Chap 1 my adventure repost

Malam itu Akashi Takuya berjalan turun dari kapal dagang yang dia tumpangi bersama pamannya dan kru kapal, di pelabuhan tempat kapalnya berlabuh, meskipun sudah larut malam masih ramai, kerlap-kerlip lampu yang berasal dari toko, dan dari kapal ikan sampai batas cakrawala memanjakan matanya yang berwarna biru langit, rambut hitamnya yang halus tersibak mengikuti aliran angin laut, dia kembali menghirup udara negara kampung halamannya dengan bernafas panjang sekali lagi.

"Tadaima" gumamnya.

"sudah setahun kita berlayar, Jepang tidak berubah sama sekali ya" pamannya, Kagami Taiga(21). Berkata pada keponakannya, memandang suasana pelabuhan yang sekaligus menjadi pasar ikan itu.

"Yaah, aku kangen rumah, kalau lebih lama lagi, aku pasti sudah homesick, soalnya inikan pelayaran pertamaku..." jawabnya

"ahahaha, banyak hal yang terjadi selama itu, ngomong-ngomong mana jemputanmu? Kau sudah menghubungi mereka kan?" tanyanya lagi sambil melihat jam tangan miliknya

"jemputanku masih di perjalanan, kalau paman sendiri? Kok nggak langsung pulang? Tidak merindukan bibi?" balas Takuya kali ini dengan senyum simpel.

"Tentu saja aku merindukannya, tapi aku harus memastikan kau untuk sampai kerumah dengan selamat, kalau ternyata jemputanmu tidak datang aku akan mengantarmu. Tatsuya pasti tak ingin keponakannya ditinggal sendirian di pelabuhan larut malam seperti ini" jawab Kagami

"Hehe~ paman baik sekali." Kata Takuya sambil tertawa senang, pamannya adalah orang yang baik.

Tin. Tin!

"Ah, jemputanku sudah datang, terima kasih banyak atas segalanya paman, kalau ada sesuatu dari ayah atau ibu mengenai perjalanan ini aku akan menghubungimu" kata Takuya sambil berjalan pergi

"Pastikan kau menyerahkan laporannya dengan benar, ayahmu sangat menakutkan, aku tak ingin dekat-dekat dengannya sebisa mungkin. Walaupun dia kakakku." Kata Kagami juga sudah akan melangkah pergi

"ehehe...tenang saja"

Di mobil...

"Selamat datang tuan muda Takuya" kata Sopir sambil membukakan pintu mobil

"Aah, aku pulang, terima kasih sudah mau repot-repot menjemputku" balas Takuya sambil menaiki mobil

"itu adalah hal yang wajar tuan, karena Ini adalah pekerjaan saya sebagai sopir pribadi anda di rumah. Senang anda kembali dengan selamat" kata Sopir sambil menutup pintu, memutari mobil dan duduk di jok depan belakang kemudi. Jalan sangat sepi mengingat waktu disana menunjukkan pukul 1 dini hari. Takuya hanya memandangi pemandangan di luar jendela, dia sangat mengatuk.

Sesampainya di rumah...

"okaerinasai-masu, Takuya-sama"(selamat datang, Takuya-sama) sambut para pelayan rumah. Ini sangat membuat perasaan Takuya tidak enak, soalnya sudah setahun dia pergi dari rumah, mengikuti pamannya berlayar keliling dunia untuk bisnis keluarga. Dia sudah tak terbiasa di sambut secara formal seperti ini

"tadaima, senang melihat kalian baik-baik saja. Kalian sudah melakukan kerja yang bagus selama ini." Balas Takuya sambil melempar senyumnya yang membuat para pelayan disana overheat :v

"Mana ayah?" tanya si tuan muda.

"Beliau sedang ada di ruang kerjanya" jawab pelayan yang berhasil mengendalikan nafsunya(ngek)

"... ooh..."

Setelah itu dia langsung ke kamarnya, atau lebih tepat dibilang kamarnya dan adiknya, menaruh barang-barangnya, tanpa ganti baju atau lepas sepatu dia menghempaskan tubuhnya ke kasur dan langsung terbuai alam mimpi.

.

.

