Gray

.

.

Disclaimer : As You Know, not me.

.

.

[ Naruto X Ino ]

.

.

Warning : AU,OOC, Half-Godlike!NaruIno, Aneh (Maybe), Mainstream (but I ain't think so) Etc.

.

.

Summary : Kami bukanlah siapa-siapa, kami hanya pendatang baru di dunia ini. Meskipun kami hanya manusia, tapi kami bisa melakukan hal yang bahkan melampaui batas wajar seorang manusia. Kami tidak berpihak pada siapapun, kami tidak memihak hitam tidak juga memihak putih, kami hanya melakukan apa yang kami inginkan.

.

.


Chapter 1 : Beginnin'

Hujan tengah mengguyur kota Kuoh saat ini, hujan kali ini cukup deras hingga membuat penduduk kota itu lebih memilih untuk bersantai dan menghangatkan tubuh mereka di dalam rumah. Kalaupun ada yang masih beraktivitas diluar rumah saat hujan yang disertai beberapa angin kencang yang bertiup kesana kemari itu, itu pun bisa dihitung dengan jari.

Tapi satu hal yang sedang terjadi dan tidak ada satupun makhluk dikota ini yang menyadarinya. Dimana sekarang didepan sebuah pabrik yang sudah terbakar tengah terjadi pembantaian yang dilakukan oleh seseorang yang memakaii jubah ber-Hoody berwarna hitam polos dan beraksen awan merah kepada iblis liar yang kurang lebih berjumlah 15 ekor.

Jika dilihat dari sudut pandang manapun. Kemampuan yang diperlihatkan oleh orang tersebut sangatlah mengerikan. Bukan hanya menusuk, namun menebas, memotong, bahkan memutilasi satu tubuh menjadi 20 bagian dengan pedang yang ada digenggamannya. Sungguh, jika ada yang melihat pembantaian itu, siapapun itu akan langsung memuntahkan isi perutnya atau bahkan pingsan (Bagi kebanyakan orang bermental lemah atau mereka yang berkelamin perempuan).

Entah kebetulan atau apa, pembantaian itu berhenti, atau lebih tepatnya selesai bersamaan dengan sang langit yang menghentikan tangisnya. Sekarang seluruh potongan tubuh para iblis liar itu bertumpuk disatu tempat, tanah didempat itu sekarang terlihat menjadi kolam merah akibat darah yang bercampur dengan air hujan.

Sosok tersangka utama pembantaian itu sekarang terlihat sedang berdiri tanpa bergerak sedikitpun sambil memandang hasil dari apa yang dilakukannya malam ini. namun detik seterusnya, sosok itu mendongakkan kepalanya kearah langit yang masih terlihat agak mendung, namun tidak sepekat beberapa jam yang lalu. jika kau melihatnya dari atas, maka kau akan melihat sosok itu menyembunyikan wajahnya dibalik topeng berbentuk wajah tubah berwarna putih (Topeng menma tapi lubang kedua matanya lebih besar) dan memperlihatkan sepasang mata berwarna hitam berpola riak air berwarna merah darah, pola riak air berwarna merah darah sepasang mata itu terlihat bercahaya di kegelapan, hingga menambahkan kesan terror bagi siapapun yang berhadapan dengannya.

Sosok itu masih tetap dengan posisinya walaupun dia tau ada yang datang dari arah belakangnya. Dan benar saja, beberapa meter dibelakangnya muncul pendar lingkaran sihir khas milik salah satu Clan iblis kelas atas di Underworld, lingkaran sihir milik Clan Gremory. Tak lama lingkaran sihir itu memunculkan 5 orang, lebih tepatnya iblis. Seakan buta dengan keadaan, sosok itu masih mempertahankan posisinya sampai saat ini.

