"Karena aku tak akan menyerah padamu, Baek"

- Park Chanyeol

.

.

.

Forgive Me

By Admin Park

Main Cast:

Byun Baekhyun, Park Chanyeol

Other Cast:

Find it by yourself.

Genre: Drama-Romance-Lil bit fluff

Rate: M

Warning: Yaoi, Boys Love, Boy x Boy

.

.

.

Chapter 2

.

.

.

Sudah sekitar 15 menit, laki-laki mungil ini berdiri di depan apartemen elit yang terdapat di daerah Gangnam. Ia mengenakan coat berwarna kulit, dengan baju garis-garis hitam, dan celana jeans navy yang membalut kaki rampingnya

Laki-laki mungil itu adalah Baekhyun.

Baekhyun benar-benar merasa sangat susah untuk sekedar memencet bel, tangannya terasa sangat kebas ingin memencet bel tapi hati nya meminta untuk menunda. Well, sebenernya ia tak harus memencet bel karena sebenarnya Baekhyun sudah hafal password apartemen Chanyeol di luar kepala. Tapi, karena keadaan sekarang berbeda dengan dirinya dan Chanyeol yang sedang perang dingin jadi Baekhyun memilih untuk lebih formal.

Sebenarnya begitu Luhan hyung menasihatinya, dia tidak memikirkan apakah Chanyeol sudah tidur atau kemungkinan Chanyeol menginap dirumah Jongdae, dia hanya memikirkan untuk segera meminta maaf pada Chanyeol. Sesegera mungkin. Tapi, setahu Baekhyun, kekasihnya ini tidak suka berkeliaran dan lebih memilih dirumah.

Jadi dengan keyakinan penuh, Baekhyun segera kesini dan yang ia dapati adalah dirinya tak kuat bahkan untuk memencet bel. Bagaimana bisa tidak berbicara selama 2 minggu menyebabkan hal seperti ini? Yang benar saja. Tapi, percayalah itu terjadi pada Baekhyun.

Sekarang bahkan sudah jam 10 malam. Jadi Baekhyun memutuskan untuk menghela nafasnya dan mencoba menetralkan degupan jantungnya.

Baekhyun memencet bel apartemen Chanyeol, belum sampai satu menit pintu langsung terbuka. Baekhyun sudah bersiap untuk tersenyum dan menyapa kekasihnya.

Tapi,

"K-Kim Nana?" lirih Baekhyun.

Semua senyum dan kata-kata yang ia siapkan telah hilang dari otaknya. Seketika ia jadi blank dan bingung.

Perasaan Baekhyun benar-benar mencampur jadi satu. Antara marah, sedih, kecewa dan bingung. Semua perasaan itu membuat Baekhyun mual dan rasanya ingin segera bangun dari mimpi buruk jika kenyataan bahwa dia tak pernah melihat hal ini.

Baekhyun mengerjapkan matanya berkali-kali. Mencoba melihat dengan benar apa yang ia lihat sekarang. Mencoba untuk memastikn bahwa ia tak hanya berhalusinasi melihat seorang model tercantik se-korea disini. Pertanyaan yang cukup menganggu adalah, untuk apa Kim Nana berada di apartemen kekasihnya malam-malam begini?

Baekhyun mencoba untuk menghilangkan segala pikiran negatifnya. Mencoba untuk lebih positif dan tak menyebabkan masalah lagi. Mencoba untuk menenangkan hatinya yang berdegup sakit seperti teriris karena nyatanya perkiraan buruk itu tak bisa hilang. Well, apa yang kalian pikirkan seorang wanita dan laki-laki di dalam satu apartemen yang sama pada malam hari?

"Siapa, Nana-ya?"

Baekhyun mencoba menahan air mata nya yang akan jatuh melihat Chanyeol yang muncul di belakang Nana, bahkan sekarang dia tak memanggil Nana dengan embel-embel -ssi lagi. Sudah sedekat apa mereka? Bahkan Baekhyun tak tahu.

Wajah Chanyeol cukup terkejut melihat siapa yang ada didepannya. Dia terlihat sangat panik begitu menyadari keadaan yang ada, dengan mata Baekhyun yang berkaca-kaca.

Baekhyun benar-benar tak kuat untuk ada disini lagi, dia tak siap mendengar penjelasan Chanyeol. Dan dia tak ingin mendengarnya karena dia sudah cukup lelah dihadapi hal bertubi-tubi seperti ini. Pertama, ciuman. Sekarang, kunjungan malam? Jangan konyol.

"Baekhyun kumohon dengarkan penjelasanku dulu. Ja-"

Baekhyun pun memilih untuk lari dan tak peduli dengan segala panggilan yang diutarakan Chanyeol.

"Baekhyun!"

