AFTER MIDNIGHT
Main Cast:
Krisyeol (Kris, Chanyeol)
Kaihun (Kai, Sehun)
Lumin (Luhan, Xiumin)
Sudo (Suho, Kyungsoo)
Taobaek (Tao, Baekhyun)
ChenLay (Chen, Lay)
Rating: T
Genre : Romance, Mystery, yaoi, yadong, boyxboy, horror (gagal), AU, OOC, Friendship, dll
Bahasa: Indonesia campur aduk
Prolog
Penuh semangat Chanyeol menunjuk ke jendela mobil. "Lihat itu! Ada sapi!"
Sehun, Kai, dan Chen sama-sama mengerang. Sudah empat jam lebih mereka melintasi daerah pertanian, dan Chanyeol selalu menunjuk setiap sapi dan kuda yang mereka lewati. Hanya Lay dan Kris yang tampak tidak terganggu sama sekali dengan tingkah kelewat autis Chanyeol hari ini. Entah kenapa si caplang itu tiba-tiba jadi terobsesi dengan hewan ternak.
"Coba lihat ke sebelah sana!" Chanyeol berseru dari kursi depan, ekspresinya sepolos bocah ingusan. "Ada domba!"
Semuanya, kecuali Lay yang lebih memilih nonton goyang bokong Nicki Minaj, menoleh dan melihat sekitar selusin domba gemuk berbulu tebal sedang merumput di padang bukit yang hijau.
"Dombanya bagus," komentar Sehun datar.
"Hei, ada sapi lagi!" seru Kai menunjuk ke jendela. Sekarang dia juga ikut-ikutan!
Langsung saja Kai dapat sodokan keras dari Sehun. "Hyung, bisa tidak orang meledak karena bosan?" tanya Sehun nggak penting.
"DUAARR!" seru Chen tiba-tiba. Tapi tidak ada yang kaget dengan tingkah noraknya barusan. Bahkan Kris, yang bertugas sebagai pak sopir, tetap anteng-anteng saja dibelakang setir.
"Bagaimana mungkin kalian bosan?" tanya Chanyeol heran. Padahal daritadi dia menikmati sekali. Apa jangan-jangan cuma dirinya yang menikmati perjalanan panjang ini? Karena Kris, pacarnya yang sama-sama memiliki tubuh menjulang, sekarang tampak bosan dan wajahnya seperti orang teler yang hobi begadang. Semuanya hanya bisa berdoa semoga mobil ini tidak oleng dan menabrak gerombolan domba-domba gemuk nan lucu di padang rumput. Kris menambah kecepatan untuk menyusul truk besar berwarna kuning. Jalanan yang mereka lewati berkelok-kelok di antara bukit-bukit yang tinggi. Di kejauhan sana, menjulang kokoh deretan gunung-gunung terselubung kabut tebal.
Lalu saat Chanyeol melihat ada rombongan Kuda berlarian di padang rumput, lagi-lagi telunjuknya beraksi. "Lihat, ada kuda!"
Kai ikut-ikutan menunjuk ke luar jendela. "Lihat, tidak ada kuda!"
Chen menunjuk Lay yang duduk disampingnya. "Lihat, kudanya disini!"
Kai dan Chen ketawa sampai terbungkuk-bungkuk, seakan-akan itu lelucon paling lucu yang pernah dilontarkan orang. Mereka berdua memang klop sebagai duo pelawak gagal audisi. Sementara Lay yang barusan difitnah sebagai kuda cuma menggeleng maklum, memasang headset dan merebahkan kepala di jok mobil. Coba? Kalem sekali kan dia?
Chanyeol menoleh ke belakang sambil memicingkan mata. "Kalian mengolok-olokku, ya?"
"Ya." sahut Jongin terus terang. Dia memang agak menyebalkan.
"Tentu saja tidak," Chen menimpali. "Memangnya ada yang berani mengolok-olokmu?" tukasnya setengah menyindir. Secara harfiah memang benar. Siapa sih yang berani mengolok-olok Chanyeol, kekasih Kris sang kapten tim bisbol andalan dan idola semua cewek di kampus?
"Kenapa sih kalian tidak bisa serius sedikit?" kata Chanyeol merengut jengkel. Bibir bawahnya maju, bersaing dengan bibir atasnya.
Kris berdehem, ini saatnya dia carmuk di depan pacar. "Chen, Kai, kalau kalian mengoceh terus akan kuturunkan kalian di tengah jalan."
Sehun memutar bola mata. Nggak salah? Perasaan yang daritadi mengoceh sendiri kayak radio rusak habis diinjek Dinosaurus kan Chanyeol.
"Ciee… Kris hyung, pacar baik hati nih ye?" ledek Kai. Cuma dia dan Chen yang tidak takut dengan muka seramnya Kris.
"Tidak apa-apa, hyung. Kalau kau menurunkan kami, setidaknya kami masih bisa numpang di mobil Luhan hyung. Tuh, mereka hanya berjarak dua meter dari mobilmu." dengan santainya Chen menunjuk ke belakang. Mobil Luhan memang berada tepat di belakang mobil yang mereka tumpangi, jadi jelas-jelas ancaman Kris tidak ada gunanya alias nol besar.
Fyi, para penumpang di mobil merah yang disopiri oleh Luhan terdiri dari: Luhan, Xiumin (pacar Luhan sekaligus teman seangkatan Kris), Tao, dan Baekhyun. Sedangkan yang memimpin di depan, sekitar sepuluh meter dari mobil Kris, ada mobil Suho yang tentu saja berisi Suho sendiri selaku empunya mobil dan kekasih tersayangnya, Kyungsoo.
