Ujian udah selesai, saatnya menulis! Eh,, nggak taunya kena deadblock dan cerita yang nggak tau lanjutannya kayak gimana lagi, bikin ane pusing. Dan lagi, ada beberapa hal yang kurang. Akhirnya terpaksa, ane remake ulang ceritanya. Cerita yang kemarin nggak ane buat dulu plotnya, jadi setelah stress karna ujian, ide yang tersimpan rapih di dalam memori kepala ane, hilang mbak bro!

Jadi, ceritanya ane remake dan repost yah,, maafkan ane yang buat pemirsah kecewa,, ane masih tahap belajar...

So, yang masih ingin read cerita abal-abal ane,, Dozou,, Arigatou Gozaimasu!

Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina, NaruHina, SasuSaku

Rated : T

Genre : Hurt/Comfort yang nggak kerasa, Romance abal-abal

Warning : masih newbie, AU, OOC, Typoos bertebaran dan cerita yang absurd, DLDR

Prologue

Musim gugur Tahun 2014

Semilir angin membuat dedaunan momiji kering beterbangan memenuhi perkarangan sekolah, pertanda musim gugur. Suara gesekan kapur dengan papan tulis tidak membuat perhatian sang gadis dengan surai indigo panjang teralihkan dari pemandangan luar jendela kelasnya. Ah.. duduk dijejeran belakang ternyata tidak buruk juga, pikirnya. Setidaknya ia tidak ketahuan melakukan aktivitas yang lain selama pelajaran di kelas. Matanya melihat daun momiji itu, namun pikirannya melayang ke kejadian beberapa jam yang lalu.

Flashback

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, semua murid sibuk dengan urusannya masing-masing, ada yang ke kantin, perpustakaan, berbagi bekal dengan teman di meja yang sama, dan masih banyak lagi. Namun, itu semua tidak mempengaruhi gadis dengan surai indigo yang dikenal dengan nama Hinata ini teralih dari dunianya. Duduk terpaku sendirian di pojokan kelas, menyantap bekal yang telah disiapkan dari rumah, sendiri di meja sudah menjadi rutnitasnya.

Suara bising yang tadinya mirip dengan dengungan lebah di kelas itu berubah menjadi suara bising ala fans yang melihat artis idolanya dan itu sukses menarik perhatian Hinata untuk melihat sekitar. Dan lihatlah, di depan mejanya berdiri Uchiha Sasuke, siswa 2A, tetangga jauh kelas 2D, kelasnya. Kepentingan apa yang bisa membuat Uchiha Sasuke yang terkenal akan kecerdasan dan ketampanannya itu berada di kelasnya? Di depan mejanya? Bukankah jarak kelas 2A dan 2D tidak cukup dekat untuk ditempuh? Bukankah waktu istirahat yang singkat terlalu beharga untuk dibuang?

Pertanyaan itu melintas di kepala Hinata, dan ia tidak menemukan jawabannya. Menatap dengan heran sosok di depannya, ia menemukan diri Sasuke berbicara padanya.

"Hyuuga.." menatap Hinata langsung ke bola matanya, ia berujar "Bisa minta waktunya sebentar? Ikut aku." Tanpa Hinata sadari, dirinya tergerak mengikuti lelaki itu hingga mereka tiba di atap sekolah. Dinginnya angin musim gugur menyapa Hinata. Namun, itu tidak menghilangkan rasa penasarannya akan kepentingan laki-laki itu dengannya.

Tau akan arti tatapan yang diberikan gadis itu terhadapnya, ia berujar "Well, langsung saja, jadilah pacarku Hyuuga!" Hinata hanya dapat melebarkan bola mata saat mendengarnya. "Aku tahu ini terlalu mendadak. Kau tidak usah menjawabnya sekarang. Pikirkanlah. Lusa, berikanlah jawabannya, Hyuuga."

Hinata tidak tau seperti apa ekspresinya saat mendengar itu semua. Bukankah ini terlalu aneh? Darimana Sasuke bisa tau namanya? Setahunya, ia hanyalah siswi yang tidak terkenal, bahkan teman saja ia tidak punya. Ia bukan anak yang sering dibully hingga tak punya teman seperti film yang sering ditonton adiknya, Hanabi. Ia hanya anak penyendiri, dan kurang pandai bersosialisasi. Sehingga kecil kemungkinan untuk orang seperti Sasuke bisa tau namanya, bahkan sampai meminta menjadi pacarnya. Ini terlalu aneh, yah sangat aneh.

Flashback end

"Hah..." Helaan napas itu menjadi akhir perdebatan pikirannya. "Setidaknya itu bisa diselesaikan nanti" ujarnya sebelum mengakhiri melihat pemandangan di luar kelas dan kembali fokus terhadap pelajaran yang dibawa sensei-nya.

"Hey, Natcchan! Pergi karaoke yuk!"

"Tidak buruk. Ayo!"

"Hey, menurutmu kelompok mana yang akan menang di liga nanti?"

"Entahlah, menurutmu yang mana?"

Percakapan seperti itu menjadi melodi bagi Hinata selama perjalanan menuju lokernya. Meletakkan uwabaki dan memakai sepatunya, Hinata siap untuk pulang ke rumah yang tercinta. Hari ini jadwal ia memasak dirumah, semenjak ibunya meninggal, pekerjaan rumah selalu dibagi seperti daftar piket, jadi ia harus segera bergegas pulang. Sedikit lagi, ia akan mencapai gerbang sekolah. Namun, langkah kakinya terhenti. Orang itu, orang yang berhasil membuat kepalanya pusing seharian ini, ada di depannya. Mereka hanya berjarak beberapa langkah. Matanya tak bisa lepas memandang orang itu yang sedang bercakap dengan temannya. Merasa ada yang memandang, Sasuke melihat ke belakang, dan terjadilah kontak mata keduanya. Interaksi yang terjadi beberapa detik itu, berhasil membuat dunia terasa berhenti berputar bagi Hinata. Desiran aneh yang muncul di hatinya membuat Hinata mengerut tak nyaman.

"Sepertinya aku harus ke dokter.." ujarnya setelah kontak mata itu teputus, dan melanjutkan perjalanan pulangnya.