Part 1

BOYS SEX II

By : Han Kang Woo

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Exo Member, etc.

Main Cast : ChanBaek

Genre : Romance

Warning : BL (Boys Love), NC, Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M plus

DLDR

A.N : FF ini bukan lanjutan dari FFku yang berjudul 'Boys Sex', aku hanya mengambil judulnya saja, karena FF itu adalah FF ChanBaek pertamaku. Jadi FF ini merupakan cerita baru dan bukan lanjutan atau squel. Mudah mudahan dimengerti.

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

o

o

Seorang namja imut tampak berlari lari disebuah lapangan basket. Peluh membasahi seragam sekolahnya. Namja itu tidak sendiri, tapi bersama seorang teman lainnya. Mereka sedang latihan basket. Namja yang pertama berseru kepada namja yang kedua.

"Kyung. Berikan bolanya padaku." seru si namja, namanya adalah Byun Baekhyun. Dia mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Terima ini Baek." balas namja yang lainnya, bernama Do Kyungsoo, sambil memberikan bola basket itu kepada Baekhyun.

Baekhyun menerima bola itu, menangkapnya. Lalu dengan gerakan cepat membawa bola tersebut untuk masuk kedalam keranjang.

Meleset.

"Ahh." desah Baekhyun, bola basket itu tidak masuk sesuai perkiraannya.

"Coba lagi Baek." Kyungsoo diujung lapangan menaikkan jempolnya, memberikan semangat. Dia hanya partner untuk menemani Baekhyun latihan.

"Baiklah. Aku akan coba lagi." kata Baekhyun, kembali mencoba memasukkan bola kedalam keranjang yang cukup tinggi itu.

Tapi...

Tuk, bola itu lagi lagi gagal masuk, dan kali ini si bola singgah dalam genggaman seorang namja tinggi. Namja itulah yang menangkap bola itu. Hap.

Si namja tinggi tersenyum meremehkan pada Baekhyun.

"Kau tidak cocok menjadi pemain basket. Kau hanya cocok menjadi penata rias." ejek namja tinggi itu, lalu melempar bola ditangannya, hanya dengan sekali hentakan singkat saja.

Plong,

Bola itu masuk melewati keranjang, dan jatuh ke lapangan.

Banyak yeoja yang sejak tadi menonton, memberikan tepukan centil mereka, tentu saja ditujukan pada si namja tinggi. Namja yang bernama Park Chanyeol.

Baekhyun yang diejek secara sadis didepan umum hanya bisa mengepalkan tangannya, dia geram, tapi tidak mampu berbuat apa apa.

Kita perkenalan dulu. Byun Baekhyun merupakan namja periang dan ramah. Dia bersahabat baik dengan namja yang bernama Do Kyungsoo, namja yang kini menemaninya latihan basket. Tapi sifat periangnya itu perlahan memudar sejak kehadiran namja tampan bernama Park Chanyeol, namja yang selalu mengejeknya dimanapun dan kapanpun.

Sedangkan Park Chanyeol merupakan namja pindahan dari Busan, dia pindah untuk mengikuti kakak perempuannya yang kini menetap di Seoul, dan otomatis juga harus pindah sekolah. Dia menjadi 'pangeran sekolah' di sekolah barunya, itu disebabkan oleh wajahnya yang lumayan tampan dan postur tubuhnya yang tinggi menjulang. Banyak adik kelas, terutama yeoja yang menjadi fansnya. Fans fans labil yang hampir setiap saat muncul dan menyorakinya, sorakan cinta tentu saja.

Baekhyun dan Chanyeol sama sama sudah tingkat dua atau kelas dua. Hanya beda ruangan kelas saja. Nama sekolah mereka adalah Ansan High School.

"Sebaiknya kau enyah dari lapangan basket ini. Aku mau latihan." kata Chanyeol, lalu menendang bola basket yang tadi digunakan oleh Baekhyun dan Kyungsoo. Bola itu hampir mengenai lutut Baekhyun.

"Baek, ayo." kali ini Kyungsoo yang berujar, dia mendekati Baekhyun dan menarik tangan sahabatnya itu.

Baekhyun terdiam lama, pandangannya tidak lepas dari sosok Chanyeol, pandangan yang sulit diartikan. Dia sesekali mendesah, namun tidak ada suara yang keluar dari bibir kecilnya.

"Apa lihat lihat? Kau jatuh cinta padaku? Jangan mimpi. Kau begitu menjijikkan." seru Chanyeol, kembali melancarkan hinaan pada Baekhyun. Yeoja yeoja dipinggir lapangan kembali bersorak, kali ini menyoraki Baekhyun dengan jempol kebawah, mengejek.

Huu huu huu.

"Baek, ayo. Aku tidak tahan mendengar hinaan seperti itu. Ayo kita masuk kelas." ulang Kyungsoo, masih menarik tangan Baekhyun.

Baekhyun mengangguk, dan membiarkan dirinya dibawa oleh Kyungsoo masuk kelas. Mata bereyelinernya mendelik pada Chanyeol, delikan marah tentu saja.

"Pergi sana. Berikan polesan tambahan ke mata sipitmu itu. Dasar banci..." Chanyeol berteriak, yang ditambahi oleh tepukan dan sorakan yeoja yeoja labil disana.

Yeah, hampir selalu begitu. Chanyeol akan selalu mengejek dan menghina Baekhyun di sekolah, dalam keadaan dan situasi apapun. Dengan kadar ejekan yang ringan hingga berat.

Baekhyun dan Kyungsoo melangkah masuk kedalam kelas mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 14.09, sebentar lagi jam pelajaran terakhir dimulai.

Baekhyun dan Kyungsoo duduk dikursi mereka, berdampingan.