Dia terus berlari dengan mata basah, dia tak peduli apa yang ada didepannya, dia tak peduli kemana langkah membawanya dan dia tak peduli dengan beberapa orang yang mengumpat karena Baekhyun terus menabrak orang-orang yang berlalu lalang.

"Chanyeol bodoh! Bodoh!"

Bagaimana bisa niat awalnya yang sudah membayangkan wajah bahagia Chanyeol atau kembali nya mereka seperti dulu lagi sirna begitu saja dengan suatu hal yang bahkan tidak di bayangkannya akan terjadi.

Baekhyun bahkan sudah memikirkan untuk melakukan liburan setelah schedule Chanyeol selesai.

Baekhyun terus berlari dan mencoba untuk pulang dan menceritakan semua nya pada Luhan,

Disaat Baekhyun hendak menyebrang tanpa sadar bahwa

TIN! TIN!

"BAEKHYUN!"

Rasanya Baekhyun seperti terpental kebelakang, badannya menjadi dingin dan rasanya kaku, Baekhyun menutup matanya rapat, dia takut dengan kemungkinan rasa sakit yang akan ia hadapi.

Takut bahwa ia tak sempat bertemu Chanyeol dan menyampaikan maaf kepadanya., takut bahwa ia tak bisa melihat senyum Chanyeol lagi, takut bahwa ia tak bisa merasakan dekapan Chanyeol lagi, takut ia tak bisa merasakan genggaman hangat dari kekasihnya itu lagi.

Tapi, sepersekian detik rasa sakit itu tak terasa.

Tubuh Baekhyun bergemetar hebat dan menegang, tangannya sudah berkeringat dingin. Baekhyun mencoba membuka matanya yang ia tutup erat.

Sebuah dada bidang dengan balutan baju sweater berwarna krem serta tangan yang menyanggah kepala kecilnya adalah hal pertama yang ia lihat.

"I got you, babe"

Baekhyun mendongak kan kepalanya mendapati Chanyeol tengah tersenyum padanya dengan nafas terengah-engah. Senyum hangat yang lama tak pernah ia lihat belakangan ini. Saat ini posisi mereka adalah Chanyeol yang jatuh tersungkur ditrotoar sementara Baekhyun berada diatasnya. Mengingat Chanyeol sangat keras dalam menarik pergelangan tangan Baekhyun hingga di kepala nya terdapat sedikit darah karena terbentur aspal ditrotoar. Tangan Baekhyun bergetar hebat, dia benar-benar takut tadi.

Baekhyun mencoba menggapai wajah Chanyeol memastikan bahwa ini nyata,

"Cha-chanyeol" Tapi seketika semua nya menjadi gelap dan Baekhyun tak sadar kan diri.

.

.

.

.

Matahari mulai muncul dari persembunyian, sinar-sinar pagi mulai memasuki celah-celah jendela, membangunkan seorang laki-laki mungil yang masih meringkuk di tempat tidurnya. Lebih tepatnya tempat tidur orang lain.

Baekhyun langsung membuka matanya. Dia terduduk diranjang, menatap ke segala arah dengan bingung dan pangling. Kepalanya terasa sangat berat mungkin efek karena dia tidur dengan posisi yang tidak pas.

Baekhyun sekarang mengenakan kaos putih kebesaran dan celana hitam diatas lutut—

Tunggu!

Kemana baju nya?

Baekhyun menggeram kecil seraya memegang kepalanya yang pusing, mencoba untuk mengingat kejadian semalam.

"Kau sudah bangun?"

Baekhyun terkesiap. Dia menatap kearah pintu kamar, disana Chanyeol hanya mengenakan celana jeans tanpa baju.

Baekhyun sekarang ingat dengan segala hal yang ia alami tadi malam. Wajahnya memerah memikirkan Chanyeol yang menggantikan baju nya. Dan mengingat Chanyeol sekarang topless membuat Baekhyun cukup gugup.

"Hei, kau sakit?" Suara bass itu menyapa telinga Baekhyun. Tiba-tiba Chanyeol sudah didepan Baekhyun.

Chanyeol memegang dahi Baekhyun mencoba mengecek apa mungkin laki-laki kecilnya ini demam.

"A-aku tak apa." Cicit Baekhyun, ia menampik tangan Chanyeol pelan. Dia bukan menolak oke? Pasalnya Baekhyun merasa sangat gugup sekarang.

"Kau yakin?" Tanya Chanyeol seraya menundukkan kepalanya mencoba melihat wajah Baekhyun yang terus-terusan menunduk.

Baekhyun hanya mengangguk kecil melihat Chanyeol yang menatap nya intens menambah kadar kegugupannya dan sudah pasti pipinya sekarang bertambah merah.

