Tittle : You're taste like a drug

Cast : Oh sehun, Xi luhan, Zhang yixing, Byun baekhyun, other.

Rate : M

Genre : Angst,AU,GS

Disclaimer : Fanfic ini murni hasil pemikiran saya, apabila ada kesamaan cerita, latar,tempat /? Itu murni ketidak sengajaan.

P.s : anggap tulisan yang bercetak miring sebagai bahasa mandarin

.

.

.

.

WARNING! MATURE CONTENT,NC21,TYPO EVERYWHERE

.

.

.

.

Chapter 7

Happy reading guys..

.

.

Luhan mengangguk lemah kemudian berkata "Aku tak apa Baek, tak usah sepanik itu. aku hanya lelah" Luhan tersenyum meyakinkan Baekhyun jika dirinya tidak apa apa, walau sebenarnya ia tak yakin jika dirinya benar benar baik baik saja atau tidak.

"Ayo aku antar kau pulang" ajak Baekhyun

"Tidak, aku tak mau Yixing Ge melihatku seperti ini. Aku disini saja tak apa Baek" tolak Luhan.

"Kalau begitu ke Apartementku saja, kau aman disana. Aku akan mengantarmu besok pagi"

Luhan nampak berfikir sejenak memudian mengiayakan ajakan Baekhyun.

.

.

Sinar matahari menelusup melalui celah gorden putih, membuat kedua wanita cantik ini terbangun dari mimpi indah mereka, siapa lagi kalau bukan Baekhyun dan Luhan.

Setelah kejadian malam kemarin, Luhan memutuskan menerima ajakan Baekhyun untuk menginap di Apartemennya. Mereka tidur bersama dalam satu kamar karena terlalu lelah untuk membereskan kamar yang dulu pernah Luhan tempat.

"Nghh"

Luhan merentangkan kedua tagannya keata sambil menggeliat lucu di kasur empuk Baekhyun, membuat Baekhyun yang sudah bangun lebih dulu itu hanya bisa terkikik gemas.

"Pagi Baekhyun" ucap Luhan dengan suara khas orang bangun tidur.

"Pagi Lu, bagaimana keadaanmu?"

"Sepertinya seluruh tulangku terlepas, aish kenapa tidur membuat tubuhku semakin lelah" dengus Luhan mengacak rambutnya. Ia kesal karena seluruh tubuhnya serasa remuk setelah bangun tidur, apalagi bagian bawah tubuhnya yang masih terasa ngilu.

"Mandilah dengan air hangat Lu, mungkin lelahmu akan sedikit terobati"

Luhan kemudian mengangguk dan bergegas ke kamar mandi dengan langkah yang aneh.

.

.

Satu jam berlalu, dan disinilah mereka. Terlihat kini Baekhyun tengah mengemudikan mobilnya menuju Rumah Yixing, sedangkan Luhan duduk disamping kursi kemudi sambil memandang jalanan Kota Seoul.

...

"Kenapa sampai pagi Luhan belum pulang, Semoga dia baik baik saja" gumam Yixing yang nampak berjalan mondar mandir didekat pintu. Ia sangat mengkhawatirkan Luhan yang tak kunjung pulang padahal jam kerja Luhan hanya sampai pukul dua pagi. Yixing bahkan tak tidur semalaman karena terlalu khawatir dengan Luhan.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar sebuah ketukan pintu membuat Yixing segera membukanya. kemudian Yixing menghela nafas lega karena sosok yang ia tunggu tengah berdiri dihadapannya.

"Kemana saja kau Lu?" ucap Yixing dengan penuh kekhawatiran

"Maaf telah membuatmu khawatir Ge, semalam aku terlalu lelah jadi aku menginap dirumah Baekhyun" ucap Luhan tersenyum bodoh. Membuat yixing gemas meihatnya.

"Kau tak apa apa kan"

"Uhmm, aku tak apa Ge" ucap Luhan mengangguk pasti.

"Syukurlah, kalo begitu ayo masuk. Kau harus memasakkanku sesuatu yang enak karena kau telah membuatku menunggumu semalaman" Yixing segera menarik tangan Luhan menuju dapur.

"Akh" pekik Luhan pelan, karena merasa nyeri dibagian tubuh bawahnya karena harus berlari kecil mengimbangi tarikan Yixing. Yixing yang mendengar itupun langsung menggernyit.

