FF BAP/YAOI/BANGHIM/ONE SHOT/Part 1
Title: One Shot
Author: Bang Young Ran
Rating: M (Khekekeke~) *smirk*#plak
Genre: Yaoi/Fluff/Romance/Crime(?)/AU
Length: Chaptered
Main Cast:
Kim Him Chan *Hime-nya author nich~ (^3)(0.0)*
Bang... bang, sms siapa ini bang~#plak hehehe...^.# Bang Yong Guk~~
Support Cast:
BAP Boys
Couple nyusul(?)
Disclaimer: BAP is TSEntertainment Boy Groups and their parents, and it's Youngranie fic~ muaaaachhh...*kechupbasah*
Warning: TYPO! OOC! YAOI/BoysxBoys! NC! NO PLAGIARISM! NO BASHING! NO SIDERS!
Summary: Kim Him Chan adalah seorang polisi yang ditugaskan untuk menyamar, menjadi salah satu anggota geng yang disebut The Mato's. Dalam penyamarannya, Him Chan berperan sebagai kekasih Bang Yong Guk, si pemimpin geng The Mato's. Lalu, akankah Him Chan berhasil menjebak The Mato's? Atau dia harus terjebak, terperosok begitu dalam atas kasih sayang dari seorang Bang Yong Guk?!
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ, JUST LEAVE IT, OK!?
.
.
~~( ^3)(.o )~~
.
.
TANPA BANYAK BACOT, LANGSUNG AJA CHECK IT OUT
HAPPY READIIIIIINNNNGGGGG... ^3^
.
.
.
One Shot
Part 1
"Ne, ne, aku tahu. Kenapa kau begitu menyebalkan? Cerewet sekali!"
"YA! KIM HIM CHAN! AKU INI ATASANMU, TAHU! MANA RASA HORMATMU!?"
Teriakan yang begitu dahsyat dari seberang sana. Untunglah namja cantik itu telah menjauhkan smartphone miliknya dari telinga, sehingga dia tidak perlu cemas kalau setelah pembicaraan ini dirinya akan menjadi tuli.
"YA! KAU MASIH MENDENGARKANKU!?"
"Ukh, lagi-lagi dia berteriak," gerutu Him Chan pelan. Err... tidak cukup pelan karena orang di seberang sana kembali mengatainya dengan kata-kata kurang ajar, tidak sopan, dan sejenisnya.
"Akh! Aku terlambat! Sudah dulu ya, Bos. Bye-bye."
Tut. Dengan segala ketidaksopanannya, Kim Him Chan memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ckckck, padahal, itu 'kan telepon dari atasannya sendiri.
"Dasar orang tua cerewet. Kenapa dia suka sekali mengata-ngataiku?! Awas saja, kudo'akan kepalanya jadi botak!" Saking kesalnya, Him Chan bahkan tidak sadar kalau dirinya tengah bergumam sendiri sambil berjalan. Beberapa orang yang tengah makan di cafe itu melihat ke arahnya dengan tatapan aneh. Sayang sekali, cantik-cantik gila, begitulah yang mereka pikirkan.
"Yak, Kim Him Chan! Kenapa kau lama sekali di toilet?! Kau tahu betapa kerasnya usahaku untuk menjauhkan Dae Hyun dari es krim sundae-mu?"
Seruan dengan suara berat itu membuat Him Chan mengangkat kepalanya. Ia langsung tersenyum sangat manis, atau lebih tepatnya, berpura-pura manis. "Mian, tadi perutku sakit sekali," ucapnya sembari duduk di sebelah namja bersuara berat yang memanggilnya tadi. "Kalau mau, Dae Hyun bisa makan es krim milikku. Aku sudah tidak bernafsu makan es krim lagi."
"Jinjja? Hore! Gomawo Himchanie hyung~ you're the best!"
Him Chan hanya terkekeh melihat namja dewasa seperti Dae Hyun, begitu riangnya melahap es krim. Sementara namja bersuara berat di sebelahnya hanya berdecih melihat hal tersebut.