"Tatap orang yang mengajak kau bicara, sayang." Ujar Chanyeol seraya mengangkat dagu Baekhyun. Sementara Baekhyun berdoa dalam hati setidaknya jangan sampai wajahnya terlihat merah didepan Chanyeol karena itu sangat memalukan.

Chanyeol terkekeh. "Kenapa wajah mu sangat merah?"

Sial.

Baekhyun menangkup kedua pipinya dan menghindari tatapannya dari Chanyeol.

"Ka-kamarmu terlalu panas,yeol."

Senyum Chanyeol semakin melebar melihat bagaimana Baekhyun yang memanggil nya 'yeol'.

"Benarkah? Ini bahkan musim dingin Baekhyun."

Baekhyun memicingkan matanya yang terlihat lucu di mata Chanyeol. "Kau bahkan tak mengenakan baju, Chanyeol."

"Bukan kah kau menyukainya?" Goda Chanyeol.

"S-suka bagaimana! Apa yang harus kusukai dari badanmu." Ujar Baekhyun dengan nada lirih di akhir kalimat.

"Wajahmu bahkan sampai memerah."

"Itu karena aku kepanasan, yeol!" pekik Baekhyun kesal.

Chanyeol yang melihatnya tertawa, karena raut wajah Baekhyun yang sangat lucu.

"Baiklah, baiklah. Aku mengerti."

Baekhyun merengut kesal, tapi itu ta bertahan lama. Fokus nya berpindah ke kepala kekasihnya yang di beri kapas.

"Kepalamu.." Ujar Baekhyun seraya mengelus kepala Chanyeol. Ini pasti karena ulahnya semalam.

Chanyeol sendiri sudah memejamkan matanya, mencoba merasakan tangan lembut Baekhyun yang belum pernah ia rasakan akhir-akhir ini.

"Apa sakit sekali?"

Chanyeol menggeleng pelan, ia mengambil tangan Baekhyun dan menggenggam nya erat. "Tidak juga, kau sendiri?"

Rasa nya Baekhyun ingin berteriak, bahwa yang harus nya dikhawatirkan disini adalah Chanyeol bukan dirinya. Bagaimana bisa laki-lakinya ini peduli pada orang lain dan bahkan tak memperhatikan keadaannya sendiri?

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu."

Chanyeol tersenyum. "Aku laki-laki tentu saja harus kuat."

Baekhyun merengut. "Lalu aku ini apa, huh? Wanita?"

Chanyeol tertawa melihat bagaimana wajah merengut Baekhyun yang sangat lucu. Sekaligus dia merasa senang melihat kekasihnya yang sudah tidak awkward lagi dengannya.

"Behenti tertawa, yeol!" Pekik Baekhyun seraya memukul dada Chanyeol.

Chanyeol semakin tertawa melihat Baekhyun yang memukul nya, sampai ide jahil muncul di benaknya.

Chanyeol tiba-tiba saja memeluk pinggang Baekhyun yang sangat ramping dan membawanya keatas dadanya.

Jangan tanyakan bagaimana merahnya wajah Baekhyun saat ini. karena dia bisa merasakan nafasnya yang terengah-engah karena sesak nafas, dan dada nya yang berdegup sangat kencang.

Baekhyun bahkan ingin berontak tapi tubuhnya menjadi susah bergerak.

Chanyeol memeluk Baekhyun seperti menjadikannya guling, sementara Baekhyun sibuk mengumpat karena dadanya yang tak bisa berhenti berdegup kencang.

Berkali-kali si tinggi tertawa mendengar bagaimana wajah Baekhyun yang memerah, dia sengaja melakukannya untuk melihat pipi merah si pendek.

"Hei,"

Ugh, suara bass itu. Berhenti lah untuk berbicara karena Baekhyun merasakan jantungnya akan keluar sekarang juga.

"Baek,"

Baekhyun menghela nafasnya, dia memalingkan wajahnya ke arah Chanyeol.

Beberapa menit tak ada kata yang keluar dari mulut kekasihnya itu, dada Baekhyun bergemuruh lagi saat Chanyeol mendekatkan wajahnya ke arahnya.

"Sial. Sial. Apa yang ia lakukan huh?"

Baekhyun menutup matanya mencoba menahan dirinya agar tak berteriak,

"Kau lapar?"

"Huh?"

Chanyeol terkekeh. Dia mengangkat tubuh Baekhyun tiba-tiba,

"Y-Ya! Chanyeol!" Baekhyun sedikit limbung sebelum akhirnya ia mengalungkan kedua tangannya dileher Chanyeol. Sementara Baekhyun merutuk dalam diri sendiri bahwa ia akan mngerjai Chanyeol nanti.

"Hei, mau sampai kapan kau tidur huh?" Ujar Chanyeol

Chanyeol langsung mendudukan Baekhyun di counter dapur apartemennya.

