Kejadian ini semua bermula ketika duo prodigy kelas yang (lagi-lagi) mangkir pelajaran bahasa inggrisnya Irina Jelavic-sensei, alias Bitch-sensei. Guru itu sendiri tidak tahu harus bilang apa kepada kedua murid bandelnya ini yang sudah entah ke-berapa kalinya mangkir.

Entah memang mereka berdua itu tidak memiliki rasa menyesal sedikitpun karena terus-terusan membuat Bitch-sensei naik darah, atau memang Karma dan Rio memiliki sembilan nyawa –jadi tidak takut bila guru mereka menodongkan pistol asli.

Rio yang saat itu sedang menyenderkan punggungnya ke batang pohon eucalypstus-dengan buku novel ditangannya; The Catcher in Rye –mendengus sebal ketika Karma melemparkan sebuah plastik belanjaan putih ke arahnya. Manalagi pas mengenai kepala. Rio meringis kecil karena plastik yang tadi dilempar berisikan benda yang berat.

"Karma apa yang kau lakukan? Kenapa harus kepalaku yang menjadi tumbalnya hah?" ketus Rio sembari memungut plastik.

"Gomen, gomen. Coba kau buka plastik itu. Benda di dalam itu-lah bahan kita hari ini."

Gadis ber-manik biru laut itu menyiritkan dahinya dan menurut. Kantung putih yang menguarkan 'bau' misterius dibukanya, dan seriangain a la bocah usil terukir si parasnya.

"Oh~ sepertinya aku bisa membaca pikiranmu. Apa benar?" tanyanya. Karma mengangguk. "Aku yang merah ya? Kau yang kuning?"

"Seperti biasanya kau selalu berhasil membaca pikiranku. Cenayang."

Rio mendelik. "Enak saja," dengan tambahan juluran lidah. "Oh iya, mau di aplikasikan kapan?"

Sang pemuda menunjukan ekspresi berpikir. "Hmm, kalau di pakai sekarang agak-agaknya tidak mungkin. Dan sebelumnya aku belum pernah mengecat rambutku,"

"Ah, itu," Nakamura Rio mengibaskan rambutnya dengan sok ke arah Karma. "jangan lupa kalau aku pernah mendyed rambut ini loh," ujarnya sambil menimang- nimang sebuah tube berisikan cat khusus rambut warna darah. "Tapi sebelumnya rambutmu harus di-bleach."

Karma membentuk mulutnya menjadi huruf- O. "Harus diberi pemutih? Setelah diberi pemutih apa yang akan terjadi pada rambutnya?"

"Ya, your hair will turnin' pale blonde 'lah, bodoh. Masa ranking satu se-angkatan tidak tahu hal yang begituan?" ucap Rio bernada sarkas namun terselip nada bercanda sedikit di dalamnya. "Setelah bertukar jaket, kita bertukar warna rambut ya."

Karma mengangguk. "Aku tidak tahu yang seperti itu. Kau punya pemutihnya?" Rio mengangguk lalu mengulas senyum tipis.

"Kita pakai sore ini di rumahku,"

Karma nyeringai setan. "Ah~ lebih cepat lebih baik. Besok kita harus bisa mengejutkan teman-teman."

.

.

.

Swapped

Disclaimer: All characters belongs to Matsui Yusei, cover belongs to nagisaprotectionsquad (tumblr) I only own this story

Author notes: Standard warning always applied. Tbh, this story inspired by the cover. Just what I thought, they both are cute when swapped their hair colors! :)

Main characters are Nakamura Rio, Akabane Karma, And 3E's students.

.

.

.

Koro-sensei datang ke kelas dengan sebuah buku absen di tangannya. Dengan senyum permanen yang setia mengembang di bibirnya, ia jalan dengan pe-de menuju kelas. Ia menggeser pintu kelas.

"Ohayo gozaimasu, minna-sa –"

"Serius ini Karma? Kok rambutnya kuning?"

"Ini Karma, sumpah! Buktinya nih –nih Nagisa pasti tau!"

"Aw, aw! Karma-kun! Hentikan jangan cubiti pipiku!"

"Wuoohh! Rio mirip Little Mermaid!"

"Hahaha! Cuma kurang kutang warna ungu sama ekor! Hahaha!"