"Kita sudah hampir meninggalkan Idaho," Kris mengumumkan berita acara perjalanan mereka, berusaha mengabaikan dua kutu tidak penting tadi. "Di depan sana sudah Wyoming. Sebentar lagi kita sampai dibalik gunung-gunung itu."
"Wow. Siapa tahu ada sapi gunung di situ," tukas Kai masih berniat mengganggu Chanyeol. Sehun—selaku TTMnya Kai—tertawa untuk ketiga kalinya. Dia memang spesies jarang ketawa. Saking jarangnya, jumlah ketawanya Sehun itu bisa dihitung jari. Tapi biar begitu-begitu, Sehun bisa membuat Kai yang humoris tergila-gila setengah mampus padanya. Dan hanya seorang Kai yang sanggup membuat Sehun tertawa terbahak-bahak. Dua orang itu benar-benar saling melengkapi pokoknya.
Chanyeol menghela napas. "Silakan. Silakan saja rusak moodku sesuka hatimu. Aku rela jika itu bisa membuatmu bahagia, Kai." tukas Chanyeol mendadak drama.
"Kai…" tegur Kris siap-siap menendang bokong Kai dari mobil.
"Iya, hyung?" sahut Kai sok lembut.
"Diam dan tenang." ancam Kris. "Jangan sampai aku—"
"Aye, aye, sir!" potong Kai sambil menempelkan satu tangannya di jidat, bergaya hormat.
.
.
.
.
"Rasanya aku mulai mual, hyung." keluh Baekhyun pada Luhan, kakak sepupunya yang memiliki darah China.
Luhan mengernyit. Padahal dia melajukan mobilnya sudah ekstra pelan begini, tapi Baekhyun tetap saja terserang mabuk darat, Muka adik sepupunya itu tiba-tiba kelihatan kuning. Dagunya gemetaran. Wah, ini pertanda buruk.
"Baekki, anggap saja kau tidak lagi naik mobil," kata Xiumin. "Anggap saja kau lagi naik bis."
Baekhyun mengerang. "Tapi aku juga mabuk kalau naik bis." Itu memang benar! Baekhyun memang punya semacam phobia naik transportasi darat. Sampai-sampai Chen pernah menyarankan Baekhyun untuk naik pesawat saja ke kampus gara-gara penyakit anehnya ini. Parahnya, Baekhyun bahkan sudah mabuk saat mobil baru dikeluarkan dari garasi! Daritadi saja mobil mereka bolak-balik berhenti karena Baekhyun selalu muntah-muntah di sepanjang perjalanan. Kalau saja Baekhyun itu bukan adiknya, Luhan pasti sudah melempar Baekhyun keluar dari mobil. Biar saja dia naik domba atau sapi. Mungkin itu solusi terbaik saat ini.
"Kalau begitu bayangkan yang lain saja," ujar Luhan.
Mabuk darat memang salah satu hobi Baekhyun dan sudah mendarah daging dalam dirinya. Pertama-tama mukanya jadi kuning. Lalu ia mulai gemetaran. Terus habis itu…ugh, pokoknya jorok, deh!
"Tahan sebentar lagi, hyung." tukas Tao berusaha menenangkan. "Kita sudah hampir sampai."
"Tapi aku mual sekali," gumam Baekhyun dibalik telapak tangannya.
"Aku tahu!" seru Luhan mulai tidak sabar. "Cobalah bernyanyi. Itu kan selalu membantu. Bernyanyilah, Baekki. Bernyanyilah keras-keras."
Baekhyun senang bernyanyi. Suaranya memang merdu. Guru les musiknya sering memuji Baekhyun yang katanya dikaruniai perfect pitch dari lahir. Keluarga Baekhyun memang keluarga musisi dan solois sejati, jadi otomatis itu sudah mengalir dalam nadinya sejak bayi. Kalau menyangkut soal menyanyi, Baekhyun serius sekali. Ia ikut paduan suara di kampus dan selalu mengumbar cita-citanya untuk jadi penyanyi sukses ke semua orang.
Luhan melirik Baekhyun ketika mobil yang mereka tumpangi kembali terguncang-guncang. Mukanya sudah sekuning kulit pisang. Benar-benar alamat buruk. "Ayo bernyanyilah," Luhan mendesaknya.
Dagu Baekhyun gemetaran. Ia berdeham. Kemudian mulai menyanyikan lagu 'Hey Jude' nya The Beatles. Suaranya bergetar setiap kali roda mobil menginjak aspal jalanan yang sedikit berbatu. Tapi tampangnya agak mendingan setelah ia menyanyi.
Problem solved! Akhirnya semua orang bisa bernapas lega tanpa perlu mendengar suara 'huek-huek' nya Baekhyun yang sangat mengganggu kuping. Luhan tersenyum memuji idenya sendiri.
Mendengar Baekhyun bernyanyi, Tao jadi ingin menurunkan sedikit kaca jendela dan merasakan udara dingin di luar sana menerpa pipinya. Kini iring-iringan mobil sudah melewati area padang rumput dan masuk ke zona hutan pinus. Sepasang mata pandanya memperhatikan pohon-pohon pinus di luar sambil mendengarkan suara merdu Baekhyun. Suaranya memang benar-benar bagus dan terasa menenangkan jiwa. Tao tersenyum kecil. Dia tidak jatuh cinta pada orang yang salah. Kalau suatu saat Tao dilanda stress, dia tinggal menyuruh Baekhyun bernyanyi, dijamin stressnya akan hilang secepat kilat.
