Remake : Wolf Boy-Black Prince!

Cast :

Kim Mingyu

Jeon Wonwoo

Other Cast : Seventeen's members.

Jeon Wonwoo berbohong kepada teman-temannya tentang memiliki pacar dengan menunjukkan gambar seorang namja tidak dikenal yang ternyata adalah teman sesama sekolahnya yaitu Kim Mingyu, mau tidak mau Wonwoo meminta kepada Mingyu untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Namun, Mingyu yang memberikan kesan namja baik-menawan ternyata menjadi seorang namja super sadis dan menggunakan alasannya untuk memeras Wonwoo dan memperlakukannya seperti anjingnya.

CUE!

"Hahahaha! Lucu sekali! Seperti versi mininya Mingyu!" Jun membolak-balikkan beberapa lembar foto tebal yang ada digenggamannya. Pada foto itu menunjukkan beberapa foto masa kecil Mingyu dan Seungcheol yang membuat Jun merasa gemas sendiri.

Seungcheol tertawa sembari menyeruput ice lemon teanya "Ya'kan? Banyak yang bilang 'aku tidak pernah lihat bocah sejutek ini'"

"meski kecil tapi sangat lucu ya!" jari-jari Jun terus membuka satu persatu lembaran foto itu, tiba-tiba saja ia mengangkat salah satu foto itu dnegan cepat "ah! boleh minta yang ini?" tanya Jun.

Seungcheol menghentikan hisapannya pada minuman favoritnya, alisnya berkerut menjadi satu dengan bingung "sebenarnya tak apa sih..., tapi untuk apa?"

Namja china itu tersenyum hingga matanya terpejam "kalau aku memancingnya dengan ini, bagaimana ya reaksinya?"

"a-ah bisa gawat itu..."

Jun menopang dagunya pada tangan kirinya sembari memandangi foto masa kecil Mingyu yang ada ditangan kanannya "sepertinya Mingyu dan Wonwoo sedang berkencan ya?" ucap Jun berangan-angan.

Dengan santai Seungcheol menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dibelakangnya "semoga saja berjalan baik" doanya jujur, Jun tersenyum tipis menanggapi Seungcheol yang mulai terlihat malas "yah, siapa tau? Soalnya dia tidak bisa jujur pada diri sendiri."

Kedua tangan Seungcheol kini terlipat didepan dada, ia tidak lagi menyandarkan tubuhnya. Kepalanya mengangguk membenarkan pernyataan yang Jun katakan, sahabatnya itu memang tidak bisa jujur pada diri sendiri.

"ya. Terlalu sombong membuatnya gengsi"

Jun mengangguk "kau benar Seungcheol-ah"

BRAK!

Baik Jun maupun para pelanggan yang berada disekitar mereka terlonjak kaget karena gebrakkan dimeja yang bertuliskan nomor 21, semua mata menatap pada pelaku penggebrakkan yang kini tengah menatap namja china sembari mengepalkan tangan kanannya.

"Ja! Baiklah! Waktunya telepati! 'berjuanglah, Mingyu!'"

"HAHA! Sepertinya asik! Mau dicoba?"

Seungcheol menyatukan kedua tangannya didepan dada membuat posisi seperti orang yang sedang berdoa, diikuti pula dengan Jun yang terlihat senang.

"Mingyu! Semangat! Aku yakin kau pasti bisa! GAMBARE!" teriak Seungcheol.

"Mingyu-ah! Fighting!" sahut Jun tak kalah nyaring.

.

Seolah dapat mendengar teriakkan sahabatnya, wajah Mingyu kini menjadi muram. Kedua tangannya menyelinap dengan apik di saku celanannya, matanya menatap muram pada jalanan didepannya. Seolah melupakkan Wonwoo yang kini berjalan disebelahnya sembari menatapnya heran.

"ada apa, Mingyu?" tanya Wonwoo pelan

Mingyu menggeleng pelan "tidak, rasanya ada yang janggal dari diriku" jawabnya singkat. Wonwoo sedikit melebarkan matanya "oh? Mungkin sakit perut? Mau beli obat dulu?" tawarnya khawatir.