Hai semuanya, namaku Akashi Takuya, anak sulung dari empat bersaudara dari keluarga Akashi. Aku punya 3 adik, nama mereka Seijuurou, Seishirou dan yang terakhir Tetsuya. Seijuurou dan Seishirou adalah kembar identik dan setahun lebih muda dariku, dan Tetsuya dua tahun lebih muda dariku dan merupakan anak yang sopan, kalem dan paling innocent diantara kami(haha).

Mengenai hobi, Kami punya hobi yang berbeda-beda, Aku suka berpetualang, Seijuurou suka main biola, Seishirou suka main shogi, dan Tetsuya suka main basket meskipun fisiknya gak terlalu kuat. Umurku masih terbilang muda, 15 tahun, tapi aku sudah menyelesaikan studiku sampai perguruan tinggi Internasional di luar negeri (dapat beasiswa) dua tahun yang lalu, Seijuurou dan Seishirou sudah bersekolah di SMA negeri elit bertaraf internasional di Jepang, dan Tetsuya sudah bersekolah di SMP swasta bertaraf Internasional.

Setelah aku lulus dan menamatkan sekolahku aku ikut paman Kagami berlayar ke berbagai negara untuk urusan bisnis keluarga, dan ini sangat menyenangkan bagiku, dari pada harus berdiam diri di rumah, duduk di satu tempat seharian membantu pekerjaan ayah, atau belajar tentang kepemimpinan perusahaan atau apapun itu. Kurasa Seijuurou lebih pantas karena... yah, karena sifatnya ayah banyak menurun ke dia, 'ABSOLUTE' titik dan gak pake koma.

Seishirou punya watak kepemimpinan juga, tapi bisa dibilang dia lebih 'halus dan lembut' ketimbang Seijuurou dan ayah. Sedangkan Tetsuya dan aku mewarisi sifat ibu yang bisa dibilang 'penenang para pemimpin' itu. Sifatku... mengenai itu kata yang tepat untuk menggambarkannya adalah BEBAS, aku gak terlalu ambil pusing tentang tata krama atau peraturan, dan selalu terlihat seperti tanpa beban(kata mereka), tapi bukannya aku gak punya beban sama sekali loh ya, hanya saja aku bisa menyembunyikannya dengan baik bahkan mereka berempat(if you kow who i mean) sampai tidak tau apa-apa saja yang bisa menjadi beban bagiku *lol*.

Dan Tetsuya mempunyai sifat kalem dan 'menyejukkan', ayah sering bilang kalau aku mirip ibu waktu muda, begitu bebas tanpa kekangan. Dan Tetsuya mirip ibu versi dewasanya, kau tahu? Lebih tenang, kalem dan terkesan lebih dewasa. Entah apa yang ibu alami sampai transformasinya jadi 180 derajat begitu. Love power mungkin? :v

Malam ini aku baru pulang dari perjalananku, pelayaran kami kali ini memakan waktu yang cukup panjang, 1 tahun, tapi aku sangat menikmatinya, 1 tahun yang menyenangkan, mendebarkan, sulit untuk ku lukiskan.

Dan Pagi ini pagi yang tenang di rumahku, seperti biasanya.

Saat aku membuka mata aku bertemu dengan sepasang mata yang intens melihatku dengan tatapan dan ekspresi yang sulit untuk ku jelaskan. Mata biru langit musim panas sama seperti milikku dan ibu.

"... Tetsuya... tadaima... ohayou..." salamku kepadanya dan dia hanya bergumam dan tak sedikitpun merubah ekspresi maupun tatapannya.

"Okaeri Taku-nii" dia kenapa sih? melihat orang yang lama tak berjumpa dengannya juga nggak sampai segitunya kali...

"ada apa Tetsuya?"

"Ini... bukan ilusi kan? Kau benar-benar Taku-nii kan?" ukh... matanya mulai tergenang air mata... jujur, aku selalu bingung harus berbuat apa kalau adikku yang termuda ini mulai menangis, secara dia kan laki-laki, kalau ku manjakan sepertinya nggak banget deh.

*mengusap air mata adiknya dan tersenyum* "Bukan ilusi kok, kumohon jangan menangis... kau tidak berubah ya...tetap cengeng seperti anak perempuan saja" aku tertawa kecil saat mengatakan kata terakhir itu dan Tetsuya menggembungkan pipinya, aduh, dia manis sekali

Dia selalu menangis kalau disituasi seperti ini, dia mudah menumpahkan air matanya dihadapanku, kalau kuingat lagi, dia banyak menunjukkan ekspresi wajahnya yang jarang terlihat setiap dihadapanku. Terus aku harus gimana dong?! Senang sih, tapi... aku gak tau harus berbuat seperti apa!