Di jok depan, Xiumin tampak asik mengatur pencahayaan kamera DSLRnya. Xiumin ini ketua divisi dokumentasi di klub jurnalistik. Sama seperti lainnya, dia maniak film horror dan segala sesuatu berbau mistis. Justru kesamaan itulah yang membuat kedua belas namja dengan latar belakang berbeda ini bisa berakhir dalam satu kelompok yang sama. Mereka tergabung dalam sebuah komunitas horror fans club bernama After Midnight. Kegiatan utama club ini adalah berkeliling ke tempat-tempat mistis, tua, kumuh, dan lebih cocok dijadikan markas zombie ketimbang rumah manusia. Biasanya mereka akan membagi diri mengikuti schedule yang telah disusun rapi. Hari Senin itu bagiannya Lay dan Chen. Selasa, Kris dan Chanyeol. Rabu, Luhan dan Xiumin. Kamis, Kai dan Sehun. Jumat, Tao dan Baekhyun. Sabtu alias malam minggu dimana anak-anak muda asik berkencan di mall, Suho dan Kyungsoo malah keliaran bareng setan-setan. Dulu Kyungsoo sempat protes dapat bagian hari Sabtu, tapi sekarang dua orang itu malah lebih menikmati malam-malam satnite mereka di sarang makhluk halus ketimbang di mall.
Terus apa saja yang mereka lakukan di lokasi syuting…eh, lokasi uji nyali? Pernah nonton Dunia Lain? Tahu Ghost Hunter? Nah, seperti itulah kira-kira pekerjaan mereka. Satu orang bertindak di belakang layar atau kita sebut saja kameramen, sedangkan satu orang lagi tampil on the screen. Itulah gunanya mereka dipasang-pasangkan. Awalnya sih jadwal itu juga dibuatnya murni, bukan karena si A naksir sama si B jadinya mereka harus beraksi di hari yang sama. Justru di club ini tuh kebalik. Benih-benih dan getar-getir cinta timbul setelah jadwal selesai dibagikan dan mereka mulai sering berpetualang bersama. Cuma Suho dan Kyungsoo yang emang udah murni pacaran dari awal alias nggak terbelit kasus Cinlok kayak yang lain. Selebihnya, kayak pasangan tiang Kris dan Chanyeol, mereka baru-baru saja jadian tiga bulan yang lalu. Terus Kai dan Sehun, satu fakultas tapi baru dekat setelah ketemu di After Midnight. Tao yang jatuh cinta pada suara merdunya Baekhyun dan Luhan-Xiumin yang udah pacaran hampir setahun lebih. Cuma Lay-Chen yang statusnya belum jelas sampai sekarang.
.
.
.
.
After Midnight pertama kali iseng-iseng dicetuskan oleh Xiumin yang emang dedengkotnya film horror banget. Mulai dari film horror tahun delapan puluhan sampai yang terupdate dia punya. Soal pemilihan nama sendiri, kenapa harus 'After Midnight', karena jam keluyuran mereka memang biasanya diatas jam dua belas malam. Jadi kayak semacam siluman kalong penghisap darah yang suka kelayapan malam-malam. Bedanya, incaran mereka bukan manusia, tapi para makhluk halus.
Xiumin, Luhan dan Kris itu tiga sekawan mulai dari maba, meskipun usia clubnya sendiri baru tiga tahun, tapi para penggemarnya membludak. Respon orang-orang kebanyakan antusias. Apalagi setelah Luhan membuat website pribadi buat club ini dan mengupload hasil rekaman perjalanan mereka dari satu tempat horror ke satu tempat horror lainnya. Berawal dari iseng-iseng itulah akhirnya banyak yang nonton, pengunjung official web mereka yang tadinya cuma dua tiga biji, sekarang sudah ribuan lebih dan rata-rata tidak cuma anak-anak dari kampus, tapi khalayak umum juga sudah familier dengan mereka di dunia maya. Anggota After Midnight juga mulai bertambah dari tiga, sekarang akhirnya jadi dua belas. Meskipun club para maniak horror, tapi isinya cowok-cowok tampan semua. Jadi cewek-cewek yang tadinya penakut dan benci film horror, pada bolak-balik nonton dan malah ketagihan lihat sepak terjang mereka. Itu juga salah satu daya tarik club ini. Aset yang dimiliki setiap anggotanya: Berwajah ganteng dan berbodi ala model runway top. Biarpun begitu, mereka nggak cuma nampang terus jual senyum gigi cemerlang ke orang-orang. Tiap petualangan yang diberikan pasti mengundang rasa penasaran dan tegang para penggemar mereka. Khusus bulan ini, mereka punya misi khusus membuktikan kebenaran ritual-ritual 'pemanggilan khusus' dari berbagai Negara. Tidak tanggung-tanggung, mereka bermainnya di tempat-tempat angker pula! Katanya biar ritualnya lebih akurat dan feelnya lebih dapet.