"Baek. Jangan pikirkan hinaannya. Dia memang selalu seperti itu." kata Kyungsoo, mengusap bahu Baekhyun, memberikan ketenangan.

Baekhyun terdiam, belum ada sepatah kata yang terucap darinya, tapi yang jelas dia sangat marah dan terhina.

"Kita lupakan. Bagaimana kalau kita..."

"Tapi, kenapa hanya aku Kyung. Kenapa hanya aku? Hanya aku yang sering dihinanya didepan umum? Kenapa? Apa salahku?" tiba tiba Baekhyun berseru, air liurnya sedikit mengenai pipi Kyungsoo.

"Ya.. Ak.. Aku tidak tahu." jawab Kyungsoo, dia kaget. Dia mengelap muncratan Baekhyun dengan telapak tangannya, lalu mengusap dadanya. Dia betul betul kaget dengan seruan temannya tersebut.

"Dia baru sebulan di sekolah ini. Aku sama sekali belum pernah mengenalnya sebelumnya. Tahu tahu dia menghina dan membullyku tanpa sebab. Dia merusak kehidupanku disekolah ini." lanjut Baekhyun, memukul meja didepannya. Dia sama sekali gagal paham.

Baekhyun tentu saja tidak akan pernah melupakan perlakuan Chanyeol sebulan terakhir. Perlakuan yang kadang kadang diluar batas. Dia pernah menanyakan langsung kenapa Chanyeol berbuat seperti itu, tapi dia tidak memperoleh tanggapan dan jawaban.

Semuanya nihil.

Kyungsoo terus mencoba menenangkan Baekhyun, dia tersenyum dan memperlihatkan senyuman bentuk hati khasnya.

"Untuk melupakan hal hal buruk, bagaimana kalau kau mengajariku bagaimana cara memoleskan eyeliner di mata dan juga cara memakai BB cream agar terlihat natural. Kemarin kau menjanjikan itu padaku." kata Kyungsoo, yang langsung memasang wajahnya didepan Baekhyun.

"Baiklah." balas Baekhyun. Setuju dan mencoba melupakan hal hal buruk yang dilakukan Chanyeol padanya. Namja itu mengambil tasnya dan mengeluarkan peralatan dari sana, tentu saja peralatan itu adalah kotak make up yang berukuran kecil.

Baekhyun mulai memolesi wajah Kyungsoo dengan BB cream, mengolesi dan meratakannya. Hal itu dilakukannya disertai dengan penjelasan penjelasan cetar mengenai memakai make up yang baik dan cocok untuk namja Korea Selatan.

"Sebaiknya kau mencuci wajahmu dulu dengan air hangat, lalu pakai facial foam secukupnya saja. Tapi hati hati memakai facial foam dalam jumlah banyak itu bisa membuat kulit kering dan pecah pecah. Jadi pakai secukupnya saja. Jangan lupa memakai air dingin pada pembasuhan terakhir. Setelah itu kau bisa mengaplikasikan BB cream, tidak usah memakai fundation, karena BB cream sudah lengkap. Penggunaan bedak tabur dibolehkan, tapi jangan banyak banyak. Ingat, kau namja, bukan yeoja. Jadi jangan berlebihan." cerocos Baekhyun, menjelaskan teori dasar make up pada Kyungsoo.

Kyungsoo magut magut, bukan paham, tapi hanya untuk menghargai Baekhyun saja. Sejujurnya dia tidak terlalu mengerti, karena cara bicara Baekhyun yang terlalu cepat seperti sales ABG yang membuatnya sulit paham.

Baekhyun masih begelut dengan wajah Kyungsoo, dan tiba tiba seorang yeoja yang sejak tadi ada dikelas itu keluar, melewatinya dan Kyungsoo.

"Yang dikatakan pangeran Chan itu benar. Ternyata kau memang seperti yeoja. Aku jadi muak dan ingin muntah." kata yeoja itu, menghilang dibalik pintu. Kata katanya tentu saja ditujukan kepada Baekhyun.

Baekhyun dan Kyungsoo saling tatap, lama.

"Pangeran Chan?" gumam Baekhyun, tidak mengerti.

"Tentu saja yang dimaksudnya adalah si Chanyeol itu. Pangeran Chan alias pangeran sekolah." jawab Kyungsoo, mata bulatnya tertuju ke pintu kelas, dia tidak suka dengan kata kata yeoja tadi.

"Kita akhiri saja tutorial ini Kyung. Aku mau ke toilet dulu." kata Baekhyun, mendadak sedih.

"Jangan dengarkan perkataan Soojin tadi. Dia hanya iri. Lihat saja wajahnya yang palsu itu. Aku yakin dia habis melakukan operasi plastik. Dia tidak masuk selama dua minggu, aku yakin waktu itu dia melakukan oplas. Tapi saja sama, wajahnya semakin hancur." kata Kyungsoo, menenangkan sahabatnya. Baru saja Baekhyun riang dan sekarang sedih lagi oleh karena kata kata Soojin.

Baekhyun tersenyum hambar, dia senang karena Kyungsoo selalu ada untuknya, memberikan ketenangan dan hiburan.

"Tapi aku memang mau ke toilet." ucap Baekhyun, seraya berdiri dari duduknya.

"Tapi ini belum selesai." Kyungsoo menunjuk wajahnya yang baru setengah di poles, dia bisa melihat wajahnya dicermin yang terlihat aneh. Seperti badut.

"Maafkan aku. Hapus saja dengan tissu." Baekhyun langsung memberikan tissu miliknya pada Kyungsoo, menyuruh menghapus riasan diwajah namja itu.

Kyungsoo mengangguk, dan menghapus make up diwajahnya.

"Kau tidak perlu apapun, bukan BB cream atau eyeliner. Kau cukup memakai lip balm saja, agar bibir kissable mu itu mengkilat." tutup Baekhyun, melemparkan senyumannya, lalu berjalan keluar dari kelas.

