Author : lee eun san

Title : sssst! It's a secret

Genre : drama

Cast :Kim jongin

Do kyungsoo

And the others

Previous chap….

"selamat pagi tuan kim jongin." sapa salah satunya

"ne, selamat pagi, pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab jongin.

"maaf tuan kim, kami mendapat kabar bahwa sebuah mobil atas nama anda mengalami kecelakaan semalam. Pengemudinya adalah seorang wanita berusia 25 tahunan."

Bagai tertimpa batu besar di kepalanya jongin membelalak "apa? Ll..lalu? ah maksud saya apa mobilnya pak?"

"sebuah Hyundai avega hitam keluaran terabaru." Jawab polisi itu

"itu mobil kyungsoo.." batin jongin

"lalu bagaimana kondisnya pak?" tanya jongin.

Kedua polisi itu saling berpandangan. Lalu menghela nafasnya berat. "maaf, pengemudinya tewas. Mobil yang ia kendarai masuk kejurang."

"MWORAGO…?"

.

.

.

Chapter eight begin…..

Bagai petir di siang bolong otak jongin seolah berhenti bekerja seketika. "bb,,bagaimana.. bbagaimana bisa mobilnya sampai masuk ke jurang?" kata jongin sambil terbata

"kami juga belum mendapat kabar pasti dari satuan lalul lintas tuan, tapi sejauh yang kami tahu mobil tersebut hilang kendali saat melaju di tikungan sehingga mobil tersebut menabrak pembatas jalan lalu jatuh." Jawab salah satu polisi itu.

Jongin hanya bisa terdiam mendengar penjelasan tadi, sungguh dia tak pernah berfikir akan seperti ini kejadiannya.

Sempat memberikan waktu sejenak, polisi itu kemudian memberainika diri kembali untuk bertanya pada jongin.

"jika anda tidak keberatan, bisakah anda ikut dengan kami ke rumah sakit tuan?"

jongin diam.

"kami kesulitan mengenali korban karena tidak di temukan identitas apapun di dalam mobil selain surat kendaraan, jadi bisakah anda membantu kami tuan?" ulangnya sekali lagi

Jongin mengurut pangkal hidungnya yang terasa nyeri. "hhhhhh….."ia menghela nafasnya berat lalu mengangguk pelan.

"baiklah, pak." Jawabnya lirih.

Jongin duduk di kursi belakang mobilnya, tak ada kata yang terucap sepanjang jalan namun lain hal dengan hatinya. Banyak sekali pertanyaan yang ia utarakan meski tak seorangpun yang akan mendengar. Ia seolah sedang bertanya pada tuhan,

"kau sudah mengambil seluruh keluargaku saat aku masih sangat kecil, tapi aku bisa menerimanya."

"kau membuatku bekerja keras sampai aku tak memiliki saat-saat dimana aku bisa bermain layaknya anak seusiaku, dan aku menerimanya juga."

"banyak orang menghina dan merendahkanku karena statusku yatim piatu, aku terima.

"aku berusaha, merangkak dari bawah menjadikan seluruh hidupku dengan kerja keras demi membuat orang memandangku layaknya manusia. Aku tak pernah menyusahkan siapapun. Aku melakukannya sendiri, dan aku bangga atasnya. Aku juga tidak pernah menyalahkanmu atas masa suram yang kau berikan padaku."

"tapi kenapa? Kenapa kau kembali menyerangku?tidak pernah puaskah kau membuatku terjatuh?"

"kau sudah mengambil semua kebahagiaanku dulu, dan sekarang saat aku kembali merasakan apa itu cinta dan kehangatan kenapa kau kembali ingin merengutnya?"

"apa salahku padamu?"

"apa yang telah aku perbuat sampai kau begitu membenciku?"

"apa aku pernah menghinamu?

"apa aku pernah melukai egomu?

