NOBODY PERFECT

Summary : Yang harus kau ingat, kita hanya pemeran bukan sutradara.

Main Cast :

Oh sehun

Xi Luhan

Other cast:

Park Chan yeol

Byun Baek Hyun

Kim Jong In

Do Kyung Soo

Note :

FF ini menggunakan Rated M /buat anak dibawah umur silakan back, tapi jika kalian tetap memaksa membaca dosa dan resiko ditanggung sendiri – sendiri/

FF ini berunsur Yaoi / BL /Please don't bash jika kalian tidak suka dengan ide, alur ataupun penulisan silakan tekan back ajah karna Vii tidak memaksakan kalian untuk membaca FF ini/

So happy reading

.

.

And

.

.

Enjoy it

.

.

ViiYoung

.

.

Present

.

.

NOBODY PERFECT

.

.

.

Sempurna! Sebuah kata yang dapat melukiskan seorang pemuda keturunan China yang menetap di Korea Selatan ini. Bagaimana tidak? lahir dikalangan menengah atas, berparas tampan, pendidikan yang terjamin, bakat musik yang mumpuni ditambah otak yang bisa dibilang jenius untuk kalangan anak seusianya tak menjamin hidup seseorang akan bahagia dengan segala kemewahan disekelilingnya.

Xi Luhan seorang Violin yang sangat sombong dan angkuh di kalangan violin Negeri Ginseng tersebut. Sikap sombongnya bahkan membuat setiap orang tak bisa seenaknya berbicara kepadanya termasuk kedua orang tuanya sendiri, hanya 3 orang ini yang dapat berbicara sesuka hati terhadap pemuda itu yakni ketiga sahabat karibnya. Seorang pianis bermata owl yakni Do Kyung Soo dan seorang pemain cello yang tak kalah sombong seperti Luhan yakni Byun Baek Hyun. Siapa yang tak kenal ketiga maskot XOXO University, pemuda – pemuda berbakat yang mampu menyabet berbagai penghargaan mulai tingkat nasional hingga internasional demi mengharumkan nama universitas mereka.

"Hei Lu, apa kau tak ingin pulang?" Tanya Baekhyun.

"Mungkin sebentar lagi."

"Jangan terlalu dipaksa, Lu. Mr. Scout akan mengerti jika kau terlambat menyerahkan instrument itu." saran Kyungsoo.

"Tak apa Kyung, tinggal bagian violinnya saja yang perlu direvisi."

"Ya sudah,jangan terlalu memaksakan diri, aku tahu kau banyak beban akhir – akhir ini dan cobalah beristirahat jika kau lelah." sahut Baekhyun.

"Terima kasih untuk sarannya."

"Ya sudah Chanyeol dan Kai sudah menjemput kami pulang dulu."

"Ya, hati – hati."

Pada ahkirnya mereka meninggalkan Luhan dengan kertas, partitur serta not – not balok tersebut hingga suara ponsel mengganggu konsentrasinya dan memaksanya untuk menggangkat telepon tersebut.

"Ada apa?"

"Tak bisa kah kau ramah sedikit terhadap ku, Lu?" jawab seseorang.

"Tak taukah kau tuan Oh sehun, kau telah mengganggu konsentrasiku."

"Oh ya, apa kau sedang berlatih?"

"Tidak, hanya sedang mengerjakan beberapa tugas dari Mr. Scout."

"Tua bangka itu masih mengajar disana? Aku kira dia sudah pensiun...Ah, sudah berapa lama aku meninggalkan Korea?"

"Aku harap seperti itu, sekitar 6 bulan tuan Oh dan kenapa kau meneleponku?"

"Aku hanya rindu omelanmu rusa manja, kau tahu setiap pagi tak ada yang berteriak membangunkanku selama aku disini."

"Bodoh, makanya segeralah kembali kemari dan kau akan mendapatkan teriakanku yang membahana untuk membangunkanmu."

"Aku harap segera kembali kesana, Lu. Kau berada dimana kenapa sepi sekali?"

"Aku diruang latihan lantai 1 dan memang sepi karna aku sendirian."

"Oh syukurlah, setidaknya aku bisa berbicara denganmu tanpa 2 mahluk astral yang selalu mengganguku saat menelponmu."

"Hun, aku mau mengumpulkan ini dulu bisa kah kau tutup teleponnya nanti ku hubungi lagi."

"Tak usah, kau bisa memakai headset dan aku akan menemanimu, pastinya sekarang sudah sepi."

"Baiklah."