"Siapa kau?" sosok King dari kelompok itu, seperti yang sudah kalian tau dan sama seperti fic-fic lain bernama Rias Gremory bertanya dengan suara yang agak keras dengan harapan sosok yang membelakangi mereka itu menoleh dan melihat mereka. bahkan saking penasarannya, ia tidak menyadari kalau 2 rekannya saat ini tengah mengeluarkan pendapat dengan pemandangan yang tersaji didepan mereka.

Dimana laki-laki berrambut coklat yang menyandang gelar Sekiryuutei saat ini sedang pucat pasi dan berkeringat dingin melihat puluhan potongan tubuh yang sebenarnya jika dalam posisi utuh akan jauh lebih sedikit dari apa yang dilihatnya. Berbanding terbalik dengan gadis cantik bertubuh Professional disampingnya, bukannya seperti si rambut coklat yang syok, malahan gadis itu terlihat begitu tertarik kepada sosok yang berdiri beberapa meter didepannya karena telah memperlihatkan hasil pertarungannya. Ya, gadis itu adalah si Akeno Himejima yang menyandang gelar Sadisstic dari sang Buchou tercinta.

Harapan Rias agaknya kenyataan, sosok itu menurunkan wajahnya dan berbalik memandang mereka semua. Rias dan yang lainnya menahan nafas dan mundur selangkah setelah melihat sepasang riak air yang saat ini menatap mereka. perasaan mereka campur aduk antara takut dan ngeri melihat sepasang mata yang baru pertama kali melihatnya. 'M-mata itu, m-mengerikan/menakutkan,' batin mereka bersamaan.

Entah kenapa mereka bertiga merasakan terror yang mengerikan setelah melihat mata itu dan hati kecil mereka berkata untuk jangan pernah berurusan dengan sosok itu. Namun sebagai Raja yang baik, Rias menenangkan dirinya dan kembali melangkah selangkah kedepan.

"Siapa kau sebenarnya dan apa yang kau lakukan disini?" Rias kembali mengulang pertanyaannya karena sosok itu terus berdiam diri dan menutup mulutnya rapat-rapat.

"Aku bukanlah siapa-siapa," sosok itu menjawab dengan mata yang tadinya mengamati mereka berlima satu per satu sekarang fokus kearah Rias. Namun itu hanya sebentar, "Dan sepertinya urusanku disini sudah selesai, lebih baik aku pergi." setelahnya sosok itu berjalan menjauh dari tempat itu.

"HEY BRENGSEK! KENAPA KAU TIDAK MENGHIRAUKAN PERTANYAAN BUCHOU HAH!" Issei membuang rasa takutnya karena merasa bahwa sosoknya itu tidak sopan pada Buchou tercintanya.

Dan karena perkataan Issei barusan, sosok yang berjalan menjauh itu menghentikan langkahnya dan menengok kearah Issei, lalu kembali berjalan. Issei semakin merasa kesal dengan tingkah sosok tersebut, oh sepertinya bukan kesal, melainkan marah sehingga ia memunculkan Sacred Gearnya dan melipat gandakan kekuatannya. Suara mekanik yang berasal dari Sacred Dear Boosted Gear itu tidak diindahkan oleh sosok itu dan malah terus berjalan.

"RASAKAN INI BRENGSEK!"

Sosok itu menghela nafas sebelum membalik tubuhnya dan melihat Issei yang sudah meningkatkan kekuatan tanya 10 kali lipat dan sekarang sudah melompat dan mengarahkan tinjunya kearah sosok tersebut.

Grep!

Issei melotot setelah sosok itu menangkap kepalan tangannya dengan mudah dan tanpa terkena efek secuilpun padahal ia sudah meningkatkan kekuatannya. Bukan Cuma Issei, Rias dan rekan-rekannya juga melakukan hal yang sama seperti Issei.

Buagh!

Dan dengan sekejap, issei meringis kesakitan setelah sosok itu memukul pipinya hingga ia terpental beberapa langkah kebelakang dan jatuh dengan sangat tidak elitnya. Sekiryuutei muda itu kembali berdiri dan kembali ingin menghajar sosok yang kini sedang mengarahkan telapak tangan kirinya kearah Issei. Baru saja ia akan kembali mengarahkan tinjunya ke arah topeng sosok itu, namun..