Kyungsoo juga balas tersenyum, yeah, dia setuju dengan ucapan Baekhyun itu. Sepertinya pengkilat bibir adalah satu satunya benda yang dibutuhkannya, agar bibir tebalnya terlihat basah dan mengkilat. Hanya itu.

o

o

o

o

O...O...O...O

Baekhyun berjalan pelan menuju toilet sekolahnya. Dia harus melewati lapangan basket untuk bisa sampai kesana. Mata sipitnya melihat lihat dan mencari sosok si namja jangkung, Chanyeol, namun dia tidak bisa menemukannya.

'Sial, dia memang sengaja mengusirku dari lapangan. Dia sama sekali tidak latihan.' batin Baekhyun, mengepalkan tangannya. Dia memang selama ini selalu latihan basket untuk bisa menumbuhkan tinggi badannya yang sebelas dua belas dengan Kyungsoo. Menurutnya tinggi badannya itu belum ideal.

Baekhyun terus melangkah, hingga beberapa saat kemudian dia sampai ke toilet sekolah. Toilet lumayan sepi, hanya ada seorang siswa disana.

Baekhyun mengarah kesalah satu toilet untuk buang air kecil, dia hendak menurunkan zipper celananya, dan dikejutkan oleh seruan siswa yang kebetulan ada ditoilet tepat sampingnya.

"Hei banci. Kau pasti sengaja kencing disampingku. Kau pasti ingin melihat penisku kan? Benarkan?" seru si namja, matanya menatap horor pada Baekhyun.

'Chanyeol, sialan. Dia lagi.' batin Baekhyun, kaget.

Baekhyun balas menatap si namja, yang ternyata memang adalah Chanyeol. Si namja pembully.

"Apa lihat lihat? Jangan harap aku akan menunjukkan penisku dihadapanmu." kata Chanyeol lagi.

"Jangan bicara yang bukan bukan, aku sama sekali tidak ingin melihat pen..."

"Jangan membantah. Kau mengincarku... Dasar banci bereyeliner. Tempatmu bukan disini, tapi di salon." ejek Chanyeol, tertawa keras. Dia baru saja selesai buang air kecil dan sudah memasang zipper celana sekolahnya.

Baekhyun tidak membalas hinaan itu, menurutnya percuma saja. Yang harus dilakukannya sekarang adalah menahan diri dan tidak membalas Chanyeol, dia harus sabar.

Chanyeol bersmirk tidak kentara, dia menoleh kearah pintu toilet yang baru saja kedatangan dua temannya. Suatu ide seketika muncul dibenaknya.

"Hei kalian, buka celana namja ini!" Chanyeol berseru, memberikan perintah kepada dua temannya itu.

"Siip." teman teman Chanyeol mengangguk bersamaan.

Baekhyun yang baru saja ingin pipis langsung ditarik oleh dua teman Chanyeol itu, salah satu dari mereka mulai menarik celana sekolah Baekhyun, keras.

"Ap.. Apa yang kalian lakukan? Lepaskan..." ronta Baekhyun, berusaha melepaskan diri.

Kedua namja itu tidak mengubris kata kata Baekhyun, mereka tetap saja melancarkan aksi menarik celana. Sedangkan Chanyeol hanya menonton saja, tidak lupa dia mengeluarkan ponselnya, untuk merekam adegan pembullian yang dicetuskan olehnya sendiri.

"Bagus... Bagus... Lakukan terus..." Chanyeol tertawa, sambil terus merekam.

Baekhyun meronta ronta, dia serasa ingin menangis saja. Tapi yang terjadi adalah bagian bawahnya yang menangis. Yeah, Baekhyun kencing dicelana, dia tidak bisa menahannya lagi.

Cuurrr...

"Wow, dia kencing..."

"Memalukan..."

"Hahahaha.. Aku kira kau pakai pembalut. Supaya tidak tembus." Chanyeol berujar, makin semangat. Tawanya semakin keras saja. Pembulliannya berhasil total.

Baekhyun sudah dilepaskan oleh dua namja teman Chanyeol itu. Dia terduduk dilantai toilet dengan bagian selangkangan basah, celana sekolahnya basah oleh air kencing. Matanya mendadak berkaca kaca, betul betul ingin menangis.

Chanyeol terus menertawai Baekhyun, namja itu malah menunjuk nunjuk Baekhyun dan memberitahu kepada siswa yang kebetulan masuk ke toilet, memberitahukan bahwa Baekhyun baru saja pipis dicelana.

"Lihatlah. Dia baru saja kencing dicelana..."

"Memuakkan..."

"Bisa bisanya dia kencing dicelana, padahal sudah besar begitu..."

Berbagai komentar dilayangkan kepada Baekhyun, komentar itu datang silih berganti. Mereka rata rata pro kepada Chanyeol, dan kontra pada Baekhyun.

"Dasar malang. Kau lebih baik pulang saja, dan mengadu kepada kakak perempuanmu itu. Jangan menangis disini, bancu cengeng !" tukas Chanyeol, seraya mengakhiri sesi merekamnya, dia sangat puas.

Air mata Baekhyun perlahan berlinang, dia sakit hati dan merasa sangat terhina. Chanyeol sudah sangat keterlaluan padanya.

"Ayo keluar. Si tuan putri mau melanjutkan masturbasinya." kata Chanyeol, memberikan kode kepada kedua temannya untuk keluar dari ruangan toilet itu.

Hening, hanya derap langkah kaki Chanyeol dan kedua temannya yang terdengar.

"Kenapa kau begitu membenciku? Apa salahku? Katakan." Baekhyun mendadak berteriak, meneriaki Chanyeol yang sudah sampai di pintu toilet. Dia menghapus air matanya yang berlinang dengan punggung tangannya.