Senin minggu lalu, Lay dan Chen mengunjungi salah satu rumah sakit terbengkalai di distrik Gangwon. Dua orang ini memainkan permainan papan Ouija. Niatnya sih untuk membuktikan omongan orang-orang soal setan bernama Zozo yang katanya sering muncul di setiap sesi pemanggilan dengan menggunakan papan Ouija. Meskipun Zozo tidak muncul, at least, mereka berhasil melihat kursi roda jalan sendiri dan lewat di samping mereka. Congrats untuk Lay dan Chen! Untungnya mereka berhasil keluar dari rumah sakit itu tanpa kekurangan anggota tubuh satupun.
Hari Selasanya, Kris dan Chanyeol mengunci diri mereka di kamar mandi salah satu kamar yang katanya paling angker di hotel itu. Sebelum kalian berpikiran ngeres dulu, sebenarnya mereka berduaan di kamar mandi bukan mau mandi bareng. Bukan. Tapi mau membuktikan urban legend Baby Blue. Pernah dengar? Caranya cukup mudah. Mereka tinggal masuk ke kamar mandi, kunci pintu, matikan lampu, dan letakkan kamera menghadap kearah cermin. Dengan pencahayaan minim yang hanya berasal dari kamera, Chanyeol melakukan pose seperti menggendong bayi lalu mengucapkan 'baby blue' sebanyak 13 kali. Tiba-tiba saja tangannya terasa berat, Chanyeol tersentak kaget dan nyaris membuang bayi gaib tersebut ke bak mandi. Untung keburu dilarang Kris karena aturan mainnya bukan begitu. Chanyeol merinding disko karena dia merasa ada semancam kuku-kuku tak kasat mata yang mencengkram lengannya. Sumpah Chanyeol nggak sanggup. Dia kepengen pingsan detik itu juga karena tiba-tiba ada angin dingin yang bertiup dan menyentuh tengkuknya. Buru-buru dia oper si bayi gaib ke Kris. Dan Kris dengan sigap pula membuang si bayi gaib ke lubang toilet terus di flush. Iya, memang aturan mainnya begitu. Habis itu mereka buru-buru get out sebelum Ibu dari bayi setan tadi muncul dan mencekik leher mereka.
Rabu, Luhan dan Xiumin mengunjungi situs pemakaman kuno di daerah Chungcheong. Mereka ingin mengobrol dengan salah satu arwah penunggu makam dengan melakukan ritual pakai pensil. Caranya juga gampang. Mereka berdiri berhadapan, terus masing-masing memegang tiga pensil di tangan membentuk persegi panjang. Karena lagi megang pensil, Xiumin terpaksa meletakkan kameranya diatas salah satu batu nisan, yang penting kegiatan mereka terekam. Luhan mengucapkan "Charlie, Charlie, can we play?". Di menit pertama tidak terjadi apa-apa. Begitu di menit keempat, saat mereka mengulangi mantra pemanggilan untuk kedua kalinya, pensil bergerak kearah luar yang artinya "No". Pertanda buruk. Setelah itu mereka terpaksa ambil langkah seribu, lari lintang-pukang pontang-panting karena Luhan mendengar suara cekikikan di belakang punggungnya dan Xiumin melihat tangan kotor berkuku panjang muncul di pundak Luhan. Setelah kejadian itu, Xiumin sering lihat Luhan jalan-jalan sendiri kalau tidur, padahal sebelum-sebelumnya Luhan nggak pernah kayak gitu. Hikmahnya, sekarang Luhan jadi lebih religius dan kalau malam nggak bergentayangan lagi kesana kemari.
Kamis, Kai dan Sehun mencoba untuk membuktikan kembali mitos Zozo di rumah tua dekat penginapan yang mereka tinggali waktu liburan ke Jepang. Guess what? Mereka berhasil! Tanda penunjuk bergeser diatas papan dan membentuk sebuah nama sakral: Z-O-Z-O. Sesuatu yang sangat buruk terjadi ketika mulut Sehun keceplosan berkata: "Adikku dulu punya boneka badut dan namanya hampir mirip denganmu". Setelah ngomong kayak gitu, Sehun tertawa, tertawa dan terus tertawa. Sehun si muka datar dan pelit ketawa tiba-tiba jadi tertawa lebar seperti pemabuk yang kebanyakan minum. Kai merinding, dia panik dan menepuk-nepuk pipi Sehun, mengira gebetannya itu cuma bercanda buat nakut-nakutin dia. Tapi Sehun tidak berhenti tertawa. Tawanya mulai terdengar aneh dan serak. Suara tawa Sehun lebih menakutkan dari suara tawa badut jahat yang jadi musuhnya Batman—Joker. Kai langsung mengontak Chanyeol dan Kris. Mereka kemudian mengangkut Sehun pulang. Sehun dalam keadaan kacau, gila dan nyaris kehabisan suara. Luhan langsung memanggil pastur setempat untuk menyadarkan Sehun. Well, itu berhasil. Untuk sementara. Karena sampai sekarang Sehun masih sering lihat yang aneh-aneh di rumahnya. Makanya kalau orangtuanya pergi ke luar kota, Sehun lebih sering mengajak Kai buat nemenin dia di rumah. Satu kalimat biasa, berakibat fatal. Sehun apes, Kai ketiban rejeki.