"Shinra Tensei.."

Brakk!

Tubuh Issei terpental dan melesat dengan kencang kebelakang setelah sosok itu menggumamkan nama tekhniknya.

Brakk!

Pohon yang ditabrak Issei tumbang membuktikan serangan sosok itu tidak bisa diremehkan, issei berteriak kesakitan dengan darah yang mengalir dari mulutnya.

Teman-teman dan Kingnya meneriakkan dirinya dan segera menghampiri dirinya. sungguh, pertama kali dihidupnya ia merasakan rasa sakit yang ia terima saat ini. kalau dibandingkan dengan rasa sakit saat di tusuk oleh tombak cahaya Raynare beberapa hari yang lalu, sakit yang ia rasakan saat ini jauh lebih besar dari yang ia rasakan dari tombak Raynare. Bagaimana tidak, tulang belakang dan tulang rusuknya sepertinya patah dan nyaris hancur.

"Sepertinya aku terlalu berlebihan pada si Mesum itu." gumam sosok itu sebelum menghilang dari tempat itu dan meninggalkan keempat iblis muda yang tengah panik melihat keadaan Issei itu.


"Tadaima."

Sosok itu sekarang tengah membuka pintu sebuah rumah yang lumayan besar di wilayah pinggir kota Kuoh. Sosok itu masuk kedalam rumah tersebut dan berjalan ke ruang tengah dimana saat ini seorang gadis berrambut kuning cerah diikat Ponytail dan berjalan kearahnya. Senyum gadis itu mengembang ketika melihat orang yang ia tunggu akhirnya datang juga.

"Okaerinasai nee Anata!" gadis bermata Aquamarine yang bernama Ino itu berucap senang.

Sosok itu menyibak Hoody yang menutupi kepalanya dan melepaskan Topeng Rubah yang menutupi wajahnya, dan sekarang terlihatlah wajah dan rambut sosok yang sedari tadi ia sembunyikan. Sosok tersebut ternyata seorang pemuda yang seumuran dengan Ino bahkan warna rambut mereka berdua sama, namun rambut pemuda didepannya itu cenderung berwarna emas serta rambutnya memiiki jambang yang membingkai wajahnya, mata yang tadinya terlihat menyeramkan itu sekarang berubah menjadi Shappire yang menawan.

Pemuda yang bernama asli Namikaze Naruto itu mengerutkan alisnya setelah mendengar apa yang baru saja ia dengar dari gadis didepannya. "Anata? Bukankah itu kedengarannya berlebihan Ino?" katanya.

Ino tertawa mendengarnya, "Hehe, menurutku kalau aku memanggilmu begitu, aku merasa kita sudah menjadi suami-istri, hehe.." katanya.

"Kau ini ada-ada saja ya," kata Naruto sambil menepuk-nepuk kepala kekasihnya itu.

Lalu Naruto mengajak Ino duduk di Sofa yang ada diruangan itu dan duduk bersebelahan, mereka berdua terus bercakap-cakap mengenai masalah apa saja yang terjadi hari ini. dimulai dari kejadian tadi pagi saat mereka di sekolah, sampai kejadian saat Naruto membantai dan memutilasi beberapa iblis liar beberapa saat yang lalu, naruto juga menceritakan kejadian saat ia membuat Issei merasakan salah satu Bassic Ability miliknya.

Tak terasa malam sudah semakin larut, akhirnya mereka menyelesaikan obloran mereka dan mereka berjalan untuk tidur. Namun sebelum itu Naruto membersihkan tubuhnya dulu sebelum menyusul kekasihnya ke dunia mimpi.


Keesokan harinya, Pagi : 06.56 AM.

