkan mereka hanya untuk ke kota ini dengan alasan konyolmu. " ucap Naruto panjang lebar

" bukankah hal seperti itu menarik naruto? Biarkan saja seperti ini Hahaha... "

" ehh "

Aku merasa ada yang disembunyikan oleh ino tapi entah apa itu. Masa bodoh kenapa malah aku yang pusing biarkan saja. Ucap naruto dengan senyum yang sangat tipis tapi dapat dilihat oleh ini.

" kau barusan Tersenyum Naruto " ucap ino mengagetkan Naruto

" itu tadi hanya ... "

Entah akan seperti apa beratnya kehidupanku di sekolah nanti, dan aku bertanya pada diriku sendiri bagaimana dengan kehidupan SMA ku nanti.

Yaaaaaaa CUT.

Oke sekian dan terima kasih karena telah membacanya.

Pengen di lanjut silahkan review. Target 5 hahaha

Seee yaaa fans

Ed OUT.