Baekhyun mendongak menatap Chanyeol yang ternyata mengukungnya. Kedua tangan Chanyeol berada di kanan dan kiri tubuh Baekhyun. Wajah mereka bisa dibilang cukup dekat karena Baekhyun bisa merasakan nafas hangat Chanyeol.

"Baek" Ujar Chanyeol tegas. Dia menatap Baekhyun sangat intens membuat si mungil takut untuk menatap nya balik.

"..."

"Kumohon,"

Baekhyun mendongakkan kepalanya melihat tatapan tegas Chanyeol.

Baekhyun mengedipkan matanya berulang kali.

"Kumohon, dengar semua penjelasan yang aku ucapkan. Tanpa ada potongan dan komentar. Simpan itu disaat aku sudah selesai berbicara. Oke?" pinta Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk kecil dan mencoba menyiapkan hatinya dengan fakta yang akan Chanyeol katakan.

"Pertama, ciuman di photoshoot," Chanyeol dapat merasakan tubuh Baekhyun menegang. Jadi ia lebih memilih mengenggam tangan Baekhyun.

"Kim Nana, dia adalah partner ku di photoshoot kali ini untuk model baju terrnama di Seoul, photoshoot ini bertema kan first love. Jadi kami dituntut untuk melakukan adegan romantis seperti pegangan tangan, atau tertawa bersama. Tapi, demi tuhan, Baek. Di script yang ku baca tak ada sama sekali adegan untuk berciuman. Saat itu tiba-tiba saja Nana menarikku, aku kaget tentu saja. Aku ingin mendorongnya, tapi mengingat itu di tempat umum aku tak mungkin melakukannya."

"Jadi aku melepasnya perlahan tapi, kau sudah didepan melihat semua nya. Aku benar-benar murka saat itu kalau kau mau tahu, aku bahkan hendak membatalkan photoshoot itu dan mengatakan untuk tidak mempublikasi foto antara aku dan Nana yang sedang berciuman. Pada diakhir photoshoot itu aku mengatakan pada Nana yang sebenarnya. Bahwa aku adalah seorang gay yang mencintai managernya sendiri." Lanjut Chanyeol seraya tersenyum lebar melihat pipi Baekhyun memerah.

"Yang kedua, kedatangan Nana kemarin," Chanyeol menjeda seraya menghela nafasnya. Baekhyun dibuat bingung dengan sifat Chanyeol

"Kau tau kelemahan kekasih mu ini?"

Baekhyun menggeleng ragu.

"Selain tidak romantis ia sangat sulit untuk menyimpan rahasia."

"Huh?"

"Kami merencanakan surprise party untuk mu, Baek."

Mata Baekhyun terbelalak. "Huh? Kami?"

"Ya, aku dan Nana."

Chanyeol terkekeh. "Well tidak bisa dibilang surprise party lagi sekarang karena kau sudah mengetahuinya."

Baekhyun hendak membuka mulutnya. Tapi, ia tutup lagi saat Chanyeol meminta nya untuk tak memotong.

"Semenjak insiden ciuman itu aku dan dia mulai berteman, kau tahu dia menerimaku sebagai gay dan mendukung kita. Oleh karena itu, dia juga merasa sangat bersalah dengan mu. Nana pun memberikan ku ide untuk mengadakan hal ini karena dia punya beberapa kolega yang mungkin bisa membantu. Dia berpikir mungkin dengan ini kau bisa memaafkan ku atas insiden itu."

Baekhyun sekarang merasa sangat buruk karena telah berpikiran negatif tentang Nana, padahal dia bermaksud baik. Baiklah, Baekhyun harus meminta maaf dengan model korea itu.

"Selain pesta, aku juga menyelipkan acara spesial didalamnya." Ujar Chanyeol seraya tersenyum.

Baekhyun mengerutkan dahinya.

Dia merogoh sesuatu dalam celana nya. "Dan bisa dibilang maksud dari acara ini diadakan."

Chanyeol mengeluarkan kotak hitam dengan sebuah cincin didalamnya.

"Well, Happy 2nd Anniversary, Baekhyun"

Mata Baekhyun melebar, "A-apa,"

"and would you stay by my side, forever?"

Baiklah, jika Chanyeol ingin mempermainkannya ini sama sekali tidak lah lucu. Apa maksud dari semua kata-kata itu? Baekhyun tentu mengerti ucapan Chanyeol dia pernah belajar bahasa inggris saat SMA tentu saja.

Tapi, semua ini terlalu mendadak bahkan Baekhyun belum sempat melayangkan pendapat nya tentang masalah antara dia, Chanyeol dan Nana. Dia belum sempat bernafas lega mendengar segala pemberitahuan Chanyeol, dia belum sempat meminta maaf dengan sifat kekanakannya.

