Sorry kalau updatenya lama, ini karena saya yang males buat lanjutan fic ini. Maf juga buat chapter kemaren soalnya saya gak tau mau nulis gimana.

Balesan review chap kemaren

agusgaga122 : ini dah di panjangin

Ming-'hime : ini dah lanjut

Miftakhul827 : ini dah lanjut

The KidSNo OppAi : ini dah lanjut

Lhiae932 : ini dah lanjut

Razor04 : ini dah lanjut

Raffie D'Rocket Rokers : hehe... ini dah di panjangin kok

Vilan616 : makasihnya, maaf buat chap kemaren...

andri : ini dah di panjangin

with me: makasih buat doanya ya...

asd: ini dah lanjut

yadi: makasih...

sandihernanda991 : makasih.. ini dah lanjut

Ryuu: maksih kalo kamu fpikir begitu

azuramode: maaf ya saya gak paham apa itu ryushiki...

Rikushi: makasih...

Segitu dulu yang dapat saya katakan maaf buat yang belum saya bales reviewnya...

HAPPY READING...

Aku hanyalah manusia yang lemah. Aku bukanlah seperti kalian yang dapat berjalan di atas air ataupun membuat bulan. Aku tak mempunyai kekuatan yang dapat mengalahkan kalian, Namun aku memiliki senjata yang tak kalian miliki. Itulah yang membuatku menjadi yang terkuat tanpa kekuatan.

WARNING:GODLIKENARU!REALISTISNARU!GRAYNARU!LIVEMINAKUSHI!OOC,OC,TYPO..

Semua terpaksa meneguk ludahnya dengan paksa. Pernyataan dari Naruto sudah pasti menjanjikan rasa sakit yang amat sangat. Pembataian, satu kata yang keluar dari mulut Naruto yang masih mempertahankan seringaian iblisnya. Entah mengapa bocah yang sangat minim ekspresi, kini malah mengeluarkan ekspresi layaknya seorang psikopat. Mata milik Naruto yang selalu menatap datar kini, menjadi layaknya seekor singa yang mendapatkan mangsanya.
"Apa maksudmu Naruto..?!Siapa yang akan kau bantai..?!" tanya Menma tak percaya. Seringaian Naruto kini perlahan mulai memudar, tergantikan wajahnya yang minim ekspresi.
"Kalian dalam misi ini akan membantai seluruh anak buah Gatou sampai tak bersisa." kata Naruto begitu dingin. Mata mereka seketika membulat mendengar jawaban dari Naruto yang terkesan sangat santai. Entah mengapa Naruto seperti menganggap hal seperti pembantaian adalah hal yang sangat sepele.
"Kenapa harus membantai mereka semua..." tanya Tenten dengan nada yang cukup ketakutan. Tanpa menampilkan ekspresi apa pun, Naruto mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Sebuah kotak yang tak terlalu besar dengan beberapa tombol yang terdapat di kotak itu. Naruto kemudian menekan tombol dengan tulisan play di kotak itu.
'Kalian semua dua hari lagi, misi kalian untuk membantai para sampah Nami no Kuni akan dilaksanakan. Habisi semuanya tanpa tersisa. Dan aku akan menguasai daerah ini. HAHAHAHA...!' sebuah suara terdengar dari kotak itu. Mereka semua membulatkan mata mereka saat mendengar fakta yang mengejutkan. Mereka menatap kagum pada kotak yang dapat mengeluarkan suara tadi.
"Benda apa itu Naruto?" tanya Kakashi penasaran. Pasalnya ia belum pernah melihat alat seperti itu selama hidupnya.
"Voice Recorder, alat yang digunakan untuk mereka suara. Rekaman tadi aku dapatkan saat aku menyusup ke tempat persembunyian Gatou." terang Naruto. Mereka lagi-lagi dibuat terkejut saat mendapat fakta mengejutkan lagi. Apalagi alat yang dipakai Naruto bisa sangat bermanfaat dalam misi penyusupan.
"Sepertinya ada seseorang yang tak diundang datang..." gumam Naruto lirih. Mengambil sesuatu dari kantong ninjanya, sebuah alat yang asing lagi bagi ninja Konoha. Naruto mengarahkan alat itu tepat kearah sebuah dahan pohon.
DORRR...!
Saat Naruto menarik pelatuk alat itu, sebuah logam panas meluncur dengan cepat ke arah dahan itu.
BRUKKK...!
Sesosok tubuh jatuh bebas dari dahan yang dituju Naruto tadi.
"Anbu-ne, para makhluk sampah tanpa hati. Mengapa mereka sampai datang kemari. Sepertinya kakek tua itu mulai mengawasiku..." kata Naruto pada dirinya sendiri. Lagi dan lagi mereka dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Naruto. Benda yang tak begitu besar dapat membunuh seseorang seketika. Melihat kecepatan benda itu melontarkan isinya, senjata itu lebih efisien dari kunai mau pun shuriken.
"Sekarang alat apalagi yang kau miliki Naruto?" tanya Menma semakin penasaran. Tanpa mau menjawab pertanyaan itu Naruto mulai beranjak dari sana.
"Misi yang akan kita jalani, akan dilaksanakan besok pagi." kata Naruto sebelum keluar dari rumah Tazuna. Mereka menatap punggung Naruto yang menghilang di balik pintu dengan tatapan penuh tanya. Masih banyak sekali misteri tentang Naruto yang masih belum mereka ketahui. Mereka memilih untuk beristirahat, karena besok mereka pasti akan mengalami pengalaman yang sangat berharga.