"Kau kenapa lu?"

"Oh? aku? Aku tak apa Ge" bohongnya.

Tentu, Luhan tak mau Yixing tau apa yang terjadi pada dirinya. Ia tak ingin Yixing khawatir seperti tempo hari.

Dengan langkah yang dibuat senormal mungkin, Luhan pergi menuju dapur. Kemudian memasak beberapa hidangan yang kini sudah tertata rapi dimeja makan.

"Lu, hari ini aku akan ke Buceon bersama paman Lee. Kau mau ikut atau dirumah?" tanya Yixing disela sela acara makan mereka.

"Lebih baik aku dirumah saja. Aku sangat lelah, badanku terasa remuk semua"

"Baiklah. kalau begitu setelah aku pergi, kunci pintu rapat rapat jangan biarkan orang lain masuk oke" Luhanpun mengangguk mengerti.

...

"Sial, ada apa dengan diriku? Kenapa jalang yang semalam kutiduri selalu terbayang dipikiranku" racau Sehun ketika bayang bayang wajah wanita yang semalam ia tiduri terus saja terbayang dipikirannya.

Kemudian ia beranjak dari meja kerjanya menuju ke toilet, Sehun membasuh wajahnya dengan sedikit kasar berharap bayangan wanita tersebut segera lenyap dari pikirannya.

"Kenapa wanita jalang itu terus memberontak semalam? Kenapa dia bilang dia tidak seperti apa yang kupikirkan? Bukankan seluruh wanita pekerja di Club itu sama saja?" gumam Sehun yang kemudian kembali ke Ruangannya guna menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang sudah menunggunya.

"Biarlah, apa perduliku" gumamnya kemudian kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Namun, tak berselang lama...

"Argh! Kenapa bayangan wajah jalang itu tak mau hilang? Kenapa bayangan saat dia menangis selalu terbayang" ucap Sehun mengacak rambutnya.

Cklek!

Pintu ruangan Sehun terbuka, menampilkan sosok Xiumin yang langsung berjalan mendekat ke meja Sehun, sambil menatap intens sosok Sehun yang tampak berantakan tersebut.

"Wow lihatlah Oh Sajangnim yang terhormat ini. Nampak mengenaskan sekali" cibir Xiumin ketika melihat keadaan adik laki lakinya yang begitu berantakan.

"Ya! Sebenarnya apa yang terjadi padamu hmm?" Xiumin mengambil duduk dihadapan Sehun.

"Entahlah Noona, aku juga bingung mengapa aku seperti ini" Sehun menghela nafas panjang kemudian ia menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Biarku tebak. Kau memikirkannya bukan?" ucap Xiumin melihat gelagat Sehun.

"Entahlah, aku tak tau mengapa ada rasa bersalah ketika wajahnya terbayang"

"Kau menyesali perbuatanmu?"

"Tidak! Sama sekali tidak. Bahkan jika semalam kau tak menjeputku, mungkin aku akan mendapat kepuasan darinya"

"Kau menyukainya?"

"Tidak mungkin aku menyukai seorang jalang" elak Sehun yang sebenarnya juga ragu ketika mengatakan itu.

"Sepertinya, dia bukan seperti apa yang kau pikirkan selama ini Sehun, bukankah dia selalu menangis setiap kali kau menyetubihinya?"

"Eh?" Sehun berfikir sejenak, ada benarnya juga kata Xiumin. mungkin wanita yang akhir akhir ini ia masuki, yang ia sebut sebagai jalang pemula itu tak sebruk apa yang Sehun pikir.

"Kau, tak pernah meniduri orang yang sama sebelumnya, tapi ini? Kau bahan sudah menidurinya dua kali. Bahkan, kau merasa tak puas jik hanya sekli menyetubuhinya" ucap Xiumin sambil mununjukkan dua jarinya didepan wajah Sehun.

"Itu karena tubuhnya begitu nikmat, bibirnya begitu manis, dan aroma tubuhnya sangat menggairahkan. aku tak pernah merasakan itu dari jalang lain" Sehun mendengus sebal

"Ck! Lihatlah. Tubuhmu saja tak menolak, apa kau masih ingin mengelak jika kau menyukai wanita itu?"