Chanyeol berhenti melangkah, lalu menoleh, disertai dengusan keras.

"Tanya pada dirimu sendiri." kata Chanyeol, setelah mengucapkan kata katanya itu, dia langsung pergi, meninggalkan Baekhyun. Si pangeran sekolah meninggalkan toilet dengan elit.

Hening.

Baekhyun mengepalkan tangannya, kemudian berdiri dari lantai. Namja itu memandangi bagian bawahnya yang sangat basah dan berbau. Wajahnya memerah geram setelah itu.

"Aku akan membalasmu Chanyeol. Aku akan membalas. Ingat, pembalasan dariku akan sangat kejam." seru Baekhyun, bersumpah dalam hati. Air matanya berlinang lagi, namun dia cepat menghapusnya.

Baekhyun tidak ingin terlihat rapuh, dia harus kuat. Untuk melancarkan serangan balasan.

Beberapa siswa yang baru saja masuk dan hendak buang air memandangi Baekhyun dengan tatapan aneh, terutama setelah melihat celana sekolah Baekhyun yang basah tepat dibagian selangkangan.

Baekhyun tidak memperdulikan tatapan itu, dia memutuskan untuk pulang dan tidak mengikuti mata pelajaran terakhir, dia bolos.

Dan yang pasti, Baekhyun akan segera menyusun rencana balas dendamnya. Perlahan tapi pasti.

o

o

o

o

O...O...O...O

Baekhyun berhasil pulang kerumahnya, dengan terlebih dahulu membohongi satpam sekolah bahwa dia sedang sakit dan harus pulang. Namja bereyeliner itu juga sudah mengirim pesan singkat kepada Kyungsoo agar tidak mencarinya.

"Eh, kau sudah pulang? Cepat sekali." tanya kakak sepupu Baekhyun, namanya Victoria. Wanita cantik yang punya darah China. Yeoja itu sementara berdiri di depan pintu saat Baekhyun datang.

"Iya noona. Guru sedang rapat. Jadi sekolah pulang cepat." jawab Baekhyun. Memberikan alasan klasik anak jaman sekarang jika ditanyai kenapa pulang cepat dari sekolah.

"Oh, begitu. Baiklah, kau langsung makan." kata Victoria lagi.

Baekhyun mengangguk, seraya membuka sepatunya. Namja itu tampak berlama lama didepan pintu, yang menghalangi langkah kakaknya.

"Aku mau keluar dulu, dan..."

"Tunggu noona, tunggu." seru Baekhyun, tiba tiba.

"Ada apa?"

"Noona mau kemana?"

"Aku ada acara pertemuan alumni SMA seangkatan dulu. Kenapa?" Victoria menjelaskan dengan lembut.

"Tidak. Apa noona lama?"

"Aku tidak tahu. Tapi sepertinya aku pulang sekitar jam 7 malam, itupun kalau tidak ada perubahan."

Baekhyun mengangguk dan tersenyum mendengar jawaban kakak sepupunya itu. Sepertinya rencananya bisa berhasil dan berjalan mulus.

Victoria menangkap sepertinya ada yang aneh dengan Baekhyun.

"Apa kau ingin mengatakan sesuatu? Katakan saja." yeoja cantik oriental itu memutuskan bertanya.

"Ehhh, bisa aku pinjam uang noona?" Baekhyun berkata, mendongakkan wajahnya.

"Pinjam uang? Untuk apa? Uang jajanmu habis?" tanya Victoria.

"Tidak noona. Hanya saja ada sesuatu keperluan yang harus kubeli." jawab Baekhyun, yang sedapat mungkin menyembunyikan celana sekolahnya yang basah.

Victoria tersenyum, dia menunduk dan mengelus rambut Baekhyun, lembut.

"Aku akan memberikanmu uang. Bukan meminjam. Kau sudah kuanggap adikku. Dan aku juga sudah berjanji pada mendiang appa dan ommamu untuk menjagamu." sahut Victoria, sangat lembut.

"Te.. Terima kasih noona." Baekhyun balas tersenyum, namun agak kaku.

Victoria kembali menanyakan berapa uang yang Baekhyun butuhkan, lalu memberikan uang itu dari tas tangan yang kebetulan dibawanya.

"Terima kasih noona." Baekhyun kembali berterima kasih, saat uang sudah ada ditangannya.

"Sama sama. Ehh, kenapa dengan celanamu?" Victoria baru sadar dengan penampakan basah dicelana sekolah adik sepupunya itu.

"Bukan apa apa noona. Aku masuk dulu." tukas Baekhyun, setelah itu langsung berlari masuk kedalam rumah, dengan cepat.

Victoria menggeleng pelan melihat tingkah Baekhyun, yeoja cantik itu lalu melihat jam tangan yang tersemat dilengannya. Dia harus segera pergi sekarang.

Dan tinggallah hanya Baekhyun dan seorang pembantu dirumah itu.

o

o

o

o

Baekhyun naik ke lantai dua, masuk kedalam kamar pribadinya. Namja itu mondar mandir tidak jelas didalam kamarnya itu. Dia sudah mempunyai rencana untuk membalas dendam kepada namja yang bernama Chanyeol. Tinggal bagaimana eksekusinya saja, dan jangan sampai gagal.

Baekhyun menghitung uang pemberian kakak sepupunya, uang itu belumlah cukup, dia sepertinya harus menggunakan uang tabungannya yang disimpan selama setahun ini.

"Baiklah. Hanya dengan cara inilah aku bisa membalas si tiang listrik itu." gumam Baekhyun, pada dirinya sendiri.

Prang.

Celengan ayam tempo doeloe Baekhyun pecah berantakan, si pemiliknya sendiri yang melempar celengan itu. Tanpa buang waktu, Baekhyun memungut uang yang berhamburan, berharap uang itu cukup.