Guru kelas E bertentakel itu pundung karena kena kacang oleh muridnya. Dahinya sedikit berkedut. Tidak sopan –tidak sopan! Aku ini guru loh! Jawab dong salamku! Batinnya narsis –namun ada benarnya. Kalian semua asik sendiri dan tidak memperdulikanku!I

Lalu, Koro-sensei ingat ia masih menyimpan ramuan sisa buatan Okuda. Ia menyeringai, dengan cepat ngebut ke ruang guru, membuka lacinya dan mengambil botol berisikan cairan yang Okuda sebut 'racun' –ditegaknya sampai habis, dan tak lama tubuh 3 meternya itu mencair.

Koro-sensei menyelinap ke dalam kerumunan muridnya. Tadi ia sempat mendengar beberapa orang menyebut nama 'Karma' dan 'Rio'. Karena guru yang satu ini emang kepo abis, jadilah dia begitu. Sesampainya di episentrum keramaian, ia dapat melihat gadis berambut merah dan pemuda berambut kuning keemasan –yang wajahnya familiar. Oh! Karma dan Rio.

Lola. Koro-sensei baru sadar kalau dua muridnya ini saling bertukar rambut –warna rambut maksudnya. Dia hendak mengeluarkan pidato tentang kesehatan rambut, namun tidak jadi karena murid-muridnya sibuk berbicara sendiri dan tak ada satupun yang menyadarinya.

"Hmm," Hazama Kirara mendekatkan ibu jari dan telunjuk ke dagunya. "Menarik. Sangat menarik. Kalian berdua memang sangat menarik." Ucapnya.

"Apa lagi kau, Nakamura. Rambutmu memiliki warna merah yang cantik, lebih cantik dari warna rambut Karma yang dulu.." tambahnya. Dia dapat mendengar kicauan protes dari Karma.

"Ya, tapi…" entah kenapa, Rio yang berdiri di sebelah Hazama mulai merinding –merasakan aura negative. "Warna merah ini sewarna dengan darah manusia yang mengucur deras dalam upacara –"

"HUEEE! OI STOP OI! NANTI MALAM AKU TIDAK BISA TIDUR! STOOP!" teriak Kayano nista. Padahal yang ditakut-takutin siapa, yang jerit-jerit siapa.

Cewek 'Ikemen', alias Megu, mendekati Rio dengan membawa seutas pita ungu. Tanpa permisi, ia menguncir sedikit rambut Rio. Menatanya sebentar, dan jadilah.

"Ta-da! Kauterlihat seperti Little Mermaid, Rio! Cocok sekali!"

"E –eh? Serius? Tapi sepertinya aku aneh bila dikuncir seperti ini…"

"Kau juga mirip dengan maskot salah satu restoran cepat saji. Ditambah dengan jaketmu yang berwarna kuning, kau benar-benar mirip. Versi gender bend nya lah bisa dibilang." Celetuk Yada berpose mengingat-ingat akan badut dari M*donalds.

"Kau menyama-nyamakan aku dengan itu?" sembur Rio. Sementara Kayano berusaha mengalihkan perhatian Rio.

"Eh, Nakamura-san! Coba lihat Karma-kun. Warna kuning tidak terlalu buruk baginya, 'kan?"

"Ah, dia ya." Ucap Rio. Ia menunjuk dirinya. "Siapa dulu dong, yang ngecat-in. Waktu aku coba bleach, sudah banget lantaran warna merahnya tidak mau luntur." Tambahnya. "Butuh perjuangan 45, kau tahu."

Kayano cengengesan menanggapi ucapan Rio. Sementara, Fuwa diam dalam pikirannya yang sedang berkecamuk. Rio yang sadar langsung menepuk bahu temannya.

"Yo, Fuwa. Ada apa? Kenapa melamun?"

"Ehmm, tidak ada masalah, sebenarnya… tapi…" ucapnya gantung. Rio yang penasaran mendesaknya.

"Aku bingung sekarang. Karma-kun sangat mirip dengan Kise Ryouta, dari anime basket yang terkenal. Di sisi lain, dia juga mirip dengan Yukine dari anime favoritku itu. Susah mendeskripsikannya." Jawab Fuwa dengan cemberut sebagai penutup. Rio yang mendengarnya langsung terbungkam.

"Ara, ada apa, Nakamura-san? Apa bicaraku tadi ada yang salah –"

Dengan dramatisnya, Rio lansung memegang tangan gadis otaku itu. Fuwa mengerjapkan matanya.