"Tidak perlu" jawab Mingyu cepat, Wonwoo mengerutkan dahinya bingung.

Kedua mata Wonwoo tetap menatap Mingyu cemas, sedangkan Mingyu yang merasa ditatap melirik sedikit kearah Wonwoo. Tanpa sadar ia memperhatikan setiap lekuk wajah Wonwoo, mulai dari mata, hidung, pipi hingga bibir pink milik Wonwoo.

PLAK!

"jangan menatapku!" Mingyu hampir menampar wajah Wonwoo, jika saja ia terlalu keras menapak wajah Wonwoo—menempelkan telapak tangannya pada wajah Wonwoo sembari mendorongnya menjauh.

"Yahh! Kenapaa?" Wonwoo mengusap wajahnya yang sedikit memerah karena ulah Mingyu yang kini berlalu dari hadapannya. "wajahmu menjengkelkan tahu" jawab Mingyu cuek.

"kau mau nonton film'kan? Ayo cepat sebelum penuh" lanjut Mingyu seolah memberikan perintah pada Wonwoo yang kini terdiam ditempatnya.

.

.

Wonwoo mengamati deretan jadwal yang di tunjukkan oleh pihak bioskop menggunakan TV besar. Wajahnya berubah muram setelah melihat jam-jam yang terpampang dihadapannya.

"sepertinya kita telat satu jam, film yang ingin kulihat sudah dimulai..." Wonwoo menggigit bibir bawahnya, matanya melirik ke arah Mingyu yang berdiri disebelah kirinya.

"apa-apaan? Selanjutnya mulai jam berapa?"

"satu setengah jam lagi..."

Mingyu menghela nafasnya berat "apa tidak ada yang lain?"

Wonwoo memperhatikan rentetan judul-judul dihadapannya dengan serius, ia meletakkan jari telunjuknya pada dagunya. "kalau sekarang um... yang akan mulai hanya itu..." kedua matanya menatap banner besar yang menunjukkan namja dan yeoja yang menyatukan dahi mereka berdua sembari tersenyum senang dengan latar sunset dibelakangnya, film itu berjudul 'bersamamu'.

'EH? ITU CERITA CINTA SERIUS? Aku sih sebenarnya tidak masalah, tapi...' "Mingyu, kau tidak tertarik untuk menontonnya kan? Sepertinya kita tunggu saja selanjutnya? Aku mau beli tiketnya dulu, sambil menunggu kita jalan-jalan dulu—"

"tidak, ayo kita menontonnya" potong Mingyu cepat.

Wonwoo membulatkan matanya yang sipit dengan tidak percaya "hah? Kamu mau menontonnya?" tanya Wonwoo meyakinkan namja tiang dihadapannya, Mingyu mengangguk sekilas kemudian merogoh sakunya untuk mengambil dompet dan mengeluarkan uang beberapa Won kemudian memberikannya pada Wonwoo.

"ayo, kita beli tiketnya"

Wonwoo menerima uang yang diberikan Mingyu, matanya tetap menatap Mingyu heran "apa kamu yakin? Ini kisah cinta ..."

"terserah aku mau nonton film apapun. Ada masalah?" geram Mingyu sembari menatap tajam Wonwoo yang kini bersungut karena tatapannya. "ti-tidak..." cicit Wonwoo.

.

"AGH! Aku tidak tahu! padahal hanya 3 kata, tapi sangat sulit diucapkan... sial!"

"itu benar! Kau tidak bisa mengucapkannya, karena kau pengecut, tidak berani, tidak punya nyali dan namja tidak berguna!"

Mingyu mengepalkan jari-jarinya kuat, telinganya mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan kedua tokoh yang sedang berinteraksi dihadapannya, terlihat jelas pasangan itu sedang bertengkar dipantai. Mingyu menggertukkan giginya saat yeoja yang ada dilayar besar dihadapannya itu menujuk ke arah namja yang kini tengah berlutut dihadapan yeoja itu.