"sejauh yang aku ingat, aku selalu menerima apapun yang kau berikan padaku. Sesakit apapun itu aku bertahan. tapi aku tidak bisa sekuat itu selamanya, aku benar-benar akan jatuh dan tak sanggup bangkit lagi jika kau mengambil milikku kali ini."

"untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasa bahagia, aku bahagia bahkan hanya karena hal kecil yang ia lakukan untukku. Jadi kumohon jangan mengambilnya, aku tahu aku bersalah padanya kemarin tapi tidak berarti kau bsia mengambilnya sebelum kami menjernihkan semua masalah kami."

"Aku juga ingin merasakan apa yang mereka sebut dengan sebuah kebahagiaan."

"kumohon jangan dia, tuhan…"

Jongin mengusap gusar wajah kusutnya, entah sudah berapa kali ia mengehela nafasnya.

"kita sudah sampai, tuan" kata supir yang mengantarnya.

Tanpa banyak bicara jongin turun dari mobilnya yang langsng disambut dua polisi yang tadi mendatanginya. "kita akan langsung ke kamar jenazah, anda yakin kuat, tuan?"

Jongin mengangguk. "ya," jawabnya singkat

"baiklah, anda bisa mengikuti saya."

Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang terasa begitu panjang bagi jongin. tak henti ia memohon dalam batinnya, ia sungguh berharap mukjizat tuhan akan berlaku juga padanya.

"ini tempatnya," setelah berjalan cukup lama mereka sampai di sebuah ruangan.

Kedua polisi itu masuk terlebih dahulu baru kemudian jongin mengekor di belakangnya. Seorang petugas berpakaian biru mengagguk paham saat polisi itu berbicara padanya ia berjalan menuju sebuah benda besar yang di gunakan untuk menyimpan jenazah. Ia menarik salah satu pintu kemudian sesosok tubuh yang tertutup kain putih keluar dari sana.

"kapanpun anda siap, anda bisa melihatnya tuan." Kata polisi itu.

Jongin mendongakkan kepalanya keatas sambil meremas kasar rambutnya yang sudah semakin terlihat berantakan. Baru satu menit kemudian akhirnya jongin mengangguk dan meminta petugas itu membuka kain penutup itu.

perlahan kain itu dibuka..

"tuhan… aku mohon…" doanya.

"sret…" kain itu terbuka

"hhhhhh….."

.

.

Baiklah, kami rasa sudah cukup tuan kim. Kami akan terus mengabari anda tentang kelanjutan kasus ini."

"terima kasih banyak, pak."

Keduanya berjabat tangan dan kemudian berpisah.

Jongin merogoh saku dan mengambil ponselnya. "eoh.. baekhyun-ah.."

"kosongkan jadwalku, aku ada urusan penting." Katanya.

"tsskk.. sudah jangan banyak bertanya sekarang, nanti aku akan mengabarimu jika semuanya sudah selesai, ak…"jongin mendecak kesal karena kembali sahabat mungilnya itu menyelanya.

"tsskk, arra,, araa,., kau sedang pms, eoh? Kenapa kau jadi makin cerewet sih! Sudah aku tutup!" kesal jongin.

Dengan langkah tergesa jongin segera meninggalkan rumah sakit, meski awalnya sopir yang ia bawa bersikeras meminta jongin mengizikaknya memnyetir tapi jongin menolak.

"anda terlihat pucat, tuan. Sebaiknya saya saja yang mengantarkan anda." Katanya

Jongin menggeleng yakin "aku bisa melakukannya sendiri, pak han. Terima kasih sudah mengkhawatirkan keadaanku, tapi aku harus mencari kyungsoo.."

Namja paruh baya yang ada di hadapannya pun akhirnya memilih mengalah, "baiklah tuan. Tapi ingatlah jika anda merasa lelah atau mengantuk segera menepi dan istirahat. Mengemudu dalam keadaan lelah dan mengantuk sangat berbahaya." Nasehatnya.