Dan satu lagi sahabat karib Luhan dari mereka berumur 1 tahun, Oh Sehun, pemuda yang tak kalah tampan dengan Luhan. Dia juga berbakat di bidang musik hanya saja ia memilih menjadi konduktor dari pada pemain seperti Luhan atau yang lainya. Setelah Luhan menggunakan headset hingga sampai didepan ruanggan Mr. Scout langkahnya terhenti saat mendengar suara rintihan dan desahan dalam ruang tersebut.

"Ssshhhh...aaaahhh.. ddeee..eep ssiir, terus disannah ouch penis mu sungguh memuaskan kuuh sir." suara perempuan tersebut.

"As your wish babe." sahut lelaki tersebut.

Luhan bukan orang bodoh yang tak menggerti apa yang tengah terjadi di ruangan tersebut. Luhan ingin pergi tapi ia mengurungkan diri saat suara perempuan yang sangat familiar tersebut menyebut namanya.

"Kau sungguh memuaskan, sir. Sesuai janjimu bisakah kau gantikan Luhan dengan posisiku? Aku bahkan lebih berbakat dari dia dan aku yang lebih pantas mewakili XOXO University untuk perlombaan di Brunel University. Aku sudah muak dengan tingkahnya yang sangat sombong, baru memenangkan perlombaan antar Asia saja sudah seperti itu." renggek sang wanita.

"Maaf Seul gi darling, kau tahu kan perlombaan itu bukanlah hal yang main – main kemampuan Luhan sudah terbukti dan tidak bisa dibilang remeh." sahut Mr. Scout.

"Memang baru tahu kau dasar wanita jalang." gumam Luhan dari luar ruangan.

"Tapi kau sudah berjanji jika aku mau melayanimu maka aku akan menggantikan Luhan."

"Ya kau akan menggantikan Luhan tapi bukan untuk perlombaan di London. Kau hanya akan menggantikan Luhan pada festival bulan depan di Hongkong darling."

"Perlombaan itu hanya antar 4 Negara bukan lomba yang dapat mengangkat nama ku sir."

"Semua butuh proses.." sahut Mr. Scout terpotong saat Luhan mengetuk pintu.

Dengan sigap Seul gi bersembunyi dibawah meja Mr. Scout.

"Excuse me sir, saya ingin menyerahkan tugas ini dan saya permisi." kata Luhan.

Luhan melangkah menjauh dari ruang tersebut dengan tertawa hingga ia masuk kedalam mobilnya.

"Hei, Lu. Apa kau masih disana? Dan apa yang kau tertawakan?" tanya Sehun penasaran.

Oh ingatkan Luhan jika ia masih tersambung dengan Sehun yang berada di Paris.

"Oo, maafkan aku Hun. Tak taukah kau keadaan yang baru aku lihat sungguh menjijikan." jawab Luhan

"Apa maksudmu?"

"Kau ingat anak violin yang bernama Seulgi? Dia ingin menggeserku untuk acara di London itu."

"Dengan cara merayu tua bangka itu dan melayaninya?"

"Ya kau benar."

Luhan meninggalkan gedung universitas ditemani suara Sehun hingga tiba di sebuah rumah mewah bercat cream dengan pilar – pilar penyanggah bergaya klasik dan pahatan memenuhi setiap dinding rumah tersebut. Ia memarkirkan mobilnya di depan rumah dan melempar kunci mobilnya kepada pelayan yang menyambutnya.

"Parkirkan mobil itu!" Perintah Luhan.

"Kau sudah pulang?" sapa Ibu Luhan.

"Ya seperti yang kau lihat."

"Jangan lupa bahwa acara perlombaan di London kau yang harus mewakili XOXO University, jangan mengecewakan keluarga Xi, kau paham!" perintahnya sambil berjalan meninggalkan Luhan.

"Kau dengar Hun, bahkan ibuku pun tak pernah menanyakan apakah aku sudah makan hari ini." katanya sambil memasuki kamar pribadinya.

"Bukankah hidup seorang Xi Luhan sangat istimewa?" sambung Luhan sambil terisak

"Aku tahu, sudahlah rusa manjaku jangan menangis lagi. Kau tahu aku paling tak bisa mendengar kau menangis atau aku akan segera pulang ke Seoul sekarang juga."

"Ya pulanglah demi aku."

"Dasar rusa manja tunggulah sebentar lagi, sekarang istirahatlah aku tahu kau lelah disana pasti sudah malam." kata Sehun.

"Yah, kau benar Hun disini sudah pukul 11."

"Yah, selamat malam rusa manja" kata Sehun sambil mematikan sambungannya dengan Luhan

"Dan tungggu, aku akan menjemputmu dari sangkar emas itu." lanjut Sehun.