#Naruto place

Disebuah tempat yang berada pedalaman hutan Nami no Kuni. Naruto duduk di sebuah batu yang cukup besar. Matanya yang berwarna biru kini terpejam. Suasana sunyi dan senyap melanda tempat Naruto berada. Naruto bermeditasi dengan tenang tanpa peduli dengan apa pun yang berada di sekitarnya. Mungkin bila orang lain melihat Naruto sekarang ini pasti mereka berpikir bahwa Naruto tengah tertidur pulas. Namun, sekarang ini Naruto tengah mensimulasikan rencana yang akan ia pakai. Kedengarannya aneh, tapi ini adalah salah satu kemampuan milik Naruto yang sangat unik. Bahkan kakanya yang begitu jenius tak memiliki kemampuan ini. Naruto dapat mensimulasikan apa yang akan terjadi dan langkah apa yang harus diambil sesuai data-data yang telah ia kumpulkan. Selain itu hasil dari simulasinya dapat dikatakan mencapai presentase hingga 90% kebenarannya. Mungkin mereka akan berpikir bahwa Naruto adalah seorang peramal, namun Naruto memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan seorang peramal. Jika seorang peramal adalah seseorang yang mengandalkan keberuntungannya, lain halnya dengan Naruto, ia bahkan tak percaya pada keberuntungan. Hanya pengetahuan yang menjadi bagi Naruto satu-satunya yang aakan ia percayai, karena baginya pengetahuan adalah sesuatu yang tak akan menyakitinya atau pun menghinanya. Pengetahuan selalu merentangkan kedua tangannya untuk menyambut manusia yang hendak memahaminya. Naruto kaadang merasa heran pada para shinobi, yang selalu menggunakan kekerasan sebagai jalan paling tepat unutk menyelesaikan sebuah masalah. Padahal banyak sekali yang mengatakan bahwa yang membedakan manusia dengan hewan adalah pikiran dan perasaan mereka. Namun di kehidupan nyata, mereka jarang sekali menggunakan akal dan hati mereka. Bukankah manusia adalah ras yang paling agung, tapi realita yang telah dialami Naruto berkebalikan 180 derajat dari yang seharusnya. Ia adalah seorang anak manusia, anak dari golongan paling mulia. Tapi mengapa ia pernah berpikir bahwa hidupnya akan lebih baik menjadi seeokor singa. Oh ayolah siapa yang tak berpikir seperti itu jika orang tuamu seniri membuangmu, padahal mereka adalah kaum manusia. Tapi apakah salah jika ia bermimpi menjadi anak singa yang berasal dari ras yang berada di bawah manusia. Dia tak pernah melihat fakta bahwa singa yang begitu kejam, tega menelantarkan anaknya. Kini apakah salah mimpinya itu untuk menjadi seeokor anak singa yang berlandaskan insting hewannya saja, dari pada menjadi anak manusia yang memiliki kesempurnaan tapi harus tersisih tanpa