"Kau baik-baik saja? Apa perlu kubelikan obat?" Suara berat itu terdengar sangat khawatir. Serta merta Him Chan menggeleng. Tetap dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.
"Ggokjongma~ aku baik-baik saja. Kau berlebihan, Bbang."
Bang Yong Guk, pria berperawakan kalem itu, entah kenapa tidak bisa 'tenang' bila hal itu sudah menyangkut Kim Him Chan. Baginya, Him Chan seperti poros bumi, kemanapun ia melangkah, tetap saja dirinya akan berputar-putar di sekitar namja berwajah cantik itu. Entah sejak kapan hal ini terjadi. Apa karena kejadian dua bulan yang lalu? Saat tanpa sengaja hidupnya diselamatkan oleh Him Chan dari sasaran tembak seorang pembunuh bayaran? Luka tembak pada lengan kanan didapatkan namja cantik itu karena menyelamatkan Yong Guk. Padahal kulit itu begitu putih, mulus, tanpa cacat sebelumnya.
"Huft... kau selalu berkata, 'aku baik-baik saja'. Aku mencemaskanmu. Kau bahkan belum makan apapun semenjak pagi," Yong Guk menggerutu, membuat ke-empat sahabatnya yang tengah menikmati makanan diam-diam terkikik geli. Aneh, namja tampan berwajah sangar itu terkesan merajuk saat ini.
Yong Guk baru saja hendak melahap samgaethang miliknya saat tiba-tiba Him Chan meraih pergelangan tangannya yang memegang sumpit dan mengarahkan sup ayam itu ke arahnya.
Hap.
Samgaethang Yong Guk sukses mendarat di mulut Him Chan. Namja cantik itu mengunyah daging ayam tersebut dengan antusias dan setelah menelannya, ia melempar cengiran pada Yong Guk yang tampak melongo.
"Aku sudah makan. Kau puas sekarang?"
Blush~
Tanpa disangka, wajah Yong Guk memerah. Ia cepat-cepat memalingkan wajahnya ke samping, berpura-pura melihat acara yang ditayangkan oleh televisi di cafe tersebut. Oh, apakah aneh bila seorang Bang Yong Guk berpikir kalau betapa romantisnya kejadian tadi? Makanan yang seharusnya masuk ke mulutnya, malah dimakan oleh Him Chan. Aigooo...
~~~~~~\(=^3^=)(=0.0=)/~~~~~~
Di sebuah pemukiman padat penduduk kota Bangkok, tepatnya di sebuah gudang yang berkedok bengkel otomotif, di sanalah Bang Yong Guk beserta 'geng'nya tinggal. Mereka menamakan diri sebagai THE MATO'S. Berbagai catatan kriminal telah mereka buat. Dimulai dari hal ringan seperti penyelundupan barang-barang terlarang, hingga kasus berat seperti pembunuhan terhadap pejabat-pejabat tinggi. Dan bila kalian bertanya kenapa? Tidak muluk-muluk, hanya uang dan kesenangan. Bukankah dunia tidak akan ada artinya tanpa dua hal tersebut?
"Dae Hyun, mana Him Chan?" Yong Guk bertanya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Hari sudah merangkak malam dan namja tampan itu baru saja selesai mandi.
Namja berkulit tan yang ditanya menatap Yong Guk dengan tatapan bingung. Bukankah... sepulang dari cafe tadi, Yong Guk dan Him Chan langsung masuk ke kamar mereka? Sedikit kesal kalau mengingat betapa tidak tahu tempatnya dua namja itu. Memang, 'bengkel' ini milik Yong Guk, atau bisa dibilang rumahnya. Tapi... tidak bisakah mereka sedikit bersikap segan? Paling tidak untuk menyembunyikan 'kegiatan pribadi' mereka dari si kecil Zelo. Bisa-bisa anggota termuda mereka jadi teracuni pikirannya.
"Aku tidak tahu, Hyung. Bukannya... tadi dia di kamar bersamamu?"
