Chapter 7 – Terungkap, Aku ingin Kamu Malam Ini!
Judul: I Love You My Bridegroom
Disclaimer: Masashi Kishimoto
I don't own Naruto, Masashi own Naruto T_T
Fic: Fannon
Semi AU
Dont like, Dont read tebane!
Pairing: Sasusaku
Just for 18+
Kyaaaaa Special NaruHina Lemonade
Kontetsu seorang ahli kunci yang sering bekerja sama dengan intelegensi dan para detective datang untuk memberikan jawaban sebenarnya.
"Kunci memiliki sedikit cacat, sudah dipastikan pelaku menggunakan kunci T atau tiruan" Jelas Kontetsu.
"Naruto, kau tertuduh!" Shikamaru menunjuk tangannya ke arah laki-laki berambut berambut hitam tersebut.
"A a apa? Kalian tak bisa menuduhku tanpa bukti. Semua orang bisa menggunakan kunci T. Kau memang seorang detective bodoh Shikamaru!" Bantah Naruto.
"Anggota intelegensi bekerja sama denganku menemukan jaket basah ini, yang segaja kau buang pagi tadi. Didalam jaket tersebut tersimpan kunci T ini. Kau pikir kami akan kehilangan jejak, namun jelas kau tertangkap CCTV saat lewat di depan Mini Market WcDounat.
Naruto tampak kebingungan sementara Sasuke masih terdiam di ruangan itu, belum berkata apapun. Hinata tampak menutupi mulutnya dengan tangan tak percaya Naruto tertuduh sebagai tersangka. Sementara itu Kabuto tampak lega dia terbebas dari tuduhan yang mengarah kepadanya. Pria berambut perak ini berdiri sambil mengusap keringatnya. Sambil tersenyum lega ia berkata.
"Aku sudah tak ada urusan lagi disini, sudah ku katakan aku di tempat service pagi itu mana mungkin aku melakukannya. Terima kasih Shikamaru-san" dengan senyum kebahagian Kabuto menyalami tangan Shikamaru.
"Tunggu sebentar Kabuto-san" Shikamaru mengehentikan langkah Kabuto.
"Ada apa lagi?"
"Jam berapa kamu pulang dari tempat service mobil?"
"Jam 10.30, setengah jam setelah kejadian" Jawab Kabuto, wajahnya kembali mengeluarkan keringat dingin.
"Apa benar nama tempat service itu adalah Radiatora Service?" Tanya Shikamaru.
"Ya benar, bagaimana anda bisa tau?"
"Itu tidak penting, namun CCTV di tempat ini menunjukan anda pulang jam 9.40 atau 20 menit sebelum kejadian. Apa tujuan anda berbohong mengenai jam kepulangan anda dari Radiatora Service?" Tatap Shikamaru curiga.
"Cukup Shikamaru-san, anda tak perlu membahas sesuatu yang tidak penting. Lagi pula pelakunya telah jelas Naruto, mengapa aku dikait-kaitkan lagi".
"Bisa saya pinjam kunci Rumah keluarga tempat anda bekerja, ada yang ingin saya periksa"
"Ambil saja ini, kalo ini bisa membebaskan aku dari ironi ini" Kabuto melemparkan kunci ke arah meja dengan kasar. Tampak meja kaca itu berubah warna menjadi bintik-bintik kuning ke coklatan.
Kunci dengan kode G yang menunjukan kunci dapur tempat sang pelaku melarikan diri. Di ujung kunci tampak sedikit cacat yang menunjukan bekas sesuatu yang dipaksakan. Jadi wajar hasil penelitian kunci tersebut tampak seperti dilakukan kunci T.
"Naruto, terima kasih atas sandiwaranya. Kabuto anda adalah tersangka sebenarnya" Shikamaru menyalami Naruto dan memutar arah pandangannya ke kabuto.
"Sama-sama jangan sungkan" Jawab Naruto.
"Apa-apaan ini, aku tak terima. Kalian tak memiliki bukti" Kabuto memukul meja dengan keras.