kasih sayang. Apakah ia akan menyalahkan takdir yang menjadikan ia seperti ini, jawabanya tidak, malah ia sekarang sangat bersukur karena ia dapat menjadi dirinya sekarang dang mendapat kasih sayang dari kakak angkatnya. Lagi pula bagi Naruto, orang yang membuang waktunya hanya untuk merenungi nasib dan apa yang telah apa yang ia lakukan adalah orang yang sangat merugi. Lebih baik ia merangkai apa yang telah rusak menjadi sesuatu yang kecil namun lebih berharga karena, hal kecil yang ia rangkai adalah hasil kerja kerasnya yang sangat penuh akan pengalaman, baik yang manis mau pun pahit. Kadang Naruto berpikir jika ia tak menjadi dirinya yang sekarang seperti apa kehidupan yang akan ia jalani. Kadang ia sangat ingin menjadi layaknya anak-anak pada umumnya, bermain, berbahagia, tertawa, berbagi suka duka dan hal-hal lain yang tak mungkin ia lakukan. Jika boleh memilih ia memilih menjadi orang yang begitu ceria dari pada harus menjadi orang yang sangat dingin. Namun apa daya, ia hidup di masyarakat yang memaksanya harus bersikap layaknya seorang mesin pembunuh. Kadang ia memilih lahir di tanah asal kakaknya yang berada di dimensi lain. Aneh memang karena percaya begitu saja saat kakaknya mengatakan bahwa ia bukan berasal dari dunia shinobi. Bagi Naruto itu bukanlah suatu hal yang aneh bahkan itu menjelaskan bagaimana kakaknya mendapatkan pengetahuan yang begitu kompleks yang bahkan belum pernah tersentuh oleh para shinobi. Entah bagaimana jika Naruto bisa hidup disana, bisa ia katakan i bahwa ia begitu beruntung karena ia dapat hidup di tempat yang pengetahuan yang sudah maju. Bagi Naruto pengetahuan adalah salah satu kebutuhan wajib baginya yang harus ia penuhi setiap hari. Aneh memang tapi ini adalah fakta, pernah kakanya tak membiarkan ia membaca untuk satu hari, tapi malah Naruto seperti seseorang yang tengah sakit jiwa, ia berjalan mondar-madir tanpa tahu akan berbuat apa. Mulai saat itu Edward tak pernah melarangnya lagi membaca buku terlalu berlebihan, karena Edward tak ingin Naruto tersiksa.
"DUAARR...!" sebuah ledakan yang cukup keras mengganggu kegiatan Naruto, ia pun memilih untuk menggunakan haki sensornya untuk memeriksa apa yang tengah terjadi. Menggunakan hakinya Naruto merasakan bahwa anggota kelompok ninja Konoha tengah terlibat pertarungan. Namun yang aneh adalah ia hanya dua aura yang berasal dari perempuan di kelompoknya. Entah mengapa mereka memilih pertarungan dengan seseorang yang memiliki aura yang lumayan kuat menurut Naruto. Tak mau tinggal diam Naruto langsung melesat ke tempat rekannya.