"Iya! Ada yang salah! Sangat salah!" tegasnya. "Mau tahu apa yang salah? YUKINE ITU MANIS DAN TIDAK SANGAR SEPERTI KARMA, TAHU!" ucap Rio baper. Ia melepaskan tangan Fuwa berpura-pura menyeka air matanya.

"Aku tidak sudi bebeb tersayangku di sama-samakan dengan setan merah seperti Karma…" tambah English girl sambil menunjuk Karma yang berada di dekatnya.

"Oi! Aku dapat mendengarmu!"

"Siapa peduli!" balas Rio. "Oh iya, ngomong-ngomong Karma-kun, kapan kau mau mengecat ulang rambutmu? Masa iya kau mau bertahan dengan rambut pirang? Orang tuamu tidak protes?"

"Hmm, yang jelas bukan minggu ini. Mungkin minggu, atau bulan depan."

"Hah?" tanya Rio. "Bisa diulang? Apa tidak terlalu lama?"

Karma mendecih. "Kalau aku mengecat rambutku menjadi merah sekarang, nanti rambutku akan mirip seperti si anak kepala sekolah yang menyebalkan itu loh." Jawabnya sambil menujuk rambut kuningnya. "Si bodoh itu." Tambah karma. "Lagipula, kalau kau mau mengecat ulang rambutmu sekarang, silahkan saja, tidak perlu menungguku."

"Ah, tidak, dibarengin saja. Memangnya kau bisa membleach rambutmu sendiri?" tanya Rio dengan sedikit menyidir. "Harus dengan yang professional loh, ujung-ujungnya harus ke salon."

"Kuharap ada cara untuk menghilangkan cat rambut tanpa harus diberi bahan kimia."

"Oh! Kau mau seperti itu, Karma-kun?" tanya Fuwa memastikan. "Kalau tidak salah, agar cat rambut menghilang, kau bisa mengguyur rambutmu selama dua-hari-non stop!"

Karma dan Rio jaw drop. Ide dari Fuwa, seketika lansung disingkirkan.

"Eh –eh! Jangan! Kalian pikirkan saja terlebih dahulu! Mungkin saja 'kan dengan mengguyur kepala dengan air selama dua hari full akan manjur? Kalau tidak berhasil juga, siapa tahu kau bisa kuat seperti Saitama –"

Rio membekap mulut Fuwa. "Kumohon, Fuwa no Otaku, weaboo, apalah itu. Aku bosan dengan si botak itu. Ganti dengan yang lain."

.

.

Swapped 2 –owari–

a/n ahahaha lama banget ya ga update ini. ahahahaha. Maaf minna, nyanee punya hobi baru: nggesek-gesek biola. Iya nggesek doang. Pfft, nyanee tiap hari latihan mulu dan lupa sama laptop. Padahal dulu hampir setiap hari megangin laptop….

.

Omake

Di rumah Rio, saat memutihkan rambut.

"Serius 'kan? Ini aman?"

Rio mengangguk. "Tenang saja, Karma-kun. Baik pemutih dan cat rambut yang kau pilih, aman-aman saja kok." Jawabnya santai sambil memakai sarung tangan. "Aku mulai ya,"

Karma mengangguk. "Proses bleaching hanya sekali 'kan?"

Gadis yang sedang asik mengutak-atik rambut Karma menggeleng. "Karena rambutmu ini warnanya merah… jadi.. hmm, sekitar 2-3 kali proses, bisa."

"Hah?" Karma memajukan tubuhnya dan berbalik. Membuat Rio kaget dan menjatuhkan kuas khusus rambutnya. "Kau serius? Apa itu tidak terlalu berlebihan?"

Rio menggerutu. "Tentu saja tidak!" gadis itu mulai mengambil aluminum foil dan mengguntingnya.

"Lah, apa yang akan kau lakukan dengan itu? Mau masak?"

Kepala bermahkotakan pirang Rio bergoyang. "Tentu saja tidak. Ini sebagai pembatas saja. Bahan bleach tidak boleh sampai kena kulit kepala. Nanti malah perih."

"O –ouh oke, perlahan ya… aku tidak mau kau menodai kepala suciku ini."

Rio yang usil, menggosok-gosokan kuas rambut yang belum terkena bahan kimia ke kepala Karma. "Ah sayangnya kau terlambat. Terlanjur nih."

"NAKAMURA."

.

.

Swapped 2/2 end.

Completed.

Thanks for your footsteps!