"Eum... tadi saat aku bangun, aku sama sekali tidak melihatnya. Aku sudah mencarinya di seluruh ruangan."
"Oh, kalau begitu hyung hubungi saja. Siapa tahu Him Chan Hyung sedang keluar membeli sesuatu."
"Ah, kau benar!" pekik Yong Guk bersemangat. Bodoh, kenapa dia tidak berpikir untuk menghubungi Him Chan dari tadi? Secepat kilat namja itu berlari ke arah kamarnya di lantai dua. Meninggalkan Dae Hyun yang saat ini menggelengkan kepala takjub. Sungguh, kemana perginya Bang Yong Guk si sangar itu?
##########^0^##########
Sampah berserakan, bau busuk yang menyengat, belum lagi genangan air kotor di mana-mana, ukh... Kim Him Chan bersumpah akan mencekik atasannya itu saat ini!
"Bos! Kenapa kita harus bertemu di sini, sih?! Tempat ini menjijikkan, tahu!" Dan tentu saja, Him Chan tidak dapat menahan mulutnya untuk tidak mengomel.
Pria yang memasuki usia kepala empat tersebut menatap malas Him Chan. Dia capek juga terus-terusan meminta rasa hormat dari anak buahnya yang satu ini. Percuma. "Hanya ini tempat teraman, Bocah. Kau maunya di mana? Di restoran? Cafe? Huh, kau mau penyamaranmu terbongkar?!"
Him Chan berdecih sebal. Dia enggan mengakui kalau perkataan atasannya itu benar. "Lalu? Ada apa bos ingin menemuiku? Cepat katakan!"
"Kau ini... sekarang aku tanya padamu, bagaimana perkembangan kelompok The Mato's? Ada sesuatu yang menarik?"
Sebelah alis Him Chan terangkat bingung. "Bos, jangan bilang kau menyuruhku ke sini hanya untuk menanyakan itu?"
"Kenapa? Memangnya aku salah kalau menagih laporanmu? Ingat, kau itu BAWAHANKU!" Jelas sekali atasannya tersebut menekankan kata 'bawahan' untuk menyindir Him Chan. Atau mungkin untuk menyadarkan namja cantik itu akan sikap kurang ajarnya selama ini? Molla~~
"Jadi katakan, apa laporanmu?!"
"Huft... ne, ne..." Him Chan menyerah dan itu hanya di luar, karena di dalam hati sekarang segala sumpah serapah telah dialamatkannya pada sang atasan. Biarlah, hanya Tuhan, Him Chan, readers, dan author yang tahu#plak.
"Tidak ada hal menarik yang mereka lakukan. Aku bahkan ragu kalau mereka pernah membunuh. Mereka terlalu 'lembek', hanya menyelundupkan obat-obatan dan barang terlarang saja. Tidak menantang sama sekali." Singkat, padat, dan pedas. Benar-benar khas seorang Kim Him Chan.
"Benarkah? Kau yakin tidak salah menyelidiki?"
"Bos, aku tidak mungkin salah menyelidiki. Aku sudah dua bulan bersama mereka, dan ingat, peranku di sini adalah kekasihnya Bang Yong Guk! Mana mungkin aku bisa salah menyelidiki!?" sergah Him Chan jengkel. Bos-nya ini bodoh atau apa? Pacaran dengan kepala geng, mana mungkin dia bisa salah informasi?! Toh, kemana-mana, Yong Guk selalu membawa Him Chan ikut bersamanya.
"Oke, oke, aku percaya padamu. Tetap selidiki mereka. Aku yakin mereka memiliki sesuatu. Tidak mungkin ketakutan yang menyebar selama ini itu hanyalah rumor semata."
Him Chan mengangguk paham atas perintah atasannya. "Jadi, berapa lama lagi aku harus menyamar?"
Pertanyaan itu. Pertanyaan sederhana namun mampu membuat bungkam sang atasan yang selalu Him Chan katai dengan 'cerewet'. Setelah hening beberapa saat, akhirnya pria matang itu membuka mulutnya.