Dan tiba tiba ponsel Baekhyun berdering, yang menandakan ada seseorang yang menelfon.

"Halo Kyung." angkat Baekhyun, setelah melihat yang menelfonnya adalah sahabatnya, Kyungsoo.

"Halo Baek. Kau dimana?" tanya Kyungsoo diujung sana.

"Ehh, aku sibuk Kyung. Kau sudah membaca pesan singkatku kan?" Baekhyun tidak menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Sudah. Tapi tidak biasanya kau bolos sekolah. Apa kau sakit?"

"Ya. Sakit hati." jawab Baekhyun, otomatis.

"Sakit hati? Dengan siapa?" Kyungsoo tidak mengerti.

"Lupakanlah. Aku hanya bercanda." Baekhyun dengan cepat berkata.

"Baiklah. Aku mau kerumahmu. Bisakan?"

"Eeee, jangan sekarang Kyung. Jangan sekarang." kata Baekhyun, lagi lagi bernada cepat.

"Kenapa? Kau aneh. Tidak biasanya."

"Aa ee. aku sibuk. Aku harus melakukan sesuatu." jawab Baekhyun, yang tidak ingin Kyungsoo terlibat.

"Ok. Baiklah. Aku batal kerumahmu." Kyungsoo berujar dengan nada kecewa yang sangat jelas.

"Maafkan aku Kyung."

"Tidak masalah... Bye."

"Bye."

Baekhyun menutup telefonnya, ada perasaan bersalah pada Kyungsoo, sebagai teman seharusnya dia jujur dan mengatakan semuanya pada namja kecil itu. Tapi dia sudah bertekad tidak akan melibatkan Kyungsoo.

'Baiklah, waktunya beraksi.'

Baekhyun mengangkat tangan dan mengepalkannya, dia sudah betul betul siap.

o

o

o

o

O...O...O...O

Bell tanda pulang Ansan High School baru saja berbunyi. Semua siswa dan siswi berbagai tingkatan menghamburkan diri keluar kelas, bersiap siap pulang. Diantara banyak siswa itu, ada seorang Park Chanyeol yang berjalan cool, dibelakangnya ada beberapa fans anak tingkat satu yang terus mengikutinya. Dan lama lama Chanyeol gerah juga.

"Hei kalian semua. Aku memang mirip artis, dan aku menyadari itu. Tapi kalian tidak seharusnya setiap waktu mengikutiku." kata Chanyeol, yang menoleh dan kini berhadap hadapan dengan yeoja yeoja itu.

Para yeoja yang berjumlah enam orang itu merespon kalimat Chanyeol dengan berbagai reaksi, ada yang beraegyo, ada yang cekikikan, ada yang memutar kedua tangan seperti menahan kencing dan ada juga yang hanya bisa menatap tanpa berkedip. Mereka terpesona.

"Jadi lebih baik kalian pulang kerumah. Berhenti mengikutiku." lanjut Chanyeol, menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kami hanya ingin melihat oppa saja, hanya itu." salah satu yeoja menimpali, yeoja agak gemuk dengan wajah bulat berbintik. Jauh dari kata cantik.

"Kalian sudah melihatku seharian. Lagipula aku bukan idol Kpop, walau sebutan itu sebenarnya memang pantas untukku." ucap Chanyeol, membanggakan dirinya sendiri. Dia merapikan kerah baju sekolahnya yang tidak kusut.

Yeoja yeoja itu sekali lagi memperlihatkan ekspresi ekspresi mereka yang unik. Chanyeol memperhatikan itu, lalu mendengus. Karena yeoja yeoja itu menurutnya tidak ada yang cantik, malah jauh dari kata cantik dan anggun. Mungkin karena yeoja yeoja itu belum melakukan oplas pada wajah mereka, yaah, belum tentu semua yeoja melakukan hal seperti itu bukan.

"Kalian pergilah. Aku mau pulang." kata Chanyeol, kali ini meninggikan suaranya.

"Baiklah oppa. Sampai ketemu besok oppa." timpal yeoja yeoja itu hampir bersamaan. Mereka semua memutuskan untuk pulang, karena besok mereka bisa bertemu dengan sang pangeran sekolah mereka.

Atau mungkin besok mereka tidak bisa melihat sang pangeran lagi?

Chanyeol tersenyum bangga. Dia menatap penampakan adik adik kelas labil yang mulai menjauh. Dia sudah mempunyai fans yang lumayan disekolahnya yang baru, dan itu membuatnya selalu bisa berbangga hati, walau kadang kadang agak tidak nyaman juga karena sering diikuti.

Sang pangeran memandang kiri dan kanan, mencari cari dua temannya yang sudah diakrabi. Dan beberapa saat kemudian temannya itu muncul, tapi hanya seorang.

"Hei, kau belum pulang? Sang pangeran." kata teman Chanyeol. Namja berkulit seksi yang sangat pandai dance, bernama Kim Jongin. Namja itu menepuk bahu Chanyeol, pelan.

"Seperti yang kau lihat." jawab Chanyeol, singkat. Namja itu merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.

"Kenapa? Apa supir pribadi keluargamu terkena macet dijalan?" tanya Jongin, yang diselingi tawa pendek.

"Tentu saja tidak. Aku mengelabui supirku. Untuk hari ini aku akan pulang sendiri." Chanyeol balas tertawa.

"Kau mau kemana?"

"Nah itu, aku baru saja akan mengajakmu. Aku ingin kau menemaniku kesuatu tempat. Bersenang senang." jawab Chanyeol, memperlihatkan senyuman lima jarinya.

Jongin mengernyitkan dahinya, tidak mengerti.

"Kemana?"