Jongin tersenyum kecil,"aku tahu. Aku pergi sekarang, ne.." jongin memasuki mobilnya dan langsung melesat meningalkan area parkir

"bertahanlah sebentar lagi sayang, aku akan segera menemukanmu…" batinnya.

Otaknya kembali berulang saat ia melihat sosok tubuh tak bernyawa itu di hadapannya.

Flashback on….

Jongin membelalakan matanya. "dia bukan kyungsoo.." katanya.

"nde? Maksud anda?" kata seorang polisi.

"mobil yang anda temukan adalah mobil tunangan saya, kyungsoo. tapi orang yang ada didalam mobil yang jatuh itu bukanlah kyungsoo." jelas jongin

Kening polisi itu berkerut. "lalu? Apa anda mengenal orang ini?"

Jongin menggelengkan kepalanya "tidak, tidak sama sekali. Aku tidak tahu siapa dia tapi yang jadi pertanyaanku kenapa dia bsia ada di mobil kyungsoo?"

"kami juga berfikir sama seperti anda tuan, kami akan segera mencari tahu." Polisi itu mengambil ponsel di sakunya lalu menelpon rekannya yang ada ditempat kejadian.

"eoh, sungjun –ah, aku baru saja bertemu dengan pemilik mobil itu. dia mengatakan mobil itu adalah mobil tungannya tapi anehnya saat kami menunjukan mayat perempuan yang ada di dalam mobil itu dia justru tidak mengenalinya. Dia mengatakan mayat ini bukan tunangannya."

"eoh.. geurae,, geurae…arraseo. aku tunggu kabar lebih lanjut darimu, eoh."

Dia menutup ponselnya lalu beralih menatap jongin. "saya rasa mobil itu dicuri oleh gadis ini, tapi kami belum yakin akan hal itu, tuan." Katanya

"diaman kalia menemuka mobil ini?" kata jongin tiba-tiba.

"nde? Eoh itu mereka mengatakan mendapat laporan dari daerah gangwon-do." Jawabnya

"geurae? gamsahamnida." Kata jongin lalu berniat pergi.

"anda mau kemana tuan?" tanya polisi itu.

Jongin berbalik "aku akan mencari kyungsoo, dia pasti sedang ketakutan."

Falasback off….

Jongin memacu kuda besinya cepat, tak henti senyum terpatri di wajahnya.

"sebentar lagi, sayang. Bertahanlah sebentar lagi…"

.

.

"kumohon siapa saja tolong aku…." Kyungsoo menghentakkan tangannya kuat namun tak ada pergerakan sedikitpun dari atasnya.

"duak..duak..duak…" ia kembali berusaha membuka bagasi mobil diamna ia disekap.

"hiks,,, hiks,,, hiks,,, kumohon.. siapa saja,, tolong aku,, aku takut.. hiks,, hiks,,,"

"duak.. duak.. duak.." dengan sisa tenaga yang ia miliki kyungsoo kembali memukul bagasi mobil itu.

"hiks,, hiks,, jongin-a…aku sudah tidak kuat… hiks,, aaaghhht…" terasa denyuta nyeri di perutnya.

"huff,,huuffft… huufftt… sabar sayang.. eomma sedang berusaha mengeluarkan kita dari sini…hufftt.. appamu pasti akan segera menemukan kita.. hhuffft.. hffttt.." kyungsoo mengelus pelan perutnya, perlahan sakitnya sedikit mereda.

Kyungsoo tersenyum disela isakannya "kalian memang anak yang baik.." katanya sambil mengusap perutnya lagi.

Other side…

Setelah berkendara cukup cepat tadi, jongin memilih melambatkan mobilnya setelah ia memasuki kawasan gangwon, kawas berbukit berhawa sejuk ini adalah lokasi dimana mobil kyungsoo di temukan menurut polisi itu.

"kau kuat sayang, bertahanlah sedikit lagi…."