Dan sekarang kekasihnya ini melamarnya didapur, dengan posisi sangat intim dan wajah Chanyeol yang sangat dekat dengan muka nya.

Hal ini benar benar tidak sehat untuk kebugaran Baekhyun, karena sedari tadi yang ia bisa lakukan hanya mengerjap, membuka mulut dan menutup lagi, dan dada nya juga sangat sulit untuk di atur.

"A-aku..." lirih Baekhyun

"Hei," Chanyeol menangkup wajah Baekhyun dengan kedua lengan besarnya sehingga wajah Baekhyun benar benar tenggelam.

"Aku tahu ini adalah acara lamaran terbodoh yang pernah kau rasakan. Karena aku memang bukan laki-laki yang akan berlutut di depan kekasihnya dengan berbagai alat musik romantis yang akan mengiringi. Kau tahu aku bukan jenis laki-laki seperti itu." Chanyeol menjeda

"Aku hanya seorang kekasih Byun Baekhyun."

Baekhyun tertawa kecil dengan kata-kata kekasihnya yang sangat lucu.

Entah keberanian Baekhyun muncul begitu saja tanpa ia sadari sendiri, Baekhyun menarik leher Chanyeol untuk mendekat dan dia melayangkan ciuman tepat di bibir Chanyeol. Hanya sekedar menempel tanpa ada tuntutan atau nafsu didalamnya.

Chanyeol amat sangat kaget tentu saja, ingatkah kalian jika ini ciuman pertama nya dengan Baekhyun setelah dua tahun lama nya mereka berpacaran?

Hal ini sudah sangat lama Chanyeol tunggu, dia sudah sangat lama ingin merasakan bibir cherry Baekhyun dan sekarang hal itu menjadi kenyataan dengan Baekhyun yang menciumnya pertama kali! Chanyeol harus bersyukur kepada Tuhan setelah ini.

Chanyeol menaruh cincin ditangannya ke samping tubuh Baekhyun lalu ia mulai merapatkan tubuhnya ke arah laki-laki mungil ini, dia memeluk pinggang ramping Baekhyun dengan posesif dan sangat intim seperti Baekhyun akan menghilang jika ia tak memeluknya seperti itu.

Baekhyun memukul dada Chanyeol karena kehabisan nafas, padahal ini hanya menempelkan bibir bagaimana jika mereka saling melumat? Hilang kan pikiran negatif mu itu Chanyeol.

Muka Baekhyun memerah hingga ketelinga nya, benar-benar menggemaskan.. Chanyeol benar-benar dibuat kelimpungan saat Baekhyun mengigit bibirnya, shit! Apa Baekhyun berusaha menggodanya atau dia sekedar gugup?

Baiklah, Chanyeol bahkan tak mau tahu dan libido nya benar benar sudah naik sejak tadi karena sifat Baekhyun yang sangat menggoda, atau mungkin Chanyeol yang terlalu gampang tergoda dengan segala hal yang Baekhyun lakukan?

Persetan!

Chanyeol menyambar bibir Baekhyun lagi, kali ini nafsu menguasainya tapi masih terkesan lembut.

Baekhyun cukup terkejut dengan serangan Chanyeol yang secara tiba-tiba, bibirnya terasa sangat nyaman dengan bibir tebal Chanyeol yang terus mengemut bibir mungil nya.

"Mmhh"

Baekhyun benar-benar tidak tahan untuk sekedar mengeluarkan desahan laknat itu. Dia tentu saja malu dengan kekasihnya, memikirkan bagaimana jika lenguhannya tak membuat Chanyeol bergairah?

Tapi semua itu salah. Pasalnya Chanyeol semakin hard mendengar lenguhan Baekhyun walau hanya gumaman karena mereka masih berciuman.

Ciuman mereka bertambah panas dengan Baekhyun yang melingkarkan kaki nya di pinggang Chanyeol. Ia menarik Chanyeol untuk lebih dekat agar kedua selangkangan mereka bergesekkan. Berkali-kali Chanyeol menggeram karena penisnya bergesekkan hebat dengan penis Baekhyun

Baekhyun terus-terus menggesekkan selangkangannya mencari kenikmatan sendiri.

Chanyeol melepaskan ciuman mereka, membuat saliva yang entah milik siapa keluar begitu saja dari sudut bibir Baekhyun. Chanyeol menjilati saliva itu dan menyeringai,

"Tidak sabaran, hm?"

