–PERFECT SHAPE–

Main Cast : Byun Baekhyun , Park Chanyeol

Other Cast : Jung Soojung / Krystal, Kim Jongin, Oh Sehun, Do Kyungsoo, Lu Han and other EXO's members. [Genderswitch for all uke]

"Aku benar-benar sedang jatuh cinta, Baek," ucap Chanyeol sebulan yang lalu. Baekhyun menyunggingkan senyum kecilnya tanpa membalas ucapan lelaki jangkung itu. "Dia benar-benar cantik.." Chanyeol tersenyum lebar pada Baekhyun, permukaan wajahnya memerah hingga telinga.

Beberapa minggu yang lalu Chanyeol menarik kasar pergelangan tangan Baekhyun menuju atap sekolah. Saat itu Baekhyun sempat memberontak, tapi bukannya melepaskan Chanyeol malah tersenyum aneh dan mempercepat langkahnya. "Ada apa Yeol?!" tanya Baekhyun saat lelaki jangkung itu telah melepas cengkramannya. "Krystal juga menyukaiku," jawab Chanyeol to the point. "Sehun yang mengatakannya," lanjutnya kala melihat keraguan terpancar di mata Baekhyun.

Perfect Shape

Baekhyun melangkahkan kakinya menuju gerbang. Gadis itu menghela nafasnya berkali-kali. Tangannya menggenggam erat tas merahnya yang menempel erat di bahunya. "Hey Baek!" Baekhyun hafal betul siapa pemilik suara itu. Suara Chanyeol. Kepalanya masih menatap lurus jalanan di hadapannya, enggan menoleh. Ia mempercepat langkahnya. "Baek! Jangan lari!"

Baekhyun berhenti. Namun pandangannya tak lepas dari jalanan yang dipijaknya. Chanyeol berlari mendekat, lalu menepuk bahunya. Nafas lelaki itu tersengal-sengal akibat lari. "Aku mencarimu dari jam istirahat tadi! Kau kemana saja, eoh?" uacapnya dengan nada dibuat kesal.

Melihat tak ada pergerakan dari lawan bicara, Chanyeol menepuk lagi bahu Baekhyun. "Baek.. ada apa denganmu?" Chanyeol merangkul bahu Baekhyun dengan bebas.

"Seharusnya aku yang bertanya, ada apa Chanyeol?" suara Baekhyun bergetar. Matanya melirik sana-sini menghindari kontak mata dengan lelaki di hadapannya.

Chanyeol tertawa garing. Satu tangannya menggaruk tengkuknya yang pada dasarnya tidak gatal. "Aku tidak melihatmu dari pelajaran kedua tadi. Jadi bocah pendek ini sudah berani membolos, eoh?"

"Aku sakit perut tadi," Baekhyun menghela nafasnya.

Chanyeol yakin Baekhyun sedang berbohong. Ia telah mencari Baekhyun ke seluruh UKS tadi. Lagipula Chanyeol sudah mengenal Baekhyun sangat jauh. Lebih jauh dari kedua orangtua gadis itu.

Chanyeol menatapnya kecewa. "Lain kali panggil saja aku kalau kau butuh bantuan," tangannya terulur mengacak surai panjang Baekhyun. "Eum–mau tahu kabar baik?" tanya Chanyeol.

Baekhyun mendongak, menatap mata Chanyeol dalam diam. Ia mengangguk tak kentara. "Aku dan Krystal telah resmi berpacaran sejak tadi pagi," Baekhyun bahkan bisa melihat seantusias apa senyum temannya itu. Yang jelas, Chanyeol sangat bahagia.

Baekhyun tak bergeming. Kedua kakinya telah bergetar sejak tadi. Bibirnya sedikit membiru akibat dinginnya atmosfer. "Kalau begitu.." Baekhyun menghela nafasnya dalam. " – selamat. Semoga kalian bahagia," Baekhyun tersenyum getir.

Ia pikir gosip gadis-gadis itu pagi tadi hanya sekedar berita burung. Ia pikir itu hanya omong kosong belaka. Namun benar adanya, Chanyeol dan Krystal telah resmi menjadi sepasang kekasih.

Hening melanda keduanya. Chanyeol menatap hamparan rumput sore itu dengan senyum merekah di bibirnya. Berbeda dengan Baekhyun yang menatap hamparan rumput itu kosong. "Kalau tidak ada lagi yang akan kau sampaikan – " Baekhyun menggelengkan kepalanya, "Aku harus pulang,"

"Aku akan mengantarmu.." Chanyeol menahan bahu Baekhyun yang sedikit bergetar karena dingin. "Anggap saja hadiah karena kau membantuku menyiapkan kue untuk Krystal saat kencan kemarin.." Memang benar, Chanyeol memintanya membuatkan cookie untuk Krystal tiga hari yang lalu. Baekhyun tak menolak, karena memang ia tak bisa menolak.

Baekhyun kembali menghela nafasnya. "Tak usah, Chanyeol.," dengan itu Baekhyun sedikit berlari menjauhi Chanyeol. "Sampai jumpa besok, giant." Baekhyun melambaikan tangannya ke arah lelaki jangkung itu. Membuat Chanyeol yakin semuanya baik-baik saja.

Semakin jauh langkahnya, gadis mungil itu semakin mempercepat larinya. Ia tak peduli seberapa letih dirinya, yang terpenting ia harus menjauh dari Chanyeol.

Baekhyun jatuh terduduk di kursi halte tempat ia menunggu bus seperti biasa. Matanya yang sembab dan sedikit kemerahan menatap kosong apapun yang ada di hadapannya.