Terlihat Naruto dan Ino berjalan santai di terotoar jalan, mereka saat ini memakai seragam sekolah mereka. ngomong-ngomong, mereka berdua adalah murid Akademi Kuoh angkatan terakhir, dan mereka juga sekelas. Ya, walaupun baru beberapa hari mereka menginjakkan kaki di Kota ini, mereka sudah mendaftarkan diri mereka ke sekolah yang dulunya dikhususkan untuk perempuan itu.

Mereka berdua sebenarnya bukan dari dimensi ini, namun karena suatu kejadian mereka terdampar kedunia ini. mereka berdua adalah Shinobi dan Kunoichi yang berasal dari Clan tingkat tinggi, Namikaze dan Yamanaka. Dimana Clan Namikaze yang terkenal akan kemampuan mereka dalam kecerdasan tingkat tinggi dan kemampuan memanipulasi Ruang dan Waktu. Clan Yamanaka sendiri diakui orang-orang dalam keahlian mereka dalam seni Senjata dan kemampuan Transfer fikiran atau lebih singkatnya dalam hal telepati.

Bagi mereka berdua, dunia baru mereka ini cukup menarik, dimana tidak ada satupun Shinobi maupun Kunoichi disini, yang ada malah makhluk Supernatural seperti Iblis, Malaikat, Malaikat Jatuh, Yokai, Vampir, dan golongan-golongan lainnya. Dan kebetulan hari ini adalah satu tahun dari kedatangan mereka.

Sebelum mendatangi kota ini, bahkan negara ini, mereka berdua telah beberapa kali berpindah tempat, dari kota satu ke kota lain, atau dari negara satu ke negara lain. Baiklah, scan fokus ke Naruto dan Ino yang saat ini sudah sampai digerbang pintu sekolah mereka. oh iya, sekedar pemberitahuan, mereka berdua juga adalah siswa yang popular disini menyaingi duo Onee-sama dan seluruh anggota OSIS, jadi jangan heran kalau sekarang para siswa dan siswi berteriak kesetanan memanggil Naruto dan Ino.

Skip : Atap sekolah : Waktu Istirahat

Mereka berdua saat ini sedang menikmati waktu istirahat mereka, dengan Naruto yang saat ini tidur dipangkuan Ino yang juga sedang bermain-main dengan rambut bahkan sekali-sekali juga memainkan wajah kekasihnya. Seperti saat ini, Ino sedang memainkan rahang kekasihnya, menaik dan kembali menurunkannya hingga terlihat sekarang Naruto yang seperti ikan yang megap-megap kekuarangan air.

"Kau ini suka sekali memainkan rahangku ya."tiba-tiba Naruto membuka mata dan mengeluarkan suaranya.

"Habisnya kau tidur melulu Naruto-kun hehe," kekeh Ino.

Dari pada kalian iri melihat kemesraan mereka berdua, khususnya para jomblo. Kita beralih ke sebrang, ketempat pertemuan para Iblis yang menghuni tempat ini.

"Kau yakin hanya melihatnya sendirian?" tanya seorang gadis berkacamata dengan dada berukuran memperihatinkan diantara para perempuan seusianya.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya balik seorang gadis dengan dada berukuran menggiurkan(?).

Ya, setelah si dada Menggiurkan aka Rias menceritakan pengalaman dirinya dan para budaknya saat bertemu dengan Naruto. Si dada berukuran memperihatinkan aka Sona menanyai hal tersebut hanya untuk mencari kepastian.

"Aku dan juga Peerage milikku juga pernah bertemu dengan dia, tapi saat itu kami bertemu dengannya tak hanya sendiri, tapi dia bersama seseorang yang memakai jubah yang sama seperti miliknya."

Ucapan yang keluar dari mulut tipis gadis berkacamata barusan membuat Rias tertarik dan mendapatkan informasi tambahan tentang calon Peeragenya itu. ya, dari semalam Rias tidak bisa tidur karena terus memikirkan dan mencari tahu informasi tentang orang misterius itu. sekarang Rias sangat terobsesi menjadikan orang Misterius itu menjadi bagian dari kelompoknya, apa lagi setelah melihat tekhnik yang dikeluarkan oleh orang misterius semalam.