"Bukti pertama anda ke tempat service hanya sebagai alasan dan anda sengaja pergi pagi-pagi sekali agar bisa pulang lebih awal. Bukti kedua anda terbukti berbohong tentang jam pulang dari Radiatora Service. Bukti ke tiga, anda sengaja membuka pintu belakang dengan kasar menggunakan kunci yang terlihat agak cacat tersebut agar terkesan seperti dilakukan kunci Tiruan. Bukti terakhir, di kunci yang anda lemparkan barusan melemparkan mengandung bubuk belerang bekas percikan senjata api. Meja kaca tersebut telah di oleskan dengan cairan asam sulfat seketika meja tersebut berubah warna jadi bintik coklat saat bereaksi. Sebagai pembunuh kau memang tidak profesional kabuto"
Kabuto tampak tak bisa menjawab apapun lagi, semua yang ia tutup-tutupi telah terbukti.
"Apa salah keluarga Sasuke padamu, sehingga kamu se kejam ini?" Tanya shikamaru.
"Sasuke, maafkan aku. Aku melakukan ini karena aku sangat menyayangi keluarga mu". Kabuto menundukan kepalanya.
"KALAU KAU MENYAYANGI MEREKA KENAPA KAU MEMBUNUH MEREKA HAAAAAA?" Sasuke berbicara dengan nada tinggi tampak matanya melotot penuh kemarahan sambil menarik baju Kabuto dan bersiap melayangkan tinjuannya. Seketika aksi sasuke di tahan oleh Naruto.
"Kau tak boleh main hakim sendiri Tuan" Nasihat Naruto.
"Diam kau, dasar penculik sialan! makhluk sadis seperti dia pantas untuk dibunuh"
Shikamaru tampak tak berniat bertanya, dia paham apa yang dilakukan Kabuto adalah pengaruh buruk dari seorang pencetus kepercayaan Dewa Janshin. Kepercayaan tersebut menjelaskan jika seseorang membunuh orang lain tanpa menyiksanya dengan kata lain mati seketika. Maka orang yang dibunuh akan menjadi keluarganya di kehidupan ke dua atau alam akhirat. Walaupun Hidan si penemu aliran sesat tersebut sudah dihukum mati. Aliran tersebut masih mengalir seperti air dan Kabuto adalah salah satu pengikut Hidan.
Sebelum Sasuke bertinda main hakim sendiri, dengan segera polisi mengamankan Kabuto dan memasukannya kedalam jeruji besi.
Disisi lain, Naruto dan Hinata saling menatap. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Yang jelas sang cupid telah menembakan panahnya ke hati mereka berdua. Dibalik musibah yang menimpa Sasuke. Membuat Hinata bertemu kembali dengan pemuda misterius yang menculiknya. Entah apa istimewanya Naruto, tapi bagi Hinata Naruto adalah laki-laki yang sangat perhatian terhadap dia. Sungguh delusi yang sulit dipahami.
Tampak Sasuke hanya bisa mengurut dada, tak percaya Kabuto yang sudah ia kenal sejak kecil tega melakukan semua ini. Dia kembali ke rumah sakit menjenguk Sakura. Satu-satunya hal berharga yang masih ia miliki. Tidak hanya itu ada calon buah hati yang harus ia jaga. Selain itu dia juga akan jadi seorang paman dari anak Itachi yang ada dalam kandungan Konan.
...
Hinata melangkahkan kaki keluar dari ruang investigasi, ketika hinata melewati loker tahanan, tiba-tiba seseorang menangkap tangan nya membuat langkah kaki wanita cantik itu terhenti. Dan ia tidak lain adalah Naruto.
"Nan nande Naruto-kun"
"Hm Hinata, apakah kau benar-benar menyukaiku?"
"Etto, ya ya aku benar-benar menyukaimu. Bagaimana dengamu Naruto-kun?"
"Aku tidak menyukai mu hahaha"
Mendadak wajah hinata kusam dan melanjutkan langkah kakinya untuk pergi. Namun ditahan lagi oleh Naruto.
"Kau mau apa lagi dengan haaa" Hinata menatap dengan penuh kekesalan.
"Aku ingin ini" Naruto menarik tubuh hinata dan mengecup bibir wanita itu dengan lembut.
Hinata terdiam dan merasakan bibir hangat Naruto tengah menjamah lebut bibirnya. Setelah melepaskan ciumannya
"Hinata, aku tidak sekedar menyukaimu. Tapi aku menyayangimu. Aishiteru yo" Jelas Naruto dengan mata penuh kehangatan.
Tiba-tiba saja dua orang yang baru saja jadi sepasang kekasih itu melangkah bersama menuju tempat yang sama.