Jongin berkendara pelan menyusuri jalanan berkelok daerah ini, dengan teliti dia memeriksa kanan dan kiri sembari berharap menemukan sesuatu. Cukup lama ia berkendara tapi nihil yang ia dapatkan. Matahari yang semuala tinggi perlahan mulai bergeser turun. Langit yang tadinya terang sedikit demi sedikit mulai menghitam.

Jongin menggebrak kesal stir mobilnya. "shit!" kesalnya.

Di tengah rasa kesalnya, tiba-tiba ia melihat sebuah mobil terparkir sedikit tersembunyi. Jika tidak dilihat dengan seksama tidak aka nada yang sadar ada sebuah mobil disana karena mobil itu sebagian tertutup semak.

Jongin menepi dan mengarahkan mobilnya mendekati mobil itu. ia mematikan mobil lalu berjalan mendekati mobil. Mobil tua berjenis sedan itu kosong. Jongin mencoba membuka pintu kemudinya lalu memeriksa isi dalam mobil. Tidak ada apa-apa di dalam sana selain beberapa bungkus makanan dan remahan keripik di jok belakang.

Jongin keluardari mobil dan berniat pergi namun entah kenapa pandanga tertuju pada bagasi mobil itu. meski sempat ragu akhirnya jongin putuskan untuk membukanya.

"traaak.." ia menaik tuas yang ada di bawak kemudi untuk membukanya. Ia berlalan kebelakang dan betapa terkejutnya ia saat mendapati tubuh meringuk kyungsoo di sana.

"astaga! Kyungsoo…"

.

.

jongin memandang sendu tubuh lemas kyungsoo yang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit, ia menggengam erat tangan pucat itu sambil sesekali mengecup punggung tangan kyungsoo sayang.

"aku mohon bangunlah sayang…"

"cklek.." pintu kamar rawat kyungsoo terbuka, seorang yeoja berjas putih menghampirinya.

"kenapa dia belum bangun juga saem?" tanya jongin sendu.

Yeoja bernam tag oh luhan itu mengengam tangan kyungsoo yang bebas. "saya mengenal kyungsoo lama, dia adalah gadis yang sangat kuat. Meski semua yang ia baru saja ia alami sangat buruk tapi saya yakin gadis sekuat kyungsoo akan melewatinya."

"bagaimana dengan keadaan bayi kami,saem? Apa mereka baik?" tanya jongin

Luhan tersenyum. "sejauh ini mereka baik meski sempat melemah. Saya merasa semangat kyungsoo akan tertular pada calon bayi anda tuan kim."

Jongin tersenyum "ya, anda benar saem."

"saya yakin kyungsoo akan segera sadar," kata luhan

"eeuunngghh…" saat keduanya sedang berbincang, tiba-tiba terdengar suara lirih dari kyungsoo.

"sayang…" jongin menggengam tangan kyungsoo lebih erat. "hheeii.. kau bisa melihatku?" katanya sambil mengelus lembut pipi kyungsoo.

Luhan makai stetoskopnya lalu memriksa keadaan kyungsoo, ia mengambil senter kecil dari sakunya lalu mengarahkanya ke mata kyungsoo.

"euunngghhh,, jongin-a…ini dimana?" katanya dengan suara serak.

"kita di rumah sakit, sayang. Apa kau merasa lebih baik,eoh? Mana yang sakit?" kata jongin.

"semua tanda vitalnya normal, kyungsoo pasti akan segera pulih dengan istirahat dalam beberapa hari kedepan."

Kyungsoo menoleh "lulu?" lirihnya.

Luhan tersenyum "eoh, ini aku lulu."

Kyungsoo meraih tangan luhan"gomawo sudah menolongku…"

"tsskk,, aku ini dokter babo-ya. Ini sudah tugasku, arra! Sudah kau istirahat saja yang banyak. Nanti kalau kau sudah sembuh kita bisa bicara lebih lama, arraseo!" pesan luhan.