"Dia jalang Noona, ingat itu" elaknya

"Aku berani menjamin, tak akan lama lagi kau akan menjalin hubungan dengannya"

"Dalam mimpimu Noona"

"Mungkin saja mimpi itu akan menjadi kenyataan sebentar lagi"

"Aku tak sudi menjalin hubungan dengan wanita yang bahkan mau merelakan tubuhnya dijamah banyak lelaki hanya demi uang"

"Kau yakin?" ucap Xiumin yang mendekatkan wajahnya didepan wajah Sehun.

Xiumin dapat melihat ada sedikit keraguan yang terpancar dari mata Sehun. Xiumin juga meyakini bahwa Sehun memiliki perasaan lebih pada wanita semalam. Namun, Sehun hanya terlalu gengsi untuk mengakui hal tersebut.

"Ah, sudahlah Nuna. Aku tak ingin terus berdebat denganmu, pekerjaanku masih menumpuk sangat banyak" ucap Sehun mengakhiri perdebatan diantara mereka berdua.

"Baiklah, aku akan menunggu saat kau dan wanita itu menjadi sepasang kekasih"

"Oh ayolah Nuna, jangan mulai lagi"

Xiuminpun akhirnya kembali ke meja kerjanya kemudian bergelut pada perkejaannya. Ruangan itupun mendadak hening, hanya ada suara ketikan keyboard komputer diri masing masing sajalah yang terdengar.

Hingga suara ketukan terdengar dari luar ruangan.

Cklek

Terlihat sosok lelaki bername tag Kim Jongdae memasuki ruangan, menghampiri Xiumin.

"Xiumin-ssi ini jadwal yang kau minta untuk hari ini" ucapnya menyerahkan selembar kertas pada Xiumin.

"Ah, terimakasih banyak Jongdae-ssi"

Jongdae kemudian tersenyum pada Xiumin dan berkata "Tak masalah. Kalau begitu saya permisi dulu" kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut setelah membungkuk hormat pada Xiumin dan Sajangnimnya, Oh Sehun.

...

"Lu, kau jaga diri baik baik. Kunci pintu rapat rapat jangan bukakan pintu jika ada orang yang mengetuk" Yixing mengingatkan Luhan.

"Umm" singkat Luhan mengangguk mengerti.

"Aku berjanji akan pulang hari ini juga" pamit Yixing kemudian keluar dari rumahnya.

Sedangkan ditempat lain, terlihat seseorang tengah memperhatikan Rumah Yixing

"Tuan, wanita itu sudah sendirian di rumahnya" ucap seseorang berpakaian formal serba hitam pada seseorang ditelepon.

"Baiklah, saya kan menunggu anda"

Kemudian lelaki tersebut menutup sambungan teleponnya. Ia kembali keposisi semula, berdiri dibelakang sebuah pohon besar. Sambil menunggu kedatangan seseorang.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya seorang yang ditunggu itupun tiba.

"Kau siap?"

"I-iya Tuan"

Tok! Tok! Tok!

Terlihat dua orang tersebut mengetuk pintu rumah Yixing.

Merasa mendengar suara ketukan dari luar rumah, Luhan segera menuju pintu depan. Namun, belum sampai didepan pintu, tiba tiba Luhan teringat pesan Yixing untuk tidak membukakan pintu pada siapapun. Luhan pun kembali menuju kamarnya dan berusaha mengacuhkan ketukan pintu tersebut.

Sepuluh menit, dua puluh menit, bahkan ini sudah tiga puluh menit berlalu. Namun, ketukan pintu tersebut tak kunjung berhenti.

Luhan yang mulai kesalpun kemudian beranjak dari kamarnya kemudian bergegas menuju pintu depan.

Cklek!

"Hoamm... ada yang bisa saya bantu?" Luhan beakting seperti seorang yang baru bangun tidur.

Namun, mata Luhan langsung terbelalak ketika ia mengtahui sosok yang berada dihadapannya adalah Huei Xian yang menyandang status sebagai ayah tiri Luhan.

"Hai anak nakal, kita berjumpa lagi" ucap Huei Xian menyeringai pada Luhan.

"Ke-kenapa Baba bisa tau kalau Luhan tinggal disini?"