Di hari Jumat, Tao dan Baekhyun berdiri di persimpangan jalan yang sepi senyap dan gelap gulita tanpa manusia sedikitpun. Mereka ingin membuktikan mitos permainan dari Jepang. Tao memegang kamera sementara Baekhyun membunyikan ujung-ujung sisir dengan tangannya sambil mengucapkan mantra dalam bahasa jepang sebagai syarat. Selama hampir dua puluh lima menit, penantian mereka membuahkan hasil. Muncul dua kerlap-kerlip cahaya dari kejauhan. Dua orang itu cepat-cepat menutup mata. Begitu sosok yang di duga makhluk halus itu mendekat, Baekhyun bertanya pelan: "Siapa yang berdiri di hadapan kami?". Dan sosok itu menjawab, "Kalian mau beli telur asin?". Astaga. Ternyata itu penjual telur, duduk di atas motor vespa. Demi Tuhan, itu jelas bukan hantu. Mana ada hantu naik motor vespa butut dan jualan telur asin.
At least but not least, Sabtu malam alias satnite, Suho dan Kyungsoo penasaran dengan keangkeran Rumah Sakit Changi di Singapura setelah membaca sebuah artikel di internet. Rumah sakit kuno yang katanya sudah berdiri dari tahun 1930, ditutup tahun 1970, dan sampai sekarang dibiarkan terbengkalai begitu saja. Tidak tanggung-tanggung, duo sejoli itupun langsung terbang ke Singapura detik itu juga demi memuaskan rasa penasaran mereka. Maklum, Suho kan orang kaya. Suho bertugas merekam dan Kyungsoo menyorotkan lampu senter ke segala penjuru. Mereka tidak bermain ritual pemanggilan arwah seperti yang lain, hanya melakukan semacam wisata mistis di Rumah sakit ini. Dan dari hasil penelusuran, mereka dapat banyak 'barang bukti'. Sampai-sampai di salah satu foto hasil jepretan, terlihat bayangan hitam yang menyerupai kepala manusia muncul di belakang pundak Kyungsoo, terpampang jelas di tembok tempat Kyungsoo bersandar. Entah itu bayangan kepala milik siapa.
Yahh, memang sih yang seperti itu jackpot. Kadang berhasil. Kadang gagal. Dan sekalinya berhasil banget, jadinya malah parah kayak kasusnya Kai-Sehun dan Luhan-Xiumin. Yang luar biasanya, mereka tetap pantang menyerah berurusan dengan makhluk-makhluk dunia gaib meski sudah tahu bahaya dan resiko apa yang harus mereka tanggung kemudian.
Walaupun banyak respon positif dan penggemar mereka juga banyak, tak ayal ada beberapa orang yang masih beranggapan miring mereka cuma cowok-cowok kepengen ngetop dan menjual popularitas lewat rekaman video hantu rekayasa. Ada yang envy sampai-sampai menyebar rumor bahwa mereka kelompok pemuja setan dan kesehariannya memang harus berurusan dengan makhluk-makhluk kayak begitu. Ada yang menghujat dan menyuruh mereka untuk berhenti mencari—yang menurut orang-orang apatis adalah—hal-hal bullshit penuh omong kosong dan fokus saja pada kuliah mereka. Dan masih banyak komentar pedas lainnya yang setiap hari dilayangkan orang-orang negatif ini baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Toh, anjing menggonggong kalifah berlalu. Iya nggak sih? Untuk apa dipusingin? Santai! Kalau mereka enjoy berkubang dalam dunia mistis, biarpun seluruh dunia melarang, mereka tetap akan terus beraksi. Kalau sudah hobi mau apa, hayo? Lagipula yang ngebiayain kuliah mereka kan bukan orang-orang itu. Orangtua mereka sih fine-fine saja selama nilai kuliah mereka tidak merosot. Buktinya Lay masih sering ikut lomba merakit robot mewakili kampus, Sehun masih jadi mahasiswa berprestasi dengan banyak nilai A yang menghiasi tranksripnya, dan Luhan si ahli hacker yang sering dapat uang banyak dari profesinya ini. Bahkan Chanyeol yang kelihatannya rada-rada begitu sebenarnya dia itu wakil sekretaris himpunan di fakultasnya. Intinya di After Midnight, banyak anak-anak berotak cemerlang dengan berbagai macam bakat dan potensi yang mereka miliki. Jadi nggak cuma menang tampang. Sampai-sampai Suho pernah mengusulkan untuk buat aturan pemecatan bagi anggota yang nilainya jeblok selama dua semester berturut-turut. Katanya biar teman-temannya termotifasi di bidang akademik dan tidak fokus di hobi mereka saja.
Oh iya, omong-omong, destinasi liburan mereka kali ini adalah Wyoming, Amerika Serikat. Ini juga liburannya bukan jalan-jalan biasa lho. Yah, ada tugas Negara yang harus mereka emban sebagai para pemburu hantu. Awalnya Suho yang punya ide menyebrangi Benua demi membuktikan kebenaran ritual 'The Midnight Man', sebagai orang paling tajir di klub dia punya banyak gagasan inovatif dan sering didengar oleh teman-temannya, itung-itung cuma dia sama Kyungsoo yang belum menjalankan tantangan games pemanggil arwah sama sekali jadi liburan kali ini dirapel. Lihainya Suho, dia tidak mau beraksi berdua saja dengan Kyungsoo, tapi ikut melibatkan teman-temannya dalam permainan yang akan mereka lakukan nanti di rumah…ehem, istana milik Oomnya Suho, Jung Yunho. Saking besarnya, Yunho aja kadang masih suka tersesat di rumahnya sendiri. Salah sendiri bikin rumah kebesaran. Nggak tanggung-tanggung, kastil pula!