"nde,saem.." jawab kyungsoo sambil tersenyum tipis.

"aku tinggal dulu,eoh. Aku masih harus memeriksa pasian yang lain. Bye kyungie.."

"eum,, bye lulu.." balas kyungsoo.

Luhan mengangguk singkat kearah jongin sebelum meninggalkan kamar rawat kyungsoo. setelah kepergian luhan keduaya terdiam, tidak ada kata yang terucap dari keduanya namun gengaman tangan jongin tidak terlepas.

"jongin-a.." kyungsoo memberanikan diri memecah kesunyian.

"hhhmm.." gumam jongin.

Mata kyungsoo berair lagi. "hiks,, hiks,,,jongin-a.. hiks,,, hiks..kau salah paham… hiks… aku tidak merencanakannya.. hiks,,akmmmpppphhh….."

Jongin membungkam bibir kyungsoo dengan miliknya, perlahan ia melumat kecil bibir heart shape kyungsoo. tidak ada nafsu disana hanya sebuah penyaluran rasa rindu dan sayang yang membuncah yang ingin jongin sampaikan lewat ciuamnya. Perlahan kyungsoo menggerakan bibirnya seirama dengan lumatan jongin.

"mmppcckk.. mmpphh…saranghe… mmpphh… jongin-a.."kata kyungsoo disela ciuman mereka.

"mmhhh…." Jongin melepaskan tautan bibir mereka lalu menyatukan keningnya dengan milik kyungsoo. ia memandang intens mata bulat kyungsoo yang berkedip perlahan. "aku lebih mencintaimu, kyungsoo-ya."

Setelah menyelesaikan kesalahpahamanmereka, kyungsoo menceritakan kejadian pencurian mobilnya pada jongin. ia bercerita kalau saat mengejar mobil jongin ia berhenti karena melihat seorang gadis di tepi jalan. Kyungsoo menghampirinya dan bertanya lalu Gadis itu berkata bahwa mobilnya sedang rusak dan ia ingin meminjam ponsel kyungsoo untuk menelpon mobil Derek. Tanpa banyak curiga kyungsoo berjalan kembali kemobilnya untuk mengambil ponsel tapi saat ia ia berbalik ia merasakan hantaman keras di kepanya dan langsung pingsan lalu saat terbangun dia sudah ada di dalam bagasi.

Jongin memeluk kyungsoo "semuanya sudha berakhir sayang. Semua akan baik-baik saja. Tidurlah kau harus banyak istirahat, arra?"

Kyungsoo mengangguk "eung.. jongin bisa aku minta sesuatu?"

"tentu saja sayang. Apa yang kau butuhkan aku akan mengambilkanya."

"eum.. eum,, bisakah kau memelukku?aku ingin tidur sambil memelukmu.." kata kyungsoo sambil tersipu.

Jongin tersenyum lalu naik keatas ranjang kyungsoo. "sekarang tidur, ne.."

"jaljja…" kata kyungsoo.

"jaljja, kyungsoo-ya."

.

.

Five years later…..

"appa….!" Dua orang balita berlari menghampiri seorang namja tampan yang tampak sedang sibuk dengan tumpukan berkas di meja kerjanya.

"eoh… wasseo..aiigoo.. ! wajahnya yang semula berkerut berubah cerah saat melihat dua buah cintanya.

"kyungin-ah… jongsoo ya…" ia merentangkan kedua tangannya untuk menyambut mereka.

"hhuuupppp" dia langsung mengendong dua putra putrinya.

"appa poppohe…" katanya.

Kedua balita itu bergantian mengecup bibirnya. "aaiisshh,, uri aegi neomu kiyowo…"katanya gemas

"turun sayang, kasihan appa. Kalian kan berat.." sela sebuah suara.