"Bisa kau menceritakannya sona?" harap Rias. Dan Sona menganggukkan kepalanya tanda bersedia.

Flashback.

Malam ini adalah malam berdarah di kawasan pinggir Kota Kuoh sebelah barat. Bagaimana tidak, puluhan Malaikat pendosa saat ini sedang dibantai habis-habisan oleh 2 orang yang memakai Jubah ber Hoody berwarna hitam beraksen awan merah. Yang menjadi kesan Ironisnya adalah, para malaikat pendosa itu baru saja selesai pesta Sex dengan beberapa gadis yang mereka culik dari kawasan itu, setelah selesai memperkosa para korbannya, mereka langsung membunuh gadis-gadis yang bernasip ironis tersebut. Sungguh, kenikmatan berakhir dengan kematian.

Dan beberapa saat setelahnya, dua Orang itu datang dan langsung membabat mereka dengan tak kenal Ampun hingga sekarang, yang sudah memasuki menit ke 2. Kurang lebih 50 malaikat jatuh itu sudah menjadi ratusan potongan, tempat itu juga sekarang menjadi kolam darah para malaikat pendosa.

Menariknya, semua potongan tubuh itu bertumpuk di satu tempat dan salah satu dari kedua orang berjubah itu duduk di puncak gundukan potongan-potongan tubuh tersebut, sedangkan yang satunya, mendongakkan kepalanya keatas melihat bulan dan bintang yang bertaburan malam itu.

Tiba-tiba, pendar lingkaran sihir muncul ditempat yang tak jauh dari tempat mereka berdua. Dalam sekejap, beberapa remaja tiba-tiba muncul dari lingkaran tersebut. Dan setelah melihat pemandangan yang tersaji didepan mereka, mereka langsung membulatkan mata mereka dan keringat dingin masing-masing keluar dari tubuh mereka.

Demi celana dalam Satan Lucifer, baru pertama kali ini mereka melihat pemandangan yang semengerikan itu, dimana saat ini mereka sedang melihat kolam darah dan ratusan potongan tubuh para malaikat pendosa itu.

'Rupanya ini yang membuat energi para Malaikat jatuh yang aku rasakan tadi hilang satu persatu,' batin sang king dari kelompok itu. lalu ia melihat kedua orang pelaku pembantaian dan pemutilasian tersebut. 'Dan siapa sebenarnya mereka berdua, baru kali ini aku melihatnya?' dan tanda tanya besar tulah yang saat ini menggerogoti fikirannya.

"Maaf sebelumnya, tapi. Apa kalian yang melakukan ini semua?" tanya Sona hati-hati agar kedua orang misterius itu tidak mensteples(?) mereka menjadi musuh. Bisa mati muda mereka.

"Benar, lantas apa yang kau inginkan setelah kau mengetahuinya?"

'Perempuan?' Sona terkejut mendengar suara feminim namun agak berat dari sosok yang tengah duduk di atas tumpukan potongan tubuh Malaikat pendosa tersebut. Dan sepertinya Sona gelagapan mendengar pertanyaan balik barusan, apalagi hawa terror yang dikeluarkan oleh sosok tersebut.

"Sudahlah, lebih baik kita pergi dari sini. Aku merasakan ada iblis liar yang sedang berkeliaran di pinggir kota sebelah timur." Sosok yang sedari tadi mendongakkan kepalanya itu akhirnya memandang tamu mereka dan lagi-lagi, mata yang bersinar di kegelapan itu menambah kesan Terror bagi para Iblis Muda itu.

'M-mata itu, mengerikan/m-menakutkan.' Batin semua yang melihatnya.