"Mudah saja bagiku, sekarang ikut aku. Kau harus kuberi pelajaran karena berani kabur dari rumah"

Tanpa basa basi, Huei Xianpun menarik lengan Luhan kemudian membawanya menuju mobil. Sempat nampak Luhan memberontak beberapa kali, namun perlawanan itu sia sia saja karena Huei Xian dibantu oleh pengawalnya.

Blam!

Brmmm!

Pengawal tersebut melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Luhan yang duduk dibangku belakang bersama Huei Xian pun, semakin bergidik ngeri seiring dengan tatapan aneh yang Huei Xian berikan kepada Luhan.

"Tak perlu setakut itu cantik, aku tak akan melukaimu" ucap Huei Xian kemudian membelai lembut wajah Luhan.

Luhan yang merasa tak nyaman dengan perlakuan ayah tirinya tersebut kemudian menampik tangan Huie Xian tersebut dan berkata "Aku ini anakmu, kau tak sepantasnya memperlakukan anakmu seperti ini Baba"

Huei Xian yang mendengar itupun kemudian berdecih.

"Kau hanya anak tiriku Luhan, terserah aku ingin memperlakukanmu seperti apa. Tak ada yang melarang, bahkan jika aku menyetubuhimu tak akan ada yang mempermasalahkan. Karena aku, hanya ayah tirimu"

Setelah menyelasaian kalimat terakhirnya, Huei Xian tiba tiba saja menerjang bibir merah cherry milik Luhan tanpa permisi. Kemudian menyesapnya dengan kasar, Luhan yang masih dalam keadaan shockpun sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya...

Plakk!

Luhan menampar Huei Xian setelah berhasil melepaskan ciuman tak terduga itu.

"Baba, kau tak sepantasnya melakukan ini. Apa kata orang, jika mengetahui bahwa kau seorang pedofilia?" teriak Luhan diiringi dengan isakan kecil.

"Kau sudah pandai berbicara ternyata" Huei Xian kemudian mengusap bekas tamparan Luhan yang nampak memerah tersebut.

.

Tak terasa mereka telah sampai disebuah Hotel berbintang, tempat Huei Xian bermalam.

"Bersiaplah untuk hukumanmu cantik" ucap Huei Xian diiringi dengan sebuah seringaian.

...

"Sehun pukul sepuluh, ada pertemuan bersama Tuan Chan di Hotel Riviera" ucap Xiumin membaca agenda Sehun hari ini.

"Bisakah kau menggantikanku Nuna? Aku dalam mood yang buruk hari ini"

"Ck! Pisahkan urusan pribadimu dengan pekerjaan. Lebih baik kau rapikan dirimu, aish kau terlihat seperti orang yang patah hati" kata Xiumin yang langsung mendapat delikan tajam dari Sehun.

.

Sehunpun akhirnya menuruti kata Xiumin dan disinilah ia berada sekarang.

Terihat Sehun tengah duduk di Lobbi Hotel Riviera menunggu clientnya datang.

Lama menunggu, namun sepertinya orang yang ditunggu tak kunjung datang. Sehun paling membenci ini, jika saja orang yang akan ia temui bukan pemegang saham terbesar di Perusahaannya mungkin Sehun sudah meninggalkan Lobbi tempat ia menunggu saat ini.

Mata Sehun mengedarkan pandangan ke sekeliling berharap Clientnya menampakkan diri, namun Sehun malah menangkap objek yang nampak tak asing baginya. "Bukankah itu jalang yang aku setubuhi semalam? Kenapa bisa bersama Tuan Huei?" gumam Sehun penasaran melihat objek tersebut. Jujur saja, ada sedikit ras tak rela didalam hati Sehun ketika melihat mangsanya tengah bersama orang lain.

Ya, setelah berhasil membawa paksa Luhan dari rumah Yixing, Huei Xian memang membawa Luhan ke sebuah Hotel yang sama dengan tempat Sehun.

Terlihat Huei Xian tengah menarik paksa Luhan yang terus saja meronta, mencoba untuk lepas dari kekangan tangan Huei Xian menuju sebuah tempat. Sehun yang penasaranpun mencoba mengikuti kemana Huei Xian membawa Luhan dengan mengendap.