"T-tidak! Aku..., aku..!"

"Kalau begitu katakan! Sekarang juga!"

Setelahnya Mingyu hanya memejamkan matanya sembari mengusap wajahnya kasar saat mendengar teriakkan frustasi dari tokoh namja yang berusaha mengucapkan 3 kata yang sulit diucapkan.

.

"Wuah, film tadi menyenangkan, ya?" Wonwoo menatap beberapa souvenir tentang film yang tadi ia tonton didepannya, terlihat beberapa poster serta gantungan kunci ada dietalase dihadapannya.

Mingyu memasukkan kedua tangannya di saku celananya "masa? Kalau aku tidak nyaman sama sekali" jawab Mingyu jujur.

"oh, mau beli posternya tidak ya?" Wonwoo mengangkat poster yang berukuran 30x20 digenggamannya.

"film tadi jelek sekali ya?" – "benar sekali, apalagi laki-lakinya. Kalau laki-laki tulen pasti tidak begitu, ya?" – "iya ya! Laki-laki begitu terlalu dimanja pasangannya" – "syukurlah pacarku tidak begitu!"

Obrolan dua yeoja yang lewat dibelakang Mingyu membuat emosinya sedikit tersulut, alisnya berkerut tidak suka. Wonwoo yang tidak terlalu memperdulikan sekitarnya hanya sibuk mencari-cari souvenir untuknya.

"Hei! Mingyu, lihat! Lihat foto ini" Wonwoo memanggil Mingyu senang, di kedua tangannya ada foto 5x5. Disatu foto ada wajah perempuan yang menghadap kekanan, sedangkan disatunya lagi ada wajah laki-laki yang menghadap kekiri. Jika digabungkan maka kedua foto tersebut akan terlihat seperti berhadapan.

GRAB!

Wonwoo reflek menjatuhkan foto yang ada ditangan kanannya karena genggaman tiba-tiba yang Mingyu berikan "eh! Ada apa?"

Kedua orbs coklat tua milik Mingyu menatap tajam tepat pada kedua orbs hitam milik Wonwoo, membuat namja yang berstatus bottom sedikit malu. Beberapa detik berlalu dengan keheningan, Mingyu tetap diam sembari menatap Wonwoo yang kini sedikit resah karena tatapan tajamnya.

"m-mingyu, ada apa?"

Mingyu menggelengkan kepalanya cepat, ia tersadar dari lamunannya "tidak ada! Tidak ada!" tangannya segera melepaskan genggamannya pada tangan kanan Wonwoo kemudian menepuk surai hitam legam milik Wonwoo "dirambutmu ada kotoran tadi"

"ma-makasih..."

"sama-sama" jawab Mingyu malas

Setelahnya Mingyu berjalan mendahului Wonwoo yang sedang mengusak rambut hitamnya guna menyingkirkan kotoran yang dikatakan oleh Mingyu. Melihat Mingyu berjalan menjauhinya, Wonwoo menghentikan pergerakkan tangannya. Mata hitamnya menatap bingung punggung Mingyu yang semakin menjauh "ada apa dengan Mingyu?" lirih Wonwoo heran.

.

Hari semakin siang, semakin banyak pula orang yang berlalu lalang untuk membeli keperluan masing-masing atau hanya sekedar berjalan-jalan.

Setelah menonton, Wonwoo memutuskan untuk membeli creepes yang dijual di salah satu kedai kecil tak jauh dari bioskop.

"Silahkan, terimakasih sudah menunggu" pegawai itu memberikan creepes coklat keju pada Wonwoo yang langsung tersenyum senang setelah melihat creepesnya matang "terimakasih!"

Wonwoo buru-buru melangkahkan kakinya ke arah Mingyu yang sedang duduk ditaman dengan posisi tangan dilipat didepan dada dan juga mata yang terpejam.