"Ikut saja. Kau pasti akan suka."

"Jelaskan dulu kemana." tukas Jongin, ingin kejelasan yang pasti.

Chanyeol tertawa, lalu memperagakan suatu gerakan yang agak erotis. Namja tampan itu memajumundurkan bokongnya, dengan ritme pelan. Gerakan yang dipadukan dengan pejaman mata yang berlebihan.

"Itu apa? Aku tidak mengerti." Jongin masih mengernyitkan dahinya, tetap gagal paham.

Chanyeol menaikkan bola matanya keatas, disertai desahan.

"Kau tidak sensitif. Itu tadi gerakan orang berhubungan intim. Aku ingin mengajakmu melepaskan keperjakaan disebuah hotel mewah. Aku sudah menyewa gadis cantik dan..."

"Tunggu.. Tinggu. Jadi kau mengajakku untuk melakukan seks?"

"Yap, tepat sekali. Kita masih muda. Dan seharusnya menikmati masa muda kita. Seks merupakan salah satu cara menikmati masa muda itu." jelas Chanyeol, lantang dan mantap.

Jongin mendadak menggelengkan kepalanya,

"No. Aku tidak ikut. Aku tidak mau menyerahkan keperjakaanku pada PSK tidak jelas diluar sana. Aku hanya akan menyerahkannya kepada pasangan yang kucintai." tolak Jongin, juga dengan tegas dan lantang.

"Jangan munafik Jongin. Kau juga pasti menginginkan hal itu."

"Maaf, aku tidak ada waktu. Lagipula sekarang ada janji latihan dance dengan Sehun. Selamat tinggal..." tutup Jongin, seraya menepuk pelan bahu Chanyeol, dia pamit.

"Hei hitam. Jangan pergi dulu..." Chanyeol berusaha mencegah Jongin pergi, namun gagal. Jongin sudah melangkah jauh, tidak lupa melambaikan tangan.

Chanyeol mendengus, melipat tangan kedadanya.

"Ya sudah. Aku pergi sendiri. Kau akan menyesal tidak ikut." Chanyeol menggerutu sendirian. Dia menyesalkan sikap Jongin yang menurutnya sok suci itu.

'Whatever.'

Namja bermarga Park itu tidak ingin berlama lama lagi. Dia melangkahkan kakinya menuju luar gerbang sekolah, untuk mencari taksi yang akan membawanya ke tempat tujuan.

Tidak lama, sebuah taksi mendekat kearah Chanyeol, taksi itu berhenti tepat didepan namja tinggi itu. Hal itu membuat Chanyeol senang, karena tidak perlu lama lama menunggu taksi yang melintas.

Namja itu langsung naik kedalam taksi. Memberitahukan tujuannya kepada sang supir taksi. Sekarang hanya tinggal duduk manis saja.

'Adik kecilku, sebentar lagi kau akan menemukan sarangmu.' batin Chanyeol, seraya memegang selangkangannya sendiri. Dia sudah tidak sabar.

Ya, Chanyeol sudah lama merencanakan melepas keperjakaannya alias berhubungan seks. Dia memilih menyewa PSK tidak jelas agar tidak ketahuan oleh teman sekolah yang lain. Dia tidak mungkin melakukan itu pada teman sekolah atau kenalannya disekolah, itu terlalu beresiko. Lagipula dia kurang tertarik dengan yeoja yeoja disekolahnya, yang menurutnya kurang cantik, kurang seksi dan bahenol.

Taksi yang membawa Chanyeol terus melaju, membelah jalanan kota Seoul yang selalu padat dan ramai. Chanyeol duduk manis dengan wajah mengarah keluar jendela mobil taksi, mengamati deretan gedung dan pertokoan dipinggiran jalan.

Dan tiba tiba taksi yang ditumpanginya mendadak berhenti. Ban berdecit pelan.

"Kenapa berhenti?" tanya Chanyeol, menoleh ke supir taksi.

Sang supir taksi tidak menjawab pertanyaan penumpangnya. Dia nampak merogoh sesuatu dari saku celananya.

"Aku bertanya, kenapa taksi ini berhenti disini? Hotel yang kumaksud masih jauh." ulang Chanyeol, bernada kesal yang kentara.

Lagi lagi sang supir taksi tidak menjawab, sebagai gantinya supir itu bergerak cepat, kearah Chanyeol.

"Hei, apa yang kau..." Chanyeol memekik kaget, namun pekikannya terhenti, karena baru saja sang supir taksi menjejalkan sapu tangan yang diberikan obat bius konsentrasi tinggi ke wajahnya, tepat bagian hidung.

Brugh.

Chanyeol terbius hanya dalam hitungan detik. Tidak sadarkan diri.

o

o

o

o

O...O...O...O

Byuurrrr.

Sebuah siraman keras menimpa wajah dan sekujur tubuh Chanyeol. Namja jangkung itu mengerjap ngerjap, menarik narik nafasnya. Seseorang menyiramnya dengan air dingin.

Chanyeol basah kuyup seketika. Namja itu mencoba menggerakkan tubuhnya, namun sulit. Dirinya terikat dengan kencang. Kedua pergelangan tangannya direntangkan, hal yang sama juga terjadi pada kedua pergelangan kakinya, yang kesemuanya sama sama terikat kuat.

Chanyeol gelagapan sekaligus kaget dengan keadaannya itu. Seseorang mengikatnya diatas sebuah ranjang besar.

Brak.

Terdengar sebuah suara pintu yang dihempaskan tertutup. Pelakunya adalah seorang namja, dia berjalan pelan kearah Chanyeol, dengan senyuman menyeringai dari bibir tipisnya. Terdengar suara ember jatuh yang digunakannya menyiram Chanyeol.

Deg.