"gwaenchana, yeobo..mereka tidak berat.. bukan begitu eoh?" katanya sambil memandang keduanya

Salah satu Balita lucu berkuncir dua mengangguk semangat. "eoh,, appa.. kyungin kan tidak berat eomma. Yang berat itu jongsoo oppa…" katanya lucu.

"eh? Oppa tidak berat. Kyungin yang berat tadi kan kyungin baru saja makan dua bakpao. Lihat itu perut kyungin jadi gendut." Elak yang satunya.

"isshh.. kyungin tidak gendut, kata eomma kyungin imut oppa.." balas si adik tak mau kalah.

"aiiggoooo.. aiggooo.. baiklah tidak ada yang berat. Kalian semua ringan.. sini kyungin smaa eomma" ia mengambil alih menggendong gadis mungil itu tanpa banyak protes dari si balita.

"palli appa, kita bisa terlambat. Chelsea dan jesper sudah menunggu.."

"geurae,, geura.. tunggu sebentar, ne. appa bereskan meja appa sebentar lalu kita benagkat, oke?"

"oke, appa" sahut keduanya kompak.

Selagi menunggu keduanya bermain di ruangan ayahnya dengan pengawasan sang ibu. "kajja,,, " ajak ayahnya.

"sebaiknya lepas saja jasmu, yeobo. Kita mau kepesta ulang tahun anak-anak bukan kerapat direksi." Katanya sambil terkekeh.

"ah, majja. Aku akan meninggalkannya di kantor saja." Ia melepas jasnya sehingga meninggalkan sebiah kemeja putih polos. Dua kancing teratasnya ia buka sedangkan lengannya ia gulung sampai kebatas siku.

"eothae?" tanyanya pada sang istri

Si cantik tersenyum sambil mengacungkan kedua jempol tanganya "kau yang terbaik!"

"asaa..!" katanya lalu memeluk sayang istrinya. Ia mengecup kening indah itu lama "saranghae, kyungsoo-ya.." bisiknya.

"nado, jongin-a.." balas sang istri mesra.

Jarak keduanya makin mennipis, bahkan kedua hidung mereka sudah bersentuhan.

"appa…!eomma!" teriakan kedua anaknya menghentikan mereka.

"aigoo…." Desah jongin.

Kyungsoo terkekeh melihat dengusan kesal jongin. ia mendekatkan bibirnya ketelinga jongin. "tidak usah kesal, yeobo. Nanti malam kau sudah bisa mendapatkan jatahmu."

Jongin menyeringai mesum "pastikan kau sedang dalam kondisi fit nyonya kim karena aku pastikan singa lapar ini akan menerkam habis kau semalaman."

Kyungsoo tersenyum lebar lalu mengandeng jongin. "aku selalu hebat sayang, jangan ragukan itu." katanya.

"geurae..lihat saja nanti siapa yang menyerah lebih dulu."

Keduanya melangkah bersama kearah kedua anak mereka yang sudah cemberut. "kajaa… kita sudah ditunggu." Kata jongin

"appa yang membuatnya makin lama.." keluh kyungin.

"arraseo, princess.. ! sekarang ayo kita berangkat!" jawab jongin.

Kyungin dan jongsoo berjalan diapit kedua orang tuanya. Sepanjang jalan menuju keluar kantornya para karyawan membungkukkan kepalanya hormat kearah mereka. Tak jarang mereka memuji keharmonisan keluarga bahagia atasanya ini.

" I love my queen Cleopatra…"

"I love you to my lovely knight, Mark Anthony.."

.

.

.

END

YEEAAAAY! AKHIRNYA BERAKHIR BAHAGIA..!

Sesuai dengan permintaan kalian mereka sudah bahagia. Kalian senang,eoh?

Terima kasih buat semua readers yang setia nungguin ini cerita dari awal ampe akhir, peluk sayang kalian semua.

Sampai jumpa lain waktu dan lain cerita ya,

Sign

Lee Eun San

EunhyukLegalWife