"maaf menunggu!" Wonwoo langsung mendudukan dirinya disebelah Mingyu "kau mau creepes juga?" tawar Wonwoo innocent, dan tentu saja dijawab dengan tolakan dingin Mingyu "sudah kubilang aku tidak suka manis"

Wonwoo menyodorkan creepesnya pada Mingyu "satu gigitan tak apa,

Kan? Katakan ah!"

Mingyu menjauhkan dirinya dari Wonwoo dengan kesal "sudah kubilang tidak suka—"

"ahhhh~ bermesra-mesraan" tiba-tiba saja anak perempuan yang masih berkisar antara 5 atau 6 tahun mendatangi keduanya sembari menjilat eskrim stroberi.

Wonwoo tersenyum kecil "ei.. terlihat begitu ya? terimakasih!"

Mingyu mengerutkan dahinya was-was, matanya melirik pada Wonwoo yang tersenyum manis pada yeoja kecil didepannya. Perlahan ia mendekatkan dirinya dengan Wonwoo "Hei, jangan asal bicara dengan anak kecil" bisik Mingyu.

"apa oppa berpacaran? oppadeul lagi kencan?" tanya yeoja kecil itu polos, lidah kecilnya masih menjilati ice cream stroberinya yang diberi topping messes coklat itu.

Wonwoo mengangguk "iya.. kami sedang berkencan"

"ehhh~" yeoja kecil itu menatap Mingyu takjub, sedangkan yang ditatap malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. "ah siapa namamu manis?" tanya Wonwoo gemas.

Yeoja kecil itu tersenyum manis "Seowoo, Baek Seowoo" jawabnya dengan suara imut anak kecil yang khas. "oppa sangat keren" sambung Seowoo cepat, Wonwoo melirik ke arah Mingyu yang tidak peduli dengan dirinya dan Seowoo "hah? Yah. Keren, kan?" tanya Wonwoo bangga.

Seowoo mengangguk kecill "makanya oppa menyukainya?"

"Hah?"

"eomma bilang 'laki-laki hidup dengan penampilannya'" jawab Seowoo polos, sampai terlalu polosnya hingga kedua namja yang kini menjadi sepasang kekasih itu terdiam kelu.

Wonwoo tersenyum paksa, sebenarnya ia memakluminya sih karena Seowoo masih sangat kecil tentu ia belum mengerti dengan kehidupan yang sebenarnya. "Tidak, bukan begitu saja. Meski oppa ini sangat sadis, tapi sebenarnya—"

DUK!

Wonwoo terpaksa menghentikan ucapannya karena tangan kiri Mingyu dengan ringan mengayun dikepalanya "Hentikan. Bicara apa kamu sama anak kecil, bodoh?"

Seowoo kembali menjilati eskrimnya sembari menatap keduanya "kalau oppa?" tanyanya pada Mingyu. Namja tan itu menolehkan kepalanya untuk menatap Seowoo yang berada didepannya dengan bingung "apa oppa menyukainya?" tanya Seowoo lagi.

Mingyu terdiam, matanya sedikit melebar karena kaget. Melihat perubahan ekspresi Mingyu, Seowoo mengerutkan dahinya membuat ekspresi orang yang sedang curiga "apa oppa tidak menyukainya? Apa oppa orang jahat?"

Wonwoo tertawa karena pertanyaan Seowoo yang terkesan sangat polos "haha! Kamu ditanyain tuh! Ayo apa jawabanmu?" tanya Wonwoo penasaran, dan lagi-lagi Mingyu terdiam.

Mingyu menundukkan kepalanya untuk beberapa detik, membuat Wonwoo semakin dilanda penasaran atas jawaban Mingyu. Beberapa detik kemudian, Mingyu mendongakkan wajahnya dan menatap Wonwoo tajam dengan ekspresi cukup membuat Wonwoo ketakutan dan Seowoo yang berdiri didepan mereka juga melihat ekspresi Mingyu.

"aku—"

"HUEEE! MIANHAEYO HUEE! " tangisan Seowoo membuat Mingyu bungkam, yeoja kecil itu menangis keras hingga wajahnya memerah.