Wajah Baekhyun memerah, ia menggigit bibirnya gemas. Sebenarnya ia mencoba menggoda Chanyeol dengan memasang wajah sensual. Sesekali ia memainkan jemari lentiknya di sekitar leher dan dada bidang Chanyeol. Sementara Chanyeol tak memberi respon melihat sejauh mana laki-laki kecilnya ini berulah

"Ngahh yeolhh" Baekhyun mendesah dengan memajukan selangkangannya lagi ke arah penis Chanyeol. Baiklah ini dilewat batas Chanyeol.

Chanyeol menggendong Baekhyun seperti koala. Dia membawa Baekhyun di kursi meja makan, dengan posisi Baekhyun diatas Chanyeol.

Chanyeol langsung menyambar bibir Baekhyun dengan gemas, sementara Baekhyun terus menggoyang-goyangkan pinggulnya di bawah sana dengan terus memijat penis Chanyeol, walau tak semua karena tangannya yang terlampau kecil.

Chanyeol melepas kaos putih tipis yang Baekhyun kenakan dengan tak sabaran, dia mengelus ngelus perut Baekhyun dengan sensual.

Chanyeol melepaskan ciumannya lagi dan menjilati seluruh leher Baekhyun hingga ke dada mulus Baekhyun. Membuat banyak kiss mark.

"Ahhh, ngahh yeolh ja-nga- ah" Tubuh Baekhyun bergetar saat Chanyeol megiisap nipple pinknya. Dia tak tau kenapa Chanyeol melakukannya tapi ini sangat nikmat. Baekhyun menekankan kepala Chaneyol untuk terus megulum nipplenya lebih dalam lagi.

Chanyeol gemas sendiri dengan Baekhyun yang mendesah, libidonya sangat naik sekarang tapi ia sangat ingin mencicipi semua bagian tubuh Baekhyun.

"Ngah ah ah yeolhhh apa-ahh ituh ngah ah" Baekhyun menggigit bibirnya merasakan tangan jemari Chanyeol yang mulai memasuki hole nya. Sangat sakit tapi bisa sangat nikmat disaat yang bersamaan.

Walau celana Baekhyun belum sepenuhnya terbuka tapi Chanyeol terus terusan meng in-out kan jari panjangan nya ke pantat Baekhyun.

"AH! There-sshh ahh ah ngah chanh-yeolhh" Baekhyun kesusahan untuk berkata.

Chanyeol menyeringai, dia menusuk titik itu terus-terusan dengan cepat, bahkan tangan satunya tak berhenti-henti mengocok penis Baekhyun.

Baekhyun melingkarkan tangannya di leher Chanyeol. Kepalanya mendongak, badannya tersentak sentak karena Chanyeol yang sangat bersemangat menyetubuhinya.

"Chanhhh ahh nyahh baekh mau- ah ah pipishh"

Chanyeol menggeram. "Keluarkan Baek. Sebut namaku."

"Ngah ahh chanh-yeolhh" Baekhyun ambruk saat cairan itu keluar. Entah apa yang terjadi tapi Baekhyun merasa sangat nikmat.

Chanyeol mengelus surai Baekhyun dan berbisik tepat di telinga Baekhyun. "Aku belum sayang."

Chanyeol pun dengan cekatan mengangkat tubuh Baekhyun ke meja makan dan langsung melepaskan celana Baekhyun. Sekarang Baekhyun benar benar naked.

"Menungging."

Baekhyun hanya menurut dengan apa yang Chanyeol katakan, tak ada gunanya menolak karena dia pun menginginkannya.

"NGAHH yeolh, janga- ngah ah ah" Baekhyun benar-benar kelimpungan saat ada sesuatu yang basah menyentuh hole nya.

Chanyeol terus menjilat lubang Baekhyun dengan cepat, sesekali ia mengocok penis Baekhyun yang sudah banyak mengeluarka precum (lagi).

"Chanhh lebih dalamhh"

Chanyeol terus menjilati hole Baekhyun yang sudah basah dan sepertinya sudah cukup untuk dijadikan pelumas. Jadi Chanyeol berhenti dan beralih melepas resleting celananya, Baekhyun sendiri sudah tegang karena mendengar dari beberapa teman nya bahwa yang pertama pasti akan sangat sakit.

Chanyeol memeluk Baekhyun dari belakang, "Relax okay? Aku akan pelan."

Baekhyun mengangguk dan tersenyum lemah saat Chanyeol mencium daun telinganya, "Akh!"

Baekhyun tak tahu seberapa besar milik Chanyeol tapi, rasanya sangat mendesak dan besar. Baekhyun menggigit bibirnya dan mencoba untuk tak menangis. "Baek!"

Dan saat itu pula tangis Baekhyun pecah, baiklah ini amat sangat sakit dan tak bisa dipungkiri Baekhyun merasa ingin pingsan.

"S-sakit" Chanyeol merutuki dirinya yang malah tak tahan dengan himpitan lubang Baekhyun, dia memeluk Baekhyun dari belakang, mencium setiap sisi tubuhnya dan memberikan kata-kata menenangkan.