Dengan iming-iming liburan gratis dan tempat tinggal gratis di rumah mewah mirip kastil-kastil kerajaan Inggris, banyak yang termakan rayuannya dan pada ramai-ramai setuju mau menjalankan games The Midnight Man secara massal. Berhubung rumah Oomnya Suho ini wahnya bukan main dan memiliki banyak pintu di setiap lantai, mereka sudah membagi daerah eksplorasi untuk masing-masing regu. Suho lah alasan anak-anak After Midnight kali ini berkunjung ke Wyoming. Dengan tiga mobil pinjaman, yang semuanya milik opa dan oma Suho (tentu saja), mereka berangkat dari Los Angeles, tempat dimana rumah oma dan opanya Suho tinggal. Setelah dua hari berkeliling di kota Los Angeles, mereka memutuskan hari ini adalah saat yang tepat untuk berangkat ke lokasi. Lima jam perjalanan panjang dan melelahkan akan segera terbayarkan sebentar lagi. Petualangan mistis kali ini sudah pasti tidak akan mengecewakan, tekad Suho dalam hati.
.
.
.
.
"Hyung."
"Hm?" gumam Suho melirik sedikit.
Kyungsoo serius sekali mengamati album berisi foto-foto Suho saat dirinya masih berusia sepuluh tahun dan berlibur ke rumah kastil Yunho-Jaejoong. "Yunho ahjusi itu kerjanya apa sih? Kenapa rumahnya besar begini?"
"Pengusaha tambang minyak di Saudi Arabia. Linknya banyak sekali dimana-mana dan teman kumpulnya para investor kaya dari berbagai Negara."
Kyungsoo manggut-manggut. Ohh… pantas. Pasti hartanya tidak akan habis selama tujuh ratus turunan. "Enak sekali ya istrinya. Makmur dan cantik terus. Siapa tadi namanya?" kedua matanya mengamati wanita cantik berambut panjang di dalam foto. Senyumnya cerah dan riasan make-upnya sempurna. Tampan, muda, kaya raya, istri cantik jelita, memiliki segala hal, hampir semua orang rela menukar apapun demi memiliki kehidupan seperti Jung Yunho.
"Jae ahjuma." Ujar Suho sambil menekan tombol play di radio tape. Suara berat seorang penyiar radio membacakan dua puluh chart tangga lagu favorit kini menyeruak diantara percakapan mereka.
"Jangan dikecilkan." protes Kyungsoo menahan pergerakan tangan Suho. "Aku ingin dengar Jess Glynne."
Suho mengendikkan bahu. "Okay."
Irama ceria 'Hold My Hand'–nya Jess Glynne mengalun dan Kyungsoo mengangguk-anggukan kepala sedikit sambil bergumam pelan mengikuti alunan musik. Sama seperti Baekhyun, Kyungsoo ini juga punya suara luar biasa merdu. Bedanya, jika Baekhyun lebih percaya diri, Kyungsoo orangnya agak pemalu. Jadi bakat terpendamnya itu hanya terkubur dalam-dalam dan lebih sering dia ekspresikan di kamar mandi. Nanti, saat semua orang pergi dan hanya tinggal dia sendiri di rumah. Serius. Kyungsoo itu kepercayaan dirinya agak kurang. Tidak sembarang orang bisa melihat Kyungsoo bernyanyi. Cuma Suho dan beberapa teman-temannya di AM yang pernah dengar suara Kyungsoo.
"Kenapa kau tidak gabung paduan suara kampus?" tanya Suho untuk kesekian kalinya, melontarkan pertanyaan yang sama.
"Sudah kubilang aku lebih suka berada di klub sastra bahasa inggris. Sudah banyak orang-orang yang lebih hebat dariku di dalam sana."
Suho menghela napas. "Sudah kubilang berkali-kali kalau suaramu itu khas dan kau tidak perlu takut dengan kehebatan orang lain. Hargai dirimu sendiri, sayang. Jangan merendah terus."
"Aku tidak merendah. Itu memang kenyataan." sahut Kyungsoo tak acuh dan tampak tidak khawatir sama sekali.
"Chanyeol dan Sehun berkali-kali memuji suaramu bagus." ujar Suho meyakinkan. "Kai bahkan selalu bilang padaku jika dia terlahir kembali, dia ingin punya suara sepertimu."
Kyungsoo tetap berwajah datar, tidak merasa terkesan sama sekali. Seolah-olah dia sudah mati rasa dan kebal terhadap segala jenis pujian. "Mereka berkata begitu karena sengaja mau memanas-manasi Baekhyun hyung sebagai bentuk balas dendam karena telah memakan jatah ramen mereka. Ingat?"
"Oh ya?" Suho lagi malas berdebat, dia memutuskan untuk mengalah saja. "Mungkin."
Sepanjang sisa perjalanan mereka tidak bicara lagi hingga akhirnya iring-iringan mobil berhenti di sebuah makam luas. Tidak ada kehidupan disana. Hanya hutan lebat dan makam!
"Hyung… dimana rumah pamanmu? Ini kenapa semuanya hutan dan kuburan?" Kyungsoo tolah-toleh bingung.
"Rumah Yunho ahjusi ada dibalik lahan pekuburan itu." jawab Suho santai.
Disaat itulah pikiran ngawur Kyungsoo mulai bekerja. Apa Jung Yunho dan istrinya bukan jelmaaan drakula? Manusia normal macam apa yang nekat tinggal di dekat areal pekuburan seluas ini? Belum lagi rumah megah mereka yang lebih mirip kastil. Sekilas Yunho dan Jaejoong tampak seperti pasangan vampir ideal.