#Battle place

Terlihat Sakura dan Tenten nampak begitu kelelahan. Ini terbukti dari nafas mereka yang begitu memburu. Meskipun begitu kelelahan mereka sekuat tenaga menghindari serangan yang dapat membunuh mereka seketika. Entah karena sial atau apa, mereka berdua yang hendak menuju pasar harus bertemu salah satu dari 7 pendekar pedang dari Kirigakure. Lebih tepatnya mereka harus melawan sang pemegang pedang kiba. Pedang yang memiliki kemampuan memanipulasi petir sesuka hati sang pengguna. Oh iya melawan mungkin bukan kata yang tepat untuk Tenten dan Sakura, lebih tepatnya mereka hanya dapat menghindar tanpa pernah berhasil menyerang musuhnya. Mungkin karena mereka kalah jauh dalam segala segi. Entah mengapa mereka merasa jika saja Naruto ada disini mereka dapat mengalahkan musuhnya dengan mudah. Mereka berdua begitu penasaran dengan sifat dari Naruto yang begitu dingin namun menjajikan rasa aman dan nyaman. Untuk Sakura, ia hanya begitu kagum akan pemikiran dan kekuatan Naruto, ia pernah berpikir menjadikan Naruto sebagai tutornya adalah hal yang sangat menguntungkan baginya. Lain Sakura lain pula dengan Tenten, gadis bercepol satu ini merasa bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada Naruto. Seluruh kriteria lelaki yang ia idam-idamkan seluruhnya telah dimiliki Naruto. Ia akui ia adalah seorang perempuan tomboy, Namun Naruto ia memperlakukannya sama dengan orang lain. Menurutnya Naruto adalah seseorang yang mungkin memandang semua orang sama tanpa terkecuali, entah ia hanya seorang rakyat maupun seorang pemimpin. Ingin sekali Tenten mengenal lebih dalam tentang Naruto, tentang kebiasaanya, kesukaannya, keluarganya, kekuatanya, segalanya tentang Naruto. Saking asiknya membayangkan sang pangeran, Tenten tak menyadari sebuah serangan melesat ke arahnya.
JRASSHHHH...!
Suara petir yang mengenai seseorang yang telah berdiri di depan Tenten. Kilatan petir yang sangat jelas tengah membungkus tubuh orang di depannya. Ingin rasanya Tenten untuk berteriak, namun suaranya serasa lenyap entah kemana depannya tubuh Naruto menjadi tameng darinya. meneliti lebih lanjut, ternyata Yang berada di depannya adalah Naruto, namun ada yang aneh dengan Naruto yaitu tseluruh kulitny menghitam layaknya besi.
"Tenten-san seharusnya kamu jangan lengah saat berada dalam pertarungan" tutr Naruto yang sepertinya tak merasakan sakit sama sekali. Mata birunya menatap nyalang wanita pemegang pedang kiba itu. Mata biru tajamnya menatap intens mata sang lawan. Mata milik sang lawan begitu aneh baginya, pasalnya mata milik manusia seharusnya berwarna putih selain pupilnya. Namun mata milik musuh di depannya warna putih matanya digantikan warna hitam. Selain itu meskipun dilihat dari jauh wajah milik musuhnya seperti terdapat retakan-retakan yang sangat jelas. Bukan hanya itu musuh di depannya sekarang ini adalah Ameyuri Ringo sang pemegang pedang kiba, yang telah mati karena penyakit. Otak Naruto mulai berpikir dengan keras, selang tak sampai kedipan mata Naruto telah mengetahui apa yang terjadi dengan orang di depannya. Dengan petir yang masih menyelimuti tubuhnya, Naruto menambahkan intensitas api ke tubuhnya sendiri. Api dan petir yang menyelimuti tubuh Naruto seakan saling beresonansi satu sama lain. Menggunakan Haki pertahanan sebagai konduktor listrik hanya pada kulitnya saja selain itu Naruto mengubah seluruh anggota tubuhnya menjadi api dan disaat bersamaan ia juga membiarkan api keluar dari tubuhnya agar dapat bersatu dengan petir yang menyelimutinya. Seluruh api dan petir yang menyelimuti tubuh Naruto lama kelamaan menjadi terfokus seluruhnya pada tangan kanannya. Petir yang seharusnya berwarna biru menjadi berwarna merah menyala karena efek api dari Naruto. Menembakan api dan petir di tangan kanannya tepat ke arah Ringo.