"Bersabarlah. Kita butuh bukti yang kuat untuk menjebloskan mereka. Posisi penyamaranmu sangat sempurna, Himchanie. Jarang sekali ada polisi yang berhasil menyamar sebagai kekasih dari target utama. Kuharap kau memerankan peran ini dengan baik. Kulihat... Bang Yong Guk begitu melindungimu."
"Karena itulah dulu aku menolak mati-matian tugas ini. Aku benci mempermainkan orang. Aku bukan aktor!"
"HAHAHAHA, kami tidak punya pilihan, Him Chan... tidak ada polisi yang berwajah sepertimu. Bukankah untuk memancing seekor serigala, kita harus memberikannya 'umpan' yang bagus?" kata namja itu sambil menaik-turunkan alis.
Hendak rasanya Him Chan melempar kepala atasannya dengan tong sampah di ujung lorong sana. Shit, dia mengataiku 'umpan', 'kah? Batinnya geram.
Drrrrt... drrrrt...
Him Chan meraih smartphone dari tas punggungnya.
YONG GUK'S CALLING...
"Kau lihat? Aku bahkan baru 25 menit menyelinap dari tempat itu!" adunya sembari memperlihatkan layar smartphone ke hadapan wajah sang atasan. Namun, pria itu malah terkekeh geli. Tertawa di atas penderitaan orang, eoh?
Pip.
"Ne, B—"
"HIME-AH?! KAU DI MANA?" potong Yong Guk langsung menyerbu Him Chan dengan pertanyaan. Dari nada suaranya, jelas sekali kalau namja itu tengah dilanda rasa khawatir berlebihan. Hei, Kim Him Chan adalah namja berusia 23 tahun. Bukan anak kecil. Dan, apa-apaan panggilan 'Hime' itu? Sudah berapa kali ia mengatakan, jangan panggil namanya seperti itu!
"Bbang, aku keluar sebentar. Kenapa? Kau merindukanku?" Entah belajar dari mana, Him Chan semakin mahir dalam hal 'goda-menggoda'. Sementara sang atasan yang melihat aksinya secara langsung, hanya bisa menggelengkan kepala prihatin.
Menggoda musuh saja sudah seperti itu. Apalagi menggoda pacarnya sendiri!
~~~~~~~~\(=^3^=)(=0o0=)/~~~~~~~~
Thailand adalah negara tropis. Tidak ada yang keberatan dengan teriknya sinar matahari. Kebanyakan malah tampak menikmatinya. Bahkan untuk tempat seperti lautan lepas ini, orang-orang tidak akan segan bila hanya mengenakan bikini ataupun celana pendek pada tubuh mereka. Namun lain halnya dengan namja cantik bernama Kim Him Chan. Sedari tadi namja itu terlihat mengibas-ngibaskan kemeja putihnya. Ia kegerahan. Bagaimana tidak? Tidur saja dia bahkan tidak memakai selimut saking tidak sukanya dengan panas. Tapi sekarang? Yong Guk beserta gengnya malah membawa Him Chan berlayar dengan pesiar ke tengah lautan lepas!?
"Hime, minumlah ini. Kurasa akan membantu." Yong Guk menyerahkan segelas soda dingin. Him Chan yang kepanasan langsung mengambilnya. Tapi, bukannya meminum, Him Chan malah hanya menempelkan permukaan gelas yang berembun itu pada pipinya.
"Huwaaa... gomawo, Bbang~ "
Yong Guk hanya mampu terkekeh melihat kelakuan Him Chan. Namja itu begitu menggemaskan di matanya. Namun, senyuman Yong Guk mendadak lenyap saat menyadari penampilan Him Chan saat ini. Namja cantik itu mengenakan kemeja putih dengan ornamen hitam pada bagian dadanya. Tidak. Tidak ada yang salah pada bagian itu. Yang menjadi masalah adalah, reaksi tubuh Him Chan terhadap cuaca panas. Makhluk cantik tersebut sekarang bermandikan keringat. Kemejanya basah, dan beberapa bagian anak rambut menempel pada kening dan tengkuknya.