Malam ini untuk kesekian kalinya Luhan merasa tak dianggap lagi, tapi selalu ada Sehun yang selalu menemani dan mengerti akan Luhan. Seperti biasa hari ini ditutup dengan tangisan pilu Luhan jika mengingat betapa tak berartinya ia dihadapan orangtuanya yang merubah ia menjadi sekarang.

Bulan telah berganti dengan mentari yang sudah tinggi terhitung baru 5 jam Luhan memejamkan mata ia sudah harus membuka matanya karena bunyi ponsel yang membuat ia harus bangun dari mimpi cantiknya.

"Halo!"

"Xi Luhan tak tahukah jam berapa ini kenapa kau belum sampai?"

"Memang ini jam berapa Baek?"

"Ini sudah jam 7. Dimana kau?"

"Aku masih di rumah bahkan ini aku baru bangun"

"Oh Hello Kity ku cepat bangun dan kemari ada beberapa hal yang harus dibicarakan untuk acara lomba di London!"

"Baiklah aku kesana."

Tak butuh waktu lama Luhan telah siap untuk berangkat menuju XOXO University. Sesampainya disana, ia pun langsung memasuki aula sesuai instruksi Baekhyun. Suasana aula begitu ramai dengan beberapa peserta yang mendaftar untuk perwakilan XOXO University.

Tak perlu diragukan saat Mr. Scout memanggil nama – nama peserta yang akan dikirim ke sana. Posisi pemain Soloist Violin adalah Luhan, Pianis Kyungsoo, Soloist Cello Baekhyun dan beberapa anak berbakat lainnya hingga nama terakhir yang disebut membuat Luhan kaget. Lee Seulgi ikut dalam kelompok Violin Luhan, membuat Luhan merasa ada hal yang tak sehat dalam pemilihan ini. Tapi bukan Luhan jika tak mau memperdulikan hal kecil itu baginya benalu itu bukan tandingan seorang Xi Luhan.

Setelah semua berada pada posisi tim mereka masing – masing, tiba-tiba Mr. Scout memperkenalkan konduktor yang akan mendampingi mereka nanti.

"Dan ini dia Maestro yang akan mendampingi kalian...Tuan Oh, silakan masuk!" kata Mr. Scout.

"Selamat siang, perkenalkan saya Oh Sehun konduktor yang akan mendampingi kalian." kata Sehun.

"Sehun!" kata mereka bertiga kompak dan dibalas dengan senyuman dari Sehun sendiri.


"Kapan kau datang?" tanya Luhan.

"Bagaimana kau berada disini?" tanya Kyungsoo.

"Apa kau menyuap dosen disana? Harusnya kau pulang 3 bulan lagi kan?" tanya Baekhyun.

Ya kira – kira itulah yang dilontarkan ketiga pemuda cantik didepan Sehun sekarang. Setelah insiden datangnya Sehun disinilah mereka mengintrogasi pemuda itu dengan pertanyaan – pertanyaan yang membuat Sehun frustasi mana dahulu yang harus dijawab.

"Woho, apa aku sedang di introgasi?" tanya Sehun.

"Jawab saja Oh Sehun!" bentak mereka bertiga.

"Oke – oke, aku baru datang 1 jam sebelum aku bertemu dengan kalian di aula tadi. Aku telah menyelesaikan urusanku disana. Hey, Baek! Mulutmu memang tak pernah berubah memang, tapi berkat otak cerdas Oh Sehun buktinya aku bisa menyelesaikan kurang dari setahun." jawab Sehun.

"Oh begitu, karena kau sudah kembali mana oleh – oleh kami?" tanya Luhan.

"Mampirlah ke apartmentku nanti malam, dan kau rusa manja ikut denganku." kata Sehun sambil menarik Luhan meninggalkan mereka berdua.

"Dasar Oh Sehun sampai kapan dia mau jujur dengan perasaannya terhadap Luhan." kata Baekhyun.

"Iya, tapi sekarang bukan itu masalahnya Baek, tapi siapa yang akan membayar ini semua harusnya bocah es itu yang membayar ini semua?" tanya Kyungsoo.

"Eh! Dasaaar Oh Sehun sialan bayar dulu makanan ini." umpat Baekhyun dalam restoran tersebut.


Sehun menyusuri jalanan Seoul yang sudah lebih dari 6 bulan tak ia lewati, mobil itu berjalan mulus dan teratur menuju mansion Oh.

"Kau membawaku kemana?" tanya Luhan.

"Ke rumahku. kau tahukan ibu pasti akan marah – marah karena aku pulang tak memberi kabar padanya."

"Jadi kau mengajakku untuk menjadikan tamengmu?"