"Ahh sayang sekali ya, padahal aku berniat memotong-motong tubuh kalian juga, tapi sepertinya ada mangsa lain yang lebih pantas merasakan pedangku ini." sambil memainkan pedang yang ada di tangan kanannya seraya berkata.

Sona dan para budaknya meneguk ludah mereka masing-masing, membayangkan bagaimana keadaan mereka kalau apa yang dikatakan orang itu benar-benar terjadi. Mereka sebenarnya sudah tidak betah melihat kedua orang itu, selain karena hasil perbuatan mereka, aura serta terror yang dikeluarkan oleh kedua orang itu membuat mereka menciut.

Flash!

Saat sosok yang duduk diatas tumpukan potongan tubuh para pendosa itu bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan sosok yang satunya, mereka menghilang dalam sekejap meninggalkan kilat berwarna hitam.

Sekarang yang masih tersisa ditempat itu hanya kelompok Sona dan tumpukan potongan tubuh para Malaikat pendosa itu yang entah kenapa baru sekarang melebur dan mengurai menjadi debu-debu hitam yang berterbangan disekitar tempat itu.

"Siapa sebenarnya mereka berdua, dari aura yang aku rasakan, mereka adalah manusia, namun energi yang mengalir didalam tubuh mereka sama sekali tidak aku kenali," gumam Sona yang masih memandang tempat terakhir kedua sosok itu sebelum menghilang.

Flashback end.

Rias terlihat berfikir setelah mendengar cerita teman masa kecil sekaligus Rivalnya itu, tak hanya Rias, semua yang ada disana juga larut dalam fikiran masing-masing hingga bunyi Bell istirahat sudah habis membuyarkan mereka semua. Sona dan kelompoknya berdiri diikuti oleh Rias dan yang lainnya.

"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini Rias?" tanya Sona sebelum keluar dari ruangan itu.

"Aku tertarik dengan orang itu dan apa yang dia miliki, aku akan menjadikannya salah satu Peerage milikku!" kata Rias begitu yakin dengan tangannya yang terkepal kuat.

"Aku sarankan kau jangan melakukannya Rias." Rias yang tadinya bersemangat malah sekarang terkejut setelah mendengar ucapan Sona.

"Kenapa? Apa kau yang akan menjadikan orang itu menjadi salah satu Peerage milikmu? Kalau iya, aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Sona menghela Nafas melihat kenaifan seorang Rias sekarang, menjadikan orang itu sebagai budaknya? Itu sama saja dengan menyuruh King Kobra liar untuk masuk kedalam kurungan, mustahil!

"Tidak, justru aku hanya memperingatkanmu. Dari apa yang aku lihat, orang itu sama sekali tidak bersahabat dengan iblis seperti kita. Bisa saja kau terbunuh bila kau ceroboh saat bertemu dan mendekati dia."

Mendengar hal itu membuat Rias terdiam, dan dan memikirkan perkataan Sona.


TBC


Author Notes :

Hey yo yo yo! Tsup y'all! How's Life?

Hehe, akhirnya. Senang bisa kembali keduniaku yang kedua ini.

Maaf Ruins baru nongol lagi setelah lenyap tiba-tiba selama beberapa bulan ini. jika ada di antara kalian yang menunggu fic-ficku yang lain dan merasa kecewa padaku karena tidak update-update. Aku minta maaf. Tapi apa boleh buat, masa SMAku sekarang sudah hilang dan harus menghadapi apa yang namanya kesulitan hidup. I know I'm still tenageer, but harm water force me to do what Adult person do. I hope you down with me (sok inggris, lol)

Oh iya, aku hadir membawa cerita baru padahal yang lainnya belum kelar. Tapi apa boleh buat, fic ini sudah berumur sama seperti AONL chapter 3, daripada aku hapus lebih baik aku post ya, hehe.

Oke, jika ada yang ingin kalian sampaikan atau sarankan. Silahkan Review ya, hehe.

Decepticons! Mundur!