Sehun terus mengikuti kemana langkah Huei Xian membawa mainannya -Luhan- pergi. Hingga langkah tersebut terhenti disebuah kamar bernomor 1673. Huei Xian terlihat terburu buru saat memasuki kamar tersebut, kemudian menutup kamar tersebut secara asal.

Sehun beruntung karena sepertinya Huei Xian tak benar benar menutupnya. Ada celah kecil yang memungkinkan Sehun untuk mengintip keadaan didalam kamar tersebut.

Jangan heran jika Sehun melakukan hal sejauh ini. Ia hanya mengiuti nalurinya saja. Dengan kata lain, Sehun telah mengiyakan perasaan yang mengganjal terhadap wanita mainannya tersebut.

Melalui celah tersebut, Sehun bisa melihat keduannya yang nampak beradu mulut menggunakan bahasa China. Sehun yang sedikit mengerti bahasa China, dapat menyimpulkan bahwa Huei Xian adalah ayah tiri dari wanita mainannya tersebut.

Tak lama berselang mata Sehunpun terbelalak ketika melihat Huei Xian hendak akan menyetubuhi wanita tersebut. Reflek, Sehunpun kemudian bergegas masuk kamar tersebut kemudian berseru "Tuan Huei, apa yang anda lakukan terhadap wanita ini?"

"Tuan Oh, mengapa anda bisa disini?" ucap Huei Xian yang berbalik bertanya pada Sehun.

"Ck! Aku tak menyangka jika kau tega melakukan hal kotor seperti ini pada anak tirimu sendiri. Aku bahkan tak menyangka jika kau seorang pedofilia" Sehun melangkah mendekat menuju ranjang Huei Xian.

Kemudian...

Bugh!

Sebuah pukulan keras mendarat dipipi Huei Xian.

"Itu karena kau berbuat tak pantas kepada anakmu"

Bugh!

Pukuln kedua kembali mendarat dipipi yang satunya.

"Perbuatanmu sungguh menjijikan Tuan. Mulai hari ini perjanjian kontrak kerja kita resmi dibatalkan. Aku tak sudi menanamkan saham pada perusahaanmu"

Sehunpun kemudian menarik Luhan keluar dari kamar tersebut, namun tarikannya kali ini terasa berbeda dari sebelumnya. Tarikan yang biasanya terkesan kasar kini berbeda, karena penuh kelembutan.

"Kau tak apa Noona?" ucap Sehun dengan nada datar namun terselip rsa kekhawatiran didalamnya.

Luhan terdiam sebentar, ia merasa berada dalam mimpi. Bukankah sosok yang menolongnya ini sama dengan orang yang menyetubuhinya? Mengapa ia malah menolong Luhan? bukankah lelaki itu menyebut Luhan jalang? Setidaknya itulah yang berada dipikiran Luhan.

"Noona,k au mendengarku?" Sehun menggoyang goyangkan tangannya didepan mata Luhan.

"Ne?"

"Kau tak apa Noona?" ucap Sehun mengulangi perkataannya tadi.

"Oh? aku tak apa. T-terimakasi Tuan telah menolongku. Aku tak tau apa yang terjadi setelah ini jika saja kau tak datang" ucap Luhan terbata. Ia masih sedikit takut pada Sehun, mengingat ia memiliki kenangan buruk dengan sosok yang telah menolongnya tersebut.

"Kau tak perlu berteriakasih padaku, harusnya aku yang meminta maaf padamu karena memperlakukanmu secara tidak manusiawi" sesal Sehun.

Luhan yang mendengar itupun sempat termenung sebentar kemudian tersenyum.

"Kau tau? sebenarnya aku melakukan itu lagi semalam karena jujur saja sejak awal aku melihatmu, dan merasakan tubuhmu,aku merasa tertarik padamu. namun karena egoku yang terlalu besar, aku tak mau mengakui itu. kini aku menyadari bahwa aku memiliki rasa lebih terhadapmu" tuturnya kemudian.

Lagi lagi Luhan tersenyum mendengar penuturan yang Sehun lontarkan. Karena salah satu alasan mengapa ia bertahan dengan pekerjaannya tersebut adalah lelaki yang tengah berada dihadapannya ini. Ya, kalian bisa menyebut Luhan juga tertarik dengan Sehun.