FIRETHUNDER BEAMSerangan dari gabungan dua elemen itu melesat begitu cepat, bahkan sangat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Serangan yang sudah terkompresi itu mengenai dengan telak tubuh Ringo.
DUUUARRR...!
Ledakan yang cukup besar itu meninggalkan kepulan asap yang mebumbung tinggi. Selain asap yang membumbung tinggi kilatan-kilatan petir sesekali terlihat disana. Baik Tenten dan Sakura tak mampu berkomentar apa pun saat melihat serangan Naruto mengenai musuhnya dengan telak. "Kalian jangan senang dulu, ini semua masih belum berakhir. Saat ini yang kita lawan adalah seorang mayat hidup." kata NAruto tanpa mengalihkan perhatiannya dari musuh di depannya. Asap yang perlahan menghilang memperlihatkan Ringo yang hampir separuh tubuhnya telah menghilang menyisakan badan keatas. Perlahan namun pasti tubuh milik Ringo menjadi utuh kembali. TAk ayal Sakura maupun Tenten merasa terkejut dengan fenomena di depan mereka. "B-bagaiman bisa itu terjadi... Apa yang tengah kita hadapi ini..." kata Sakura dengan nada yang bergetar. Seumur hidupnya ia baru kali ini melihat kejadian di depannya. Tak mau terlalu lama terkejut, Mereka bertiga harus menghindari serangan petir yang mengarah langsung pada mereka. Tak mau hanya menghindar, Tenten menembakkan puluhan senjata tajam dari gulungannya. Tak mau kalah Sakura pun melemparkan sebuah kunai dengan kertas peledak ke arah Ringo. Melihat itu Ringo tak tinggal diam, ia menyabetkan kedua pedangnya secara brutal. TRANK!TRANK!TRANK!DUARRR!
Seluruh senjata milik Tenten berhasil ditangkis oleh Ringo namun kunai milik Sakura meledak tepat di depannya. TAk ayal tubuh Ringo terpental beberapa meter hingga menabrak pohon. Tanpa menunggu reaksi dari Ringo mengeluarkan pistol dari balik bajunya.
DOR!DOR!DOR!
Tiga buah peluru dengan diameter 12 mm meluncur kearah Ringo dengan kecepatan tinggi. Peluru logam itu terselimuti api biru yang membara. Tiga peluru itu tepat mengenai kedua mata dan dahi Ringo. Tak mau membuang waktu lagi Naruto memakai sebuah sarungan tangan dengan pola yang cukup rumit di bagian punggung tangannya. Saatr Naruto menyentuhkan tangannya ke kepala Ringo, kilatan petir berwarna biru muncul disekitar tubuh Ringo. Perlahan tubuh milik Ringo seperti terurai dengan sendirinya.
"beristirahatlah dengan tenang..." kat Naruto dengan pelan. Lagi-lagi Sakura dan Tenten membisu melihat apa yang dilakukan Naruto.
"Lebih baik kita sekarang kembali ke tempat Tazuna-san." kata Naruto dengan nada datarnya yang kerap ia gunakan. Tanpa menjawab mereka mengikuti nNAruto yang berjalan lebih dahulu. Entah mengapa pandangan mereka pada Naruto yang sekarang adalah orang yang harus mereka patuhi entah ingin maupun tidak. Mereka serasa menjadi seorang budak dihadapan Naruto, karena mereka pasti mati jika mereka menolak perintah Naruto. Sekarang mereka merasa tak akan ada hal buruk selama Naruto berada di dekat mereka. Sadar atau tidak benih kekaguman mereka kan menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar kagum belaka.,...

TBC

GIMANA MENURUT READER SEKALIANN...?

Buat chapter ini saya buat TEnten jadi kandidat pair dari Naruto, tapi jika kalian mau memberikan masukan buat pairingnya nanti saya fikirkan, tapi kalo bisa dari anime Naruto ya.. soalnya saya ini gak banyak tahu soal anime...

KALO BOLEH TINGGALKANLAH REVIEW SEBAGAI JEJAK...