"Ya, kau makin pintar rusa. Kau tahukan jika ada kau ibu pasti tak akan mengamuk karena dia selalu menuruti semua perkataanmu, jadi tolonglah aku sekali ini saja."

"Sekali kau bilang, jika aku membuat list apa saja yang telah kulakukan untukmu mungkin akan sepanjang perkamen sejarah dinasti Joseon."

Sesampainya di halaman mansion Sehun, mereka masih saja berdebat.

"Hei tak seperti itu juga. Ayolah Luhan cantik, kau kan penolongku."

Jdeer! mati kau Sehun kau baru saja mengucapkan kata kramat.

"Kau bilang apa Hun?" kata Luhan sambil memberi death glare pada Sehun.

"Bukan apa – apa, hanya aku punya sesuatu untuk rusa manjaku."

"OH SEHUUN!" teriak Luhan sambil memukuli Sehun.

Dengan sigap Sehun memegang tangan Luhan dan berbisik.

"Bisakah kau tenang? Kau itu memang cantik Lu."

"Tapi kan kau tahu kalau aku tak menyukai panggilan cantik. Aku ini manly Hun kau harus ingat itu."

"Manly? Apa stiker hello kity di kamarmu sudah kau buang?"

Luhan menggeleng.

"Apa sprei kamarmu telah kau ganti dengan gambar serigala?"

Luhan menggeleng lagi.

"Dan apa kamarmu sudah berganti cat selain warna pink?"

"Belum. Kenapa? Ada yang salah?"

"Ya, kau bilang manly tapi isi kamarmu bak princess."

"Tapi aku suka Hun." kata Luhan sambil mempoutkan bibirnya.

"Tahan Sehun!" batin Sehun.

"Tak usah memasang tampang seperti itu. Ayo, masuk sepertinya ibu sudah menunggu." pinta Sehun.

Mereka berjalan berdampingan memasuki mansion Oh.

"Selamat datang Tuan muda!"

"Ibu dimana?"

"Ada apa anak nakal?" seorang wanita paruh baya berjalan menuju Sehun dan menghadiahi sebuah jitakan selamat datang untuk anak tercintanya.

"Yak, ibu sakit." Protes Sehun.

"Sakit kau bilang, kau kembali tak memberitahu ibumu, tak tahukah kau lusa ibu akan pergi kesana dan sekarang kau berdiri disini. Dasar anak nakal ibu jadi harus membatalkan liburan ini." kata nyonya Oh sambil memukuli Sehun.

"Sudah bibi kasihan Sehun." lerai Luhan.

"Luhan sejak kapan kau disini?"

"Sejak abad ke 20 bu."

"Diam kau anak nakal!"

"Aku disini bersama Sehun."

"Iya bu, dia kemari bersamaku iya kan Lu?" kata Sehun sambil bersembunyi dibelakang Luhan.

"Sudah lama Lulu tak main kemari. Bibi rindu padamu apa kabarmu sayang? " tanya nyonya Oh sambil memeluk Luhan.

Luhan mematung mendengar pertanyaan nyonya Oh. Melihat perubahan ekspresi Luhan, Sehun mulai panik.

"A-aku baik bi. Bagaimana dengan bibi?" tanya Luhan.

"Bibi baik, sayang. Jaga kesehatanmu ya, kau terlihat kurus. Bibi tinggal dulu ya dan kau Sehun ajak Luhan makan! Ibu tak mau melihat Luhan kurus seperti ini ibu berangkat dulu." ancam nyonya Oh sambil meninggalkan Sehun dan Luhan di dalam mansion tersebut.

"Disini anaknya itu aku atau Luhan sih?" omel Sehun."Iya kan Lu?" lanjut Sehun.

Tak ada respon dari Luhan akhirnya Sehun menoleh dan melihat Luhan berjongkok sambil menangis dalam diam.

"Hey, Lu. Kau kenapa menangis?"

"Tak bisakah kata – kata ibumu tadi keluar dari mulut orang tuaku Hun? Sekali saja apa sebegitu tak berartinya aku di hadapan mereka?" sahut Luhan sambil menangis.

"Sssstttt... Masih ada aku disampingmu. Jangan pernah khawatir oke." kata Sehun sambil memeluk Luhan.

"Berjanjilah kau tak akan meninggalkan u?"isak Luhan dalam pelukan Sehun.

"Ya rusaku, aku berjanji." kata Sehun mengeratkan pelukannya.

"Dengan segenap jiwa ku." tambah Sehun dalam hati.


Setelah kejadian siang itu, sekarang Luhan dan Sehun berada di Apartemen Sehun yang lama tak ia kunjungi.