Wonwoo yang melihat Seowoo menangis langsung cemas "Hei, jangan menangis! Kau tidak melakukan hal buruk kok" kata Wonwoo berusaha menenangkan Seowoo.

Seowoo menggeleng takut "tapi wajahnya mengerikan! Huee!", Wonwoo meletakkan creepesnya kemudian mengelus surai Seowoo lembut "anio! Tenang saja! Wajahnya memang seperti itu!" kata Wonwoo lagi.

Tak lama kemudian terdengar pekikan yeoja yang sedang berlari menuju ke arah mereka bertiga.

"Seowoo-ya! kemana saja kamu?" suara yeoja itu membuat ketiganya menoleh, Seowoo yang masih menangis langsung membalikkan tubuhnya pada yeoja yang tadi berlari.

"Eommaa!" teriak Seowoo, yeoja yang dikatakan sebagai eommanya itu langsung memeluk anaknya yang sedang menangis "sudah eomma katakan jangan jauh-jauh" kata eommanya kesal, yeoja kecil itu langsung memeluk eommanya erat sembari menunjuk ke arah Mingyu "Oppa itu menakutkan! Huee"

Wonwoo tersentak pelan dan langsung berdiri saat Seowoo mengatakan Mingyu menakutkan "Um.. jeosonghamnida, kami tidak bermaksud seperti itu" kata Wonwoo berusaha meyakinkan.

.

"anak kecil tadi kamu apakan hah? Dia masih sangat polos" gerutu Wonwoo, ia masih sedikit kesal dengan kejadian tadi. Untung saja eomma Seowoo mengerti dan langsung memaafkan mereka karena telah membuat Seowoo menangis.

Mingyu memutar bola matanya malas "aku tidak melakukan apa-apa" jawabnya datar, Wonwoo mengangguk pelan mengiyakan. Keduanya kini kembali berjalan menyusuri beberapa toko yang berada disekitar distrik ini, Mingyu melirik sekilas pada Wonwoo yang berada disisi kirinya "jadi? Selanjutnya mau kemana?"

"hah? Kemana?"

"kamu membuat rencana'kan? Seharian penuh kita akan bersama,kan?" pertanyaan Mingyu membuat Wonwoo kembali mengingat permintaannya saat ia dan Mingyu berada ditaman sekolah saat istirahat. Permintaannya untuk hari ulang tahunnya.

Tanpa sadar Wonwoo menghentikan langkahnya saat mengingat itu, Mingyu berbalik menatap Wonwoo yang beberapa langkah dibelakangnya.

"Kau kenapa? ayo jalan!" ajak Mingyu, Wonwoo terkesiap kecil lalu tersenyum manis "ayo!" balasnya senang.

Mereka berjalan mengelilingi taman yang tak jauh dari distrik, sesekali Mingyu memfotokan Wonwoo yang ingin berfoto dengan beberapa pemandangan yang sangat jarang ia temukan. Tak lupa pula mereka membeli beberapa camilan sembari berjalan-jalan di bazar yang sedang diadakan di dekat sungai Han, mereka juga mengunjungi game station dan photobook –walau pada akhirnya hanya Wonwoo yang berfoto disana.

.

Tak terasa hari mulai malam, lampu-lampu kota mulai menyala membuat pemandangan disekitar sungai Han semakin indah. Kini Wonwoo dan Mingyu memilih untuk menaiki Cruise, mereka berkeliling menyusuri Sungai Han.

"Indahnya!" Wonwoo memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus menyapa wajahnya, pemandangan cantik yang dapat dilihat dari kapal ini benar-benar membuat Wonwoo takjub.

"ini pertama kalinya aku naik kapal seperti ini! Ternyata jalannya cepat juga, ya?" gurau Wonwoo sembari melemparkan senyum khasnya pada Mingyu yang terlihat fokus pada pemandangan didepannya.

Semilir angin membawa anakan rambut Mingyu bergerak, membuat wajah Mingyu yang murung terlihat jelas oleh Wonwoo yang berada tepat disebelahnya.