Tangannya meraih sebuah buku sketsa berukuran sedang dan pensil dari dalam tasnya. Lalu jemari lentiknya kembali menggoreskan bentuk kotak yang banyak hingga membentuk sebuah lukisan abstrak.

Lama menunggu dengan kegiatannya, bus yang ditunggunya datang dengan belasan penumpang di dalamnya. Baekhyun memasukkan barangnya ke dalam tas, lalu bergegas menaiki bus tersebut. Pikiran Baekhyun berkabut. Dua nama itu terus memenuhi otak dan hatinya yang penuh akan rasa kecewa, dan sedikit marah.

Ada kalanya penantian membuahkan hasil yang memuaskan. Tetapi ada kalanya juga penantian tak membuahkan apapun selain rasa kecewa. Baekhyun mungkin tidak menginginkan yang kedua, namun rasanya mustahil jika ia mendapatkan yang pertama.

Ia menutup pintu kamarnya rapat-rapat saat kakinya telah berhasil menginjak lantai rumah. Sepi bukanlah kesan yang asing untuk rumah luas Baekhyun. Baekhyun hanya tinggal berdua dengan kakaknya, Kris, yang sekarang sedang bekerja di Kanada.

Orang tua Baekhyun dan Kris telah meninggal. Keduanya yatim piatu saat Kris menduduki kelas tiga sekolah dasar. Saat itu Baekhyun belum mengerti seberapa menyakitkannya perpisahan.

Baekhyun memandang seluruh isi kamarnya yang hampir dipenuhi dengan lukisan. Bakatnya melukis telah ada sejak dulu. Karena menurut Baekhyun, melukis bukan sekedar hobi, profesi, obsesi atau bakat. Melukis dapat mengekspresikan hatinya.

Perfect Shape

Baekhyun meraih ponselnya yang bergetar sejak sepuluh detik yang lalu. Ia menghela nafasnya kasar, lalu dibantingnya ke ranjang ponsel putih tersebut.

Aku tidak bisa mengantarmu hari ini, maaf Baekhyun-ah. Pesan dari Chanyeol. Sejujurnya satu alasan dirinya belum berangkat sekolah hingga se-siang ini memang menunggu Chanyeol. Tapi siapa sangka Chanyeol membatalkan janjinya.

Dirinya saja yang terlalu bodoh menunggu jemputan Chanyeol yang jelas-jelas baru kemarin resmi berpacaran dengan wanita idaman seantero sekolah. Mungkin Krystal meminta Chanyeol berangkat bersama. Jawaban Chanyeol sudah pasti iya, mana mungkin lelaki itu menolak ajakan kekasihnya dan beralih menepati janjinya pada Baekhyun. Memangnya siapa Baekhyun?

Lagi-lagi dirinya terjebak menunggu di kursi halte yang kosong. Dinginnya hujan membuat bibirnya sedikit membiru dengan pipi yang kemerahan. Ini mungkin akan lama, karena bus menuju sekolahnya mungkin sudah berangkat lima menit yang lalu.

Baekhyun sebenarnya ingin mengendarai mobil atau motor sendiri untuk ke sekolahnya. Tapi tetap saja Kris bersi keras melarang adiknya itu dengan alasan berjaga-jaga. Dan bukan Baekhyun namanya jika dapat membantah perintah kakaknya, bagaimanapun hanya Kris yang ia punya saat ini.

Seperti dugaan, bus yang Baekhyun tunggu datang sekitar lima belas menit setelahnya. Baekhyun menggosok kedua telapak tangannya, lalu menempelkannya di kedua pipinya yang hampir membeku.

Baekhyun menopang dagunya kala bokongnya mendarat mulus di kursi penumpang yang hampir semuanya kosong. Tentu saja kosong, memangnya siapalagi orang bodoh yang menunggu bus se-siang ini selain Baekhyun? Jawabannya hanya anak-anak tak tahu diri seperti dua orang di depan Baekhyun.

Sampai di sekolah, kelas lebih tepatnya, Baekhyun berjalan dengan kepala ditundukan. Walau begitu, kedua matanya masih dapat menangkap siluet Chanyeol dengan jelas yang menatapnya tanpa rasa bersalah.

"Baek, tidak ke kantin?" tanya Kyungsoo dengan tangan yang sibuk memasukan buku ke dalam loker. Gadis dengan surai kecoklatan itu memandang temannya bingung, "biasanya kau yang paling semangat makan," cibirnya setelah melihat gelengan dari kepala Baekhyun.

Baekhyun mendengus tak kentara, "Aku dihukum, tahu," jawabnya. "Kau dan Luhan duluan saja," ucapnya setelah buku-buku yang dibawanya telah dimasukan ke loker putih itu.

Baekhyun menghela nafasnya setelah Kyungsoo telah benar-benar pergi. Kakinya berjalan lemas menuju perpustakaan. Seling beberapa detik, matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata Chanyeol.

Hati Baekhyun berdegup kencang melihat sepasang tangan yang saling berlilitan. Itu Chanyeol dengan kekasih barunya, Krystal. Lama keduanya saling menatap, hingga senyuman Chanyeol yang diarahkan pada Baekhyun luntur seiring tangannya yang ditarik Krystal menjauh.

Baekhyun menggelengkan kepalanya sebelum bergegas melanjutkan jalannya menuju perpustakaan.

Sesakit inikah mencintai Chanyeol?

TO BE CONTINUE