"Kenapa apartmen ini bersih? Harusnya apartmen ini kotor karena tak ada yang menempati, iya kan Lu?" tanya Sehun.

"Siapa bilang? Aku yang menempatinya bahkan beberapa baju dan perlengkapanku disini."

"Kau sendirian disini? Tunggu kau tak mengubah kamarku menjadi seperti kamarmu kan?"

"Sehun kau kan tahu aku tak bisa tidur tanpa selimut Hello Kitty ku dan boneka Baymax serta bambi itu."

Dengan segera ia menaiki lantai 2 dan membuka pintu kamarnya, bahkan sebelum membuka kamar tersebut Sehun sudah disambut Stiker Hello Kitty bertuliskan "HunHan's Area" dan betapa kagetnya Sehun kamar manlynya berubah hampir 180 derajat menjadi kamar seorang princess.

"Bagaimana bagus bukan?"

"Luhan foto tante Miranda kerr ku kau kemanakan?"

"Oh, foto tante mengenakan gaun malam kurang bahan itu? Sudah aku buang karena aku tak suka Oh Sehun ku melihat hal-hal seperti itu, cukup Jong in yang mesum kau jangan seperti dia." jawab Luhan santai.

"K-kau buang? Itu poster edisi khusus Lu." Jawab Sehun frustasi. Pasalnya poster Miranda Kerr yang dibuang Luhan adalah favoritnya dan merupakan edisi khusus.

"Masih bagus badanku daripada badan tante itu." Luhan mempoutkan bibirnya.

"Kau yakin? Mana aku lihat?" tanya Sehun dengan memberikan smirk andalannya.

"Tak mau!" tolak Luhan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada seolah membentuk tameng.

"Ayolah! Aku bahkan sudah sering melihat tubuh polosmu, Lu. tak tahukah kau sebenarnya aku sudah merindukanmu dibawahku Lu," Bisik Sehun.

"Aku juga merindukanmu tuan Oh, tapi tidak sekarang. Mereka akan datang sebentar lagi. Bukankah kau yang mengundang mereka?"

"Aku bisa menelpon mereka dan menyuruh mereka kemari besok malam. Bagaimana, sayang?"

"Setidaknya bersihkan badanmu dulu."

"Kenapa? Bukankah nanti aku akan berkeringat lagi?" bisik Sehun.

"Ini masih sore Hun."

"Memangnya kenapa? Bukankah kita bisa bermain sampai larut? Ayolah, Lu. Adik kecilku ini sudah merindukan lubang favoritnya. Tahukah kau sudah lebih berbulan - bulan aku tak menyentuhmu."

"Bukankah baru 3 bulan lalu aku kesana?"

"3 bulan seperti berbulan – bulan untukku, Lu." rengek Sehun.

Kasihan melihat tampang Sehun, ahkirnya Luhan yang terlebih dahulu memulai dengan mendaratkan ciuman panas pada Sehun dan disambut dengan senang hati oleh Sehun. Hisap, jilat, gigit, itulah yang mereka lakukan hingga Sehun mencari celah agar lidah mereka bisa bermian dan Luhan menerima dengan senang hati. Sehun menuntun Luhan menuju ranjang besar itu tanpa melepas ciuman mereka. Desahan halus keluar dai mulut Luhan yang menikmati setiap permainan lidah Sehun dalam mulutnya. Bahkan tangan Luhan telah berpindah ke tengkuk Sehun dan meremas halus tiap helai rambut Sehun, melampiaskan hasrat yang telah mencapai puncak akibat perlakuan Sehun pada bibirnya. Suasana kamar makin panas Luhan memukul dada Sehun menandakan ia butuh pasokan udara hingga Sehun dengan berat hati mengakhiri sesi ciuman panas tersebut. Dengan wajah sama – sama merah dan nafas yang tak beraturan mereka saling tatap dan tersenyum.

"Kau menawan Lu. Apa kita lanjutkan?" tanya Sehun.

"I am yours!" jawab Luhan.

Dan pada ahirnya TeBeCe dulu yaa


Anyeong Yorubuuuun *bibir monyong* Vii balik dengan kisah HunHan again jangan bosen yaaaaa *_*9 {salam banana}

Kali ini Vii bawain story ini penuh kebimbangan *kaga ada yang tanya* semoga suka yaa, kritik dan saran Vii tunggu di kolom Review yaa

Gomawo buat Kak younlaycious88 nih yang rela ngedit nih story dan buat kamu, iya kamu *plak* gomawo uda cekokin musik klasik tiap hari sampai saya kecanduan dengerin itu aliran dan muncullah story ini.

Udah ah pidatonya happy reading ya Gengs, Review Juseyoo ^_^v