*memeluk Takuya* "Okaeri Taku-nii, zutto aitakatta-desu..."(selamat datang Kak Taku, aku selalu ingin bertemu denganmu) etto... etto... terus apa yang harus kulakukan? Po-pokoknya aku harus membuatnya tenang dulu, eng... kuperlakukan sama kayak gadis gak papa kan ya? aku gak punya petunjuk lain. Kalau dia tersinggung berarti udah nasibku aja.

Normal POV

Takuya balas memeluk Tetsuya dan membelai lembut kepala adiknya itu... terus membelainya sampai dia tenang kembali.

"ya...aku juga merindukanmu" balasnya.

.

.

.

Diruang makan, saat mereka berdua masuk, sudah ada sang ayah, yang duduk tenang membaca koran pagi, disebelahnya ada kopi hitam yang masih panas.

"Kau sudah pulang rupanya, bagaimana perjalananmu?" katanya dingin.

"Aku pulang ayah, perjalanan yang menyenangkan" jawabnya. 'terima kasih sudah bertanya' batin Takuya lega.

"okaeri, Taku-nii, kapan datang?" sapa suara yang berasal dari belakang mereka, suara yang dia kenal.

"Aah, Shirou. Tadaima, baru datang tadi dini hari. Bagaimana kabarmu?" sapa balik Takuya pada adiknya. Dibelakangnya ada sesosok lagi yang sedikit lebih tinggi dari Seishirou yang barusan menyapanya.

Sosok pemuda itu berjalan dengan angkuhnya melewati mereka. Melirik sebentar ke kakaknya lalu kembali menatap kedepan. "Selamat pagi" sapanya dingin. Surai crimson dan poni pendek menunjukkan mata berwarna batu rubi dan topaz. Mata heterochromatic yang murni dari lahir. Sangat jarang ditemukan bahkan didunia yang tak masuk akal ini.

"kabarku baik, syukurlah kakak pulang dengan selamat." Balas Seishirou tersenyum sambil menghela nafas melihat kelakuan kakak kembarnya.

"Seijuurou-kun, bisakah kau lebih bersahabat? Kakakmu baru pulang dari perjalanannya, masa reaksimu dingin begitu? Ayah juga sama saja." Kata seorang wanita, suaranya sangat familiar di telinga pemuda bersurai hitam itu, wanita yang tak tergantikan di hatinya.

"Aku pulang ibu" sapanya sambil tersenyum lembut pada ibunya.

Ibunya menghampiri putera sulungnya dan memeluknya seerat mungkin, mencurahkan segala kerinduannya lewat pelukan itu. Seishirou mengajak Tetsuya untuk menyingkir dari sana, memberi mereka berdua sedikit ruang dan mereka berdua(seishirou dan Tetsuya) duduk bersebelahan di kursi ruang makan di sana.

"Kau semakin dewasa ya nak..." katanya dengan suara yang sedikit gemetar, Takuya balas memeluk erat pelukan ibunya yang hangat sampai menembus hatinya, selalu.

.

.

.

Takuya POV

Untuk merayakan kedatanganku, ibu membuatkan sarapan kesukaanku, dan seperti biasa, yang berbincang hanya aku dan ibu. Seijuurou dan ayah bahkan tidak bersuara dan tidak memperhatikan sama sekali. Dingin sekali kedua orang itu, dan yang lainnya mendengarkan ceritaku dengan senyum lembut di wajah rupawan mereka, dengan minat yang terpancar di mata mereka, aku menyayangi mereka.

Ibu punya rambut panjang berwarna cokelat muda dan mata berwarna biru langit, kulit seputih salju, tingginya gak seberapa, dan sangat cantik dan lembut. Dan ayah punya rambut merah dan mata yang tajam sewarna dengan rambutnya, tingginya normal untuk lelaki dewasa, perawakannya tegap dan jarang berekspresi. Rambut hitamku menurun dari kakek yang berasal dari ibu, dan rambut biru lembut Tetsuya berasal dari nenek yang berasal dari ibu juga, mata kami berdua mewarisi mata biru aquamarine ibu yang menurutku sangat menawan, Aku suka meliriknya sekali-kali(hehe). Seijuurou dan Seishirou mewarisi darah keluarga ayah, rambut merah, mata tajam dan aura kepemimpinan asli dari lahir. Bonus info, perawakan kami berempat sedikit lebih pendek dari lelaki normal seusia kami, berasal dari DNA ibu dan terkadang itu membuatku depresi.