Chanyeol sontak terbelalak kaget, matanya baru saja memperhatikan dengan jelas sosok namja itu, maklum saja, tetesan air yang singgah dipelupuk matanya sangat menyulitkannya untuk melihat.

"Ka.. Kau..." seru Chanyeol, kaget bukan main. Dia sangat mengenali sosok namja itu.

Si namja tertawa keras, sangat keras. Menertawai sosok Chanyeol yang kini dalam genggaman tangannya.

"Ya, aku. Yang sering kau sebut banci. Kenapa? Kau kaget?" tukas namja itu, membahana. Dia terus berjalan, hingga akhirnya sampai disisi ranjang tempat Chanyeol terikat, dia menaikkan satu kakinya keatas ranjang.

"Aku Byun Baekhyun. Namja yang selama ini kau hina, kau bully dan permalukan. Hari ini akan menuntut balas." lanjut si namja, yang ternyata adalah Baekhyun. Si namja eyeliner.

Deg.

Hening sejenak.

Mata milik Chanyeol semakin membulat, dia seperrtinya dalam masalah besar sekarang. Tubuh basahnya mendadak menegang hebat.

"Usahaku berhasil. Tidak sia sia aku menghabiskan uang tabunganku selama setahun untuk menyewa orang untuk menculikmu. Si pangeran sekolah yang arogan kini dalam genggamanku." kata Baekhyun, mengepalkan tangan kanannya tepat didepan Chanyeol.

Chanyeol tidak menimpali kalimat horor Baekhyun tersebut, dia terus berusaha menggerakkan dirinya dan melepaskan diri, tapi nihil, ikatan dikedua tangan dan kakinya sangat kuat.

"Ke.. Kenapa kau melakukan ini?" teriak Chanyeol, akhirnya membuka suara bassnya.

Baekhyun malah tertawa, lagi lagi tawa yang sangat keras dan cetar.

"Tanya pada dirimu sendiri." jawab Baekhyun, yang mengembalikan kata kata Chanyeol saat di toilet sekolah. Dia juga memang sengaja tidak menutup mulut Chanyeol dengan lakban, karena dirinya perlu berkomunikasi dengan namja itu. Namun tidak menutup kemungkinan dia akan melakukannya suatu saat nanti, tergantung situasi dan kondisi.

Chanyeol diam, sorot matanya jelas menyiratkan ketakutan yang dalam. Baru kali ini dia diculik dan diikat, siapapun yang kini dalam posisinya akan merasakan hal yang sama. Dia yang awalnya berniat melepaskan keperjakaan alias berhubungan seks untuk pertama kali dengan PSK diluar sana, malah kini terdampar dalam keadaan terikat di kamar seorang Byun Baekhyun. Sesuatu yang tidak pernah terduga tentunya.

"Kau lihat celana sekolah yang tergantung disana..." Baekhyun berkata sambil menunjuk celana sekolahnya yang basah akibat kencing. Celana itu tergantung indah ditembok.

Tapi yang paling menarik perhatian adalah suatu kalimat yang ditulis oleh Baekhyun dengan spidol, tepat dibagian atas celana sekolahnya itu :

PEMBALASAN MEMANG SANGAT MENYENANGKAN.

Chanyeol membaca kalimat itu, berulang ulang. Wajah kaget dan takutnya belum hilang. Dahi mulusnya perlahan mengeluarkan keringat dingin.

"Itu kata favoritku sekarang, pembalasan." ucap Baekhyun, menekankan dengan jelas pada kata terakhirnya. Matanya menatap Chanyeol dari ujung rambut hingga ujung kaki, dengan pandangan kebencian yang dalam.

Namja bermarga Byun itu terus memberikan shock terapi buat Chanyeol, dia tidak ingin terlalu cepat menuju keintinya. Chanyeol harus merasakan apa yang selama ini dirasakannya selama lebih dari sebulan terakhir.

"Ka.. Kau sebaiknya melepaskanku, atau kau akan menyesal." gagap Chanyeol, berusaha mendapatkan suaranya yang tercekat ditenggorokan.

"Apa? Menyesal? Tentu saja tidak. Aku tidak akan menyesal." timpal Baekhyun, namja itu secepat kilat merogoh saku Chanyeol dan mengeluarkan ponsel namja itu dari sana.

"Tidak ada yang akan menemukanmu." Baekhyun mempreteli ponsel mahal Chanyeol itu. Dia membuka casing dan baterai ponsel, setelah itu melemparkannya secara kasar ketembok.

Ponsel milik Chanyeol kini hancur berantakan.

"Kau... Beraninya kau..." Chanyeol berteriak, emosinya mendadak naik.

Baekhyun tidak menimpali teriakan Chanyeol, dia berkeliling menuju sisi lain ranjang, mendekatkan bibir tipisnya ke telinga Chanyeol, dia membisikkan sesuatu.

"Julukan sang pangeran sudah berakhir. Sekarang kau adalah tawananku. Kau akan tetap disini sampai waktu yang tidak ditentukan... Semua tergantung dariku." bisik Baekhyun, nafasnya menghangat ditelinga Chanyeol.

"Lepaskan aku... Lepaskan... Kau akan menyesal melakukan ini semua!" Chanyeol berseru, dengan menggerak gerakkan kasar tubuhnya, berharap tali yang mengikatnya bisa terlepas.

"Diam. Jangan berteriak di kamarku." Baekhyun membentak keras.

"Lepaskan..."

"Diam."

"Lepaskan aku..."

"Diam kataku."

Baekhyun mendadak menekan kedua pipi Chanyeol dengan tangannya, hal itu membuat mulut Chanyeol mengerucut aneh, seperti ikan mas koki.