Ketika Sehun menyetubuhinya memang Luhan nampak selalu memberontak, namun entah mengapa dihati kecilnya ia merasa menikmatinya. Sama seperti Sehun, Luhanpun merasakan hal yang sama walaupun ketakutannya kadang mendominasi dirinya.

"Maafkan aku yang sudah lancang menyetubuhimu" sesal Sehun.

"Tak apa. Bukankah itu sudah terjadi? Tak ada yang perlu disesali" ucap Luhan tersenyum.

"Jadi, bisakah kita mulai dari awal lagi?"

"Umm tentu"

"Boleh ku tau siapa namamu Noona manis?" tanya Sehun tersenyum. Membuat Luhan merona hebat.

"Aku, Luhan"

"Baiklah, perkenalkan aku Oh Sehun. lelaki lancang yang tega menyetubuhimu dengan kasar. Bisakah kau memaafkanku dengan tulus dan mulai lembaran baru, menjalin hubungan denganku? Aku tau ini terlalu terburu buru tapi sungguh aku mencintaimu Luhan" ucapnya kemudian berlutut dihadapan Luhan.

Luhan hanya bisa mengangguk mengiyakan penuturan yang Sehun lontarkan padanya. Sehun yang melihat itupun langsung menerjang tubuh Luhan, memeluknya erat.

"Luhannie Saranghae"

.

.

.

.

Satu tahun berlalu begitu cepat. Setelah pernyataan cinta Sehun pada Luhan satu tahun silam mereka pun akhirnya menjadi sepasang kekasih. Dan hari ini, mereka barusaja selesai melangsungkan bernikahan.

"Lu, aku tak menyangka hari ini akan terjadi" ucap Sehun sambil menggendong Luhan menuju kamar mereka.

"Umm. Aku juga tak menyangka akan menjadi istri lelaki yang memperkosaku hanya karena aku adalah seorang pekerja Bar" kemudian Luhan terkekeh.

"Apa kau menyesalinya?"

"Tentu saja. Kau sudah merebut kegadisanku secara tidak hormat"

Cklek!

Brukkk!

Sehun menghempaskan perlahan tubuh Luhan ke ranjang empuk mereka kemudian menindihnya.

"Aku akan membuatmu tak menyesalinya Nyonya Oh" ucap Sehun menyeringai kemudian menyambar bibir merah cherry milik Luhan.

Sehun melumat bibir Luhan dengan penuh kelembutan, menyesap bibir itu perlahan agar Luhan dapat mengimbangi lumatan Sehun.

Cpkh! Cpkh! Cpkh!

Lima menit berlalu, namun sepertinya keduanya masih enggan menghentikan lumatan mereka. Mereka terus saja saling melumat. Sempat terdengar beberapa kali Luhan melenguh keenakan menikmati lumatan demi lumatan tersebut.

Hingga saliva milik keduanya yang menetes mengalir hingga kedagu mereka.

"Eumh" sekali lagi Luhan melenguh menikmati sensasi lumatan Sehun yang begitu lembut namun membukkan itu.

Setelah merasa puas menikmati bibir cherry manis milik Luhan, Sehun berpindah mengecupi leher Luhan, tak perlu waktu lama. beberapa tanda merah sudah tercetak jelas dileher putih Luhan.

"Lu, tubuhmu terlalu nikmat. Sepertinya aku akan lama untuk ke inti" terang Sehun kemudian kembali mengecupi leher luhan yang hampir dipenuhin bercak merah tersebut.

"Lakukanhh apahhh yanghh.. kau inginkanhh Sehunhhh. Akuhh... milikmuhh"

.

.

.

.

END

Aku tau ini endingny aneh,

Tapi dari awal emang dibayangan aku bakal berakhir seperti ini.

Maaf yah mengecewakan.. #bow

Terimakasih untuk yang selama ini udah read, review, follow, fav dsb.

Terimakasih untuk kritik dan saran yang kalian berikan...

Aku bakal berusaha lebih baik dari ini, dan terus belajar gimana nulis ff yang bener dan lebih masuk akal.

For next ff nanti aku bakal kasih bocoran pas update chapter ff yaoi ya^^ hehe #plakkk #ignore

Okay see you next year buat lanjutan ff yaoinya yah hehehe #Ignore

Last, Review juseyo^^