"Oh iya bu, tentang negara Barda yang terakhir kami kunjungi kemarin, disana ada yang menarik perhatianku."

"Oh, apa itu sayang?"

"Ibu sendiri tau kalau yang membuat negara itu maju adalah sumber daya manusianya kan? Tapi saat aku melihat-lihat di situ, sepertinya telah marak perdagangan budak di pasar gelap."

"Apa?" ah, mereka semua mulai menaruh perhatiannya.

"Perdagangan manusia di legalkan secara diam-diam oleh raja di sana, dan saat aku mengunjungi raja Dikyanus, ada seseorang yang belum pernah kulihat sebelumnya, kabarnya orang itu menjadi penasehat raja menggantikan Kakek Hyuuga yang secara misterius menghilang bulan lalu beserta keluarganya..." cerita yang klise, tapi memang betul adanya.

"Ooh, tidak usah kau hiraukan, itu bukan urusan kita, jangan mencampuri urusan negara orang lain kak." Seijuurou, kau tidak sopan sama sekali pada kakakmu ini, sepertinya dia memang tidak menghormatiku sama sekali. Sebenarnya aku juga tak terlalu dekat dengannya sih.

"Dengarkan ceritaku sampai selesai, Seijuurou. Dan jangan menatapku dengan aura membunuh seperti itu" kau membuatku merinding disko(?).

"Dan karena penasaran aku mengunjungi salah satu pasar gelap di ibukotanya, dan menemukan... stempel dan emblem keluarga kita yang sangat mirip dengan aslinya. Bahkan akupun masih tak percaya jika yang kulihat itu palsu." Mereka menatapku dengan intens, aku jadi lebih merinding, seluruh bulu kudukku berdiri.

"Dan, aku juga menemukan tanda dan nama keluarga kita di salah satu toko perdagangan manusia yang cukup besar, mereka biasa mengatasnamakan keluarga-keluarga petinggi dunia untuk membuat toko mereka menarik perhatian orang. Aku juga menemukan tanda dan emblem lain dari keluarga-keluarga kenalan kita." Aku berhenti lalu menghela nafas sejenak "Jadi, apa yang akan ayah lakukan untuk persoalan ini?"

Seijuurou POV

Tidak biasanya orang ini memerhatikan hal-hal seperti itu. Seorang kakak yang jarang pulang kerumah dan berinteraksi dengan keluarganya maupun adik-adiknya. Dia terlalu bebas seakan mempunyai sayap yang besar dan angin yang siap membawanya pergi kapan saja dan kemana saja. Aku tak bisa mengekangnya dan membuatnya patuh padaku. Aku tidak menyukainya.

Dan lagi, berita yang dia bawakan kali ini sangat mengagetkanku. Perdagangan manusia yang mengatasnamakan keluarga kami? Mereka benar-benar berani. Tapi aku ragu ayah akan mengurusi hal-hal seperti ini, mungkin aku lagi yang akan disuruh untuk membereskannya.

"Bagaimana menurutmu? Seijuurou?" sudah kuduga.

"Tentu saja kita harus membuat mereka tak berani berurusan dengan keluarga kita lagi Ayah." Karena kami-bukan, aku absolut, dan tak seorangpun boleh mencari gara-gara denganku meskipun itu keluargaku sekalipun. Aku tak mau martabatku tercoreng hanya karena segerombolan tikus yang seenaknya menggunakan nama keluargaku dalam bisnis kotornya.

"Baiklah, kau tangani kasus ini. Dan kau beserta Taiga akan menemaninya. Kalian berangkat minggu depan." Jadi aku akan ditemani oleh dia? *menghela nafas* Ini akan jadi perjalanan bisnis yang menyebalkan.

"Baik" . "Oke~!" hei, jangan terlalu dekat dengan Tetsuyaku seperti itu, jika kau lebih dekat dengannya, aku tak bisa menjamin nyawamu selamat kelak.