Suho terkekeh geli lihat tampang Kyungsoo yang mulai berkerut aneh. "Tenang saja. Mereka masih doyan makan sayur kok." Ujarnya seolah bisa membaca pikiran Kyungsoo.
Damn! Apa selama ini Suho juga ternyata keturunan vampir?!
"Ayo, turun. Tunggu apalagi?" tau-tau Suho sudah berdiri disamping pintu Kyungsoo, menjulurkan tangan agar namja imut itu bisa meraihnya.
Setelah menatap ke sekeliling untuk terakhir kalinya, Kyungsoo meraih uluran tangan Suho dan melangkah turun dari mobil.
Suho merangkul namja kesayangannya dan melempar senyum menenangkan. "Calm down, hon. Kita akan baik-baik saja."
Tapi Kyungsoo tidak bisa. Dia tidak merasa tenang sama sekali. Firasat buruk menguasai pikirannya.
.
.
.
.
"Waaaa ini HEBAT! Liburan Halloween kali ini bakal seru!" pekik Chanyeol super berisik.
"Ssttttt!" dia langsung dihadiahi desisan berjamaah dari Chen dan Lay. Dua orang itu kompak menempelkan telunjuk di depan bibir sambil memelototi Chanyeol yang selalu berisik, dimanapun dan kapanpun.
"Mau membangkitkan orang mati, ya?" tanya Baekhyun ketus.
Chanyeol cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya. "Maaf, habis aku terlalu bersemangat."
Angin berembus semakin kencang, menderu-deru di makam tua itu, mengguncang ranting-ranting gundul yang tampak seperti tulang jemari kerangka manusia. Sementara di belakang mereka terhampar hutan pinus rimbun. Hanya hutan dan hutan di sepanjang perjalanan. Tidak ada apa-apa lagi.
Cowok-cowok itu menurunkan barang mereka masing-masing karena imposible naik mobil melalui makam ini. Tentu saja mereka bisa melakukan itu dengan resiko melindas kuburan dan dihantui selama-lamanya oleh sang empunya kuburan. Terpaksa harus berjalan kaki menuju ke lokasi.
Sehun meremas tangan Kai ketika mereka mulai berjalan menyusuri pemakaman. Kedua matanya hinggap dari satu batu nisan ke batu nisan lainnya dengan perasaan tidak enak. Jujur, walaupun sering bertemu kuburan tiap malam, Sehun masih tetap tidak nyaman berdiri diantara 'rumah peristirahatan' para orang mati ini. Mereka mengikuti pasangan lain yang sudah jalan duluan di depan sana. Sehun memang pernah dengar Suho bercerita tentang adik kandung Ayahnya itu yang katanya rada nyentrik dan penggemar berat hal-hal mistis juga. Terbukti dari letak rumahnya yang langsung dibelakang kuburan. Entah apa yang diharapkan Yunho dan keluarganya dari pemandangan mati ini. Biasanya orang-orang berlomba-lomba membangun rumah yang viewnya menghadap langsung ke panorama alam, ini malah menghadap langsung ke kuburan.
Kris dan Chanyeol berjalan agak di depan, menyusuri deretan batu nisan tua. Semuanya sudah miring, retak, dan berlapis lumut. Sebenarnya saat ini matahari musim gugur sedang bersinar cerah. Namun kabut kelabu yang lembap menyelubungi segala sesuatu. Itu menghalangi cahaya matahari dan hawa pegunungan dengan rimbunan hutan pinus membuat udara terasa semakin dingin dan menusuk.
Kris menggigil dan merapatkan jaketnya. Baru saja dia mau mengajak Chanyeol mengobrol, tapi namja itu sudah keburu jalan duluan. "Chan, tunggu!" serunya.
Seperti biasa, Chanyeol selalu hiperaktif. Kris tidak tahu kenapa, tapi pacarnya itu selalu bersemangat sekali kalau ada di pekuburan.
"Pelan-pelan saja, Chan." panggil Kris berusaha menyusul langkah Chanyeol.
Chanyeol tepat di depan sana. Sebentar-sebentar dia berhenti untuk memeriksa batu nisan. Sebegitu menariknyakah sampai ekspresi Chanyeol mupeng begitu? Karena penasaran, Kris mendekat dan ikut mengamati tulisan pada batu nisan yang dibaca Chanyeol.
DI SINI TERBARING DANISE,
PUTRA DARI JOHN DAN HELGA KNORR,
MENINGGAL TANGGAL 25 DESEMBER 1865,
DALAM USIA 19 TAHUN.
Anak ini mati tepat di malam ulang tahunnya? Kris bersiul panjang. Wow. Benar-benar wow. Pantas saja Chanyeol daritadi tampak antusias mengabadikan batu-batu nisan ini dalam kamera. Ini kuburan kuno, man! With a lot history. Bisa jadi koleksi yang bagus untuk dipajang di album, setidaknya begitulah menurut Chanyeol. Dia memang punya hobi luar biasa aneh. Memotret batu-batu nisan lalu menempelkannya dalam album koleksi khusus. Benar-benar tidak sepadan dengan wajahnya. Tidak apa-apa. Justru Kris menyukai kebiasaan ajaib Chanyeol ini. Dia menyayangi Chanyeol apa adanya, meski kadang rasanya jengkel juga kalau pas lagi kencan terus Chanyeol tiba-tiba minta berhenti di tengah jalan karena mau memotret beberapa batu nisan di makam yang mereka lewati. Semakin kuno dan unik makamnya, semakin tinggi nilai jual foto-foto jepretan Chanyeol. Meskipun dia tidak berniat menjualnya karena jujur saja ini cuma sekedar untuk memuaskan hobi. Tidak lebih. Ada kepuasan sendiri yang diperoleh Chanyeol saat dia berhasil mengumpulkan beberapa jepretan foto. Semakin puas lagi kalau dia bisa mengabadikan si 'pemilik nisan' dalam bingkai fotonya.