...
"Masih ingat tempat ini, hinata?" tanya Naruto
"Ingat, tapi bukankah disini adalah sebuah gubuk tua dan jelek. Aku jadi bingung"
Naruto hanya tersenyum dan menuntun hinata masuk ke sebuah rumah yang terlihat minimalis namun mewah. Sebagai perampok yang selalu berhasil dalam aksinya. Tentu saja Naruto telah mengumpulkan banyak uang. Selain itu dia tak menggunakan banyak uang untuk merubah penampilannya melalui operasi. Cukup memperbanyak pola makannya dan meminum obat yang telah merubah warna rambut dan mata biru nya menjadi coklat.
Walau penampilan Naruto telah berubah, Hinata sudah terlanjur mencintainya. 6 bulan bukan waktu yang singkat. Selama itu mereka bersama tak sekali-sekali mereka terjebak dalam keadaan intim. Yang terjadi secara sengaja maupun tak disengaja.
"Naruto, apakah ini rumah mu semuanya tampak biru cantik sekali" Hinata memuji keadaan rumah Naruto yang terlihat tertata dan rapi.
"Kau boleh memilikinya jika kau mau, Hinata" Jawab Naruto sambil tersenyum.
"Aku harus membayar berapa Naruto"
"Dengan menjadi istriku"
Seketika wajah Hinata memerah mendengar perkataan Naruto.
"Kenapa kau diam saja, kau mau atau tidak Hinata?
"Ano, etto, hmm, bagaimana ya Naruto-kun. Apakau kau serius hehe?
"Mengapa panggilan mu padaku berubah Hinata, kau gugupkah?" Naruto sambil membelai rambut wanita yang ada dihadapannya.
Terlihat hinata semakin salah tingkah dan wajahnya semakin merah. Tak tahan melihat tingkah gugup hinata yang membuat darah naruto mengalir deras. Lalu ia memutuskan untuk memeluk tubuh wanita itu dengan erat.
"Aku serius hinata, Aku mencintaimu, Hontouni Aishiteru Yo" Naruto melepaskan pelukannya dan mencium kening hinata.
Entah kenapa Hinata merasa begitu hangat. Walau hanya ciuman di kening, itu sungguh sesuatu yang membuat hatinya teduh.
"Yaa, aku mau Naruto –kun, aku juga mencintaimu"
Setelah beberapa saat mereka saling menatap, rasanya itu saja tak cukup. Secara spontan hinata mengecup lembut bibir kekasihnya.
"Mmmmmuach" setelah beberapa detik ia melepaskan ciuamnnya.
"Hoey, Hinata kau ini memang selalu agresive membuat aku semakin tergila-gila padamu"
"Kau juga Naruto, Hm adakah sesuatu yang menarik?"
Jam dinding menunjukan pukul 19.00
"Aa tak terasa ternyata sekarang sudah malam sayang" Naruto mengaruk kepalanya
"Hm ya, dingin sekali" Hinata melipatkan tangan di depan.
"Apakah kau membutuhkanku untuk menghangatkan mu ^^ "
"Hahahaha pertanyaanmu membuatku jadi gugup Naruto-kun" Hinata tertawa salah tingkah.
Naruto merangkul hinata dan mengendongnya..
"Aku ingin kamu malam ini!"
Hinata tampak mengerti dengan keinginan Naruto dan ia mengalungkan kedua lengannya ke ke leher kekasihnya. Sesampai dikamar Naruto mengunci pintu lalu mematikan HP miliknya. Terlihat jelas ia tak ingin ada siapapun yang bisa menganggu mereka.
Didepan cermin hinata melepaskan jepit rambutnya, dari belakang Naruto memegangi bahu mungil kekasihnya. Setelah hinata berdiri, bagai mesin scan Naruto memandangi dari ujung kaki hingga ujung rambut. Untuk yang kedua kalinya hinata mengalungkan lengannya ke hadapan Naruto membuat jarak diantara mereka semakin menghilang hingga tak ada jarak satu mili pun. Kening dan mata mereka bertemu.
"Apa kau sudah siap sayang" bisik Naruto.
"Ya tentu saja sayang" Balas hinata
...
Kyaaaa, kalo siang author gak bisa nulis sesuatu yang berbau lemon. Sabar ya minna, nanti malam lemonnya terbit di chapter ini.. Hontouni gomenasai T_T