"Begini lebih baik... Ah, jika diperhatikan kau bukanlah namja yang sempurna Park Chanyeol. Tidak seperti yang selalu diteriakkan oleh para fans labilmu di sekolah. Kau punya banyak kekurangan, dan sama sekali tidak cocok dengan gelar pangeranmu itu." tukas Baekhyun, masih menekan kedua pipi Chanyeol, menekannya dengan keras.

"Lihat telingamu, telingamu sangat besar, seperti gajah. Itu sangat jelek sekali. Dengar juga suaramu, suaramu seperti ahjussi mesum yang kehilangan istrinya. Suaramu begitu mengganggu... Sangat menggangguku." ejek Baekhyun, yang baru kali ini bisa membalas Chanyeol dengan kata kata seperti itu. Dia tertawa.

"Ka.. Kau.. u.."

"Kenapa? Kau tidak suka dengan hinaanku. Lalu bagaimana dengan hinaan dan bullyan yang kau lakukan selama ini... Bagaimana... Apa kau juga memikirkan perasaanku? Tentu tidak. Kau namja bajingan Park Chanyeol." kata Baekhyun, matanya mendadak berkaca kaca. Dia menumpahkan kekesalan dan uneg unegnya selama ini.

"Kau selalu mempermalukanku didepan umum Park Chanyeol!"

Chanyeol tidak menimpali, pipi dan rahangnya sakit. Baekhyun belum melepaskannya. Ada sedikit perasaan bersalah dan menyesal setelah mendengar pelampiasan Baekhyun itu.

"Aku tidak peduli lagi alasanmu selama ini menghina dan membullyku. Yang kuinginkan sekarang adalah membalas dendam."

"Ka.. Kau gila..."

"Ya. Aku memang gila. Aku gila..."

Baekhyun melepaskan tangannya dari Chanyeol. Namja itu mundur beberapa langkah. Lalu merogoh sesuatu yang sejak tadi disembunyikannya, sebuah gunting.

Namja itu mengangkat gunting itu tinggi tinggi, mengangkatnya bagaikan piala kemenangan.

"Aku akan memulai membalasmu dengan... Menggunting seluruh pakaianmu. Aku akan menelanjangimu." seru Baekhyun.

Namja itu tanpa berlama lama lagi langsung memulai aksinya. Dia menggunting seragam sekolah Chanyeol dengan menggunakan gunting ditangannya.

Krek krek krek.

"Ap.. Apa yang lakukan. Hen.. Hentikan..." bibir Chanyeol bergetar, dia berusaha berteriak keras.

Baekhyun tidak peduli. Namja itu terus menggunting pakaian Chanyeol. Tepat dibagian dada. Chanyeol meronta ronta keras.

Krek krek krek krek.

Tidak butuh lama, baju sekolah Chanyeol sudah tidak terbentuk. Baekhyun mengguntingnya secara acak dan membabi buta.

Kreeekkkkkk. Baekhyun tidak lupa menarik bekas guntingan itu, hingga membuat dada bidang Chanyeol terpampang nyata sekarang.

Deg.

Baekhyun sejenak menghentikan aksinya, dia sedikit tertegun saat melihat tubuh telanjang bagian atas Chanyeol. Namun dia lekas menggeleng, tidak akan tergiur dengan penampakan tubuh Chanyeol itu.

Baekhyun langsung berlanjut ke bagian celana sekolah Chanyeol, dia lekas menarik kasar ikat pinggang si namja, dan melempar ikat pinggang itu ke lantai.

"Hen... Hentikan... Kumohon..." Chanyeol mengiba, dia tidak ingin ditelanjangi. Dahinya semakin berkeringat.

Baekhyun tidak menimpali atau menggubris. Namja itu sekali lagi memulai menggunting celana Chanyeol, dia memulainya dari ujung bawah celana Chanyeol itu, terus naik keatas.

Kreekk krekkk kreekkk.

Gunting, gunting dan gunting.

"Hentikan... Kau merusak celanaku."

"DIAM."

Baekhyun membentak Chanyeol, setelah itu namja tersebut naik keatas ranjang, mengangkangi Chanyeol. Dia langsung menarik keras celana sekolah Chanyeol yang sudah tidak terbentuk. Hingga membuat Chanyeol hampir bugil, hanya celana dalam saja yang tersisa.

Baekhyun seperti orang gila yang kerasukan sekarang. Untuk terakhir kali dia menggunakan guntingnya, kali ini menggunting tepian CD milik Chanyeol, dan tanpa aba aba langsung menariknya. Kreeekk.

Jreenggg.

Kejantanan Chanyeol yang masih lemas kini terpampang nyata didepan Baekhyun. Chanyeol sudah betul betul telanjang bulat, no sensor.

Baekhyun lagi lagi tertegun, diam membisu. Mata sipitnya terfokus pada kejantanan alias penis Chanyeol yang baru kali ini dilihatnya.

Hening, kali ini agak lama.

Deg deg deg.

Baekhyun terkena kontroversi hati. Dia mendadak galau.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

o

o

o

o

o

o

o

TBC

O...O...O...O...O...O...O

Maaf, aku pernah publish FF ini, tapi kuhapus karena suatu alasan tertentu (salah satu anggota keluarga mendapatiku mengetik FF yaoi mesum ini, dan itu betul betul membuatku tidak bisa berkata kata. Shock dan kaget bercampur jadi satu. Mungkin aku sudah dicap aneh dan sebagainya. Dan itu membuatku down selama beberapa hari. Sempat terlintas juga untuk tidak membuat FF lagi. Begitulahh...) Namun karena banyak pembaca yang nge PM (karena FF ini hilang), akhirnya aku nekat publish lagi. Sekali lagi maaf ya atas kelabilanku.

Kalau FF ini masih di respons, aku akan publish chap 2 besok (chapter 2 udah jadi). Maka dari itu Review yaa.

I love you All.

Han Kang Woo