Glup~
Tanpa sadar Yong Guk menelan ludah. Demi Tuhan, pusat hasrat pada tubuhnya serasa berkedut. Omona~ ini bukan saatnya Yong Guk berimajiner kalau seorang Kim Him Chan terlihat begitu menggoda! Terlebih, ini masih siang! Matahari bahkan belum sampai pada puncak tertingginya.
Sadar akan tatapan namja bermata tajam di sampingnya, Him Chan berpaling, balas menatap. Mata marble hitamnya membesar melihat ekspresi Yong Guk saat ini. Namja itu menatapnya intens, pipi yang agak memerah, dan... mata sayu? Oh, sekiranya Kim Him Chan tahu apa arti dan maksud dari tatapan itu. Bang Yong Guk sedang...
Reflek, Him Chan menurunkan pandangan, tepatnya ke bagian selangkangan Yong Guk. Benar saja, benda itu terlihat sedikit menggembung. Terlihat jelas meskipun saat ini Yong Guk mengenakan jas hitam lengkap. Dan Him Chan tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya mengenakan jas itu di tengah teriknya matahari seperti ini.
"Bbang, k-kau... ereksi?"
Yong Guk reflek menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Rasanya memalukan dipergoki horny oleh Him Chan. "Mianhe, mianhe... a-aku tidak bisa menahannya."
Him Chan tidak menjawab. Ia terlihat berpikir. Dia mau saja, sih... 'meladeni' Yong Guk. Tapi... cuaca hari ini begitu panas. Kau tidak mungkin memakan sup panas di saat cuaca juga panas, 'kan?
Saat dirinya tengah asyik berfikir, tanpa sengaja mata Him Chan melirik pada gelas sodanya. Air dalam gelas itu terlihat begitu menyegarkan, berembun, beberapa butir es batu melayang-layang di dalamnya.
Mendapatkan sebuah ide, Him Chan menggamit tangan Yong Guk dan menariknya ke dalam kapal.
"Hi-hime, apa yang kau lakukan?" tanya Yong Guk kebingungan. Karena horny, ia jadi sedikit tidak fokus dan hanya bisa mengikuti langkah namja cantik di depannya. Him Chan tidak menjawab. Dia hanya berpaling sebentar dan memberikan senyuman nakal pada Yong Guk.
Satu menit berjalan, ternyata Him Chan membawa Yong Guk ke dalam kamar mandi mereka. Dengan tangannya, dia mengisyaratkan Yong Guk untuk duduk di tepian jacuzzi.
Yong Guk mengikutinya. Dia hanya bisa memperhatikan saat namja cantik itu menghidupkan keran dan mengisi jacuzzi dengan air. Lagi-lagi dengan isyarat tangannya Him Chan menyuruh Yong Guk untuk diam di tempat, sementara namja cantik itu bergerak keluar dari kamar mandi.
Tidak lama. Hanya dua menit saat namja cantik tersebut kembali dengan menenteng dua ember kaleng berukuran sedang. Ember itu biasa digunakan sebagai ember es untuk wine. Dan benar, ember itu memang berisi butir-butir balok es. Terlihat saat Him Chan mengucurkan isi ember kaleng itu ke dalam jacuzzi.
Yong Guk masih diam di tempatnya. Meskipun horny, dia senang memperhatikan setiap gerak-gerik Him Chan. Apapun yang dilakukan namja cantik itu, selalu menarik perhatiannya. Hingga tiba-tiba ia membeku di tempat saat dilihatnya Him Chan mengunci pintu kamar mandi.
Cklek!
Namja cantik itu berbalik, mendekati Yong Guk di pinggiran jacuzzi dengan tatapan menggoda. Ia bahkan menyeringai. Sangat seksi. Menggoda.
Namja tampan di tepian jacuzzi hanya bisa menahan nafas saat Him Chan tiba di hadapannya. Dengan gerakan erotis, makhluk cantik itu menyusuri rahang, leher, serta dada Yong Guk dengan jemari kurusnya yang lentik.