Wonwoo menatap Mingyu lekat "Mingyu, ada apa?" tanya namja emo itu khawatir, Mingyu terlonjak pelan "hah? Tidak ada" Mingyu menopangkan dagunya pada tangan kanannya yang bertatakan pagar kapal.

"kau tak apa? Apa kau mabuk laut?" tanya Wonwoo lagi, ia cukup khawatir dengan perubahan sikap Mingyu yang begitu drastis seharian ini.

"Tidak. Diam saja dan lanjutkan ocehanmu" ucap Mingyu kesal, Wonwoo memiringkan kepalanya bingung "hah? Diam saja dan lanjutkan ocehanmu?" Wonwoo bergumam, ia tidak mengerti sama sekali dengan perkataan Mingyu namun ia memilih untuk tidak mengganggu namja tampan disebelahnya. Wonwoo mengalihkan pandangannya pada pemandangan kota yang nampak disebrang sungai Han.

"ini sangat indah ya? anginnya juga segar!"

Mingyu menolehkan pandangannya setelah mendengar gumam-an polos Wonwoo, matanya terbuka sedikit lebar saat melihat wajah Wonwoo yang sangat manis karena senang. Mingyu menegakkan tubuhnya, tangannya yang semula menopang dagunya kini memegang erat besi pagar kapal dengan erat.

Dengan cepat Mingyu memiringkan tubuhnya untuk menghadap Wonwoo.

"Wonwoo-ya" panggil Mingyu

Wonwoo menolehkan kepalanya kesamping memandangan Mingyu dengan penuh tanya. Menunggu Mingyu mengeluarkan suaranya lagi.

"Dengar baik-baik. Aku hanya mengatakannya sekali"

Wonwoo terdiam sebentar, kemudian mengangguk "ada apa?"

Mingyu menatap Wonwoo intens, sedikit gugup rupanya hingga bulir-bulir keringat terlihat di pelipisnya. Tanpa sadar wajah Wonwoo memerah karena tatapan intens Mingyu.

Namja bertaring itu mengerutkan dahinya, berusaha mengatakan apa yang ingin ia katakan "aku su..." perkataannya terputus, Mingyu menundukkan wajahnya namun dua detik kemudian ia mendongak dan kembali menatap Wonwoo namun dengan ekspresi kakunya.

"aku suka kepalamu!"

Wonwoo mengedipkan matanya bingung "Hah? Rambutku? Ah! syukurlah, aku pikir kau terganggu" kata Wonwoo sembari mengusap rambutnya "Mingyu-ah, hari ini kau bertindak agak aneh. Ah, jangan-jangan kau ingin mengatakannya dari tadi? Begitu ya! ternyata begitu..." tebak Wonwoo senang hingga hidungnya berkerut dan matanya menyipit.

Mingyu membenamkan wajahnya pada telapak tangannya murung saat Wonwoo mengucapkan terimakasih padanya.

—semangat Kim Mingyu!

.

Kini hari sudah benar-benar gelap, sudah waktunya untuk pasangan ini pulang. Wonwoo tersenyum pada Mingyu yang kini berdiri didepannya "terimakasih sudah mengantarku"

"Tidak masalah. Kalau begitu, sampai nanti" pamit Mingyu datar, kemudian ia berbalik dengan cepat dan melangkahkan kakinya pergi.

"Um, tunggu!" Wonwoo menundukkan wajahnya saat Mingyu berhenti melangkah dan menoleh kearahnya. "kau tahu.., saat ulang tahun aku hanya berpikir mendapatkan kue dan hadiah. Tapi, menghabiskan waktu d-denganmu. Ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasa hari ini paling istimewa, sampai sekarang aku masih merasa senang. Tapi aku tidak pernah berpikir 'aku tidak mau ini berakhir' atau 'aku sangat senang'" Wonwoo menghela nafasnya, kemudian ia mendongak untuk menatap Mingyu.