Seishirou POV

Lagi-lagi kakakku yang satu ini membawa berita yang mengejutkan dan menarik, dia selalu menceritakan perjalanannya padaku, Tetsuya dan ibu. Tapi jarang sekali dia menceritakannya secara terang-terangan seperti ini di depan ayah dan Sei-nii. Tapi berita yang satu ini memang tak boleh dirahasiakan karena menyangkut kehormatan dan harga diri keluarga. Ah, Tetsuya menunjukkan wajah itu lagi, wajah yang hanya dia tunjukkan kepada kakak seorang, aku sedikit cemburu sih, tapi tidak apalah.

Sebenarnya diam-diam aku mengagumi kakak, dia begitu berani dan bebas mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya (yah, walaupun sifatnya itu membuatnya terlihat seperti anak kecil). Dan dia selalu memperhatikan apasaja yang berhubungan dengan keluarga kami di dunia luar. Dia tak menceritakannya, tapi aku tau karena begitulah sifatnya.

Tetsuya POV

Kali ini kakak menceritakan perjalanannya di berbagai negeri di timur dan memberitakan sesuatu yang mengejutkanku. Ini benar-benar masalah yang serius. Sebenarnya aku penasaran dan ingin ikut, tapi kalau ayah hanya menyuruh Sei-nii-sama, maka aku tau kalau tak seorangpun yang boleh ikut selain yang disebutnya tadi. Benar-benar mengecewakan. Lagipula kukira aku bisa main basket dengan kakak dan paman Kagami sedikit lebih lama lagi, mereka selalu pulang-pergi tanpa jadwal yang jelas, sedangkan kawanku bermain basket cuma mereka. Mereka pulang paling lama seminggu. Itupun jarang sekali, pernah mereka baru pulang sehari lalu esoknya langsung pergi lagi. Rasanya aku sedikit kesepian, meskipun ayah (secara tidak langsung), ibu, Seishirou-nii-sama dan Seijuurou-nii-sama selalu memperhatikanku, tetap saja...

Tuk tuk . ng?

(berbisik) "Nee, nee, Tetsu, habis ini mau bermain basket? One-on-one, sudah lama aku tidak main, kau mau menemaniku kan?" Aah, ini salah satu yang membuatku menyukainya, dia selalu menghiburku dengan caranya sendiri dan selalu tau apa yang ada di pikiranku.

"Hai!" . "Jangan nangis kalau kalah loh ya!" . "Kali ini kakak yang akan kubuat menangis, bersiaplah." . "kita lihat saja nanti Tetsu~"

.

.

Dan hari yang tenang nan damai terlalui dengan sangat baik, diterangi mentari dan langit yang cerah, di lapangan dimana sang kakak tengah bercengkrama dengan adiknya. Betewe sekarang hari minggu jadi sekolah libur.

Yaah~ aku tau, ketiga adik ini adalah Incest! Gimana?! Menurutku seru kalo ceritanya kayak gini, terinspirasi dari Magi, Hunter X Hunter dan One Piece :v entar kayaknya ada adegan scene yang epic deh fantasi-aksi gitu~ oh iya, aku juga dapat inspirasi dari Narnia, dan film-film fantasi barat lainnya~

Awalnya aku ragu-ragu ingin buat nih cerita, tapi aku juga ingin membuat 'pengganggu' dalam pairing-pairing, contohnya piring mainstream antara Akashi dan Kuroko, bukan pengganggu dalam artian negatif, hanya... yah, begitulah. Dan Sebenarnya inspirasi utamaku adalah fanfic yang digarap oleh ... , judulnya 'Blood and Roses', sangat bagus!(menurutku)

Ngemeng-ngemeng, ini cerita ku buat ulang, tapi masih sama kok, meskipun ada beberapa yang kuubah, soalnya aku lihat yang versi lalu itu tak begitu menarik, dan~ pertama kalinya aku buat OC laki-laki diantara lelaki~ penampilan dia seperti Uke, tapi jati dirinya adalah Seme~ nyahahaha~*evil laugh* dan aku baru sadar kalau tokoh utama dari semua cerita yang kubuat wataknya mirip-mirip yah ._."

Aah, benar, ini adalah cerita repost, aku pernah menerbitkan ini dan lalu ku hapus lalu ku terbitkan lagi (plin-plan) -_- gomen bagi yang mengharapkan adanya perubahan, 1- chap terakhir aku nge-post gak akan ada perubahan sedikitpun, waktuku gak banyak, gomen minna-san