"Ugh..." Yong Guk melenguh. Him Chan benar-benar memancingnya, eoh? "Hime..."
"Ne~? Apah... Sayaaanngghhh~~" jawab Him Chan dengan desahan.
Cukup. Yong Guk sudah tidak tahan. Dengan tidak sabaran diraihnya tengkuk Him Chan dan mencium bibir merah namja itu ganas. Posisinya yang duduk pada jacuzzi lumayan tinggi. Posisi yang sempurna hingga kedua kaki Yong Guk juga ikut memerangkap paha Him Chan, sedikit mengalunginya.
Him Chan terkekeh. Dia sedikitpun tidak keberatan jika Yong Guk mulai bermain kasar. Dia suka dan dengan senang hati meladeninya. Kenyataan kalau dirinya tengah menyamar serasa menipis dan memudar dibawah sentuhan Yong Guk. Sulit dibedakan, apakah dia mengerang untuk sekedar menyempurnakan penyamarannya sebagai 'kekasih', ataukah... erangannya sebagai wujud dari suatu rasa yang disebut kenikmatan hingga berujung kepuasan? Entahlah, Him Chan tidak akan terlalu memusingkan diri untuk memikirkan hal itu.
'Bertugas bukan berarti tidak boleh bersenang-senang, bukan?'
#########^0^##########
"Uuughhh... B-ahh~ Bbanghhh..."
Him Chan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerang keras. Dengan nyata dapat dirasakannya kesejatian Yong Guk yang menegang dan membesar di dalam tubuhnya. Mereka baru saja memulai ronde entah yang keberapa. Namun entah kenapa, setiap kali bagian tubuh Yong Guk yang panas mencoba memasukinya, ia tetap saja kesusahan untuk menyesuaikan diri dengan ukurannya.
"Akh... r-rileks, Baby... kau terlalu mencengkramku... akh~" Yong Guk berusaha menenangkan makhluk manis dalam pangkuannya dengan mengusap lengan putih itu.
Him Chan mengangguk. Ia mencoba sekuat tenaga untuk rileks. Dia tidak ingin membuat Yong Guk kesakitan di sana. Untunglah namja tampan itu membantunya mengalihkan perhatian dengan menciumi bibirnya lembut.
Tidak ingin terjatuh, Him Chan mengalungkan tangannya di leher namja tampan itu. Mereka terus saja berciuman hingga suhu di dalam jacuzzi terasa memanas. Tadinya begitu banyak balok es yang terapung di sekitar mereka, namun sekarang benda padat itu telah mencair, menyisakan air dingin yang suhunya pun semakin menurun. Mungkin akibat pergulatan panas dua insan di dalamnya?
Merasa tubuh Him Chan sudah kembali rileks dan tidak terlalu mencengkramnya, Yong Guk kembali bergerak. Satu hentakan keras. Him Chan melepaskan ciuman mereka dengan teriakan keras. Namun dalam sekejab berganti dengan lenguhan karena kesejatian Yong Guk tepat mengenai titik terdalamnya. Him Chan serasa melayang. Dan, Yong Guk tahu itu.
"I touch it? Didn't I?"
"Eungh~ neh..." Hanya jawaban singkat yang sanggup Him Chan berikan. Oh~ sungguh, kenapa Bang Yong Guk begitu menawan. Trademark smirk-nya, Him Chan menyukainya.
Eh?
Tunggu,
Menyukainya!?
Aigoo... Kim Him Chan, sadar! Wake up, dude! Bang Yong Guk bukanlah seseorang yang seharusnya kau sukai. Kau harus menangkapnya, ingat?!
Him Chan menegur dirinya sendiri. Mencoba berpikiran waras. Namun tidak saat ini. Tidak disaat Yong Guk kembali menghujani tubuhnya keras.
"Ahh~ ahhh... more... ahh~ deeper... harder..."
Erangan dan desahan itu membuat kepala Bang Yong Guk seakan meledak, berdenyut oleh hasrat, menjalar ke titik panas tubuhnya yang sekarang timbul dan tenggelam dengan bantuan Him chan menaik-turunkan tubuhnya.