"Mingyu-ah, terima kasih! Aku menyukaimu!" Wonwoo tersenyum senang saat mengatakannya, bibir pinknya melengkung begitupula dengan kerutan dihidungnya yang kentara dan matanya yang menyipit.

Mingyu membulatkan matanya saat Wonwoo mengatakan suka padanya. Mingyu berjalan dengan cepat mendekati Wonwoo setelahnya ia menarik pinggang Wonwoo kencang sehinggan badan Wonwoo limbung kedepan dan jatuh ke pelukannya.

Wonwoo terkejut, matanya melebar karena kaget. Wajahnya kini merona hebat karena perbuatan Mingyu, "a-apa?" tanya Wonwoo gugup.

Mingyu mengeratkan pelukannya "Bodoh. Kamu mau ditabrak ya?" kata Mingyu dengan nada datarnya namun kali ini suaranya terdengar rendah.

Tak lama kemudian sebuah mobil ferarri melaju kencang melewati mereka berdua, saat mobil itu melewati mereka Mingyu menundukkan wajahnya dan membicarakan sesuatu. Wonwoo dapat melihat pergerakkan bibir Mingyu namun tidak dapat mendengarnya karena suara mesin mobil yang cukup dekat jadi terdengar keras sehingga suara Mingyu tak dapat terdengar sama sekali olehnya.

Wonwoo terdiam, ia berusaha memahami kondisi yang sedang terjadi saat ini. Tangannya mendorong pelan dada Mingyu menjauh dari tubuhnya "M-mingyu, tadi—UGH!"

Tolong biarkan Wonwoo berbicara terlebih dahulu Kim Mingyu!

Belum sempat Wonwoo menyelesaikan perkataannya dan terlepas dari pelukkan Mingyu, kini namja tampan itu menarik tubuhnya semakin erat pada tubuh berototnya dan kini dengan bantuan tangan kanannya yang berada dibelakang kepalanya membuat Wonwoo kini benar-benar memeluk namja tampan itu erat.

"Hei, M-mingyu! Aku tidak bisa bernafas! Hei!" Wonwoo memberontak dipelukkan Mingyu, namun apa daya karena tenaga Mingyu yang kuat tak sebanding dengan tenaga Wonwoo.

"berisik" kesal Mingyu namun tidak mengubah posisinya sama sekali.

Wonwoo mengerang " tapi ini sakit! Aku tidak bisa bernapas!" pekik Wonwoo

"diam dulu sampai aku mengatakannya" perkataan Mingyu membuat Wonwoo terdiam, walaupun nafasnya sedikit sesak ia memilih diam untuk mendengarkan namja jangkung dihadapannya.

'soalnya.., ini pertama kalinya... kau memelukku' Wonwoo meremat baju yang dikenakan Mingyu gugup, kepalanya ia sandarkan pada dada bidang Mingyu yang terasa nyaman untuknya. Samar-samar ia dapat mendengarkan detak jantung Mingyu yang tidak beraturan.

'ini ulang tahun paling berkenang untukku'

Mingyu mengelus surai hitam kelam Wonwoo lembut

"terimakasih Mingyu, aku juga menyukaimu"

.

THE END

.

.

.

.

.

.

.

TBC LAH== masih ada dua episode, pilih lanjut atau tidak?

Maaf ya sebulan lebih Lio ga update, karena Lio lagi UKK.

Belajar mati-matian, eh banyak yang ga lulus huhuhu;-;

Bodo amat ah! kkk~

Terimakasih buat pada readers deul yang masih setia baca ini ff walaupun mulai ga jelas karena makin kesini makin susah juga animenya buat di remake jadi tulisan.

Pasti pada gemes ya sama Mingyu kenapa ga bilang SUKA ke Wonwoo?

Sama saya juga gemes

Mingyu emang demennya minta dihambur lol

Makasih juga buat Ka Ara (Ara94) yang sempet2nya bikin hestek

#StillWaitingWBBP

Ngakak xD

Sekian

Ntar setelah selesai tugas

Lio update egen

Annyeong

Ini 3000 words

Tepar capek

Hue