"Maafkan aku, kau ingin berhenti?" Tanya Chanyeol, suaranya terdengar cukup cemas melihat liquid di kelopak Baekhyun.

"Jangan, teruskan saja." Baekhyun mencoba tersenyum, walau badannya terasa terbelah menjadi dua.

"Baiklah. Kuharap kau tak menyesal." Chanyeol menyeringai.

"A-ah! Demi tuhan, Ch-chanyeol!" Tubuh Baekhyun terhentak-hentak hebat karena Chanyeol yang memasukinya sangat ganas. Baekhyun memegang ujung meja makan dengan erat dan menggigit bibirnya karena rasa nikmat yang bercampur dengan sakit.

"Ch-chan!" Pekik Baekhyun begitu penis Chanyeol menyentuh prostat nya.

Chanyeol menaikkan sudut bibirnya. "Oh, disini?" Ujarnya seraya menumbuk titik itu terus menerus, Baekhyun benar-benar tak tahan kaki nya terasa seperti jelly sekarang. Dia tak berpikir akan senikmat ini dalam melakukan hubungan seks.

Karena setahu Baekhyun berhubungan seks itu menyakitkan, dia mendengar itu dari teman-temannya. Jadi dia cukup takut melakukannya. Tapi, perkataan teman nya cukup benar bahwa itu sangat sakit tapi sepadan dengan kenikamatannya bukan?

"Ch-chan le-lebihh" Baekhyun merasa ingin lagi dan lagi. Dia merasa kupu-kupu memenuhi perutnya rasanya menggelitik tapi menyenangkan. Dan saat itu Baekhyun mencapai surga dunia nya.

Setelah itu Baekhyun ambruk, Chanyeol dengan sigap pun menangkapnya dan memberikan Baekhyun waktu untuk istirahat sebentar. Chanyeol tak ingin terlalu terburu-buru mengingat ini pengalaman pertama Baekhyun jadi setidaknya dia harus memberikan kesan yang baik dan tak terlupakan.

"Baek" Bisik Chanyeol tepat di samping telinganya.

"Ne?" jawab Baekhyun lemah.

"Kau tahu aku belum?" Ujar Chanyeol seraya menjilat telinga Baekhyun.

Sepertinya ini akan jadi siang yang panjang bagi mereka berdua.

.

.

.

.

.

Acara yang di sebut sebagai 'surprise party' itu di adakan. Cukup mewah dan tak begitu banyak orang yang datang hanya sahabat-sahabat serta kenalan dari kedua belah pihak. Chanyeol dan Baekhyun. Tidak ada wartawan atau paparazzi lainnya karena pesta ini lebih tersembunyi karena hanya di adakan di halaman hotel milik keluarga Chanyeol. Diantara para undangan kedua orangtua mereka Baekhyun dan Chanyeol. Mereka mengundang dengan alasan ulangtahun Sehun selaku pacarnya Luhan.

Chanyeol cukup tahu jika ia masih ingin hidup dengan tak mengatakan bahwa acara ini merupakan acara lamaran. Dia bisa mati ditangan ayahnya atau mungkin ibunya. Biar Chanyeol ingatkan bahwa ayahnya itu penembak jitu saat ia sedang wajib militer.

Perasaan Baekhyun dan Chanyeol saat ini? cukup mengenaskan. Karena sedari tadi yang Chanyeol lakukan hanya mondar-mandir dan berkomat-kamit entah itu membaca doa atau menghapal mantra. Yang jelas Sehun cukup muak dengan tingkah idiot orang yang baru ia kenal 3 bulan ini (semenjak Luhan jadi manager dadakan Chanyeol tentu dia harus memantau laki-laki ini).

Baiklah Sehun sudah cukup sabar. "Demi tuhan. Ini hanya lamaran Chanyeol, bukan pernikahan. Jika lamaran kau saja kau sudah seperti orang diabetes seperti ini bagaimana nanti?!"

"Ya, kau bisa mengatakan itu karena kau tak merasakannya, bocah!" Kesal Chanyeol.

"Ya, ya. Mungkin aku tak tahu. Tapi tak ada gunanya dengan kau mondar-mandir seperti itu. Kau hanya buang-buang tenaga. Lebih baik kau duduk dan rileks okay?"

"Bagaimana aku bisa rileks jika ayahku bisa menembak kepalaku kapan pun ia mau?"

"Dia itu ayah mu, bodoh! Jangan berlebihan."

"Mwo? Kau memanggil ku apa? Bodoh? Ya! Kau lebih muda daripada ku ingat itu, Sehun!"

"Arraseo. Sekarang kau duduk at—"

"Chanyeol-ah, sebentar lagi acara akan dimulai." Bagus Kyungsoo kau membuat Chanyeol tambah gugup.