Ough~ kenapa Kim Him Chan begitu luar biasa? Segala yang ada pada dirinya begitu memabukkan. Rambutnya yang hitam pekat, dahinya yang bersih, bola mata marble hitam, hidung mancung, dan oh~ bibir merahnya yang sangat seksi. Yong Guk bersumpah tidak akan pernah lupa akan rasa manis dan betapa kenyalnya bibir itu di dalam kulumannya. Dan ini hanyalah pendapat Bang yong Guk saat dirinya belum berhubungan intim dengan Him Chan. Beberapa waktu lalu, tepatnya 4 minggu setelah mereka saling mengenal. Itu adalah waktu dimana Yong Guk harus menambahkan daftar 'betapa mempesonanya seorang Kim Him Chan'. Jemarinya yang kurus dan panjang, kulitnya yang begitu lembut saat disentuh, bahkan dinding ketatnya yang selalu memanjakan dan mencengkram kesejatian Yong Guk saat ini. Oh~ betapa Kim Him Chan telah membuat Bang Yong Guk serasa menggila!
"B-Bbang... a-aku..."
"Neh... aku juga..."
Yong Guk dan Him Chan saling mempercepat tempo.
"Akh! Eunghhh..." Him Chan memekik dan melenguh saat salah satu tangan Yong Guk yang tidak memegang pinggulnya mencengkram, memijat lembut tubuh bagian bawahnya yang juga panas dan menegang sedari tadi.
"Gukiehhh~~"
Nah. Itu dia. Yong Guk tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak menyeringai. Hanya saat-saat seperti inilah Him Chan akan memanggilnya dengan panggilan sayang, 'Gukie'. Lebih terkesan manis dibandingkan 'Bbang' yang entah kenapa terkesan begitu kaku dan formal didengar.
Merasa belum puas, Yong Guk menambah tempo sentakan beserta pijatan tangannya. Menyebabkan desahan Him Chan semakin menggila, memanggil Yong Guk dengan panggilan 'sayang'nya.
"Akh... ahh... Gukiehhh..."
Cairan pre-cum dari kesejatian dalam genggaman Yong Guk mulai mengalir diikuti dengan mengetatnya dinding yang memeluk tubuh bagian bawahnya. Tak pelak membuat Yong Guk mengerang nikmat. "Ughh~ so tigh..."
"Akh, Gukie~ ak-akuhhh... AKH!" teriak Him Chan sebagai pertanda bahwa dirinya telah berada pada puncak kepuasan. Mengalirkan cairan panas yang mengotori tangan Yong Guk beserta perut mereka. Pengetatan dinding panasnya membuat Yong Guk melenguh keras. Akhirnya, dengan satu sentakan terakhir, Yong Guk berada pada puncaknya.
Him Chan dapat merasakan cairan panas Yong Guk memenuhinya. Feels so good~ menghantarkan Him Chan untuk memejamkan mata, menikmatinya. Dan pemandangan itu tentu saja tidak luput dari perhatian namja tampan yang tengah memangkunya. Him Chan terlihat damai. Dan, sangat cantik.
Him Chan terkejut saat ia membuka mata dan mendapati Yong Guk menatapnya nanar. Kebingungan mengantarkan namja manis itu untuk memiringkan kepalanya imut. Terlihat sangat menggemaskan.
'Like a little puppy~'
Yong Guk terkekeh atas pemikirannya sendiri. Perlahan, didekatinya wajah manis itu. Berhenti saat hidung mereka saling bersentuhan. "Jeongmal saranghae, Kim Him Chan." Yong Guk kembali mencium bibir merah itu lembut. Ia merasa begitu damai.
Sementara Him Chan? Berbeda dengan Yong Guk, ia malah diliputi kekalutan. Bang Yong Guk benar-benar mencintainya!?
'Astaga~ kenapa masalah ini jadi serius, eoh? Aniyaaaa...'
TBC