Kai berbalik dan berjalan mundur sebentar untuk melihat pasangan Luhan dan Xiumin yang berjalan agak lambat di belakang mereka.
"Awas kesandung, aku tidak mau tanggung jawab." Sehun memperingatkan.
Kai tertawa pelan lalu mengelus puncak kepala Sehun kemudian merangkulnya. Meski hubungan mereka masih berstatus TTM, tapi mereka sudah semesra itu. Gimana kalau pacaran ya?
Meskipun tadi Baekhyun, Tao, Kyungsoo dan Lay sempat cemas termakan tipuan Suho, kini mereka mulai menyetujui ide berjalan menembus makam merupakan gagasan brilian. Cara apa yang lebih hebat untuk membuat semua orang diselimuti suasana seram menakutkan khas Halloween selain berjalan-jalan siang di pemakaman berkabut?
Lay menyikut Suho. "Hei, apa disini memang selalu berkabut?"
"Tidak, waktu itu aku datang kemari suasananya tidak begini." jawab Suho jujur.
Lay memutar bola mata. "Waktu itu kapan? Jangan bilang terakhir kali kau kesini pas masih bocah?"
Suho tersenyum. "Ya, kau benar. Tapi Yunho ahjusi bilang wajar-wajar saja keadaan disini dingin dan berkabut. Kau tidak lihat kita berada diantara pegunungan dan hutan pinus?"
Chen mengendikkan bahu. "Jangan lupa kuburannya."
Suho terkekeh kecil. "Ya itu juga. Tapi ini cuma kabut biasa. Tidak ada penjelasan khusus untuk ini. Hanya salah satu fenomena alam. "
Cuma-kabut-biasa? Kyungsoo merasa kekasihnya ini sengaja mengucapkan kalimat tadi untuk menghibur dirinya sendiri.
Kalau yang lain merinding dan tampak was-was, lain halnya dengan Luhan-Xiumin yang santai-santai saja. Perasaan mereka kayak jalan-jalan pagi keliling komplek. Tidak ada ketakutan sama sekali tersirat di wajah keduanya. Kalau Chanyeol sibuk foto-foto nisan, Xiumin sibuk membidikkan kameranya kesana kemari, memotret pemandangan 'indah' ini. Tak lupa dia juga memotret berbagai macam ekspresi di wajah para dongsaengnya. Kalaupun nanti pas dicetak ternyata anggota mereka bertambah satu… well… itu namanya 'bonus'.
"Hemat-hemat rol filmu, aku yakin masih banyak hal menarik di dalam sana." tukas Luhan berjalan disebelah Xiumin dengan headset besar ala DJ melingkari lehernya. Jalan-jalan di kuburan pakai headset. Aneh kan?
Xiumin tak berhenti memotret, "Tenang saja. Aku punya banyak cadangan."
Luhan berdecak malas. "Kau selalu bilang begitu padahal ujung-ujungnya nanti habis juga."
Xiumin hanya tersenyum santai. "Yeah, itu sudah resiko."
"Baiklah. Terserah kau." Luhan angkat bahu dan kembali memposisikan letak headsetnya di telinga.
Dilihat dari dekat, istana keluarga Yunho tampak lebih menyeramkan daripada dilihat dari makam. Bangunan itu dikitari pepohonan gundul di kedua sisinya yang tampak seolah sudah berumur ratusan tahun. Dengan pagar besi kuno berukuran raksasa yang hanya bisa diruntuhkan oleh tank bekekuatan baja, rumah Yunho lolos casting untuk lokasi film horror The Insidious 5. Jika sang sutradara belum bosan bikin kelanjutannya.
Mungkin rumah ini benar-benar berhantu, pikir Tao.
Dia tersentak pelan merasakan jemari seseorang menelusup masuk di celah lengan kanannya. "Baekhyun hyung?" Tao menoleh dan kontan merona begitu melihat namja imut itu berdiri merapat sekali dengannya.
"Tanganku dingin." jawab Baekhyun kalem. "Mohon bantuannya."
Tao gelagapan salah tingkah, mencoba rileks tapi gagal. "Oh uhm, yeah, okey. Sama-sama."
"Ciee…" koar Chanyeol. Tapi sebelum dia sempat melanjutkan ocehannya, Baekhyun keburu melempar pelototan galak.
Suho berdiri tepat di tengah gerbang, berbalik, menatap satu persatu ekspresi campur aduk kesebelas namja dihadapannya kemudian tersenyum.
"Nah, teman-teman, sudah siap?"
.
.
.
—TBC? IDK—
.
.
A/N: Semalam saya ngetik ini, entah kenapa pas baca artikel '17 permainan memanggil hantu dari penjuru dunia' dan salah satu novel goosebumps, jari-jari saya jadi iseng dan ehhh... malah jadi satunya The MIDNIGHT MAN, itulah yang menginspirasi saya.
Ini cuma iseng. Tau mau dilanjut apa enggak. Mungkin nanti...