.

.

.

.

.

.

"Kau tampak tak terlalu gugup, Baek?" Ujar Luhan khawatir.

"Aku bahkan tak tahu harus bereaksi apa.:

"Tenangkan dirimu."

"Aku mencoba."

"Tarik nafas."

"Benar, tarik nafas."

.

.

.

.

.

.

.

"Selamat malam, semuanya." Ujar seorang laki-laki tinggi dengan suara bassnya. Ia mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan rambut dinaikkan berwarna hitam.

Semua undangan terdiam dan merasa bingung dengan Chanyeol yang berada di atas panggung dengan laki-laki mungil disebelahnya. Laki-laki itu adalah Baekhyun. Ia megenakan setelan abu-abu dengan rambut blondenya.

"Hari ini..." Chanyeol menjeda. "Seperti yang kalian tahu ini adalah surprise party. Mungkin bisa dibilang ini bukan lagi surprise party karena orang yang menjadi tujuan terlaksananya pesta ini bahkan sudah tahu."

Beberapa orang mengrenyit tak mengerti dan mulai berbisik-bisik. Chanyeol tersenyum, lalu ia menggandeng tangan mungil Baekhyun. "Sebelumnya, aku ingin mengenalkan pacarku. Byun Baekhyun."

Semua orang terdiam. Terutama kedua orangtua Chanyeol dan Baekhyun, mereka bahkan tak mengatakan apapun.

"Mungkin hal ini sangat mengejutkan bagi kalian. Tapi..." Chanyeol tersenyum melihat Baekhyun yang gugup, ia mempererat genggamannya pada Baekhyun seperti memberi kekuatan.

"Aku menyayanginya, tidak—aku mencintainya. Amat sangat mencintainya. Sudah cukup selama dua tahun lebih aku menjadi pengecut karena tak berani mengatakannya pada dunia bahwa Baekhyun adalah pacarku. Dan aku cukup lelah untuk terus bersembunyi-sembunyi. Maka dari itu, malam ini aku memberi tahu pada kalian semua, bahwa dia adalah milikku. Mungkin kalian masih tabu dengan hubungan kami, tapi menurutku cinta itu tak hanya untuk laki-laki terhadap perempuan saja. Cinta tak bisa disalahkan, aku pernah membaca itu disalah satu majalah." Chanyeol tertawa kecil, para undangan juga mulai tertawa.

Baekhyun menatap Chanyeol. "Oleh karena itu, pada malam ini juga aku akan melamarnya."

Chanyeol menatap kedua orangtua nya, "Eomma, Appa. Tolong restui kami, selama ini aku menyesal karena telah membohongi kalian berdua." Chanyeol mengalihkan matanya ke arah Tuan dan Nyonya Byun. "Tuan dan Nyonya Byun. Maafkan karena aku tak memberitahu kalian sama sekali. Tapi, percayalah. Baekhyun adalah salah satu dari alasanku untuk hidup. Dia orang yang selalu memberiku semangat dan orang yang sangat peduli denganku. Aku berjanji akan selalu menjaganya."

Chanyeol melihat Baekhyun yang sedari tadi menundukkan wajahnya. "Baek?"

Baekhyun mendongakkan wajahnya. Air mata nya sudah hampir mengalir. "Jangan menangis." Ujar Chanyeol. Baekhyun tersenyum, lalu mengangguk.

Chanyeol mengeluarkan kotak beludru berwarna putih. "Byun Baekhyun. Would you stay by my side, forever?"

Air mata Baekhyun tak bisa dibendung lagi. Ia menangis, lalu menatap Chanyeol seraya mengangguk. "Ya."

Semua undangan bertepuk tangan. Chanyeol tesenyum, menangkup wajah Baekhyun dan mencium kening Baekhyun dengan lembut.

"Hei, jangan menangis."

Baekhyun mengusap wajahnya. "Ani, mataku kelilipan."

Chanyeol tertawa renyah. "Bagaimana pidato ku?"

Baekhyun tersenyum lebar. "Kau yang terbaik."

Chanyeol langsung menarik pinggang Baekhyun dan mencium pucuk kepala Baekhyun. "Aku mencintaimu, Baekhyun.

"Aku lebih mencintaimu, bodoh."

.

.

.

.

.

.

END

Note: Halo? Ada yang nunggu ff inikah? Hahaha. Maaf karena telat update karena ada beberapa masalah pribadi dan admin park harus menyelesaikan dulu jadi jadwal updatenya melenceng jauh. By the way, gimana nc nya? Serius author gemeter nulisnya padahal ya tiap hari baca nc mulu *eh. Okay, jadi please di review ya karena itu akan sangat membantu!